Oh! My Bodyguard

Disisi lain, tepatnya di perusahaan Properti FD Company, Devan memijat pelipisnya saat mengetahui jika putrinya sedang terancam.

"Apa informasi yang kamu dapat ini benar?" tanya Devan yang kesekian kalinya kepada orang kepercayaanya.

"Benar Tuan, tapi Nona Crystal akan aman jika bersama Bodyguardnya itu," jawab Pria tersebut.

"Dia bukan Bodyguard tapi dia adalah menantuku," ralat Devan.

"Apa?!" pekiknya terkejut, karena ia tidak pernah mendengar anak Bosnya itu menikah atau pun dekat dengan pria manapun.

Devan hanya tersenyum menanggapi keterkejutan Asistennya itu.

"Sekarang kerahkan anak buahmu untuk menjaga di segala titik diarea Apartemen Ryan," titah Devan.

"Tapi, anggota Ryan sudah lebih dulu berjaga disana dan sudah mengantisipasinya lebih dahulu," jelas pria tersebut, membuar Devan tercengang.

Jadi dia sudah mengetahuinya?. Batin Devan.

"Tetap tugaskan anak buahmu berjaga disana! Aku tidak ingin putriku terluka!" ucap Devan tegas.

"Ba baik, Tuan." Menunduk hormat, lalu segera pamit undur diri.

Devan menyandarkan kepalanya di kursi kerjaanya dengan lesu.

"Semoga kamu bisa melindungi Crystal," gumam Devan, seraya memijat kepalanya yang terasa sangat pusing.

*

*

*

Sedangkan Ryan dan Crystal kini sudah berada di dalam ruangan dokter kandungan.

"Kenapa harus kedokter kandungan?" bisik Crystal, kepada suaminya.

"Ck!" Ryan hanya berdecak kesal saja, menanggapi pertanyaan istrinya yang sudah berulang kali terlontar.

Dokter wanita yang dudukk di kursinya itu tersenyum lembut menyambut pasiennya.

"Silahkan duduk Tuan dan Nyonya," ucap Perawat mempersilahkan duduk.

"Terimakasih," ucap Crystal, sedangkan Ryan hanya mengangguk pelan tanpa ekspresi.

"Apa keluhan anda, Nyonya?" tanya Dokter, saat pasangan suami istri itu sudah duduk di hadapannya.

"Em, itu apa ya?" Crystal malah menjadi bingung sendiri.

Tidak mungkin aku mengantakan yang sejujurnya. Batin Crystal, merasa kesal sendiri karena Ryan diam saja tanpa mau membantu menjawab.

"Katakan saja, Nyonya, tidak perlu malu," ucap Dokter tersebut, seolah tahu apa yang sedang di pikirkan oleh pasiennya.

"Ah, iya. Perut bagian bawahku terasa kram saat berhubungan intim dan juga sangat sakit, apa karena durasi permainan kami terlalu lama atau milik suamiku yang terlalu basar dan panjang?" jelas Crystal dengan sekali tarikan nafas.

Mata Ryan membola sempurna saat mendengar penjelasan istrinya yang tidak berfilter itu. Kemudian ia melirik tajam istrinya, sedangkan Crystal juga membalas lirikan itu tak kalah tajam.

Cih! Lihat wajahnya terlihat memerah dan panik! Salah sendiri membiarkanku menjawab sendiri. Maki Crystal dalam hati.

Sedangkan Dokter dan Perawat yang ada disana, hampir saja menyemburkan tawanya.

"Ehem, kapan anda terakhir datang bulan?" tanya Dokter itu kepada Crystal dan masih mencoba untuk tidak tertawa.

"Terakhir datang bulan, satu bulan yang lalu sebelum aku kehilangan kesucianku," jelas Crystal lagi, dengan polosnya.

Sumpah demi apapun wajah Ryan sudah sangat merah karena marah dan juga malu.

"Crys!" tegur Ryan, agar istrinya itu bisa mengontrol ucapannya.

"Apa sih? Kamu tidak dengar jika Dokter sedang bertanya kepadaku?!" ketus Crystal, menatap malas suaminya.

Suruh siapa mau enaknya sendiri! Batin Crystal sudah sangat gregetan dengan suaminya yang seperti kanebo kering.

"Ya, tapi—"

"Maaf Tuan dan Nyonya, berdebatnya di tunda dulu ya," lerai Dokter tersebut. "Saya akan memastikan sesuatu lebih dulu, mari Nyonya silahkan rebahkan diri anda di tempat tidur itu." Dokter menujuk tempat tidur pasien yang ada di ruangan tersebut.

"Baiklah," ucap Crystal, lalu merebahkan diri disana dibantu oleh perawat.

"Eh! Kenapa membuka dressku?!" pekik Crystal, perawat tersebut meminta ijin menaikan dress Crystal.

"Suamiku, kamu saja yang menaikan Dressku. Aku malu," ucap Crystal dengan manja kepada Ryan.

"Astaga, Crys!!" kesal Ryan.

Gesreknya kumat 🤣🤣🤣🤦‍♀️

Jangan lupa kasih dukungannya ya, dengan cara like, vote, komentar dan kasih gift❤❤