Di tuduh melakukan kejahatan yang tidak dia lakukan. Adnan bintan pratama terjatuh ke lubang hitam dan mendarat sendirian di dunia asing, yang di penuhi hewan mutan berbahaya.
Ia harus memecahkan teka-teki ruang dan waktu
untuk menemukan pesan tersembunyi di dalam lubang hitam itu sendiri, Satu-satunya harapan bertahan hidup, membersikan namanya,
dan mengungkapkan misteri dunia baru ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wahyuadnan Saputra 31, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB28
Adnan duduk, berusaha memvisualisasikan Lima Jari sebagai lima pisau angin, sesuai arahan Vortex.
"Tuan Bintang, lupakan Mana Tuan. Rasakan angin di ujung jari Tuan," bisik Vortex.
Namun, Adnan merasa bingung. Kekuatan Simbol Kegelapan miliknya dirancang untuk menarik dan menghancurkan energi, bukan untuk berinteraksi dengan elemen secara halus. Setiap kali ia mencoba merasakan "Angin Murni," Mana Bintangnya secara naluriah menarik energi itu ke dalam dirinya, mengubahnya menjadi arus yang keras.
Mana bintangku terlalu mendominasi! batin Adnan frustrasi. Aku tidak bisa melepaskan elemen ini; aku malah menyerapnya!
Adnan membuka mata sebentar, lalu menutupnya lagi. Dia mencoba lagi, mengulang instruksi Vortex, tetapi hasilnya sama. Ujung jarinya bukannya memancarkan energi angin yang halus, malah mulai memancarkan kilatan Mana Bintang yang keras dan tidak stabil.
Waktu terus berjalan. Satu jam berlalu. Dua jam berlalu. Di luar kubah Mana Vortex, ketegangan semakin meningkat. Pangeran ke-7 mulai gusar, sementara Putri Elara mencengkeram erat Lencana Sumpah Palsu.
"Kenapa Tuan Bintang masih duduk?" tanya Evanthe dengan cemas.
"Tuan Bintang sedang berjuang melawan sifatnya sendiri, Prajurit Bayangan," jawab Ancient, esensinya merasakan gejolak dalam diri Adnan.
Tiga jam berlalu. Cahaya bulan purnama mencapai puncaknya. Tiba-tiba, bunga di ujung tebing mulai memancarkan kilauan yang lebih kuat.
Vortex, yang menjaga Adnan, merasakan perubahan di sekitar bunga. Aura ketakutan terpancar dari tubuhnya.
"Tuan Bintang!" seru Vortex. "Waktu! Tinggal 10 menit lagi sebelum bunga itu matang! Tanda-tanda mekarnya sudah dimulai!"
Di kejauhan, kabut merah bercampur hitam pekat mulai merangkak naik dari dasar jurang, dan suara guntur samar-samar mulai terdengar, meskipun langit cerah!
Adnan membuka matanya, wajahnya dipenuhi keringat dan frustrasi. Dia hanya berhasil mencapai Jurus Tangan Jari Pemetik Angin Tahap Nol—gagal!
"Vortex, aku gagal!" seru Adnan. "Mana Bintangku menghalangi aku! Aku tidak bisa bersikap 'halus'!"
"Tuan!" desis Vortex. "Tuan tidak punya waktu untuk menguasai tahap awal. Sekarang, Tuan harus menemukan cara untuk memaksa teknik itu bekerja. Jika bunga mekar dan Tuan tidak menguasai tekniknya, potensi penuhnya akan hilang!"
Adnan menatap bunga itu, lalu ke lima jarinya. Ia hanya punya satu cara yang ia kenal untuk memaksa energi: Simbol Kegelapan.Adnan, dipenuhi keringat dan frustrasi, menatap lima jarinya, lalu ke Bunga Angin Malam yang mulai mengeluarkan guntur kecil. Ia menoleh ke Vortex.
"Aku tidak bisa menjadi 'halus', Vortex!" seru Adnan, suaranya mengandung tekad mutlak. "Sifatku adalah Penyerapan dan Dominasi! Aku akan menggunakan Simbol Kegelapan untuk memaksa teknik ini bekerja!"
Vortex terperanjat. "Tuan Bintang! Itu terlalu berbahaya! Simbol Kegelapan akan menghancurkan bunga itu—"
"Tidak ada waktu!" potong Adnan.
Adnan menutup mata. Ia mengabaikan Mana Angin murni yang dipancarkan Vortex, dan sebaliknya, ia memanggil kekuatan yang paling ia kuasai: Energi Simbol Kegelapan.
SRETTT!
Tanda di punggung Adnan menyala hitam pekat. Energi kehampaan yang dingin, yang biasanya menarik dan menghancurkan, kini dipompa ke ujung kelima jarinya. Ini seperti mencoba membelai bayi dengan palu godam.
Kelima jari Adnan tidak lagi memancarkan cahaya angin; mereka memancarkan aura hitam pekat yang mematikan.
Ancient menjerit dalam benak Adnan. "Tuan Bintang! Hentikan! Tuan akan merusak teknik memetiknya!"
Adnan mengabaikan semua peringatan. Ia memaksa energi kehampaan itu berinteraksi dengan Angin Murni di sekitarnya.
Terjadi benturan hebat. Energi Kegelapan yang merusak bertemu dengan Mana Angin yang lembut di ujung jari Adnan. Alih-alih menghancurkan, Simbol Kegelapan yang didominasi oleh Mana Bintang Adnan secara paksa mengubah esensi teknik itu.
Lima jari Adnan tiba-tiba berhenti bergetar dan menjadi tenang. Aura hitam pekat itu tidak lagi merusak, melainkan menjadi vakum murni. Ini bukan lagi Jurus Pemetik Angin—ini adalah Jurus yang memetik melalui Kekosongan!
Ting! Sistem Vili!
Penguasaan Jurus Tangan Jari Pemetik Angin gagal!
Namun, Tuan Bintang telah menciptakan jurus evolusi: Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan (Tingkat S)!
Keterangan: Jurus baru yang diciptakan melalui paksaan dan integrasi Simbol Kegelapan dengan teknik Angin Murni. Jurus ini tidak memerlukan keharmonisan, melainkan menciptakan ruang hampa di ujung jari untuk memetik objek tanpa sentuhan.
Di ujung tebing, kabut merah bercampur hitam pekat telah menyelimuti Bunga Angin Malam. Guntur samar-samar kini berubah menjadi gemuruh yang kuat di langit yang cerah, dan petir-petir kecil mulai menyambar di sekitar bunga itu! Bunga itu akan mekar!
Adnan membuka mata. Jari-jarinya terasa dingin, tetapi stabil.
"Aku menguasainya, Vortex!" seru Adnan. "Jurusku adalah Jurus Tangan Jari Pemetik Kekosongan! Aku memetik melalui kehampaan, bukan angin!"
Adnan bangkit dan berjalan menuju Bunga Angin Malam. Semua faksi—Putri Elara, para Pangeran, Assassin, Penyihir Bayangan—menahan napas. Mereka tahu, pertempuran akan segera dimulai setelah bunga itu dipetik.
Adnan harus bergerak cepat dan memetik bunga itu.
Adnan, dengan lima jarinya yang kini memancarkan aura Kekosongan hitam pekat, berjalan perlahan mendekati tebing tempat Bunga Angin Malam mekar.
Sisa Waktu: Tiga Menit!
Di sekeliling bunga, kabut merah bercampur hitam pekat berputar liar. Gemuruh guntur di langit yang cerah semakin memekakkan telinga.
Tiba-tiba, Evanthe berteriak dengan nada panik, memecah ketenangan yang menakutkan itu.
"Tuan! Tuan harus memetik pada garis putih yang melingkar dekat batangnya!"
Evanthe menunjukkan dengan jari ke arah bunga. Di sekitar batang bunga itu, ada cincin tipis berwarna putih, memisahkannya dari tebing.
"Kalau Tuan memetik asal-asalan, bunga itu akan hilang bagaikan ditiup angin! Potensi penuhnya akan hilang, Tuan!"
Vortex menambahkan peringatan kritis.
"Hati-hati dengan petir kecil itu, Tuan! Itu adalah Petir Emas Legendaris! Petir itu bukan berasal dari alam, melainkan energi murni dari bunga yang mekar, dan mampu menghancurkan Mana Bintang Tuan jika tersentuh!"
Petir-petir kecil berwarna emas itu mulai menyambar di sekitar mahkota bunga, semakin meningkatkan bahaya.
Adnan menghentikan langkahnya. Ia menatap cincin putih itu, lalu ke ujung jarinya yang diselimuti Kekosongan. Jurusnya memang baru, tetapi ia harus menguji presisinya segera.
Garis putih, Petir Emas Legendaris. Presisi total. batin Adnan.
Adnan menstabilkan napasnya. Ia mengulurkan tangannya. Energi Kekosongan di ujung jarinya merayap, tidak menarik atau menghancurkan, tetapi menciptakan lima saluran hampa yang tak terlihat, bergerak melewati udara, melewati kabut, menuju batang bunga.
JLEB!
Jari telunjuk Adnan, melalui saluran hampa itu, menyentuh tepat pada garis putih yang melingkar dekat batang. Dia tidak menyentuh bunga itu sendiri, dia menyentuh ruang hampa di titik pemisahan yang sempurna.
Pada saat yang sama, Petir Emas Legendaris menyambar keras, hanya berjarak satu inci dari tangannya, tetapi terhalang oleh kubah pelindung dari Lone dan Vortex yang berdiri di belakangnya.
"SEKARANG, TUAN!" teriak Lone.
Adnan menarik jarinya. Bunga Angin Malam itu terlepas dari batangnya, dan melayang anggun di udara, diselubungi aura emas!
Bunga itu tidak hilang ditiup angin. Ia tetap utuh, memancarkan cahaya yang mematikan dan kuat. Adnan dengan cepat menangkap bunga itu dengan tangan kirinya dan menyimpannya ke dalam Ruang Penyimpanan Sistem.
Guntur berhenti. Kabut merah-hitam lenyap.
LENGKAP. ADNAN TELAH MEMETIK BUNGA ANGIN MALAM.
Di saat yang sama, tatapan Adnan beralih ke Putri Elara.
"Sekarang," kata Adnan dingin. "Saatnya menyelesaikan masalah lama."
Bentuk bunga angin malam
eh btw sedikit koreksi, ada typo di awal thor 😌