NovelToon NovelToon
Asmaraloka Gita Mandala

Asmaraloka Gita Mandala

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa / Dark Romance
Popularitas:3.7k
Nilai: 5
Nama Author: Komalasari

Mandala Buana seperti berada di dunia baru, setelah kehidupan lamanya dikubur dalam-dalam. Dia dipertemukan dengan gadis cantik bernama Gita, yang berusia jauh lebih muda dan terlihat sangat lugu.

Seiring berjalannya waktu, Mandala dan Gita akhirnya mengetahui kisah kelam masa lalu masing-masing.

Apakah itu akan berpengaruh pada kedekatan mereka? Terlebih karena Gita dihadapkan pada pilihan lain, yaitu pria tampan dan mapan bernama Wira Zaki Ismawan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Komalasari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

TUJUH BELAS : SERANJANG TANPA PAKAIAN

Mandala terkejut dengan apa yang Gita lakukan sehingga langsung menghentikan gadis itu. Dia bahkan menatap cukup tajam sebagai tanda protes.

Akan tetapi, ada dorongan kuat yang sulit dikendalikan. Dirangkulnya pinggang ramping Gita. Alhasil, tubuh mereka kian merapat dan bibir keduanya kembali bersentuhan. Tak seperti adegan pertama yang hanya berupa sentuhan di permukaan. Kali ini, ciuman itu terasa sangat dalam. 

Bagaikan ada irama yang mengiringi, lidah sejoli itu menari indah dalam ritme teratur. Terkadang bertaut, kemudian saling menjauh dan menjelajah. Bermain di langit-langit mulut, menggelitik hasrat kenormalan yang sangat manusiawi. 

Indah. Mereka merasa tak lagi berpijak di bumi dan seakan terbang dalam buaian halusinasi tentang surga dunia, yang makin lama makin jelas.

Ya. Pintu godaan akan kenikmatan itu terbuka lebar, mempersilakan mereka masuk untuk berpesta pora dalam dosa menghanyutkan.  

“Ayo. Kita lanjutkan di kamarku,” ajak Gita, setelah puas berciuman.

“Aku tidak punya uang untuk membayarmu,” tolak Mandala.

Gita tersenyum. Tak dipedulikannya ucapan Mandala. Dia menarik tangan pria itu, mengajaknya ke lantai dua, lalu memasuki salah satu kamar. 

Setelah berada di dalam, sejoli yang sudah dikuasai gairah itu kembali berciuman. Satu per satu pakaian yang mereka kenakan terlepas dari tubuh dan berserakan di lantai. 

“Oh ….”

Rasa tak percaya terpancar dari tatapan Gita, kala mendapati Mandala bertelanjang bulat. Dada dan perutnya begitu kokoh, seolah didapat dari latihan panjang dan disiplin tinggi. 

Perhatian Gita beralih ke bahu Mandala yang lebar. Terkesan kuat dan stabil, seakan mampu menanggung beban terberat sekalipun.  

“Ya, Tuhan.”

Kekaguman Gita tak berhenti sampai di sana. Kali ini, dia menyentuh lengan berotot, tapi tidak terlalu menonjol seperti para binaragawan yang kerap mengikuti kontes. Ini terlihat sangat alami karena dibentuk dari kerja keras serta kegigihan. 

Mandala bukanlah pria pertama yang bertelanjang bulat di hadapan Gita. Namun, dia jadi satu-satunya yang mampu membuat gadis itu terkesima karena kesempurnaan fisiknya. 

“Aku menginginkan ini bukan karena uang, Mas,” bisik Gita, kemudian menciumi dada dan perut Mandala yang berdiri gagah, bagai pahlawan super di film-film Hollywood. 

Senyum manis terlukis di bibir Gita. Dia mendongak, menatap Mandala yang juga menatapnya dengan sorot tak dapat diartikan. Pria itu hanya diam. Namun, Gita memahami betul apa yang diinginkannya.

Perselisihan serta kata-kata tajam Mandala dianggap tak pernah terucap dan menyakiti perasaannya. Gita begitu percaya diri, meyakini bahwa Mandala bersikap demikian karena menginginkan dirinya, meski pria itu terlihat ragu. 

“Ah ….” Helaan napas berat meluncur dari bibir Mandala. Dia memejamkan mata dalam-dalam, seraya mere•mas lembut rambut panjang Gita, yang bersimpuh di hadapannya. 

Jam terbang memang tak bisa berbohong. Gita begitu piawai dalam memperlakukan Mandala. Tak ada rasa canggung atau malu. Begitu juga ketika mereka sudah berada di tempat tidur. 

Bagaikan mimpi. Tak hanya kecantikan luar Gita yang kini Mandala nikmati, tetapi juga setiap lekukan tersembunyi dari diri gadis itu. 

Seperti yang terlihat dari luar. Gita memiliki kulit lembut bagai kelopak bunga yang baru mekar di pagi hari. Tak hanya terawat, tetapi juga menghadirkan kehangatan serta ketenangan saat menyentuhnya. Pancaran keindahan itu jadi daya tarik yang teramat besar sehingga membuat hasrat kian terbangkitkan. 

Lenguhan pertama meluncur dari bibir Gita. Tubuhnya menggelinjang, tak kuasa menahan sensasi luar biasa atas kenikmatan yang memenuhi dada. Hentakan demi hentakan kencang menghadirkan perasaan tersiksa, tetapi justru membuatnya berharap agar permainan itu tidak berakhir terlalu cepat. 

Detik berputar. Malam kian larut. Peluh membasahi seluruh tubuh. Rasa lelah melanda, ketika sejoli itu berhasil mendaki puncak tertinggi dari pendakian menakjubkan yang telah dilakoni bersama. 

Senyum puas terlukis di bibir Gita, sembari bergelayut manja dalam dekapan Mandala. Ada rasa tak percaya, tetapi sadar bahwa itu bukanlah mimpi semata. 

“Ini adalah yang pertama bagiku, Mas,” ucap Gita, membuka perbincangan sambil melepas lelah. 

“Maksudmu?” tanya Mandala cukup datar. 

“Ini pertama kalinya aku merasakan kenikmatan dalam bercinta,” ungkap Gita apa adanya.

“Jangan mengada-ada,” ujar Mandala, menanggapi ragu ucapan Gita.

“Kamu boleh tidak percaya, Mas. Tapi, rasanya sangat berbeda.”

“Apanya yang berbeda? Alat kelamin sama saja .… Ah, mungkin hanya masalah ukuran.” Mandala menggeleng tak percaya setelah berkata demikian. Terlebih, Gita menanggapi dengan tawa pelan. 

“Bukan itu yang kumaksud,” bantah Gita, seraya memainkan ujung telunjuk di dada Mandala. 

“Lalu?” Mandala melirik, kemudian mengecup lembut kening Gita. 

Gita tersenyum. Betapa hangat perasaannya karena mendapat perlakuan seperti itu dari Mandala. Dia jadi tenang dan bebas. 

“Malam ini, aku menemui seseorang. Namun, kami tidak bercinta seperti yang kita lakukan tadi,” tutur Gita apa adanya.

“Apakah lebih gila atau justru sebaliknya?” Entah kenapa, Mandala menanggapi santai penuturan Gita.

“Tidak. Sudah kukatakan bahwa kami tidak bercinta. Itu artinya benar-benar tidak melakukan,” bantah Gita, mempertegas penuturannya. 

“Memangnya, ada pria yang berani membayar tapi tidak mendapat pelayanan di ranjang?”

“Aku beralasan sedang datang bulan,” sahut Gita, tepat di dekat telinga Mandala.

Mandala menautkan alis. “Pria yang bodoh,” gumamnya.

“Dia juga menyebut Mas Maman sebagai pria bodoh.”

“Kenapa aku?” Mandala menoleh, menatap tak mengerti. 

Gita yang sedikit mendongak, tersenyum nakal. “Mas Maman tidak tertarik padaku.”

“Lalu, apa tanggapanmu?” 

Gita terdiam sejenak, kemudian mengembuskan napas pelan. “Mas Maman adalah satu-satunya pria yang pintar karena tidak tertarik pada pela•cur sepertiku.”

“Gita ….” Ada perasaan tak enak yang tiba-tiba menyeruak dalam dada Mandala. “Kenyataannya, sekarang aku ada di dekatmu. Kita tidur seranjang tanpa pakaian. Kita berbagi segalanya beberapa saat yang lalu dan ….” Mandala menjeda kalimatnya.

“Dan apa?” 

“Arun benar. Aku menjilat ludah sendiri.”

Gita melepaskan diri dari dekapan Mandala. Dia duduk sambil menatap pria itu. “Selama ini, Pak Rais hanya memperkenalkanku pada pria-pria kelas atas. Dia merasa aku layak untuk melayani mereka. Itulah kenapa, dia tak pernah mengizinkanku meladeni para pekerja proyek atau pria tidak jelas.” 

“Termasuk aku?” 

Gita tersenyum cukup lebar. “Entahlah. Aku merasa Mas Maman bukan pria sembarangan.”

“Bagaimana kamu bisa menyimpulkan demikian?” 

Gita mengangkat bahu. “Aku sering mengandalkan perasaan untuk menilai seseorang dan … dan aku terkesan dari semenjak pertama kali melihat Mas Maman ada di antara para pekerja proyek yang membosankan.”

“Kamu terkesan padaku?” Mandala menatap aneh sehingga membuat Gita tersipu. 

“Ya, Tuhan. Kamu sangat cantik,” ucap Mandala pelan, kemudian mencium mesra Gita. 

“Mari kita ulangi lagi,” ajak Gita, seraya naik ke tubuh Mandala.

Bersamaan dengan itu, terdengar ketukan di pintu.

"Gita!" panggil Rais.

1
Titik pujiningdyah
aku curiga si wira ini mucikari jg deh
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Minat jadi anak buahnya ga?
total 1 replies
Dwisya Aurizra
Maman nyaranin Gita untuk tidak dekat" dgn wirwir, eh sekarang wirwir yg berkata gitu...
woy kalian berdua tuh ada apa sebenernya
Gita kan Lom tahu sipat asli kalian berdua
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Mentang² Maman berambut panjang
total 3 replies
Najwa Aini
jadi semacam kompetisi terselubung ini ..😆😆
Najwa Aini
uiiyy..tepat..
Najwa Aini
Gita juga belum tau siapa kamu sebenarnya, Wira...
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Kasih paham, Kak
total 1 replies
Rahmawati
penasaran hubungi wira dan mandala, sepertinya mereka memang saling mengenal
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ikuti terus ya, Kak
total 1 replies
Titik pujiningdyah
plng rais dibebasin wira jumbo
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Ga pernah nemu nama jajanan gt ah
total 3 replies
Rahmawati
paling cuma sebentar pak rais di tahan
Siti Dede
Aku kok nggak rela kalau Gita sama Mandala
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Realistis ya, Kak🤭
total 3 replies
Lusy Purnaningtyas
maman g punya apa² toh?
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Dia punya hasrat, Kak😄
total 1 replies
Dwisya Aurizra
padahal udah antepkeun aja biar Mandala menghabisi Rais kalo metong itu jasadnya kubur aja di bangunan yg balon jadi, itung" tumbal🤭
Rahmawati
lanjuttt
Najwa Aini
Wuihh Mandala ditusuk!!🤭🤭
Najwa Aini
Rais yg dibogem, aku yang senang. Definisi menari di atas luka mungkin ini ya..tapi biarlah..😄😄
Titik pujiningdyah
satu bab doang nih?
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Pijitin dulu sini. Nyai pegal-pegal
total 1 replies
Titik pujiningdyah
yaampun tua bangka gtw diri
Najwa Aini
Cover baru nih
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Aku ga akan tersinggung karena itu juga ga konfirmasi dulu gantinya, Kak
total 3 replies
Titik pujiningdyah
jangan2 si wira mau jual gita ke luar nagre🤣
Titik pujiningdyah: tau aja sih
total 2 replies
Titik pujiningdyah
pilih wira aja lah. plng gk kan bisa foya2
ƙꪮꪑꪖꪶꪖకꪖꪹỉ: Istri cerdas
total 1 replies
Dwisya Aurizra
keknya Mandala dan Wira ada masalah dimasa lalu yg belum selesai
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!