Lin Feng, "Tuan Muda Teoris" dari Klan Lin, adalah bahan tertawaan di Akademi Awan Hijau. Dia jenius strategi, tapi bakat bela dirinya nol besar.
Segalanya berubah drastis saat arwah kakek-kakek telanjang mesum merasuki mata kirinya, memberinya kekuatan cheat [Mata Penjiplak] yang bisa meniru dan menyempurnakan jurus apa pun seketika.
Berbekal otak licik, mata copy-paste super, dan panduan kakek mesum di kepalanya, Lin Feng kini siap mengacak-acak dunia Jianghu. Ini adalah kisah di mana dia mempermalukan para jenius, men- trol/ musuh-musuhnya, dan mengejar tujuan utamanya membangun harem terbesar dalam sejarah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ex, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 17 bagian 2
Lin Feng berjalan santai, jubah biru langitnya berkibar anggun. Dia meninggalkan Instruktur Mei Lan yang "kewalahan" di belakangnya dan menuju Asrama Sayap Utara.
Udara pagi terasa segar, tapi saat dia mendekati blok toilet, aroma pagi yang segar itu... ternodai.
"Ugh," gumam Lin Feng, sedikit melambaikan tangannya di depan hidungnya. "Bau ini... benar-benar sebuah kejahatan."
"Ah, tapi ini adalah bau kerja keras, Nak!" seru si Kakek di kepalanya. "Kerja keras... dan keringat gadis muda yang polos! Itu aroma yang... acquired taste! Kakek suka!"
"Selera kakek benar-benar busuk."
Lin Feng berbelok di sudut... dan dia berhenti.
Pemandangan di depannya cukup... tak terduga.
Blok toilet itu masih di sana. Tapi... baunya tidak se menusuk kemarin.
Dan di depan pintu, yang sedang berjongkok di tanah, adalah Bai Qianqian.
Dia tidak sedang menangis.
Dia sedang... bekerja. Sangat keras.
Lengan seragamnya yang kedodoran digulung hingga ke siku, memperlihatkan lengan kurusnya yang pucat. Wajah mungilnya berkerut konsentrasi, bibir bawahnya digigit. Dia sedang menyikat ubin batu di teras depan toilet dengan sikat kasar.
SCRUB! SCRUB! SCRUB!
"Hah," batin Lin Feng. "Dia benar-benar melakukannya."
"HOOOO! LIHAT ITU! LIHAT GOYANGAN PINGGUL KECIL ITU SAAT DIA MENYIKAT!" si Kakek bersorak gembira. "DIA BENAR-BENAR 'MASUK' KE DALAM PEKERJAANNYA! GADIS YANG RAJIN! KAKEK SUKA GADIS RAJIN! MEREKA BIASANYA... 'RAKUS' DI TEMPAT LAIN JUGA! HAHAHA!"
"Dia hanya menyikat lantai, Kek. Tenang."
Lin Feng berdeham pelan.
Ahem.
Gadis kecil itu membeku.
Clack.
Sikat di tangannya jatuh ke ubin batu.
Perlahan, seolah-olah dia takut melihat hantu, Bai Qianqian menoleh.
Saat dia melihat siapa yang berdiri di sana... Tuan Muda Lin Feng, bermandikan cahaya pagi, terlihat seperti dewa dalam balutan jubah biru langit... matanya terbelalak.
Wajahnya yang kotor oleh jelaga dari sikat... langsung memerah.
"T-T-T-TUAN MUDA!"
Dia menjerit pelan, lalu buru-buru berjuang untuk berdiri. Dia tersandung celemeknya sendiri dan hampir jatuh, sebelum akhirnya berhasil berdiri tegak... dan membungkuk begitu dalam hingga kepalanya hampir menyentuh lututnya.
"S-SELAMAT PAGI, TUAN MUDA! A-ANDA... ANDA DI SINI UNTUK 'INSPEKSI'?!"
Dia terdengar... bersemangat?
"Aku sedang menjalankan hukumanku," kata Lin Feng datar, berjalan melewatinya seolah dia adalah pemilik tempat itu. "Tentu saja, aku harus memastikan 'asisten'-ku bekerja dengan benar."
Dia melangkah masuk ke dalam... toilet pria.
"Hmmm..."
Lin Feng melihat sekeliling. Bau amonia masih ada, tapi... lantainya bersih. Dindingnya bersih. Bahkan... lubangnya terlihat sudah digosok.
"S-Saya... s-saya sudah menyikatnya tiga kali, Tuan Muda!" suara Qianqian terdengar dari pintu, dia terlalu takut untuk masuk. "S-Saya menggunakan bubuk pembersih... d-dan... dan saya sudah menyikat toilet wanita juga! Bersih sekali!"
"DIA SUDAH MEMBERSIHKAN TOILET WANITA!" si Kakek menjerit. "CEPAT, NAK! CARI LUBANG INTIPNYA! TANYAKAN APA DIA MENEMUKAN LUBANGNYA!"
"Kerja yang... lumayan," kata Lin Feng, berjalan keluar. "Kerja bagus."
"T-Terima kasih, Tuan Muda!"
"Lalu," Lin Feng berhenti di depannya, menatapnya tajam. "Bagaimana 'sup'-mu?"
"H-Hah? S-Sup?" Qianqian terlihat bingung.
Lin Feng menjentik dahinya. Tidak terlalu keras, tapi cukup untuk membuatnya memekik.
"Auw!"
"Latihan pernapasanmu, bodoh," katanya. "Kau melakukannya?"
"Y-YA, TUAN MUDA!" serunya, matanya berbinar gembira, melupakan rasa sakit di dahinya. "S-Saya melakukannya! Seratus kali sebelum tidur, seperti yang Tuan Muda bilang! Dan... dan pagi ini... saat saya bangun... saya merasakannya lagi! Hangatnya! Tepat di tempat tangan Tuan Muda berada sebelumnya!"
Dia terlihat sangat bangga pada dirinya sendiri.
"Hmph." Lin Feng menahan senyum. "Bagus. Kau tidak sebodoh kelihatannya."
"T-Terima kasih atas pujiannya, Tuan Muda!" dia menerima hinaan itu sebagai pujian tertinggi.
"Baiklah," kata Lin Feng. "Pekerjaanmu hari ini... diterima. Lanjutkan. Besok aku akan memeriksa lagi."
"B-Baik, Tuan Muda!"
Lin Feng berbalik, siap untuk kembali ke paviliunnya untuk sarapan kedua. Dia sudah selesai di sini.
"Hmph. Benar-benar pemandangan yang menyentuh."
Sebuah suara dingin, tajam, dan penuh sarkasme... memotong udara.
Lin Feng membeku.
"Oh, sial," batinnya.
Dia kenal suara itu.
Perlahan, dia menoleh.
Di sana, bersandar di pohon willow di seberang jalan setapak, berdiri Xiao Ning'er. Si Bunga Es Akademi.
Dia tidak mengenakan seragam latihan. Dia mengenakan jubah putih bersih. Dia terlihat seperti dewi es.
Dan dia sedang menatap mereka... Lin Feng dan Bai Qianqian... dengan ekspresi jijik yang tidak disembunyikan sama sekali.
tapi overall, ini cukup bagus👍
untuk kalimat 'haaaah' ini seperti menghela napas kan? harusnya Hoamm, mungkin?🤭
maaf kak sok tau, tapi aku lebih nyaman begitu🙏