NovelToon NovelToon
PERNIKAHAN MUDA BELIA

PERNIKAHAN MUDA BELIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cintapertama
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: deameriawan

PLEASE FOLLOW DEAMERIAWAN UNTUK MENDAPATKAN NOTIFIKASI UPDATE NOVEL TERBARU


Caren Danisha sosok siswa yang multi talenta. Diusia belia dia harus merasakan pernikahan dengan laki-laki yang di cintai nya. Namun dengan berjalannya waktu, pernikahan tidak hanya butuh sekedar cinta tapi komitmen untuk bersama selamanya. Perbedaan mulai muncul satu persatu, sehingga akhirnya ia jatuh cinta untuk kedua kalinya dengan orang yang berbeda. Terkadang dia pun bingung siapakah yang disebut sebagai cinta pertamanya. Karena 2 sosok ini ingin sama-sama dimilikinya.
Hasratnya semakin membara untuk berpetualang sejak hatinya porak poranda.
Cinta telah menghancurkan harga diri dan kepercayaannya.

Apakah Caren akan tetap bermain dengan permainan cintanya ?

Atau dia akan menghentikan saat cintanya berlabuh pada sosok yang tepat.

Hasrat akan selamanya ada ...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon deameriawan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

KEMENANGAN

"Kita harus tampil lebih baik lagi di final !" Dio menimpali, dengan semangat membara.

Setelah pengumuman, tim drumband JAKARTA RAYA kembali ke hotel untuk beristirahat dan makan siang. Mereka harus mempersiapkan diri dengan baik untuk penampilan di babak final besok. Aldian dan teman-temannya dengan setia menemani ku dan ketiga sahabatku. Mereka membawa makanan dan minuman, serta memberikan semangat dan dukungan. "Kamu hebat banget, Sayang" kata Aldian, sambil mengusap lembut rambut ku. "Aku bangga banget sama kamu dan tim kamu". Aku tersenyum manis dan menyandarkan kepalaku di bahu Aldian. "Makasih ya, Sayang. Kamu selalu ada buat aku." Aldian melihat ku terlihat lelah. Dengan sabar, ia mengusap keringat yang ada di dahi dan pipi ku dengan tisu. Momen mesra tersebut tanpa sengaja dilihat oleh Andre. Andre mengepalkan tangannya, menahan rasa cemburu dan kecewa. Ia tahu bahwa Caren sudah bertunangan dengan Aldian dan Aldian selalu setia mendampingi Caren kemana-mana. Ia tidak punya kesempatan untuk mendekati Caren.

"Caren, kamu istirahat dulu ya" kata Aldian, dengan nada lembut. "Kamu pasti capek banget". "Iya, Sayang. Aku mau tidur sebentar" jawab ku, sambil memejamkan matanya. Aldian menyuruh ku masuk kamar dan langsung tidur. "Kalian juga istirahat ya" kata Aldian kepada Dio, Sella dan Alma. "Besok kalian harus tampil lagi, jadi harus banyak istirahat dulu". "Siap, Aldian !" jawab Dio, Sella dan Alma.

Mereka kemudian beristirahat di kamar masing-masing. Aldian lanjut masuk ke kamar nya. Ia pun tidur di kamarnya.

Sementara itu, Andre tidak bisa melupakan momen mesra antara Caren dan Aldian. Ia merasa sakit hati dan iri. Ia ingin sekali bisa berada di posisi Aldian, dicintai dan diperhatikan oleh Caren. "Kenapa Caren harus memilih Aldian ?" gumam Andre, dengan nada sedih. "Kenapa bukan aku ?". Andre kemudian memutuskan untuk pergi ke taman hotel, mencari udara segar. Ia ingin menenangkan diri dan melupakan rasa sakit hatinya.

Di taman, Andre bertemu dengan seorang pria tua yang sedang duduk di bangku taman. Pria tua itu tersenyum ramah kepada Andre. "Kamu terlihat sedih, Nak" kata pria tua itu. "Ada apa ?". Andre terkejut dengan pertanyaan pria tua itu. Ia tidak menyangka bahwa pria tua itu bisa melihat kesedihannya. Awalnya, Andre ragu untuk bercerita, tapi entah kenapa ia merasa nyaman dengan pria tua itu. "Saya ... saya suka sama seseorang" kata Andre, dengan nada lirih. "Tapi, dia sudah punya tunangan".

Pria tua itu mengangguk-angguk, mendengarkan dengan seksama. "Itu berat, Nak. Tapi, kamu harus ingat, jangan sampai kamu merusak 'pagar ayu' orang lain". "Pagar ayu ?" tanya Andre, bingung. "Iya, pagar ayu. Caren dan Aldian sudah bertunangan. Itu adalah ikatan yang sakral. Kamu tidak boleh merusaknya" jelas pria tua itu. "Kamu harus bisa mengalahkan hawa nafsumu. Cinta memang buta, tapi jangan sampai membutakan akal sehatmu". Kata-kata pria tua itu menampar Andre. Ia tersadar bahwa selama ini ia hanya memikirkan perasaannya sendiri, tanpa mempedulikan perasaan Caren dan Aldian. "Iya benar, Pak" kata Andre, dengan nada menyesal. "Saya harusnya tidak boleh egois. Saya harus merelakan Caren".

Pria tua itu tersenyum dan menepuk pundak Andre. "Bagus, Nak. Kamu sudah mengambil keputusan yang tepat. Ingat, masih banyak wanita lain di dunia ini. Kamu pasti akan menemukan seseorang yang tepat untukmu". Andre mengucapkan terima kasih kepada pria tua itu dan kembali ke hotel dengan perasaan yang lebih tenang. Ia berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi mengganggu Caren dan Aldian.

Keesokan harinya, tim drumband kembali ke arena perlombaan untuk babak final. Mereka tampil dengan penuh semangat dan percaya diri. Setiap anggota tim memberikan yang terbaik, tanpa ada kesalahan sedikit pun. Penonton terpukau dengan penampilan tim mereka. Penonton memberikan tepuk tangan yang meriah dan sorak sorai yang membahana. Setelah semua tim tampil, tibalah saat pengumuman pemenang. Suasana di arena perlombaan menjadi tegang dan hening. "Dan... juara pertama LOMBA DRUMBAND SEKOLAH MENENGAH ATAS DAN KEJURUAN TINGKAT PROVINSI adalah ... TIM JAKARTA RAYA !"

Arena perlombaan langsung meledak dengan sorak sorai dan tepuk tangan meriah. Tim drumband Jakarta Raya melompat kegirangan, saling berpelukan dan mengucapkan selamat. Air mata haru membasahi pipi mereka. Kerja keras dan dedikasi mereka selama ini akhirnya membuahkan hasil. Aku merasa sangat bangga dan terharu. Ia tidak menyangka bahwa timnya bisa meraih juara pertama. Ia mengucapkan terima kasih kepada semua anggota timnya atas kerja keras dan kerjasama yang luar biasa.

Aldian berlari menghampiri ku dan memeluknya erat. "Selamat, Sayang ! Aku bangga banget sama kamu !" bisik Aldian di telinga ku. Aku membalas pelukan Aldian dengan erat. "Makasih, Sayang. Ini semua berkat dukungan kamu juga" jawab ku, dengan suara bergetar. Dio, Alma, Sella dan teman-teman lainnya juga menghampiri ku untuk saling memberi selamat.

Sementara itu, Andre berdiri di kejauhan, menyaksikan kebahagiaan Caren dan Aldian. Ia tersenyum tipis, merasa lega karena telah mengambil keputusan yang tepat. Ia tahu bahwa Caren akan lebih bahagia bersama Aldian. Andre kemudian menghampiri Caren dan Aldian untuk memberikan selamat. "Selamat ya, Caren" kata Andre, dengan tulus. "Kalian memang pantas menjadi juara". Caren tersenyum dan mengucapkan terima kasih kepada Andre. Mereka menghargai ketulusan Andre. "Makasih ya, Andre" kata Caren. "Kamu juga mendampingi kami dengan hebat kog" ujarku lagi. "Iya, Mas Andre. Semangat terus ya" tambah Aldian. Andre mengangguk dan tersenyum. Ia merasa lega karena bisa berdamai dengan perasaannya. Ia tahu bahwa ia akan menemukan kebahagiaannya sendiri, suatu saat nanti.

Kemenangan tim menjadi momen yang tak terlupakan bagi semua anggota tim. Mereka merayakan kemenangan mereka dengan penuh suka cita. Semoga tahun depan mereka bisa kembali mendapatkan juara, tentunya dengan personil yang berbeda.

Setelah 3 hari di kota tempat perlombaan, Aldian dan aku kembali ke Jakarta. Tapi mereka tetap memakai kendaraan terpisah. Perjalanan dengan bus terasa panjang dan melelahkan. Aku yang memang kurang sehat, mulai merasakan efeknya. Di tengah perjalanan, aku tiba-tiba merasa pusing dan mual. Ia berlari ke toilet bus dan muntah-muntah. Dio yang melihat ku keluar dari toilet dengan wajah pucat, langsung menghampiriku dengan khawatir. "Ren, kamu kenapa ?" tanya Dio, dengan nada cemas. "Kamu sakit ?". Caren menggeleng lemah. "Aku cuma pusing aja, Dio" jawab ku, dengan suara pelan. "Mungkin karena kecapekan". "Kamu istirahat aja ya, Ren" kata Alma, sambil memposisikan diri untuk duduk disamping ku. "Aku jagain kamu" ucap Alma kemudian.

Aldian terus memantau kondisi Caren melalui Dio selama perjalanan. Ia sangat khawatir dengan kesehatan tunangannya. Ia tahu bahwa Caren memang gak bisa kalau perjalanan pakai bus. Pasti ia akan mabuk darat. Beberapa jam kemudian, bus yang tim drumband tumpangi akhirnya tiba di Jakarta. Aldian segera menjemput ku begitu turun dari bus dan membawanya ke mobil Aldian. "Kamu kuat kan, Sayang ?" tanya Aldian, khawatir. "Iya, Sayang. Aku kuat kok" jawab ku, sambil tersenyum lemah. Aldian membawa ku ke apartemen kami dan membaringkan di tempat tidur.

***

Yuk vote kalau sudah baca ya !!!

Biar aku semakin semangat nulisnya ... dan jangan lupa follow author ya guys ! Thanks banget ...

1
Ken ZO
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
deameriawan
oke ditunggu ya kak. lagi proses editing.
Qholbie Obie
Author, kita fans thor loh, jangan bikin kita kecewa, update sekarang 😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!