Novel ini berkisah tentang seorang pemimpin pemerintah bereinkarnasi ke dunia fantasi, namun keadaan di kehidupan barunya yang penuh diskriminasi memaksanya untuk membangun peradaban dan aturan baru...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iimnn saharuddin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 5.0
Kediaman sementara Raka
Ini adalah hari kedua setelah kota ini dibangun. Untuk memastikan sekolah yang ku rencanakan bisa berjalan dengan lancar aku perlu menuliskan beberapa materi dasar untuk mereka. Namun siapa yang cocok untuk menjadi guru mereka.
Aku sudah menulis semua daftar orang-orang yang yang memiliki potensi seperti Bu Alya, tetapi aku juga membutuhkan kemampuannya dalam hal lain dimasa depan.
Aku penasaran dengan putri Marsel. Tapi aku tidak tau apa dia bisa melakukannya, apalagi aku mendengar kalau dia lebih suka pada obat-obatan saja.
Kalau bisa, mungkin saja aku akan memilih kak Zephyr untuk mengambil tugas ini. Apalagi dia memiliki bakat dalam berbaur dengan anak-anak. Dia juga cerdas dan mudah memahami apapun, itu membuatnya cocok untuk tugas ini.
Raka merapikan kertas dan menumpuknya menjadi sebuah buku yang dilapisi kulit kayu.
Aku rasa semua sudah beres... Aku hanya perlu menyerahkan buku ini dan mengajarkannya terlebih dahulu.
"Tunggu... Aku merasa seperti kualitas buku ini sangat buruk."
Suara ketukan pintu.
"Apa yang kamu lakukan didalam, kenapa kamu tidak ikut bersenang-senang dengan yang lainnya raka?" Suara itu milik Zephyr.
"Masuklah kak" sahutku.
Zephyr kemudian masuk dan langsung melihat buku yang Raka pegang.
"Buku apa itu, apa kamu yang menulisnya" Tanya nya sambil menujuk buku itu.
"Kak, ini adalah buku pelajaran yang berisi materi dasar pada anak-anak. Aku tidak tau apa kakak akan menyetujuinya karena aku meminta pada kakak untuk menjadi seorang guru"
"Apa? Guru? Bagaimana bisa, aku tidak pintar melakukan itu" Tanya Zephyr sambil menyentuh dahinya pertanda kaget.
"Aku tau kakak akan mengatakan itu. Tapi dari semua orang-orang di desa ini aku rasa cuman kakak yang bisa melakukannya"
"Tapi, bagaimana caranya?" Tanya Zephyr.
Sepertinya aku berhasil membuat dia menyetujuinya. Gumam Raka dalam hati.
"Tenang saja, yang perlu kakak lakukan hanyalah membaca buku ini. Jika ada yang ingin kakak tanyakan jangan ragu untuk memberitahuku"
Raka menyerahkan buku itu pada Zephyr.
"Tapi ngomong-ngomong bagaimana bisa kamu menulis buku ini. Yang aku ingat kamu sama sekali tidak pernah melihatmu belajar." Wajah Zephyr menunjukkan ekpresi curiga.
Sial, aku lupa tentang itu. Bagaimana jika dia mulai mencurigaiku kalau aku adalah seorang reinkarnasi. Aku harus membuat alasan tapi apa harus kukatakan untuk meyakinkannya. Dalam hati Raka sambil memasang ekspresi kaget.
"Sepertinya adikku ini memang seorang penyihir jenius, aku bangga padamu. Aku tau di kepalamu ini pasti memiliki banyak sekali sesuatu yang menakjubkan yang kakak tidak ketahui." Lanjutnya sambil mengelus Raka.
"Apa kakak tidak terkejut?" Tanyaku Raka.
"Terkejut? Bagaimana bisa aku terkejut dimana kita sudah bersama selama bertahun-tahun, itu malah membuatku takjub. Tanpa basa-basi lagi sekarang ajari aku. Aku sudah tidak sabar lagi untuk menjadi guru untuk anak-anak." Pinta Zephyr dengan wajah kegirangan.
Malam berlalu dan Zephyr telihat sangat menikmati isi buku yang sudah sudah kuajarkan padanya. Dia sangat bertekad untuk melakukan tugas sebagai guru bagi anak-anak.
Itu membuatku yakin masa depan anak-anak ada di tangannya. Aku tidak boleh terlalu cepat bangga karena ini masihlah permulaan dan masih banyak yang harus kukerjakan.
"Dik, ini sudah larut malam aku takut Lian terbangun mencariku. Kalau begitu aku pamit dlu, dann bisakah aku membawa buku ini bersamaku?" Tanya Zephyr sambil menujukan buku ditangannya.
"Tentu.. " Jawab Raka.
"Terima kasih. Kalau gitu aku pergi dulu." Pamit Zephyr.
Dia melesat keluar dengan cepat. Dia terlihat tidak berbeda jauh dengan yang lainnya. Setiap orang menikmati bakat nya masing-masing, aku merasa kalau tidak akan ada hambatan untuk membuat peradapan baru ditempat ini berkat mereka semua.
"Sistem..."
Bola cahaya perlahan muncul di hadapan Raka, mengambang di udara dengan pancaran lembut.
"Saya di sini, Tuan."
"Aku sering meminta pengetahuan yang bahkan tidak kuketahui di kehidupanku sebelumnya... Tapi kenapa tidak langsung kau berikan saja semuanya? Kenapa harus bertahap?"
"Pertanyaan yang bagus, Tuan. Izinkan saya menjelaskan."
Sistem mulai menjelaskan sambil memberikan ilustrasi dipikiran Raka.
"Tubuh Anda saat ini masih dalam tahap perkembangan. Otak manusia memiliki batas alami dalam menyerap informasi. Jika saya memaksakan seluruh pengetahuan yang saya miliki sekaligus, hal itu bisa membebani pikiran Anda, bahkan merusaknya."
"Jadi kau menahannya... untuk melindungiku?"
"Benar, Tuan. Terlalu banyak ambisi tanpa kesiapan bisa menyebabkan stres yang berat... bahkan kegilaan. Karena itu, sistem ini dirancang untuk memberikan pengetahuan secara bertahap, sesuai dengan kesiapan tubuh dan mental Anda. Bukan untuk menahan, melainkan agar Anda bisa tumbuh dengan stabil."
Yang dia katakan benar, itu mengingatkanku pada seseorang dikehidupan sebelumnya dimana orang-orang yang terlalu ber ambisius pada ilmu pengetahuan yang berlebihan diluar batas biasanya berujung mala petaka. Kebanyakan dari mereka akan mengalami kegilaan dan sebagian juga akan mengalami kelumpuhan karena beban pikiran yang berlebihan.
(Autor: seperti biasa, saking pinternya langsung bkena nerf tuhan kwkwkwk)
Jika aku memaksakan sistem untuk menampung semua pengetahuan kehidupan sebelumnya itu juga akan berakibat padaku. Apalagi saat ini aku sibuk dalam hal lain seperti mengurus kota ini.
Jika perlu aku merasa seperti membutuhkan asisten untuk membantuku melakukan tugas ini dan sedikit meringankan pekerjaanku.
Raka tertidur diatas meja. Namun saat itu Alya datang ke ruangannya diam-diam menyelimuti tubuh raka dengan selimut.
"Anak ini benar-benar bekerja keras" Gumam Alya sambil mengelus kepala Raka seperti seorang ibu dan anak.
Mampir juga novel ku masih pemula ni
Masih pemula dalaam buat novel😁
Meninggalkan Jejak 👣