NovelToon NovelToon
Detektif Kerajaan

Detektif Kerajaan

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Fantasi / Putri asli/palsu / Cinta Seiring Waktu / Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / TimeTravel
Popularitas:82
Nilai: 5
Nama Author: Staywithme00

"Kau berasal dari masa depan kan?" Ucapan Nares membuat Yarana diam. Bagaimana bisa Nares mengetahui hal itu?-Yarana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Staywithme00, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14

Yang mulia raja Bellvana dengan duduk di ruangannya. Kepalanya sakit sekali, dengan kejadian-kejadian tak terduga yang terjadi. Kenapa ada seseorang yang berani membunuh di kerajaan. Ia tak mempermasalahkan reputasinya dikalangan bangsawan yang lain, justru yang ia pikirkan adalah rakyat-rakyatnya akan merasa terancam hidup bila pembunuhan ini tak segera dihentikan. Pangeran Nares yang ia ditugaskan pun, hanya bisa meminta maaf sebab belum bisa menemukan apapun. Hal inilah yang membuat raja Bellvana semakin pusing. 

Tak lama terdengar sebuah ketukan pintu dikamarnya.

“Masuklah!” Yang mulia memberikan izin pada seorang prajurit untuk masuk.

“Maaf mengganggumu Yang mulia, tapi aku akan menyampaikan kabar duka yang penting.” Salah seorang prajurit biasa datang menghadap yang mulia.

“Kabar mengenai apa?” Yang mulia raja tetap menanggapi dengan wibawanya, meski saat ini pikirannya sedang kacau sekali.

“Panglima perang, tuan Sein telah wafat.” Bawahan panglima perang Sein, menyampaikan sebuah kabar mengenai panglima perangnya. 

“Bagaimana bisa?” Raja Bellvana mengeluarkan mimik wajah cemas, sekaligus sedih.

“Ia meminum sebuah racun, Yang Mulia.” Prajurit biasa berbicara lagi. Setelah mendengar mengenai racun, yang mulia raja Bellvana bergegas menuju ruangan panglima.

Yang mulia raja mengambil langkah dengan cepat dan sedikit berlari. Prajurit-prajurit yang lain sedikit merasa kesulitan mengikuti langkah yang mulia.

Sampai diruangan, mayat panglima perang tergeletak dengan mulut yang berbusa kebiruan. Terdapat sebuah botol racun digenggamannya. Mayat panglima membiru dengan cepat, disebabkan racun hebat yang ia minum. Melihat ini, yang mulia raja hanya bisa terduduk lemas disebuah kursi. Salah satu orang kepercayaannya selain perdana menteri telah bunuh diri.

“Yang Mulia raja, ada sebuah surat yang ditinggalkan panglima Sein.” Prajurit menyerahkan sebuah gulungan surat yang telah ditulis pangeran Sein. 

Yang mulia raja mulai membuka dan membaca isi surat tersebut.

“Yang Mulia Raja Bellvana. Maafkan daku yang telah berani melakukan tindakan keji. Dakulah yang telah membunuh seorang pelayan wanita. Daku membunuhnya sebab pelayan tersebut mengetahui rencana pengkhianatan yang akan daku lakukan. Daku menyadari kesalahan yang telah diperbuat, sebab dari itu daku membunuh diri sendiri. Daku bahkan tak berani meminta maaf secara langsung pada anda, disebabkan kesalahan yang telah terjadi. Sebelum kesalahan yang daku lakukan makin besar dan kian banyak, daku memilihi mengakhirinya.

Terima kasih atas jasa dan kebaikan anda, dan mohon maaf dengan penuh penghormatan atas yang daku lakukan. Tertanda, panglima Sein.” Selepas membacanya, yang mulia raja menjatuhkan gulungan yang dipegangnya. Ia terus saja menatap mayat panglima Sein sekitar 1 menit.

“Kuburkan panglima Sein, lalu umumkanlah kejahatannya.”

“Kemudian bebaskan pelayan yang kemarin mendapat tuduhan.” Titah raja Bellvana. Tak sanggup ia menghadiri acara penguburan pengkhianat seperti panglima Sein. Yang mulia beranjak pergi, kemudian meminta prajurit mengemas barang bukti yang ada dan menaruhnya pada ruang observasi.

Dengan cepat, kabar tersebut menyebar diistana. Pangeran Nares yang hendak pulang hari itu, niatnya diurungkan, sebab kerajaan sedang berduka. Juga, ia masih ingin menyelidiki sesuatu.

Setelah kabar tersebut menyebar, makin runyam lah pikiran Yarana. Ia tak habis pikir dengan perdana menteri. Bagaimana bisa, ia membalikkan keadaan dengan begitu mudahnya. Harusnya ia adalah tersangka utama, tapi yang terjadi malah panglima Sein yang menjadi tersangkanya. Yarana sedikit tahu mengenai panglima Sein, karena Vello memberitahunya betapa bijaksananya dan pintarnya panglima Sein dalam mengatur strategi perang. Yang pasti, ia harus berhati-hati dengan perdana menteri mulai sekarang.

Yarana sedang menyaksikan penguburan panglima Sein. Yang mulia raja memutuskan untuk tetap menguburnya dengan hormat, meski ia telah melakukan berbagai kejahatan. Jasa-jasa panglima Sein begitu besar, hingga yang mulia raja memaafkan kesalahannya. Nyawa dibalas nyawa, itu adalah keputusan yang tepat. Panglima Sein memutuskan mengakhiri nyawanya, selepas membunuh seseorang. 

Sesudah penguburan berakhir, para bangsawan kembali lagi dengan kesibukan masing-masing terkecuali ibu tiri dan saudari tiri Yarana.

“Tunggu putri Yarana!” Reviya menahan langkah Yarana. Ia dan kedua putrinya ,Regina dan Viola mendatangi Yarana. 

Sembari tersenyum, ratu Reviya memberikan sebuah ramuan obat herbal pada Yarana.

“Apa ini? Racun untuk membunuhku?” Yarana menyindir tingkah ratu Reviya yang mendadak baik pada dirinya.

“Eh mana mungkin seorang ibu memberikan racun pada putrinya.” Ratu Reviya menjawab dengan senyum merekah.

“Ini untukmu, minumlah. Kau akan bugar dan sehat setelah meminumnya. Kau kan baru datang dari perjalanan jauh, akan sangat baik untuk tubuhmu meminumnya.” Ratu Reviya berlagak manis didepan Yarana.

“Ambilah!” Ratu Reviya langsung meletakkan ramuan tersebut pada tangan Yarana.

“Oh ya, ini hadiah untukmu juga. Kemarin aku membeli perhiasan cantik ini untuk dirimu.” Regina memberikan sebuah perhiasan juga pada Yarana. Viola juga melakukan hal yang aneh, sepanjang ratu Reviya dan Regina memberikan sesuatu pada Yarana, ia terus saja tersenyum berlagak baik. 

“Yasudah, pergilah beristirahat. Kau pasti lelah.” Ujar ratu Reviya dengan senyum yang tak lepas dari bibirnya. Yarana yang merasa ada yang janggal, buru-buru meninggalkan tiga orang aneh itu.

Setelah Yarana sudah sampai didepan ruang kamarnya, baru Vello bertanya.

“Putri, kenapa anda menerima ramuan dan juga perhiasannya?” Vello sangat paham betul mengenai ratu Reviya dan anak-anaknya, tak mungkin berbuat baik kecuali ada niatan jahat.

“Tenang saja, aku tak akan meminum ini.” Bagg.. Yarana melempar botol ramuan kecil kearah jendela.

“Dan perhiasan kalung ini, akan aku berikan saja padamu.” Yarana menyerahkan kalung tersebut pada Vello.

“Ti.. tidak tuan putri. Kalau mereka tahu, mereka akan sangat marah.” Vello tidak ingin mengambil resiko. Tidak ini bukan tentang resiko Vello, tapi resiko putri Bellvana. Yarana pasti akan dijahati kembali oleh kedua saudarinya.

“Mereka tidak akan tahu kalau kau menjualnya di pasar. Benarkan?” Yarana memberikan sebuah ide pada Vello. 

“Ta.. tapi ini milikmu.” Vello terus saja menghindar dari pemberian Yarana.

“Benar, tadi itu milikku. Tapi sekarang, aku memberikannya padamu.”

“Lagipula, ratu Reviya, putri Regina juga Viola kan jarang bersedekah pada rakyatnya. Jadi, pemberian yang mereka berikan padaku, akan aku berikan pada rakyatku.” Yarana membuat alasan yang tepat untuk meyakinkan Vello.

“Baiklah putri, terima kasih.” Vello menerima kalung tersebut dan menyimpannya di sakunya. Yarana hanya mengangguk tersenyum, kemudian masuk ke kamarnya untuk beristirahat.

#bersambung

1
kappa-UwU
Wah, gak sabar nunggu kelanjutan ceritanya, thor! 😍
Staywithme00: ditunggu yaaaa ,terima kasih sudah mampir🙏
total 1 replies
menderita karena kmu
Sempurna deh ini. 👌
Staywithme00: terimaaa kasih kak🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!