NovelToon NovelToon
TRAPPED OBSESSION

TRAPPED OBSESSION

Status: tamat
Genre:Action / Mafia / Roman-Angst Mafia / Persaingan Mafia / KDRT (Kekerasan dalam rumah tangga) / Dark Romance / Tamat
Popularitas:63.2k
Nilai: 5
Nama Author: Vebi Gusriyeni

Hulya Millicent harus terjebak dalam obsesi cinta seorang bos mafia. Dia bahkan tidak tahu kalau dirinya telah dinikahi oleh sang mafia semenjak usianya baru 18 tahun.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vebi Gusriyeni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 : Koma

...•••Selamat Membaca•••...

Aarav menarik Marchel dengan kuat, sedangkan Justin langsung melarikan Hulya ke rumah sakit, kondisi Hulya sudah hampir sekarat dengan begitu banyak luka di tubuhnya.

“MAU KAU BAWA KE MANA JALANG ITU? BIARKAN AKU MEMBUNUHNYA SIALAN, LEPASKAN AKU BRENGSEK.” Marchel meronta dalam pegangan Aarav, ketika membalikkan tubuhnya, Marchel kaget melihat Hulya dan Mathew berdiri di ambang pintu sambil menunduk, mereka dipegangi oleh beberapa anak buah Marchel.

Perlahan Aarav melepaskan pegangannya, Marchel terdiam dan langsung menatap Aarav.

“Apa kau tidak bisa membedakan tubuh istrimu sendiri hah? Lihatlah Marchel, mereka memanipulasi dirimu dengan mengubah wanita ini menjadi Hulya, semua terencana dengan baik,” jelas Aarav, tubuh Marchel langsung gemetar, matanya membulat karena kaget.

“Apa ini?” lirih Marchel.

Aarav mendekati kedua orang itu lalu menarik rambut wanita yang begitu mirip dengan Hulya.

“Lihatlah, dia dikirim oleh seseorang untuk menghancurkan rumah tanggamu, jelaskan padanya!” titah Aarav pada wanita yang begitu mirip wajahnya dengan Hulya.

“Aku disuruh oleh seseorang untuk menghancurkan hubunganmu dengan Hulya, dia melakukan operasi wajah dan pita suara padaku agar aku terlihat sangat mirip dengan istrimu,” jelas wanita itu, Marchel terdiam, tangannya gemetar, hatinya sudah tidak karuan lagi.

“Siapa yang menyuruhmu?” Suara Marchel sangat rendah dan terdengar lirih, ada luka serta sesal dalam nada bicaranya.

“Aku tidak tau siapa dia, karena setiap kali bertemu denganku, dia selalu menggunakan topeng, aku bahkan tidak tau namanya.” Marchel langsung berlari menuju kedua orang itu dan meninju wajah wanita tersebut hingga babak belur.

Semua hanya diam menyaksikan, begitu juga Aarav, dia tampak sangat santai melihat amarah Marchel, apa yang Marchel lakukan adalah hal yang benar menurutnya.

“KAU TAHU AKIBAT DARI PERBUATANMU INI HAH? AKU HAMPIR MEMBUNUH ISTRIKU, DIA MENDERITA BRENGSEK, FUCK YOU.”

Marchel terus meninju dan mencekik wanita tersebut hingga tewas dengan wajah hancur tak berbentuk. Perut wanita itu ternyata juga perut palsu, semua agar penampilannya sangat mirip dengan Hulya.

“Pria ini menyadap dan mencurangi ponsel Hulya, lalu membuat pesan seakan Hulya selingkuh darimu. Dia menghubungi Hulya, mengatakan kalau kau menyuruhnya untuk ke kantormu. Istrimu menaiki taksi yang dikendarai oleh bajingan ini dan dia juga memberikan obat pada Hulya sehingga istrimu tidak bisa bicara, obat itu merusak tenggorokan istrimu,” jelas Aarav, Marchel tak bisa lagi berpikir jernih.

“Kau urus dia, aku akan menyusul istriku ke rumah sakit, aku sudah menyakitinya, aku hampir membunuhnya.” Marchel berlari menuju mobil, memacu mobil itu dengan kecepatan tinggi, berharap bisa mendapati istrinya di rumah sakit.

Di perjalanan, Marchel melihat mobil Justin melipir ke tepi jalan, ban mobil itu kempes dan Justin berusaha menggendong Hulya dengan wajah panik luar biasa.

“Justin, pakai mobilku saja, kau yang bawa.”

“Baik.”

Marchel menggendong Hulya, merebahkan tubuh istrinya itu di bangku tengah dengan kepala yang berpangku di kedua pahanya.

“Maafkan aku Hulya, tolong maafkan aku, cepatlah Justin.” Marchel tak bisa lagi menahan diri, dia begitu panik melihat kondisi istrinya.

Hulya kesakitan, dia bahkan ingin teriak, semakin dia memaksakan suara, semakin sakit tenggorokannya itu. Marchel tidak kuat melihat kesakitan ini, dia memeluk dan mendekap tubuh lemah itu dengan air mata berlinang.

Justin juga berderai air mata menyaksikan hal itu, wajahnya seketika tegang dan pikirannya jauh melayang melihat kondisi istri dari bosnya itu.

Sesampainya di rumah sakit, Hulya memegang kuat tangan Marchel, dari pancaran matanya, terlihat kalau dia begitu kesakitan dan butuh suaminya.

“Bertahanlah Hulya, aku mohon.” Saat di pintu ruangan, perawat melarang Marchel masuk tapi tangannya masih digenggam kuat oleh Hulya.

Perawat berusaha melepaskan genggaman itu tapi Hulya justru menangis dan semakin menguatkan genggamannya.

Marchel semakin tak kuasa menahan tangisnya, perawat itu berhasil mengambil alih tangan Hulya dan pintu ruangan tertutup.

Marchel merutuki dirinya sendiri, sampai hati dia menyiksa Hulya seperti itu, hari ulang tahun yang dia harapkan menjadi hari indah, justru menjadi penderitaan tak terbendung.

“Aku bodoh.” Marchel terduduk di lantai sambil menahan kepalanya.

...***...

Dokter menyatakan kondisi Hulya cukup parah, dia keguguran karena pukulan keras di bagian perut, anak dalam rahim Hulya harus dikeluarkan.

Keesokan harinya Hulya sadar, dia membuka mata dan orang pertama yang dia lihat adalah Marchel, pria itu tidur sambil melingkarkan tangan kokohnya di perut Hulya.

“Mar...chel,” panggil Hulya dengan suara serak dan lemah, tenggorokannya masih sakit tapi sudah bisa mengeluarkan suara.

Marchel bangun dan tersenyum melihat Hulya sadar, dia segera memanggil dokter. Setelah keadaan Hulya baik-baik saja, dokter keluar meninggalkan mereka berdua.

“Apa salahku? Kenapa...kau menyiksaku?” tanya Hulya dengan suara lemah, karena memang dia tidak mengetahui apa yang terjadi. Marchel memeluk Hulya dan menumpahkan tangis penyesalannya.

“Maafkan aku Hulya, aku salah sangka padamu, aku terlalu bodoh termakan fitnahan ini.” Tangis Marchel sambil menatap wajah sedih istrinya.

“Apa yang terjadi? Aku tidak pernah mengkhianatimu, aku sangat mencintaimu, tidak pernah terpikir untuk berkhianat.” Air mata Hulya mengalir dari sudut matanya, Marchel menghapus air mata itu dengan ibu jarinya.

“Aku tahu Hulya, aku yang bodoh, aku bodoh, tolong maafkan aku, aku mohon maafkan aku.” Marchel menciumi wajah istrinya lalu menciumi kaki memar itu sebagai bentuk penyesalan luar biasanya.

“Aku memaafkanmu, hm kau tidak memberikan aku kado? Aku belum menerima kado ulang tahun darimu Marchel.” Marchel memejamkan matanya, dia kembali mengusap wajah Hulya dengan lembut.

“Aku sudah mempersiapkan kado untukmu, aku sudah menyiapkannya Hulya, aku sudah menyiapkannya.” Marchel menempelkan pipinya ke kening Hulya, sambil terus menangis penuh sesal, air mata Marchel membasahi kening itu.

“Kepalaku sakit, perutku juga, aku pikir malam itu akan mati,” tukas Hulya dengan lemah.

“Kau tidak boleh mati, aku tidak mau kau mati,” sesal Marchel.

Hulya menghembuskan nafas beratnya, memejamkan mata, dia kembali pingsan dan kondisinya semakin memburuk.

Marchel segera memanggil dokter dan Hulya dibawa ke ruangan ICU. Sekitar satu jam penanganan, dokter menyatakan kondisi Hulya cukup parah sehingga wanita itu koma, luka di rahim juga Hulya alami saat ini dan itu cukup parah.

...***...

Aarav datang ke rumah sakit, dia mendapati Marchel duduk di ruang tunggu dengan wajah serta penampilan yang begitu kusut, kantung mata terlihat jelas, tatapan mata Marchel kosong.

“Bagaimana keadaan Hulya?” tanya Aarav saat baru duduk di samping Marchel.

“Aku tidak pantas untuknya, aku menyakitinya lagi Aarav, aku hampir membunuhnya dan ini kali yang kedua aku melakukan perbuatan keji padanya, aku sudah membunuh anakku sendiri.” Aarav bisa merasakan kepedihan Marchel saat ini.

“Sudahlah, lebih baik kita fokus pada Hulya, dia pasti membutuhkanmu.”

“Bagaimana kau bisa mengetahui semua ini Aarav?” tanya Marchel karena Aarav yang sudah membongkar semuanya.

“Justin yang memberitahuku, saat kita kembali ke mansion, Justin mengabarkan padaku kalau dia melihat Hulya di dekat kantormu sendiri,” jelas Aarav, Marchel mendengarkan semuanya dengan jeli dan serius.

“Lalu?”

“Justin membawa Hulya ke rumah sakit tapi Hulya menolak, dia meminta Justin untuk membawanya pulang, Justin terus menghubungimu tapi ponselmu tidak aktif lagi, Hulya yang saat itu ketakutan dan kesakitan, dibiarkan oleh Justin untuk istirahat di markas, kau bisa cek cctv markas, aku sudah melihatnya. Saat Hulya bangun, dia meminta diantarkan pulang dan saat itu dia tidak bisa bicara sama sekali karena tenggorokannya sakit.” Baru saja menjelaskan semua itu, Justin datang membawa kabar mengenai Mathew sehingga pembicaraan mereka terhenti.

“Dia tidak mau bicara mengenai siapa yang menyuruhnya, kami sudah memaksa tapi dia tetap bungkam,” lapor Justin.

“Biarkan saja dulu, nanti biar aku yang memaksanya.” Marchel meminta Justin menjelaskan semuanya, ternyata cerita Justin sama dengan Aarav, mereka juga memiliki bukti cctv. Marchel bukan orang yang mudah percaya begitu saja, jadi statement mereka disertai dengan bukti kongkret.

“Kenapa kau tidak membawanya ke rumah sakit, Justin?”

“Dia tidak mau, bahkan dia sampai menangis tidak ingin di bawa, istrimu juga sangat ketakutan saat itu.” Marchel menggenggam kuat rambutnya.

“Kau cari tahu mengenai semua ini, aku yakin, orang di balik semua ini pasti sangat licik dan aku pastikan kalau dia mati di tanganku.”

“Oke.”

...•••BERSAMBUNG•••...

1
Caterine Selyn
Nyeseknya kak aku, kayak gimana gitu ya. Marchel ini emang kasar, tempramental dan kejam tapi semua karena rasa hancur yg tersebab juga. Kenapa aku gak rela mereka cerai? Karna mereka ini masih saling mencintai dan Marchel juga tidak selingkuh atau main wanita, dia secara gak langsung butuh Hulya utk mengendalikan diri dia sendiri.

Cepat kak lanjut lagi ke series 2 pliiisss gak sabar aku nungguinnya
Caterine Selyn
Gini ya, gue emang kesel sama Marchel karena sikap dia. Tapi kok ya sedih banget ampe sini
Dasolin Anelle
Cepat lanjut season kedua kak
Voji Aliye
Lanjut series kedua kak, nungguin ini
Dohi Wechi
Lanjut lagi series 2 kak, kok sedih ya sama mereka. Jadi gak rela mereka berpisah
Jefia Andri
Kok aku malah mewek gini sih, berasa gak rela mereka berpisah 😭
Jefia Andri
Baru timbul rasa kasihanmu Marchel, kemarin2 kemana aja?
Adira
Kak bisa banget sih kata2 nya bikin aku mewek /Sob/ cepat rilis judul selanjutnya kak
Adira
Sebenarnya Marchel itu emang ada masalah di kontrol emosi dia, kalau dia tenang baik banget malah. Begini kek kasian banget tau gak /Cry/
Juwita
Nikahin aja si Hulya Dexter, biarin ajalah si Marchel tengil itu, geram gue
Juwita
Lo aja sampai hati ama dia, lo sehat gak sih?
Caterine Selyn
Bawa lari ajalah Hulya itu, Dexter. Biarin aja si Marchel tengik tu
Caterine Selyn
Lo ini masih gak bisa kontrol emosi terus berharap Hulya balik? Lo benar2 gak waras ya Marchel
Adira
Salah kamu sendiri Marchel, bagus kalau Dexter mau ambil posisi kamu. Dia jauh lebih baik nge treat Hulya ketimbang kamu. Emosi gue ama si Marchel/Angry/
Adira
Bagus Hulya, sesekali Marchel itu emang harus dikerasin biar gak terlalu semena-mena dia sama kamu👍
Adhisty Madrie
cerai aja hul
Ciyoxi Radelly
Marchel ini anomali macam apa ya? (Bertanya dgn nada lemah lembut)
Julia Anjani
Padahal Hulya segitu cintanya sama Marchel dan udah benar2 bergantung secara mental ama suaminya, eh malah disakitin sedemikian rupa. Nangis banget aku tuh, berharap Dexter nikahin Hulya dan bawa deh ke Sisilia
Emilie Sopyan
Nikahin aja si hulya dexter, kasian banget liat dia tersiksa mulu sama si Marchel ini
Dewi Dejiya
Aku sampai speechless loh sama Marchel ini, kok ya sampai hati menyiksa hulya segitunya, padahal dia tahu kalau istrinya gak bersalah sama sekali bahkan Hulya udah memohon dengan air mata tapi dia gak peduli. Betul kata hulya dulu, cinta macam apa sih yang dikasih Marchel ke dia?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!