NovelToon NovelToon
Keikhlasan Cinta

Keikhlasan Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Hamil di luar nikah / Anak Yatim Piatu / Teen Angst / Angst
Popularitas:60.6k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Rasa trauma karena mahkotanya direnggut paksa oleh sahabat sendiri membuat Khanza nekat bunuh diri. Namun, percobaannya digagalkan oleh seorang pria bernama Dipta. Pria itu jugalah yang memperkenalkannya kepada Vania, seorang dokter kandungan.

Khanza dan Vania jadi berteman baik. Vania menjadi tempat curhat bagi Khanza yang membuatnya sembuh dari rasa trauma.

Siapa sangka, pertemanan baik mereka tidak bertahan lama disebabkan oleh perasaan yang terbelenggu dalam memilih untuk pergi atau bertahan karena keduanya memiliki perasaan yang sama kepada Dipta. Akhirnya, Vania yang memilih mundur dari medan percintaan karena merasa tidak dicintai. Namun, Khanza merasa bersalah dan tidak sanggup menyakiti hati Vania yang telah baik padanya.

Khanza pun memilih pergi. Dalam pelariannya dia bertemu Ryan, lelaki durjana yang merenggut kesuciannya. Ryan ingin bertanggung jawab atas perbuatannya dahulu. Antara cinta dan tanggung jawab, siapakah yang akan Khanza pilih?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab Dua Puluh Sembilan

Pagi harinya, seperti biasa, Khanza bangun. Setelah memastikan putranya, Mika masih terlelap, dia langsung masuk ke kamar mandi. Dengan cepat, dia membersihkan tubuhnya. Dia ingin segera membuat sarapan. Kali ini wanita itu ingin membuat nasi goreng spesial untuk Vania, yang telah banyak menolongnya.

Setelah selesai mandi, Khanza langsung menuju dapur untuk menyiapkan bahan-bahan yang dibutuhkan. Dia memilih bumbu-bumbu favorit Vania dan mulai memasak nasi goreng dengan penuh cinta.

Vania keluar dari kamar, dia tampak sudah berpakaian rapi. Mencium aroma masakan yang mengunggah seleranya, membuat gadis itu tak sabar untuk mencicipinya.

 Sampai di dapur, dia melihat Khanza sedang menata nasi goreng berserta pelengkapnya seperti telur mata sapi, acar timun, kerupuk dan juga bawang merah goreng.

"Pasti nasi goreng ini enak. Baunya saja telah membuat aku lapar," ucap Vania.

Khanza tersenyum melihat Vania yang sudah tidak sabar untuk mencicipi nasi goreng buatannya. "Silakan, Mbak. Aku buat spesial untuk, Mbak," kata Khanza, sambil menyodorkan piring berisi nasi goreng yang lezat.

Vania langsung mengambil tempat duduk dan mulai mencicipi nasi goreng tersebut. Setelah beberapa suapan, Vania memberikan reaksi yang positif. "Wah, enak banget nasi gorengnya! Kamu memang jago masak, Khanza," puji Vania dengan mata yang berbinar.

Khanza tersenyum bahagia mendengar pujian dari Vania. "Terima kasih, Mbak. Aku senang karena Mbak menyukai masakanku," kata Khanza sambil tersenyum hangat.

Khanza tersenyum dan memberikan Vania segelas jus jeruk untuk menemani sarapan nasi gorengnya. "Semoga Mbak suka dengan sarapan hari ini," kata Khanza dengan senyum hangat.

Vania membalas senyum Khanza dan mulai menikmati jus jeruknya sambil terus mencicipi nasi goreng yang lezat. Suasana pagi itu terasa hangat dan nyaman dengan aroma masakan yang lezat dan obrolan yang santai antara Khanza dan Vania.

"Khanza, hari ini aku harus ke kota A. Memberikan pelatihan bagi bidan yang baru. Apakah kamu tak apa aku tinggalkan?" tanya Vania.

"Tak apa, Mbak. Ada bibi juga di sini," jawab Khanza dengan cepat.

"Mungkin aku pulang agak lama. Jika hingga jam sembilan aku belum sampai di rumah, kamu tidur duluan saja, jangan menungguku," ujar Vania selanjutnya.

"Baik, Mbak." Khanza menjawab dengan singkat.

Vania mengangguk puas dan melanjutkan sarapannya sambil berpikir tentang agenda hari itu. Setelah selesai, dia membantu Khanza membereskan meja makan. "Aku akan pergi setelah ini, Khanza. Tolong jaga Mika baik-baik, ya," pesan Vania dengan tersenyum sebelum meninggalkan dapur.

Dia sangat menyayangi Mika, seperti anaknya sendiri. Sehingga berpesan begitu dengan Khanza, ibu kandung bayi tersebut.

Khanza mengangguk dan membalas, "Baik, Mbak. Hati-hati di jalan." Vania tersenyum dan melambaikan tangan sebelum keluar dari rumah. Khanza memperhatikan Vania pergi, lalu kembali ke dalam rumah untuk merawat Mika.

Saat masuk ke kamar, dia melihat sang putra sudah membuka matanya. Khanza mendekati sambil tersenyum.

"Gantengnya Bunda telah bangun," ujar Khanza dengan tersenyum semringah. Saat ini usia Mika baru satu bulan.

Seolah mengerti apa yang Khanza ucapkan, bayi itu tersenyum. Dia tampak gembira.

"Sekarang waktunya mandi ...," ucap Khanza

Mika seperti mengoceh dan sedikit meronta-ronta saat Khanza membawanya ke kamar mandi. Khanza membersihkan tubuh Mika dengan lembut, sambil berbicara dengan suara yang lembut untuk menenangkan bayi itu.

Setelah selesai mandi, Khanza menutup tubuh Mika dengan handuk hangat dan menggendongnya ke kamar untuk mengganti popok dan pakaian yang baru. Mika tampak nyaman dan tenang dalam gendongan ibunya, sambil sesekali mengoceh dan menatap wajah Khanza dengan mata yang besar dan penuh rasa ingin tahu.

Khanza membawa Mika ke taman belakang. Duduk sambil berjemur sinar matahari.

Mika terbaring di atas selimut yang empuk, menatap langit biru dengan mata yang lebar. Khanza duduk di sebelahnya, memperhatikan bayi itu dengan penuh kasih sayang. Sinar matahari pagi yang lembut mengenai wajah Mika, membuatnya tampak lebih ceria.

Khanza tersenyum dan berbicara dengan suara lemah lembut pada putranya, Mika, "Kamu suka matahari pagi, ya, Nak?" tanya Khanza dan Mika mengoceh seolah mengerti apa yang ditanyakan. Dia ,menggapai-gapai tangan ke arah ibunya, seolah ingin menyentuh wajah Khanza. Khanza membalas dengan membelai lembut pipi Mika.

Sedang asyik bermain dengan putranya, Khanza mendengar suara kaki melangkah. Dia pikir bibi lah yang akan datang.

"Kebetulan kau ada di sini. Aku ingin bicara," ucap Mama Lily.

Khanza mengangkat wajahnya dan cukup terkejut melihat kedatangan mamanya Dipta itu. Dia lalu memberikan senyumannya.

"Aku tidurkan Mika dulu, Tante," balas Khanza.

"Aku menunggumu di ruang keluarga!" seru Mama Lily.

Setelah mengucapkan itu, Mama Lily lalu berjalan meninggalkan Khanza. Wanita itu bangun dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Dia memberi Mika susu, agar bayi itu tertidur.

Sementara itu, di ruang keluarga, Mama Lily tampak sedikit gugup. Terlihat dari gerakan tubuhnya yang tak bisa tenang.

Mama Lily mondar-mandir di ruang keluarga, menanti kedatangan Khanza. Dia tampak khawatir dan tidak sabar, terus melihat jam tangan di pergelangan tangannya.

Suasana di ruang keluarga terasa agak tegang, berbeda dengan kehangatan yang ada di taman sebelumnya. Khanza yang sudah selesai memberi Mika susu, keluar dari kamar dengan langkah yang tenang. Putranya telah tertidur, sehingga akan lebih leluasa baginya bicara.

"Maaf, Tante. Agak lama menunggunya. Aku harus menidurkan Mika," ucap Khanza dengan suara lembut saat memasuki ruang keluarga.

Mama Lily berhenti mondar-mandir dan menatap Khanza dengan ekspresi serius. "Khanza, kita perlu bicara tentang sesuatu yang penting," kata Mama Lily dengan nada yang serius.

Dia lalu duduk di sofa, diikuti oleh Khanza. Mereka berdua duduk berdampingan walau tak dekat apalagi dempet.

Khanza memperhatikan Mama Lily dengan rasa ingin tahu, Walau dia sudah bisa menebak apa yang akan dibicarakan, pastilah tentang hubungannya dengan Dipta.

"Apa itu, Tante?" tanya Khanza dengan suara yang tetap lembut.

Mama Lily menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Aku dan Dipta telah bicara tentang hubungan kamu dengannya kemarin."

Mama Lily menjeda ucapannya. Dia lalu menarik napas dalam sebelum melanjutkan ucapannya.

"Aku telah mengatakan ini dengan Dipta juga, kalau aku tak merestui hubungan kalian. Aku ingin dengan penuh kesadaran kamu pergi dan lupakan Dipta!" seru Mama Lily dengan suara yang penuh dengan penekanan.

Walau Khanza sudah yakin jika mamanya Dipta pasti menentang hubungan mereka, tapi mendengar ucapan itu secara langsung tetap membuat dirinya terkejut. Lidahnya mendadak terasa kelu dan tenggorokan terasa tersekat. Tak bisa mengatakan apa pun.

1
Tasmiyati Yati
Alhamdulillah gek Ndang ketemu terus tanggung jawab kalau gak bisa jadi suami SE enggaknya jadi ayah yg bisa kasih nafkah buat anaknya Ryan
🌷💚SITI.R💚🌷
typo dikit mam...kira² gmn ya reaksi khanza sm Ryan ketika bertemu lagi...kita tunggu keseruany
🌷💚SITI.R💚🌷
sdh jelas memang dipta ga ada perasaan apa2 sm vania,,jd sdh tepat tindakan vania tuk pergi dan melupakan perasaan walau ga bisa hilang 100% ..
Ninik
dan bukannya Khanza memang dah pakai hijab ya dr awal cerita
Mama Reni: Belum, Ma. Yang dah hijab Vania
total 1 replies
ken darsihk
Typho mam di alenea terakhir Ryan jd Dipta 😃😃
Mama Reni: Dihh masa iya. ini gara2 lolosnya lama. coba tolong revisikan, Bu🙏🙏
total 1 replies
Naufal Affiq
tambah runyam masalahnya
Apriyanti
semoga Vania pergi dpt jodoh,,aplg KLO Vania bs bertemu dgn daniel🙏
🌷💚SITI.R💚🌷
bikin dipta nyesel mam dan jangan ktmu lg sm vania tp klu mam reni mau jodohin dipta sm khanza ga pa2 mam..tp vania kasih jodoh yg benar² menerima dia menyayangi dia dengan ikhlas jg apa ada vania..
Apriyanti
dasar licik, mana mau Vania SM Dipta aplgi Vania tau skrg sifat nya si Lily,, lanjut thor 🙏
🌷💚SITI.R💚🌷
lah beberapa saat yg lalu msh emosi dan menuduh vania klu dia menghasut mm ksmu
Tasmiyati Yati
memang enak di tinggal walaupun kamu menganggap sahabat, tetap menyesal kan
Adelia Rahma
guncangan yang terhebat di alami Khanza sehingga nekat mengakhiri hidupnya dan gak mau merepotkan orang ² di sekitarnya
Adelia Rahma
itu karma mu karena sudah berbuat jahat sama Khanza Fanny..
makanya jadi cewek jangan murahan
Yoyoh Yulianawati
kapan nih ngebahas orang yg dzolim pd Khanza kak??
Mama Reni: Dua bab lagi
total 1 replies
Agunk Setyawan
hadech
Sugiharti Rusli
wah ternyata si Vania ada meninggalkan surat tuk si Dipta, apa isinya nanti akan membuat si Dipta tambah menyesal yah
Sugiharti Rusli
walo memang ga salah juga sih, toh si bibi mungkin juga sudah lama mengabdi di rumah Vania yah
Sugiharti Rusli
soalnya biasanya kan si bibi pasti bilangnya langsung mas Dipta kan, bukan kamu dan aku😁😁✌
Sugiharti Rusli
itu percakapan si bibi sama Dipta ko jadi seperti teman yah karib yah kata gantinya,,,hehehe
ken darsihk
Penyesalan mah ada nya di belakang , kalau di depan mah itu namanya pendaftaran Dipta 😃😃😃
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!