NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 22 KEDATANGAN JUWITA

Juwita dari laboratorium Universitas Leiden datang ke rumah mewah Kevin Jansen.

Dokter ahli itu sedang berdiri diam di depan pintu sembari menunggu Lucinda menyambutnya.

"Hai, Juwita... !"

Tampak Lucinda berjalan cepat ke arah Juwita seraya melambaikan tangannya.

Juwita tersenyum manis kepada Lucinda yang menghampirinya dan membalas sapaan Lucinda padanya.

"Hai, Lucinda, apa kabar ?"

"Baik, bagaimana kabarmu, dokter Juwita ?"

"Syukurlah, aku baik-baik saja..."

Jawab Juwita sembari memperhatikan ruangan di rumah mewah ini.

"Rupanya kau tinggal disini, mewah sekali rumahmu, Lucinda."

"Rumah ini bukan rumahku namun punya suamiku, silahkan masuk, dokter Juwita."

"Terimakasih..."

Sahut Juwita seraya melangkahkan kakinya masuk ke rumah mewah itu.

"Aku membawa hasilnya.... " Buru-buru Lucinda menghentikan ucapan Juwita seraya mendekap mulut dokter ahli laboratorium itu.

"Sssst... !"

Lucinda mendorong Juwita ke arah pojokan ruangan utama.

"Tolong, jangan bicara lagi disini !"

Bisik Lucinda seraya menunjuk ke atas ruangan ini.

Juwita segera melirik ke atas, sebuah kamera pengawas sedang mengintai mereka dari atas sana.

"Kita sedang diawasi, kumohon kerja samanya..."

Lucinda berucap kembali kemudian melepaskan dekapan tangannya dari mulut Juwita.

"Ehk, baik..."

Juwita mengangguk pelan lalu menoleh kembali ke arah kamera pengawas di atas ruangan.

"Ada apa ?"

Bisik Juwita saat Lucinda mengajaknya pergi.

"Kita akan bicara di kamar saja, nanti kau tahu sendiri yang terjadi disana."

Lucinda menggandeng tangan Juwita menuju Lift ke lantai tiga.

"KLING... !"

Lucinda dan Juwita berada di dalam Lift yang bergerak naik ke lantai tiga rumah ini.

"Sebenarnya aku mendapatkan masalah besar disini, tapi aku tidak bisa meninggalkan rumah ini..."

Lucinda berbisik pelan di dekat telinga Juwita.

"Aku terjebak dirumah ini dan aku butuh pertolonganmu agar aku bisa segera pergi dari sini, dokter."

"Oh, begitu, ya ?!"

Juwita tersentak kaget dengan mata terbelalak lebar lalu menoleh ke arah Lucinda yang ada disebelahnya.

"Kenapa denganmu sebenarnya ?"

"Kau akan melihatnya sendiri di kamar nanti, apa yang terjadi sebenarnya disini, dan aku tidak dapat mengatakan apa-apa padamu saat ini, dokter."

"Oh, baiklah, aku mengerti."

"Karena kita sedang diawasi sebab itulah aku tidak bisa memberitahumu apa-apa, dokter."

"Ya, aku paham dengan yang kau jelaskan ini, sebisa mungkin aku akan membantumu, Lucinda."

"Terimakasih atas perhatianmu, dan telah datang kemari..."

Lucinda terlihat terharu dengan kesediaan Juwita yang mau datang ke rumah ini dan rela jauh-jauh meluangkan waktunya demi Lucinda.

"Sebentar lagi kita sampai di lantai atas, di kamar suamiku, Kevin..."

"Ternyata kamar suamimu terletak di lantai tiga, besar juga rumah ini, aku tidak menyangka kau menikahi pria kaya raya, Lucinda."

"Suatu keberuntungan kecil bagiku, tapi aku harus menyelamatkannya, dokter..."

"Keberuntungan kecil apa buatmu jika menarikmu dalam bahaya disini, dan jangan katakan padaku demi laki-laki kau rela menanggung derita, Lucinda !"

Juwita menjawab dengan nada menekan seraya mengarahkan jari telunjuknya ke arah bibirnya.

"Tidak ada keberuntungan jika hal itu menyulitkanmu, itu bukanlah sebuah keberuntungan bagimu, Lucinda..."

"Aku tahu itu, tapi aku benar-benar tidak bisa meninggalkan dirinya bagaimanapun keadaannya, dokter."

"Aku heran padamu, kau adalah seorang dokter, tapi kenapa kau begitu naif bahkan tidak berpikir cerdas, Lucinda."

"Aku tidak tahu, apakah pilihan yang aku ambil ini benar ataukah tidak, terus terang aku bingung, dokter..."

"Katakan padaku sekarang juga, apa masalah yang kau hadapi, Lucinda !"

Juwita menggenggam erat-erat tangan Lucinda sembari menatapnya serius.

"KLIIING... !"

Lift tiba di lantai tiga, pintu Lift terbuka secara otomatis.

Lucinda dan Juwita bergegas keluar dari dalam Lift lalu melangkah cepat ke arah kamar tidur Kevin yang terletak di lantai tiga rumah ini.

"Tap... ! Tap... ! Tap... !"

Mereka mempercepat langkah kaki ke kamar Kevin, tidak butuh waktu lama baginya, mereka berdua telah sampai di kamar Kevin yang terkunci rapat.

"TING... !"

Lucinda menggesek kartu pembuka pintu kamar Kevin, sehingga terbuka otomatis.

"Masuklah !"

Ajak Lucinda pada Juwita yang ada bersamanya.

Kedua perempuan berwajah cantik berjalan masuk ke dalam kamar tidur mewah dimana Kevin berbaring disana.

Lucinda bergegas mengunci kamar lalu berjalan ke arah tempat pembaringan Kevin Jansen.

"Sreeet... !"

Tirai tersibak oleh Lucinda sehingga terlihat tempat pembaringan Kevin yang tertata rapi.

"Oh, Tuhan ! Apa ini ???"

Juwita tersentak kaget ketika dia menyaksikan Kevin Jansen yang terbaring diam di atas tempat pembaringan.

"Apakah dia Kevin yang kau panggil suami itu, Lucinda ???"

Juwita bertanya dengan tatapan tak percaya.

"Yah, dia suamiku, pria yang dinikahkan denganku, dokter..."

Lucinda menjawab dengan anggukkan kepala ringan.

"Astaga ! Apa yang terjadi padanya ???"

Juwita kembali bertanya pada Lucinda lalu berjalan mendekat.

"Aku dengar bahwa dia diracun sehingga dia tak sadar sampai sekarang."

Lucinda menjawab pertanyaan dari dokter Juwita.

"Diracun ??? Oleh siapa ???"

Juwita semakin tertegun setelah mendengar penjelasan ucapan Lucinda.

"Aku akan menjelaskannya padamu, tapi mendekatlah kemari karena kamera kita sedang diawasi, dokter..."

Lucinda menjelaskan seraya menunjuk ke arah atas.

"Oh ?!"

Juwita segera memutar badannya seraya mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan kamar ini.

Pandangan Juwita teralihkan ke arah atas, alangkah terkejutnya dia saat melihat sejumlah kamera pengawas tertuju ke arah tempat pembaringan Kevin Jansen.

"Ya, ampun, Lucinda... Ini bukanlah kamar tidur pribadi melainkan kamar penjara..."

Juwita berkata seolah-olah dia tidak merasa nyaman berada di kamar ini meskipun ruangan kamar Kevin terbilang mewah.

Bagaimana kita bisa hidup dengan kamera pengawas yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik tingkah kita, sedangkan sejatinya manusia biasa butuh ruang privasi teruntuk dirinya sendiri.

"Masuklah kemari, dokter !"

Lucinda menarik cepat tangan Juwita agar dia masuk ke area pembaringan Kevin lalu dia menutup tirai hingga mengelilingi tempat itu.

"Apa yang terjadi sebenarnya ?"

Tanya Juwita tercengang dengan situasi disini.

"Ibu tiri suamiku bekerjasama dengan orang-orang di rumah ini untuk memanfaatkan Kevin..."

Terang Lucinda pada Juwita sembari memberikan kotak berisi tabung darah milik Kevin Jansen.

"Aku telah mengambil sampel darah milik Kevin untuk diperiksa di laboratorium, mohon maaf atas kelancanganku telah memanggilmu kemari, dokter..."

"Oh, begitu, ya..., bukan masalah bagiku, tapi... Apa yang mereka manfaatkan dari dia, sedangkan suamimu ini hanyalah pria tak berguna yang terbaring diam di atas tempat tidur ?"

Juwita terheran-heran dengan penjelasan Lucinda sehingga dia mengalihkan perhatiannya ke arah Kevin Jansen yang tergeletak tak berdaya di atas pembaringannya.

"Dia hanya pria sekarat, Lucinda ?!"

"Yah, aku tahu itu, dokter..."

Lucinda memandangi Juwita dengan tatapan teduh lalu berkata lagi.

"Meskipun dia pria sekarat yang tak ada gunanya bagiku namun aku jatuh iba padanya, aku terpanggil untuk menolongnya, dokter..."

"Seharusnya kamu bisa menyampingkan naluri kedokteranmu itu agar kamu bisa berpikir jernih dalam menghadapi persoalan di sekitarmu, Lucinda."

Kata Juwita sembari membalas tatapan Lucinda padanya.

"Aku tidak bisa melakukannya, dia butuh pertolongan karena itulah aku ada disini, dokter."

Juwita menoleh kembali ke arah Kevin yang terbaring diam.

"Mungkin aku bisa saja meninggalkan dia disini tanpa lagi memperdulikan keadaannya namun sayangnya aku tidak sejahat itu, dokter.''

Lucinda menjawab dengan sorot mata serius kepada Juwita yang tertegun diam.

"Aku tidak bisa melakukannya..."

Lucinda lanjut berkata pada Juwita.

"Lantas apa yang bisa dimanfaatkan darinya, maaf..., maksudku suamimu ini kalau aku boleh tahu agar aku bisa mengerti satu hal terpenting dari masalah yang kalian hadapi ?"

Lucinda menatap lama Juwita yang berdiri di hadapannya, dan tatapannya sangat dingin seperti mengandung keraguan.

1
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
Soraya
lanjut
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!