Alea Permata Samudra, atau yang akrab di sapa Lea. Gadis cantik dengan kenangan masa lalu yang pahit, terhempas ke dunia yang kejam setelah diusir dari keluarga angkatnya. Bayang-bayang masa lalu kehilangan orang tua dan mendapatkan perlakuan buruk dari keluarga angkatnya.
Dalam keterpurukannya, ia bertemu Keenan Aditya Alendra, seorang mafia kejam, dingin dan anti wanita. Keenan, dengan pesonanya yang memikat namun berbahaya, menawarkan perlindungan.
Namun, Lea terpecah antara bertahan hidup dan rasa takut akan kegelapan yang membayangi Keenan. Bisakah ia mempercayai intuisinya, atau akankah ia terjerat dalam permainan berbahaya yang dirancang oleh sang mafia?
Bagaimana kehidupan Lea selanjutnya setelah bertemu dengan Kenan?
Langsung baca aja kak!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29 Pertemuan sahabat lama.
Papi Arga baru saja menginjakkan kakinya di bandara internasional Seoul. Ia pergi seorang diri untuk menghindari hal-hal yang memancing kecurigaan musuh. Udara dingin dan hiruk-pikuk kota langsung menyambutnya. Tak lama setelah ia keluar, ia melihat Daddy Arya berdiri menunggunya dengan senyum hangat.
“Selamat datang Arga, sudah lama sekali kita tidak berjumpa,” sapa Daddy Arya sambil memeluk Papi Arga singkat.
“Iya, Arya,” jawab Papi Arga dengan senyum hangatnya.
Mereka berdua berjalan menuju mobil mewah yang menunggu di parkiran.
“Bagaimana perjalananmu?” tanya Daddy Arya saat mobil melaju meninggalkan bandara.
“Cukup melelahkan, tapi aku senang bisa sampai di sini. Banyak hal yang ingin aku bicarakan denganmu,” ujar Papi Arga serius.
Arya mengangguk. “Aku semakin penasaran, pasti hal yang sangat penting sampai kau sendiri yang turun tangan," jawab Daddy Arya sambil menatap sekilas sahabat lamanya itu.
Mobil melaju melewati jalanan Seoul menuju mansion keluarga Samudra yang megah.
Tak berapa lama mobil mewah yang di tumpangi Papi Arga dan Daddy Arya memasuki halaman mansion Keluarga Samudra yang sangat luas dengan berbagai tanaman hias yang menyegarkan mata. Ditambah lampu-lampu taman yang berjejer rapi hingga ke teras rumah.
Daddy Arya langsung turun dari mobil lalu Papi Arga menyusul di belakangnya, pandangan Papi Arga menyapu halaman luar dan indah itu dengan rasa kagum, meskipun mansion miliknya juga sama mewahnya dengan mansion ini, namun tetap saja terlihat berbeda.
"Wah mansion ini sangat nyaman dan indah Ar, kau berhasil meraih mansion impian, ya?" ujar Papi Arga tersenyum hangat pada sang sahabat.
Daddy Arya hanya tersenyum kecil, "Aku sangat yakin mansion keluarga Alendra tak kalah dari mansion ini," balas Daddy Arya sambil terkekeh pelan.
Begitu sampai di pintu utama mereka berdua langsung di sambut hangat oleh Mami Alesyha.
Mami Alesyha langsung menyalami suaminya terlebih dahulu baru beralih menyalami Papi Arga,
"Selamat datang di mansion kami, Ar, silahkan masuk," ujar Mami Alesyha ramah.
"Terima kasih, ternyata kau masih tak berubah ya, syha, masih cantik seperti dulu," Jawab Papi Arga dengan senyum jahil tersungging di bibirnya.
Membuat Daddy Arga menatap tajam sahabat lamanya itu. Papi Arga hanya terkekeh pelan melihat reaksi sahabatnya yang sangat bucin pada istrinya itu.
Mami Alesyha menggeleng pelan, "Kamu juga tak berubah Ar, masih saja jahil," tambah Mami Alesyha dengan senyum manisnya.
"Sudah kondisikan tuh mata, aku cuman bercanda santai, istriku juga tak kalah cantik," ucapnya dengan senyum menggoda sambil merangkul bahu Dady Arya akrab.
Daddy Arya hanya mendengus kesal, tapi senyum kecil juga tersungging di bibirnya.
"Ayo kita sarapan dulu, kamu pasti lelah dan lapar kan, Alesyha sudah menyiapkan sarapan buat kita," ajak Daddy Arya semangat mengiringi Papi Arga langsung keruang makan.
"Wow ini terlihat sangat menggiurkan, ternyata bakat memasak Alesyha tak luntur ya dari dulu," lagi-lagi Papi Arga memuji Mami Alesyha.
Setelahnya langsung duduk tanpa menunggu di persilahkan sama tuan rumah, Daddy Arga hanya bisa menggelengkan kepalanya saja. Lalu ia dan istrinya juga ikut duduk di kursi masing-masing bersiap menyantap sarapan pagi.
Tap! Tap! Tap!
Suara langkah kaki seorang pemuda tampan menuruni tangga dengan wajah datar seperti biasanya.
Ketiga sahabat yang baru saja ketemu ini langsung menoleh kearah tangga, Alesyha tersenyum hangat pada putra kesayangannya itu.
Lalu langsung menyapa tamunya yang sedang menatap kearahnya dengan tatapan menilai.
"Selamat datang tuan Alendra," sapa Alex dengan nada formal.
"Ini pasti Alexander, kan?" tebak papi Arga dengan menyambut uluran tangan Alex.
"Ia Tuan, panggil saja Alex," jawabnya masih kaku.
"Ha ha ha, jangan panggil saya Tuan, panggil aja Om, atau Om Arga," kekeh Papi Arga, yang melihat Alex tak jauh beda sama Ken, sama-sama dingin dan datar.
"Baik Om, ayo kita lanjut sarapan," lanjut Alex.
Keempat orang itu melanjutkan sarapan dalam diam hanya suara sendok dan garpu yang terdengar.
Setelah sarapan Mereka langsung pindah ke ruang tamu Daddy Arya, Mami Alesyha, Papi Arga kini sudah duduk di ruang tamu mewah itu suasana hening kembali menyelimuti ruangan itu.
"Arya, apakah kalian pernah memiliki anak lain selain ... Alex?" mulai Papi Arga memecah kesunyian itu.
Daddy Arya dan Mami Alesyha saling pandang dengan ekspresi terkejut sekaligus penasaran dengan tujuan pertanyaan Papi Arga.
Sedangkan Alex juga terkejut mendengar pertanyaan itu tapi Alex yang terbiasa memasang wajah datar dengan mudah menyembunyikan ekspresi itu di balik wajah datarnya itu.
Daddy Arya menarik nafasnya dalam lalu mengeluarkan pelan sebelum menjawabnya.
"Ia kita dulu pernah memiliki bayi kembar, namun hanya ... beberapa jam saja," jawabnya dengan mata berkaca-kaca.
Mami Alesyha juga merasakan luka yang sama mungkin ia yang lebih terluka, ia mencoba kuat di hadapan sahabatnya itu sambil menggenggam erat tangan suaminya seolah saling menyalurkan kekuatan satu Ama lain.
"Apa yang terjadi dengan bayi kalian?" tanya Arga tak sabar, meskipun ia melihat luka di mata kedua pasangan itu, tapi ini juga penting Papi Arga perlu memastikannya.
"Biar saya yang lanjutkan Om," cetus Alex tiba-tiba ia tak tega melihat kesedihan di mata kedua orangtuanya.
"Tidak Son, Daddy bisa," jawab Daddy Arya cepat.
"Saat itu, Alesyha melahirkan di salah satu rumah sakit X yang ada di kota Bandung namun mereka hanya bertahan beberapa jam di pelukan kami ...." Daddy Arya terus bercerita kisah masa lalunya yang membuat keluarganya sangat kehilangan.
Setelah mendengar cerita singkat dari Daddy Arya, Papi Arga mengangguk pelan, ia sudah sangat paham jalan cerita itu semakin membuatnya semakin yakin dengan dugaan yang selama ini ia simpan.
"Arya? Alesyha, sebenarnya aku kesini ingin memastikan ini ...." Ucapnya sambil mengeluarkan amplop coklat berisi beberapa foto Lea di dalamnya.
Daddy Arya, Mami Alesyha bahkan Alex kini sudah duduk mendekat, mereka membuka satu isi di dalam amplop coklat itu. Begitu mereka melihat wajah di dalam foto itu, ketiganya saling tatap bergantian dengan mata berkaca-kaca dan rasa harunya.
"Dari mana kamu dapat foto-foto ini, Arga?" tanya Daddy Arya dengan suara sedikit bergetar dan perasaan campur aduk.
"Ini Calon menantu saya, namanya Alea Permata Samudra," jawab Dady Arga dengan senyum penuh kemenangan.
"Alea Permata Samudra," ucap Daddy Arya dan Mami Alesyha berbarengan dengan mata melebar.
Mereka teringat akan nama itu, nama yang dulu sudah mereka siapkan untuk buah hati mereka. Bahkan mereka pernah mempersiapkan gelang mungil berukir nama tersebut, yang langsung dipasang begitu bayi itu lahir.
"Itu artinya ia anak kami yang hilang?" tanya Alesyha dengan air mata sudah mengalir deras di pipi mulainya perasaan campur aduk memenuhi ruang hatinya.
Papi Arga mengangguk mantap. "Aku sangat yakin, tapi kita perlu melakukan tes DNA untuk bukti akurat, apa kalian bersedia? Jika bersedia siapkan diri karena malam hari ini juga aku akan kembali ke Indonesia," jelas Papi Arga.
Keduanya langsung mengangguk cepat dengan mata masih berkaca-kaca bahkan Alex yang biasanya datar kini tak bisa menyembunyikan rasa bahagianya saat melihat kedua orangtuanya begitu bahagia.