NovelToon NovelToon
Parting Smile

Parting Smile

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Nikah Kontrak / Crazy Rich/Konglomerat / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:4.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alyanceyoumee

Laki Abrisam Gardia adalah seorang penyanyi religi tersohor berusia 28 tahun yang sangat akrab dengan kesempurnaan. Dia memiliki sempurna rupa, harta, dan silsilah keluarga. Ketika kuliah S-2, dia dipertemukan dengan Mahren Syafana Humairoh, sosok perempuan tangguh yang hidup sendiri dengan menanggung utang yang di tinggalkan oleh almarhum ayahnya.

Pertemuan mereka menjadi awal malapetaka. Maksud hati Laki menolong Syafa yang tengah kesulitan dengan mengamankan Syafa di salah satu hotel miliknya, malah membuat beredar kabar di sosial media, bahwa Syafa adalah wanita satu malam Laki. Kondisi semakin kacau. Desakan media dan keluarga membuat Laki dan Syafa memutuskan untuk menikah kontrak.

Janji mereka adalah, tidak ada cinta. Hanya ada parting smile, setelah 5 tahun pernikahan. Namun, waktu yang dihabiskan bersama membuat keadaan menjadi rumit. Ada luka ketika sosok lain hadir diantara keduanya. Mungkinkah cinta perlahan tumbuh diantara keduanya?

AWAS!ZONA BAPER!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alyanceyoumee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 20 Istana Berdinding Angin

Istana berdinding angin.

Setelah melaksanakan shalat asar berjamaah dengan seluruh keluarga dan ribuan siswa-siswi sekaligus santri dan santriah Yayasan Attaqi di mesjid bertingkat tiga yang sangat besar, lalu ditemani Kanaya berkeliling mension. Maka sejak saat itu, dalam hati, Syafa menamai mension Syaki dan Halila dengan nama tersebut. Istana berdinding angin.

Banyak hal yang menjadi pertimbangan sehingga Syafa menentukan nama tersebut. Salah satunya adalah, pertama, bangunan bertingkat tiga yang megah dan luas dengan design minimalis namun sangat mewah itu, lebih cocok disebut istana, daripada rumah atau mension. Kedua, banyaknya jumlah orang berlalu lalang keluar masuk bangunan tersebut, dari mulai anak kecil hingga kakek-kakek dan nenek-nenek yang usianya sudah memasuki tahap jompo, dengan jelas menunjukan bahwa bangunan tersebut terbuka untuk siapa saja. Seolah bangunan tersebut berdinding angin, yang setiap orang mampu melewatinya dengan mudah. Enteng. Tanpa merasa canggung sedikitpun.

Ya, Istana Berdinding Angin. Nama yang sangat tepat.

Dari kejauhan, tampak Syafa keluar dari salah satu kamar mandi di mension yang ia namai Istana berdinding angin itu dengan perlahan. Lalu berjalan pelan menuju balkon yang pintunya tembus dari lorong mushola. Tampak wanita itu menghirup udara segar yang menerpa wajahnya dari arah taman belakang.

Namun, niatnya untuk melanjutkan langkah menuju taman indah dengan bunga bermekaran itu, serentak terhenti. Dia malah menyegerakan tubuhnya untuk bersembunyi dibalik tiang yang besar. Dari jauh Syafa melihat Halila berjalan mendekati Syaki yang tengah berdiri mematung sambil bersedekap menghadap rumpunan bunga mawar.

"Abi, ko malah berdiri disini, sih? Lagi mikirin apa? Yang lain sudah pada nunggu, loh. Kenapa? Ada apa?" Syafa mendengar Halila bicara begitu sambil melingkarkan kedua tangannya dipinggang Syaki dari belakang.

Perlahan Syaki memutar tubuh. Membuat dirinya berhadapan dengan isteri tercinta. Sambil mengelus pucuk kepala Halila dan merapihkan kerudung instan istrinya, lalu lelaki paruh baya yang bertahan dalam kegagahannya itu berkata, "Sayang, apa tindakan kita benar? Membiarkan Laki menikahi Syafa, apa tidak masalah?"

Dari balik tiang Syafa menggigit bibir bawah. Dia tidak bermaksud menguping. Hanya tanpa sengaja dia mendengar dan menyaksikan kejadian tersebut.

"Kenapa? Apa Abi tidak yakin dengan Syafa?" tanya Halila, sambil merapihkan bagian pundak dan bagian dada dari baju koko yang dikenakan Syaki.

Ya Allah so sweet, sampai usia sekarang, mereka masih tetap romantis, iri Syafa dalam hati. Tidak, dia tidak bermaksud memata-matai, hanya saja kedua kakinya seolah enggan melangkah pergi.

"Bukan begitu, Ami sayang," elak Syaki sambil mendekap Halila. "Hanya saja Abi tidak yakin, apa mereka berdua memutuskan menikah karena saling mencintai, atau tidak?" lanjutnya.

"Makanya, sekarang kita tanya sama mereka berdua. Kita tanya alasan dari keduanya, hm? Jangan terlalu keras mikirnya Abi, nanti ubannya tambah banyak, lho," canda Halila dengan sedikit terkekeh.

“Ami tidak memaksakan kehendak Ami pada Kak Laki, kan? Abi tau Ami sudah sangat ingin memiliki menantu dan cucu.”

“Tidak, Abi. Ami hanya sedikit memberi peringatan atas kesalahan yang Kak laki lakukan. Ami tidak mau anak-anak kita hidup dengan abai pada tanggung jawabnya. Laki peduli pada Syafa, Abi. Ami yakin ada sesuatu yang spesial diantara mereka. Selama ini, meskipun ada perempuan mengalungkan bom di lehernya dan berdiri di depan putra kita, dia tidak pernah peduli. Tapi pada Syafa berbeda. Wanita hebat itu menarik perhatiannya. Abi..., semoga Syafa bisa membantu putra kita terlepas dari traumanya.”

Sambil tersenyum, Syaki mengangguk. Dia sangat paham dengan watak isterinya yang lebih keras dalam mendidik anak-anak. Pun istrinya lah yang paling sengsara ketika anak-anaknya diterpa masalah. Kedua sorot mata mereka menyatu. Lalu perlahan Syaki mendekatkan bibirnya ke arah bibir Halila yang terkunci dalam pelukan. Mengecupnya mesra.

Puk!

Halila menepuk dada Syaki pelan. "Gimana sih ini, baru saja seperti yang mikir keras karena bimbang, eh... Malah nyosor," protes Halila sambil menarik lengan Syaki yang tengah tertawa untuknya. Mereka berjalan menuju ruang utama mansion untuk melaksanakan sidang pada kedua tersangka, Laki dan Syafa.

***

"Silahkan kamu jelaskan sama kami semua, Kak Laki. Apa alasan sebenarnya saat kamu memutuskan untuk menikahi, Syafa?" tanya Syaki sambil duduk bersedekap tepat dihadapan putranya.

Laki duduk bersampingan dengan Syafa. Mereka duduk di atas kursi berbeda dengan jarak kurang lebih satu meter. Ah, itu terlalu jauh. Membuat keduanya tidak bisa saling menunjukan dan memahami bahasa isyarat.

"Ehm," deham Laki. "Apa harus seserius ini sidangnya, Abi? Laki benar-benar merasa menjadi tersangka," jawab Laki, dia berusaha mencairkan suasana. Namun sayangnya, jawaban dia tidak membuat keadaan berubah sedikitpun. Semuanya tetap bungkam. Menatap dirinya dan Syafa dengan menunjukan wajah serius.

Ya ampun, saya saja merinding, apa kabar Syafa? Semoga dia tidak melakukan kesalahan saat menjawab pertanyaan nanti, Laki berharap banyak pada Syafa.

"Menikahi Syafa adalah takdir yang saya nantikan Abi. Sejak sebelas tahun lalu. Saat dia tiba-tiba pindah sekolah dari yayasan Abi. Maka sejak saat itu hati saya sebenarnya terus mencari keberadaannya. Saya sangat bersyukur ketika dengan tiba-tiba Allah kembali mempertemukan kami," sesaat Laki menatap Syafa yang ternyata tengah menatap balik dirinya. Keduanya tersenyum kaku. Seberapa keras pun mereka berusaha bersikap lihai, tetap saja tampak sedikit canggung.

"Makanya, saya mohon izin dari Abi, Ami, Kakek, Nenek, dan semua keluarga. Izinkan Laki untuk menikahinya, menikahi Syafa," sambungnya.

"Apa ini? Sebelas tahun Kakak nyari Kak Syafa? Bukannya selama ini Kakak nyariin Kak..." bicara Kanaya terpotong. Syakila berhasil membungkam mulut adik bungsunya. Maaf Ami, ucap Syakila tanpa suara pada Aminya yang menatap galak pada Kanaya. Ya, semuanya hanya turut bersandiwara dengan Laki. Tidak ada satu orangpun dari keluarganya yang tidak mengetahui betapa tersiksanya Laki oleh sesosok perempuan lain. Oleh wanita itu. Semua tau betapa Laki meggilainya.

Syafa menggigit bibir bawah sambil menunduk. Ada rasa tidak enak yang menelusup di hati setelah mendengar celetukan Kanaya. Wanita itu cukup pintar untuk memahami bahwa, ada sosok wanita lain yang di idamkan oleh lelaki yang hendak menikahinya. Entah siapa.

Tidak apa-apa Syafa. Lagi pula pernikahan yang dibicarakan hanya pernikahan sementara. Pernikahan lima tahun tanpa melibatkan hati dan perasaan. Anggap saja tengah kuliah strata satu dengan telat lulus satu tahun. Mudahkan? Berhenti memikirkan dan penasaran dengan wanitanya. Itu diluar kesepakatan. Fokus saja dengan melunasi utang, oke. Syafa bicara sendiri dalam hati. Berusaha meyakinkan hatinya yang tiba-tiba saja sedikit merasa goyah dan ragu.

"Abi tidak akan pernah melupakan apa yang kamu bicarakan barusan. Sedikitpun. Dan satu lagi. Menikahi seseorang berarti harus bertanggung jawab dengan segalanya. Nafkah lahir, nafkah batin, agamanya, bahagianya, semuanya. Dan berjanjilah sama Abi, Ami, dan dirimu sendiri, bahwa kamu tidak akan pernah berani menyakitinya, sedikitpun. Paham?!" Syaki bicara dengan tegas dan penuh penekanan. Membuat Laki menelan saliva dengan perlahan. Lelaki itu mengangguk dengan ragu. Hatinya merasa bersalah ketika harus mengucap janji yang belum tentu bisa ditepati pada kedua orang tuanya.

Saya berdosa ya Allah, batin Laki.

"Sekarang Abi mau bertanya sama Syafa."

DEG.

Baru mendengar kalimat itu pun, jantung Syafa langsung berdegup kencang. Dia merasa sekujur tubuhnya menciut seketika. Boro-boro menjawab, bahkan untuk sekedar menganggukkan kepala pun Syafa tidak sanggup. Dia benar-benar nervous.

"Apa Syafa merasa yakin sama Kak Laki?"

Cukup lama Syafa terdiam. Dia bertahan dalam mode menunduk. Bukannya menjawab, wanita itu malah sibuk melafalkan sholawat. Berharap dengan melakukan itu hatinya semakin teguh melakukan sebuah... kebohongan. Menyedihkan.

"Saya...," ucap Syafa berjeda. Membuat Laki menatapnya penuh khawatir. Lelaki itu khawatir Syafa tidak bisa menjawab dan meyakinkan Abi-nya.

"Saya hanya yakin dengan takdir yang digariskan. Terlepas dari menggebunya perasaan saya saat ini untuk Laki, jika pernikahan saya dengan Laki adalah takdir terbaik menurut-Nya, maka hal itu akan terjadi dan akan baik-baik saja. Saya hanya bisa pasrah," jawab Syafa dengan nada bicara tenang. Tapi bola mata amber nya tampak mulai berkaca.

Seluruh keluarga tampak menghempaskan napas lega. Nyatanya bukan hanya Laki dan Syafa, tapi hampir semuanya turut merasa tegang dan berdebar.

"Ehm, sudah Abi..., jangan terlalu serius. Jadi pada gugup semuanya, kan," sela Halila. Dia merekahkan senyuman. Berusaha mencairkan suasana yang beberapa saat seolah telah hijrah ke kutub utara. Dingin. Membeku. Lalu dia melanjutkan bicara,"Jadi, kalau Kak Laki sama Syafa sudah siap menikah. Gak usah dilama-lama ya, Abi. Kita langsungkan pernikahan, besok!"

"Apa?!!" serentak Laki dan Syafa berteriak hebat. Saking hebatnya, membuat kesembilan belas keluarga yang ada terperanjat seketika sambil mengelus dada.

"Apa harus berteriak sekeras itu, Kak? Ada Nenek sama Kakek loh disini," rutuk Syakila sambil berjalan mendekati Ridwan dan Aisyah yang usianya sudah mencapai kepala tujuh. Nuraninya sebagai seorang lulusan kedokteran yang tengah menempuh perannya sebagai dokter internship langsung terusik. Dia khawatir tensi Kakek dan neneknya serentak naik karena merasakan kaget berlebih. Itu bahaya buat jantung mereka.

Syafa menangkup mulutnya dengan kedua telapak tangan. Kedua bola matanya menyipit, merasa bersalah atas teriakan refleksnya yang tidak terkontrol.

"Kenapa? Bukankah Kak Laki mencari Syafa selama sebelas tahun? Kenapa begitu kaget? Harusnya bahagia bukan? Pencarianmu berakhir sudah," jelas Halila.

"Jangan besok Ami..." bujuk Laki.

"Tapi Ami tidak mau menunda-nunda lagi, Kak Laki. Ami tidak sanggup lagi membayangkan skandal apa lagi yang mungkin terjadi!" Halila menekan ucapannya.

Setelah itu, keadaan menjadi sedikit kacau. Halila bersikeras dengan kemauannya. Sementara Laki tidak mau kalah juga. Syaki berusaha menengahi. Dan Syafa hanya bisa mengeratkan kepalan kedua tangannya dalam diam. Suasananya terlalu menyeramkan. Sangat menyeramkan. Hal itu terbukti dengan hanya ada lima orang saja yang berani angkat bicara. Syaki, Halila, Ridwan, Aisyah, dan Laki. Sementara yang lain, cukup mendengarkan dan memperhatikan.

***

To be continued

Siap-siap kondangan ya gaess... Jangan lupa, like, komen nya ya... Luv you.

1
Mamaz
kirain basah karna apa ya amoun thor...
Mamaz
Ini epek Laki ga pernah nyentuh perempuan lain selain ibu sama adik-adiknya ini.../Chuckle/
Mamaz
Damar mah ga ketebak mau ngapa-ngapain teh
Mamaz
Taoi suka kan ya?
Mamaz
Senyum ga senyum tetep cantik Syafa...
Mamaz
Lama-lama cinta pasti
Andrej
saya mampir ya kak
PjMaha
Macam bunglon /Tongue/
PjMaha
Semangat 45💃💃💃 ye ye ye ye
PjMaha
Ehem-ehem /CoolGuy//CoolGuy/
PjMaha
Namanya, Laki? /Shy/
SKU
Lanjut thor;..
SKU
kenapa Syafa?
SKU
Syafa jangan asal main gigut bibir depan kucing hey....
SKU
Kucing lagi mancing ikan...
SKU
Hadoooh kalian mah.
iqueena
Menyimak dalam diam 🤭
iqueena
Apakah masa lalu?
penyuka cerita
Lanjut Thor...
penyuka cerita
Syafa sakit apa thor....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!