NovelToon NovelToon
Transmigrasi Menjadi Gundik

Transmigrasi Menjadi Gundik

Status: sedang berlangsung
Genre:Era Kolonial / Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: indah yuni rahayu

Kembali hidup setelah dirinya mati terbunuh. Itulah yang dialami gadis jenius bisnis bernama Galuh Permatasari. Ia bertransmigrasi ke era kolonial menjadi seorang gundik dari menheer tua bernama Edwin De Groot. Di era ini Galuh bertubuh gendut dan perangainya buruk jauh dari Galuh yang asli.

Galuh memahami keadaan sekitarnya yang jauh dari kata baik, orang - orang miskin dan banyak anak kelaparan. Untuk itu ia bertekad dengan jiwa bisnisnya yang membludak untuk mengentaskan mereka dari keterpurukan. Memanfaatkan statusnya yang sebagai Gundik.

Disaat karirnya berkembang, datanglah pemuda tampan yang tidak lain adalah anak dari menheer tua bernama Edward De Groot. Kedatangannya yang sekedar berkunjung dan pada akhirnya jatuh cinta dengan gundik sang ayah.

Lantas, bagaimana kisah kelanjutannya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon indah yuni rahayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Edward Kesal

Wilda sangat terkejut dan panik melihat putranya, Edward, menggendong Nyai Galuh. Dia tidak bisa mempercayai apa yang dilihatnya.

"Edward, apa yang kamu lakukan?" tanya Wilda dengan nada yang tercengang.

Edward tidak menjawab, dia hanya terus menggendong Nyai Galuh yang masih terluka. Wilda bisa melihat wajah Nyai Galuh yang pucat.

"Kamu... kamu peduli dengan dia?" tanya Wilda dengan nada yang sedikit terluka.

Edward masih tidak menjawab, tapi Wilda bisa melihat perubahan dalam ekspresi wajahnya.

Wilda menegur Edward dengan nada yang tegas. "Edward, apa yang kamu lakukan? Menggendong gundik ayahmu seperti itu tidak pantas!"

Edward tidak menjawab, dia hanya terus menggendong Nyai Galuh yang masih terluka memasuki rumah.

"Edward, tolong letakkan dia! Kamu tidak bisa memperlakukan gundik ayahmu seperti itu!" kata Wilda dengan nada yang semakin tinggi.

Tapi Edward tetap diam dan tidak menghiraukan Wilda.

Mendengar suara Wilda yang berteriak Edwin pun keluar untuk melihat apa yang terjadi. Ia pun langsung panik melihat Nyai Galuh dalam gendongan putranya, Edward, dan menyadari bahwa Nyai Galuh pasti mengalami sesuatu yang buruk. "Apa yang terjadi pada Nyai Galuh?" tanya Edwin dengan nada khawatir, sambil mendekati mereka.

"Dia diserang di jalan, Papi," jawab Edward singkat, terus membawa Nyai Galuh masuk ke dalam rumah.

Edwin langsung memerintahkan Kasminah untuk menyiapkan air hangat dan obat-obatan, sementara dia sendiri membantu Edward meletakkan Nyai Galuh di tempat tidur.

Edwin langsung mendesis, " Ini pasti ulah Van Der Meer! Aku tidak percaya !" Edwin terlihat marah dan kesal. "Kita harus melakukan sesuatu, Edward. Kita tidak bisa membiarkan dia terus berbuat semena-mena," kata Edwin, tekadnya terlihat jelas.

"Siapa Van Der Meer itu, Papi ?" tanya Edward.

"Van Der Meer adalah seorang mandor kaya di perkebunan kopi dan berpengaruh yang memiliki reputasi sebagai orang yang licik dan berbahaya. Dia memiliki kekuasaan dan jaringan yang luas, membuatnya sulit untuk dihadapi."

"Van Der Meer memiliki dendam pribadi terhadap Nyai Galuh karena kejahatannya dilaporkan ke parlemen, yang membuatnya melakukan segala cara untuk melukainya. Dia tidak memiliki hati dan akan melakukan apa saja untuk mencapai tujuannya, termasuk melakukan kejahatan dan melanggar hukum."

"Van Der Meer juga memiliki kemampuan untuk memanipulasi orang lain dan menggunakan mereka untuk mencapai tujuannya. Dia sangat cerdas dan memiliki strategi yang licik, membuatnya menjadi lawan yang tangguh." terang Edwin dengan panjang lebar.

Setelah mengetahui siapa Van Der Meer dan motifnya, Edward merasa marah dan benci. Dia tidak bisa menerima bahwa ada orang yang bisa begitu kejam dan melakukan kejahatan terhadap orang lain.

Edward pasti akan menyelidiki lebih lanjut tentang keterlibatan Van Der Meer dalam serangan itu. Dengan posisinya sebagai asisten residen, dia memiliki akses untuk melakukan penyelidikan dan mengumpulkan informasi. Dia akan sangat berhati-hati dan teliti dalam mengumpulkan bukti-bukti yang dapat membuktikan keterlibatan Van Der Meer.

Nyai Galuh membuka matanya perlahan-lahan dan merasa kepalanya pusing. Dia mencoba mengingat apa yang terjadi sebelumnya dan menyadari bahwa dia berada di tempat yang familiar. Nyai Galuh melihat Edward yang sedang memandangnya dengan khawatir.

"Tuan Edward, Tuan Edwin ?" tanya Nyai Galuh dengan suara lemah.

"Kamu sudah aman di rumah," jawab Edward dengan lembut. "Kamu selamat. Aku sudah membawa kamu ke sini setelah aku menemukanmu."

Nyai Galuh mencoba mengingat kembali dan menyadari bahwa dia diserang oleh orang-orang yang bekerja untuk Van Der Meer. Dia merasa takut dan cemas. "Van Der Meer... dia akan membunuhku," kata Nyai Galuh dengan panik.

Edwin memberikan senyum hangat. "Jangan khawatir, Nyai. Kamu aman sekarang. Kami akan melindungi kamu dari Van Der Meer," kata Edwin dengan nada yang menenangkan.

Nyai Galuh merasa sedikit lega dengan kehadiran Edwin dan Edward. Namun, dia masih merasa cemas tentang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Edward memperhatikan ekspresi Nyai Galuh dan tahu bahwa dia masih trauma dengan apa yang terjadi. "Jangan khawatir, Nyai. Kami akan melakukan yang terbaik untuk membuat kamu aman," kata Edward dengan lembut.

Kasminah masuk ke kamar Nyai Galuh dengan membawa air hangat dan obat-obatan. "Nyai, saya akan merawat luka-luka Anda," kata Kasminah dengan lembut.

Nyai Galuh mengangguk lemah, masih merasa sakit dan lelah. Kasminah mulai membersihkan luka di kepala Nyai Galuh dengan hati-hati dan memberikan obat-obatan yang diperlukan.

Sementara itu, Edwin dan Edward keluar dari kamar, memberikan privasi kepada Nyai Galuh untuk beristirahat.

"Dia akan baik-baik saja. Kasminah akan merawatnya," ujar Edwin. "Tapi kita harus tetap waspada. Van Der Meer tidak akan berhenti sampai dia mencapai tujuannya."

"Papi benar, besok aku akan melakukan penyelidikan." ujar Edward.

"Bagus. Sementara waktu ini menjadi tugasmu sampai pihak investigasi datang."

"Ya, Papi. Aku akan melakukan yang terbaik untuk mengetahui apa yang terjadi dan siapa yang bertanggung jawab," kata Edward dengan tekad yang kuat.

Edwin mengangguk, merasa bangga dengan keteguhan hati anaknya. "Aku percaya padamu, Edward. Kamu adalah anak yang cerdas dan tangguh. Aku tahu kamu bisa melakukan ini," kata Edwin dengan nada yang hangat.

Edward tersenyum, merasa termotivasi untuk menyelesaikan tugasnya. "Terima kasih, Papi. Aku tidak akan mengecewakanmu," kata Edward dengan yakin.

Wilda, yang berdiri di dekat mereka, memperhatikan percakapan antara Edwin dan Edward dengan perasaan yang campur aduk. Dia merasa sedikit kesal karena lebih mengutamakan Gundik Jawa itu.

"Mengapa Edward yang harus melakukan penyelidikan?" tanya Wilda dengan nada yang sedikit keras.

Edwin menoleh ke arah Wilda dan menjelaskan, "Karena Edward memiliki kemampuan dan sumber daya yang dibutuhkan untuk melakukan penyelidikan ini, Wilda. Selain itu, aku percaya padanya."

Wilda tercengang tak percaya dan terlihat tidak puas dengan jawaban Edwin.

Keesokan paginya.

Sebagai asisten residen, Edward ditugaskan untuk mengawasi dan mengelola perkebunan kopi tempat Edwin bekerja. Namun, kali ini Edward memiliki tugas tambahan untuk menyelidiki kemungkinan adanya kejahatan yang terkait dengan Van Der Meer di perkebunan tersebut.

Edward berjalan di sekitar perkebunan, memperhatikan setiap detail dan berbicara dengan pekerja untuk mencari informasi. Dia ingin tahu apakah ada yang melihat atau mengalami sesuatu yang tidak biasa. Dengan tekad yang kuat, Edward bertekad untuk mengungkapkan kebenaran dan melindungi perkebunan keluarga dari ancaman Van Der Meer.

Edward bertanya kepada pekerja, "Apa ciri-ciri fisik Van Der Meer?"

Pekerja tersebut menjawab, "Tuan Van Der Meer memiliki jenggot yang tebal dan selalu memakai topi hitam. Dia juga memakai cincin besar di tangan kanannya."

Edward mengangguk, sudah mendapatkan gambaran tentang ciri-ciri fisik Van Der Meer. Sekarang dia memiliki informasi yang lebih spesifik untuk membantu penyelidikan. Apa langkah selanjutnya?

1
Yusni
akhitnya ditangkap jg si semir hahHhhhaaaaa
Yusni
uda ngk sabar ne liat aksi galuh .. secara galuh dr dunia modern
Kam1la: oke, kakak mau imajinasi aksi nyai Galuh yang bagaimana ini ?
total 1 replies
Kam1la
iya. sabar ya Kak....
Yusni
lama bgt ne gebrakan nyai galuh.secara nyai kanndr dunua modern
Yusni
keren nyai
Yusni
mengerikan jmn belanda dulu ...semoga galuh bisa membantu kaum pribumj
Yusni
kapok edwin...hhhrhrhf
Yusni
menunggu aksi galuh yg bikin org melonggo..buat galuh jg nelayani sii edwin thor
Yusni
mgk galuh akan bukin kejutan lainnya
Kam1la
terima kasih, tolong dukungan nya...😍
Yusni
jg smpe ngk tamat thor..asliiii ceritanya kerennnnnnn
Yusni
tambah apik ceritanya
Yusni
suka cerita seperi ini....semangat thor
Yusni
keren ceitanya tpi kok sepi yg baca ...
Yusni
mampir baca semoga semakin menarik
Kam1la
selamat datang reader, semoga terhibur dengan cerita tentang nyai Galuh. sekian lama up, belum ada komentar nih dari kalian. Yuk, dukung terus author tercinta ini dengan memberi like, subscriber, hadiah dan yang paling ditunggu komentar kalian.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!