NovelToon NovelToon
Aku Bukan Pelacur

Aku Bukan Pelacur

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Keluarga / CEO / Diam-Diam Cinta / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:34.7k
Nilai: 5
Nama Author: Miss Ra

Malam itu, di sebuah desa terpencil, Alea kehilangan segalanya—kedua orang tuanya meninggal dan dia kini harus hidup sendirian dalam ketakutan. Dalam pelarian dari orang-orang misterius yang mengincarnya, Alea membuat keputusan nekat: menjebak seorang pria asing bernama Faizan dengan tuduhan keji di hadapan warga desa.

Namun tuduhan itu hanyalah awal dari cerita kelam yang akan mengubah hidup mereka berdua.
Faizan, yang awalnya hanya korban fitnah, kini terperangkap dalam misteri rahasia masa lalu Alea, bahkan dari orang-orang yang tak segan menyiksa gadis itu.

Di antara fitnah, pengkhianatan, dan kebenaran yang perlahan terungkap, Faizan harus memutuskan—meninggalkan Alea, atau menyelamatkannya.

Kita simak kisahnya yuk di cerita Novel => Aku Bukan Pelacur.
By: Miss Ra.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Ra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

♦️ Versi Revisi

Begitu Alea melangkah masuk, aroma kayu dan teh melati menyambutnya lembut. Tante Mira langsung menepuk-nepuk lengannya, senyum hangat menghiasi wajahnya yang berkerut manis.

"Duduk sini, Nak. Kamu pasti capek," ucapnya sambil menunjuk kursi rotan di ruang tamu.

Alea menurut. Kursi itu sederhana, tapi nyaman\_ empuk dan berderit pelan saat ia duduki. Beberapa detik kemudian, Tante Mira kembali dari dapur membawa segelas teh hangat dan sepiring pisang goreng yang masih mengepul.

"Minum dulu, ya. Perutmu pasti kosong dari tadi."

Alea menatap teh itu sesaat, lalu memandang Tante Mira. Ada cahaya lembut di mata wanita itu, hangat seperti pelukan yang selama ini hanya bisa ia bayangkan.

"Terima kasih, Tante," ucapnya lirih, suaranya bergetar pelan.

Tante Mira tersenyum, duduk di hadapannya. "Kamu ini seperti anakku sendiri, Alea. Di sini jangan sungkan, ya. Anggap rumah ini rumahmu."

Alea mengangguk pelan. Ada sesuatu di dadanya yang terasa mencair. Setelah sekian lama menahan segalanya sendiri, rumah kecil dengan aroma kayu dan suara burung di luar jendela ini seperti memeluknya tanpa kata.

Suara motor terdengar berhenti di depan rumah. Tak lama, pintu terbuka dan sosok Paman Budi muncul sambil menenteng helm dan tersenyum lebar.

"Lho, ini yang dari kota itu, ya? Wah, tambah cantik aja, udah kayak artis sinetron!"

Alea menahan tawa kecil, pipinya sedikit bersemu. "Paman bisa aja."

Paman Budi tertawa, suaranya berat tapi hangat, memenuhi ruangan. "Ya ampun, Tante Miramu ini sampai heboh banget waktu dengar kamu mau datang. Katanya, rumah ini akhirnya rame lagi.”

Tante Mira terkekeh, menatap suaminya dengan lembut. "Sudah, sudah, kamu duduk dulu. Aku bikinin teh."

Begitu mereka duduk bertiga, suasana ruang tamu berubah hangat. Canda ringan mengalir di antara aroma teh dan pisang goreng.

"Jadi, Alea," ucap Paman Budi sambil menatapnya ramah, "kira-kira kamu betah nggak di desa? Jangan-jangan kaget lihat sawah sama kebo nanti."

Alea tertawa kecil. "Kayaknya malah seru, Paman. Di kota nggak ada pemandangan kayak gitu."

"Wah, kalau begitu besok ikut Paman ke sawah, ya. Biar sekalian latihan lempar lumpur. Siapa tahu jadi atlet lomba balap kerbau!" katanya sambil mengedip jahil.

Tante Mira langsung menepuk lengan suaminya sambil tertawa. "Ih, Mas ini, ada-ada aja. Alea jangan dipercaya semua omongannya."

Alea ikut tertawa. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama, tawanya lepas dan tulus. Semua ketegangan dan letih yang ia bawa dari rumah besar di kota terasa mulai luruh.

Namun di sela tawa itu, Alea menangkap sorot mata Tante Mira yang dalam sesaat terlihat… kosong. Hangat, tapi juga menyimpan kesepian yang samar.

Setelah hening sesaat, Tante Mira menatap Alea pelan. "Kamu tahu, Le," panggilannya lembut, “Tante sama Pamanmu ini belum dikasih rezeki anak sampai sekarang. Sudah lama sekali.”

Paman Budi menimpali dengan senyum pasrah. "Kadang kangen juga ada suara bocah di rumah. Tapi ya mungkin rezeki kami memang di lain tempat. Jadi kalau ada keponakan datang, rasanya kayak rumah ini hidup lagi."

Alea terdiam sejenak, lalu senyum tipis muncul di bibirnya. Ada getar hangat yang menjalar pelan di dadanya.

"Terima kasih, Tante... Paman. Alea... senang banget bisa di sini."

"Sudah, nggak usah banyak terima kasih," kata Tante Mira sambil menepuk punggung tangan Alea. "Kamu capek, istirahat dulu, ya. Nanti sore kita jalan ke kebun belakang. Tante tanam bunga mawar, pasti kamu suka."

Alea mengangguk. Senyumnya mengembang lembut untuk pertama kalinya, bukan karena terpaksa.

\_-\_-\_-\_

**Di Surabaya**

Langit Surabaya siang itu kelabu, seolah ikut menyimpan sesuatu yang berat. Di lantai dua belas hotel bintang lima, Faizan berdiri tegap di depan jendela besar, merapikan dasinya dengan gerakan presisi.

Wajahnya tampak lelah, tapi matanya tetap tajam, seperti menolak menunjukkan sisi rapuh yang mungkin sedang bergejolak di dalamnya.

Di sofa, Arka sudah siap dengan tablet di tangan. "Agenda hari ini padat, Pak. Rapat dengan investor pukul sembilan, lalu makan siang bisnis jam dua belas."

Faizan hanya mengangguk tipis. "Arka," ucapnya pelan namun tegas, "hari ini aku pergi seharian. Pastikan ada suster profesional yang datang sore ini untuk jaga Nayla. Aku nggak mau dia sendirian."

Nada suaranya datar, tapi ada sesuatu di ujungnya\_ seperti sisa rasa bersalah yang ditelan paksa.

Arka menatap sekilas bosnya itu. "Baik, Pak. Saya urus sekarang."

Faizan menatap jam tangannya. "Sore ini aku harus ke kantor pusat. Pastikan semuanya aman sebelum aku kembali."

Setelah itu, tanpa banyak bicara lagi, ia mengambil jas dan keluar. Lalu pintu tertutup pelan.

Sunyi.

Arka menarik napas panjang, lalu menoleh ke arah ranjang. Nayla duduk bersandar di sana, mengenakan sweater abu-abu longgar. Wajahnya tampak lebih segar, tapi matanya masih menyiratkan kelelahan.

"Gimana, Nayla? Kakimu masih sakit?" tanya Arka sambil mendekat.

Nayla menggeleng pelan. "Sudah mendingan, Kak. Cuma masih agak nyut-nyutan."

"Baguslah. Nanti sore suster datang. Sementara itu kita pesan makan dulu, ya. Kamu harus isi tenaga."

Nayla tersenyum kecil. "Iya, Kak. Makasih."

Tak lama, aroma sup ayam hangat memenuhi kamar. Arka menata makanan di meja kecil, sementara Nayla mulai makan perlahan.

"Aku nggak nyangka bisa tinggal di sini, Kak," gumam Nayla, menatap pemandangan kota dari jendela.

Arka menoleh sekilas, tersenyum tipis. "Kenapa? Karena Pak Faizan itu orangnya dingin banget?"

Nayla terkekeh kecil. "Iya-- tapi ternyata dia juga perhatian, ya. Cuma caranya aja beda."

Arka ikut tersenyum. "Dia memang begitu. Tidak pandai bicara, tapi kalau sudah janji, dia akan bertanggung jawab sampai akhir."

Nayla terdiam, menatap jendela yang menampilkan gedung-gedung tinggi. "Aku kadang bingung, Kak. Orang sekeras itu-- kok bisa ya punya sisi yang lembut juga?"

Arka menatapnya lama, lalu berkata pelan, "Mungkin karena dia pernah kehilangan sesuatu yang penting. Orang kayak gitu biasanya cuma berani nyimpan perasaan, bukan nunjukin."

Nayla menatap sup di tangannya, uapnya mengepul pelan. Ada sesuatu dalam kata-kata Arka yang membuat dadanya terasa aneh\_ hangat tapi perih.

...----------------...

**Bersambung**....

1
septiana
sukurin...emang enak ga dianggap.. itulah yang Alea rasakan selama ini, mencintai dengan tulus tapi balasan mu sangat menyakitkan. sekarang hal itu berbalik kepada mu..
Jumi🍉
Cintamu udah basi Faiz didepan Alea...🥴🤮
👀 calon mayit 👀
😵 seruuuu... lanjooot 💪💪 samangat
septiana
dari kemarin kemana aja Faiz... giliran sekarang Alea udah bisa berdiri sendiri tanpa bayang2 mu,eh malah kamu sekarang yg mulai ngejar dia. yah begitulah, penyesalan selalu datang di akhir..
Nurhartiningsih
wah CLBK nih...udah lah.mending pergi aja
Nurhartiningsih
oon...mending pergi.biar tsurasa si Faiz
Jumi🍉
Udah telat Faiz ngejar sekarang dulu kemana aja.🥴
Nurhartiningsih
nyesek banget sih alea
Nurhartiningsih
sebel ah... ceweknya lemah
Nurhartiningsih
menarik
Jumi🍉
Profesional aja Alea pura-pura gak kenal sama Faiz sampai akhir.🙄😒
Miss Ra
ditunggu ya up nya..
aku udah Up dari semalem..
tapi masih di review sampe skrang..
kyknya NT lg ngambek sama aku..

/Proud/
Jumi🍉
Kamu itu laki-laki plin plan dan gak punya prinsip Faiz, saat ada Alea jadi istrimu semua perempuan masa lalumu pada gentayangan dimana-mana.😒 Udah ada istri Janet dikejar setelah ditinggal janet istri digalauin preet.🤮
Miss Ra: /Facepalm//Joyful//Joyful//Joyful/
total 3 replies
Jumi🍉
Udah terima aja Alea lagi pula bosnya perempuan dan selagi kerjaannya gak aneh-aneh,,,😆Faiz biarkan aja dengan Jahetnya paling pas udah lihat kamu jadi model dia bakal mengepul tuh palanya.😏Nanti kalau disuruh pulang lagi dengan alasan ibu Maesaroh jangan mau, temuin aja ibu Maesaroh nya diam-diam tanpa perlu Faiz tau, gak penting juga laki gak punya prinsip itu.🙃
putri lilida
jangan lama2 update nya min..
Miss Ra: iya kak..
insyaallah kalo gak ada lemburan aku update cepet yaa
total 1 replies
septiana
lagian kamu aneh Faiz,udah punya istri malah ngundang perempuan lain kerumah. kaya Alea ga punya perasaan aja. giliran Alea yg cuma jalan bareng sama pria lain kamu langsung marah..
Jumi🍉
Terserah kamu lah Faiz suka-suka kamu aja sama Alea.🤣
Miss Ra: /Facepalm//Joyful/
total 1 replies
septiana
bagus Alea pergilah dari rumah itu,buat apa bertahan bila suami mu sudah tidak menginginkan mu. lanjutkan hidupmu dengan menjadi orang sukses.buktikan pada Faiz kalau kamu bisa hidup tanpanya
Jumi🍉
Sama Alea aja kamu gak becus ngurusnya Faiz malah ditambah Janet, berikutnya perempuan mana lagi yang kamu incar...🤧Udah Alea dekat dgn laki-laki lain kamu kebakaran jenggot...🤮
yoonamin
sedih... gak ada kemajuan alea dan fauzan, eh malah udh dtg orang baru aja😩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!