NovelToon NovelToon
Dihamili Musuh Abangku

Dihamili Musuh Abangku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.3k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Bara tak menyangka bahwa ią menghabiskan malam penuh gelora dengan Alina, yang ternyata adalah adik kandung dari musuhnya di zaman kuliah.

"Siaap yang menghamili mu?" Tanya Adrian, sang kakak dengan mulai mengetatkan rahangnya tanda ia marah.

"Aku tidak tahu, tapi orang itu teman kak Adrian."

"Dia bukan temanku, tapi musuhku." cetus Adrian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pingsan

Alina terlihat pucat, matanya terpejam rapat saat dia mencoba mengatasi rasa mual yang tiba-tiba menyerang. Alina sempat mual ketika ia baru menghabiskan separuh sandwich isi telur dan keju.

Akhirnya karena tak kuat ia menahan rasa ingin muntah Alina berlari kecil meninggalkan meja makan dan memuntahkan isinya di dalam wastafel.

Bara, dengan ekspresi khawatir, berusaha mendekati istrinya, berjalan cepat melewati meja makan yang berantakan. Namun, Bram yang berada lebih dekat dengan wastafel, sudah terlebih dahulu menghampiri Alina, menawarkan bantuan dengan cepat. Atmosfer ruangan itu terasa tegang dan penuh kecemasan, mencerminkan keadaan mendesak yang terjadi.

Alina terus mengeluarkan isi perutnya dengan wajah pucat pasi, tubuhnya bergetar tak karuan. Bram, yang cemas melihat kondisi Alina, segera mendekat dan dengan lembut memijat tengkuknya, mencoba memberikan sedikit kenyamanan.

"Alina, kamu tidak apa-apa?" tanya Bram dengan suara yang bergetar, mencerminkan kekhawatirannya yang mendalam. Sementara itu, Bara yang berdiri tidak jauh dari mereka, menggenggam tangan dengan kuat hingga buku-bukunya memutih.

Rasa marah bercampur bingung menguasai pikirannya, tapi dia berusaha keras untuk menahannya, tidak ingin membuat situasi menjadi lebih buruk. Kedua mata Bara menatap Alina dengan perasaan yang campur aduk, mulai dari kekhawatiran sampai kekesalan yang mendalam terhadap adik tirinya.

Alina masih terus memuntahkannya, lalu Bram membantu memijat tengkuk Alina. Dari dekat Bara menahan kemarahannya dengan tangan terkepal.

Bara hanya mengamati sampai sejauh mana adik tirinya itu begitu perhatian pada istrinya, sampai pada Alina menoleh pada Bram yang kini memberikannya tisu pada Alina.

Alina menatap sayu pada Bram, ia sebenarnya enggan untuk mengambilnya namun ia akhirnya memutuskan untuk mengambil tisu untuk itu dari tangan Bram.

"Terima kasih kak." Ucap Alina dan mengusap mulut yang kotor dengan tisu yang dibelikan Bram.

Bara merasakan jantungnya berdegup kencang, amarah yang mendidih di dadanya sulit untuk dikendalikan. Matanya yang tajam menatap Alina yang sedang berdiri bersama laki-laki lain.

Naura pun juga merasakan apa yang bara rasakan, ia juga merasa cemburu dan menahan kekesalannya melihat suaminya begitu perhatian pada Alina, istri kakak iparnya.

Tanpa membuang waktu, Bara melangkah cepat mendekati mereka, aura kemarahannya terasa sampai ke udara sekitar. Ketika ia mendekat, Naura menoleh dengan raut wajah terkejut.

Bara tanpa ragu menyingkirkan tangan laki-laki yang sedang berdiri di samping Alina, sentakan yang keras dan penuh kekuatan.

"Minggir, dia istriku," ucap Bara dengan suara yang rendah namun mengandung ancaman yang tidak terbantahkan.

Alina yang terperanjat hanya bisa menatap Bara dengan kebingungan dan rasa sakit yang muncul akibat ketidakmengertian situasi yang terjadi di antara mereka.

Akhirnya tangan Bram tersingkir karena Bara yang kasar menyingkirkan nya dari lengan istrinya.

"Tapi aku hanya membantu Alina saja." Ucap Bram dengan dalihnya.

"Bram, biarkan saja. Kamu duduklah lagi dan teruskan sarapanmu." Perintah sang ibu.

Naura bangkit dan mendekati suaminya, ia pun mengandeng lengan Bram untuk menjauhi Alina yang saat ini sudah direngkuh oleh Bara.

"Kamu kenapa sih kak? Biarkan saja Alina ditolong suaminya." Geram Alina dengan berbisik.

"Kau tak lihat tadi Alina butuh bantuanku. Dia sudah pucat saat tadi aku tolong."

"Hentikan kegilaanmu ini kak, dia sudah punya kak Bara." Tekan Naura jengah.

Brugh

Bara yang dekat dengan Alina langsung segera menahan Alina untuk tidak terjatuh dilantai, ia tumbang saat badannya terasa lemah.

Dengan cekatan, ia menopang tubuh Alina yang lemas dan merasakan pusing.

"Alina kamu kenapa sweety...." Panik Bara.

"Alina....." teriak Bram, serentak dengan Bara yang juga memanggil nama yang sama. Bram, yang sedang memegang tangan Naura, langsung melepaskan genggaman itu dengan kasar.

Naura terkejut dan memandang Bram dengan tatapan tidak percaya, namun Bram tidak mempedulikannya. Langkahnya cepat menuju Alina, dan ia melihat Bara sudah memapah Alina yang tampak pucat.

Dengan langkah besar, Bram mendekati mereka dan menawarkan bantuan. "Biarkan aku yang membawanya," kata Bram dengan nada mendesak, sambil memandang Bara dengan tatapan penuh harap.

Alina, yang masih terkulai lemah di pelukan Bara, ia berdiri dengan sorot matanya tidak lepas dari Alina, khawatir dengan kondisi isteri kecilnya itu.

"Alina sayang bangun....." Seru Bram tanpa sadar berucap seperti itu.

Membuat manik mata yang ada diruangan itu yang melihatnya terkejut. Mereka terkejut Bram memanggilnya dengan sebutan sayang, panggilan yang sering ia gaungkan pada Alina.

Bara terkejut namun ia tahu perasaan Bram sampai detik ini masih mencintai Alina. Lisa dan Naura tentu tahu hubungan keduanya, namun tidak dengan Robert yang belum tahu hubungan diantara Bram dan Alina di masa lalu.

Bram pun membantu Bara mengangkat Alina, ingin rasanya Bara marah bahkan menyingkirkan tangan Bram pada tubuh istrinya. Sialnya ia tak bisa melakukannya, karena saat ini ayahnya melihat mereka.

Dan ia tak ingin memperkeruh masalah untuk saat ini, Bara membiarkan Bram ikut memapah Alina sampai luar ruang makan.

"Sayang telepon ambulance sekarang, aku khawatir terjadi sesuatu pada cucuku." Perintah Robert yang begitu cemas melihat kejadian barusan.

"Hah apa?" Seru ibunda Bram mengernyit.

"Sialan Alina, baru sehari tunggal dirumah ini suamiku sudah cemas." Batin Lisa kesal. Ada kecemburuan yang ia rasakan ketika Robert lebih mementingkan anak dalam kandungan Alina.

Tentu saja karena janin itu milik Bara Respati penguasa perusahaan nya kelak, pewaris sebenarnya. Namun Lisa tak terima itu semua, ia seolah menjadi sangat rakus akan semua hal.

Baik kasih sayang, maupun seluruh aset yang dimiliki Robert. Anak kandung tetap akan menjadi segalanya, terutama ada pewaris Bara di dalam perut Alina.

"Kau tak dengar aku Lisa? Hubungi saja doker pribadi kita. Aku cemas pada Alina." Seru Robert lagi.

Kalo ini perkataan Robert yang satu ini membuat Naura yang kesal, pasalnya ia telah sebulan lebih bahkan menjelang dua bulan tinggal dirumah itu, ia belum bisa mendapatkan perhatian dari siapapun.

Baik suaminya, maupun ayah mertuanya. Hanya Lisa yang selalu mendukung dan sayang padanya. Tentu saja itu semua karena ibunda Bram itu menyayangi dan perhatian padanya ada maunya.

Namun Naura yang tahu malah memanfaatkan kekayaan dan kekuasaan kedua orang tuanya untuk mengambil hati Bram, termasuk memaksa orang tuanya untuk menikahkan dirinya dengan Bram.

Apalagi Alina baru bergabunglah dikeluarga ini belum ada satu hari, namun semua attensi para penghuni hanya tertuju pada gadis itu, bagaimana ia tidak iri.

Dengan terpaksa dan tekanan dari istrinya akhirnya mau tidak mau Lisa menghubungi dokter keluarga mereka, dan menyuruhnya untuk segera datang ke keluarga ini.

Untungnya dokter itu menyanggupi, padahal hari ini adalah weekend nya. Akan tetapi karena ia digaji oleh keluarga Robert begitu tinggi akhirnya dokter itu harus bersedia datang apapun kemauan dari Robert.

Saat Robert akan menyusul menantu dan puteranya ia ditahan oleh istrinya Lisa.

"Lebih baik kita tunggu dokter saja, biarkan Bara dan Bram yang membantu Alina."

"Kau benar, aku akan menunggu disini saja." Tukas Robert yang kini duduk di sofa diruang tamu.

Pria tua itu berharap secepatnya dokter akan datang, karena ia begitu cemas pada calon cucu yang Alina kandung.

Disisi lain Alina direbahkan oleh Bara dan Bram di tepi ranjangnya, hingga saat Bram baru saja akan berdiri setelah ia membungkuk barulah Bara dengan cepat menarik adiknya itu.

Bram tentu saja yang tidak siap dengan tarikan Bara yang kasar dan kencang akhirnya tumbang dan ia jatuh di lantai. Tepatnya dibawah ranjang dimana tadi Alina direbahkan.

"Kak Bara kenapa kamu jatuhin aku." Protes Bram yang berusaha bangkit dari tempatnya.

"Itu semua karena Lo!! gue udah pernah bilang bukan jangan dekati Alina. Dia itu istri gue, lupa ya?" Geram Bara yang sudah ingin rasanya ia menampol wajah tampan adik tirinya itu.

Bram terdiam sesaat karena ia tahu bahwa kondisinya kini berbeda, mereka sudah usai dan tidak ada hubungan lagi. Hanya sebatas adik dan kakak ipar saja.

Namun kekhawatiran Bram pada Alina memaksanya untuk berbuat jauh melebihi rasa cemas suaminya, yaitu Bara.

"Tapi gue cemas kak lihat Alina seperti tadi, wajahnya pucat." Protes Bram.

"Tapi Lo gak usah terlalu berlebihan, dia istri gue dan Lo sendiri juga sudah memiliki istri yang cantik bukan?" Sindir Bara.

Untungnya perselisihan itu terjeda karena dokter yang tadi dipanggil oleh Lisa telah datang, dokter wanita itu segera memasuki kamar dengan Robert yang ikut berada di belakangnya.

Disusul oleh istrinya yang juga ikut menemani suaminya, untuk kesan bahwa ia adalah ibu mertua yang baik.

Dokter pun mulai memeriksa kondisi Alina, tak lama setelah diperiksa oleh dokter, akhirnya Alina membuka matanya.

Itu pun setelah badannya dibalurkan minyak kayu putih oleh dokter, Alina terkejut ketika mendapati dirinya telah berada di dalam kamar.

Terlebih lagi dikamar itu bukan hanya dirinya dan suaminya, ada banyak pasang mata yang berada di kamar pasangan suami istri yang baru saja menikah.

1
اختی وحی
kalimat ny salah thor, harusnya bukan semalam. tpi malam itu.. krn kejadian ny sudah sebulan lalu
dindaaurora: ok nanti saya cek lagi kak
total 1 replies
vita
suka sm jln ceritanya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!