NovelToon NovelToon
Pembalasan Anak Korban Pelakor

Pembalasan Anak Korban Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Cerai / Keluarga / Balas Dendam
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Tiga Dara

"Aku akan menghancurkan semua yang dia hancurkan hari ini."
Begitulah sumpah yang terucap dari bibir Primordia, yang biasa dipanggil Prima, di depan makam ibunya. Prima siang itu, ditengah hujan lebat menangis bersimpuh di depan gundukan tanah yang masih merah, tempat pembaringan terakhir ibunya, Asri Amarta, yang meninggal terkena serangan jantung. Betapa tidak, rumah tangga yang sudah ia bangun lebih dari 17 tahun harus hancur gara-gara perempuan ambisius, yang tak hanya merebut ayahnya dari tangan ibunya, tetapi juga mengambil seluruh aset yang mereka miliki.
Prima, dengan kebencian yang bergemuruh di dalam dadanya, bertekad menguatkan diri untuk bangkit dan membalaskan dendamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiga Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menyiapkan Kejutan

Pasangan suami istri, Pramudya dan Anita merebahkan tubuh mereka berdampingan di atas ranjang peraduan di dalam kamar, sepulang dari makan malam yang kacau balau. Sepanjang perjalanan pulang, putri mereka tak berbicara sepatah kata pun karena kesal kepada ayahnya. bahkan memandang wajah Pramudya saja ia tak mau.

"Maafkan aku sudah membuat makan malam kita berantakan sayang, aku benar-benar menyesal."

Pramudya berbicara dengan menatap langit-langit kamarnya. Satu tangannya terlipat di bawah kepala sementara tangan kanannya memeluk tubuh Anita yang berbaring memeluk tubuh Pramudya di sebelahnya.

"Sejak siang aku sudah berusaha untuk mengingat bahwa malam ini kita ada janji untuk makan malam bersama Prima, tapi bodohnya aku menjelang malam hari malah lupa."

Anita tersenyum, ya mengusap usap dada Pram dalam pelukannya.

"Tidak apa-apa, namanya juga lupa. Tidak perlu mengkhawatirkan Prima, besok pagi amarahnya juga pasti akan reda."

"Aku bisa membayangkan betapa kecewanya anak itu. Sejak aku pulang tadi pagi tidak sempat menunggunya pulang sekolah."

"Akhir-akhir ini kamu memang sibuk sekali sayang. Aku cuma khawatir kamu kelelahan dan sakit."

Pram terdiam. Iya memejamkan matanya dengan berusaha mengatur nafas. Ia tak mau Anita yang merebahkan kepalanya di samping tubuhnya, mendengar detak jantung Pram yang sebetulnya sangat bergemuruh.

Pram mengingat bagaimana pak Yusuf mengancamnya malam itu. Tidak pernah IA mengira bahwa Pak Yusuf berani menjemputnya di apartemen Julia. Jantungnya semakin berdegup kencang saat Pram mengingat, suara Julia berteriak dari dalam apartemennya saat ia memutuskan untuk pergi meninggalkan Julia dan berlari turun ke basement menemui Pak Yusuf.

Entah bagaimana semua bisa sekacau ini. Pram tak pernah menyangka bahwa keputusannya menjalin hubungan dengan Julia membuat posisinya sesulit sekarang.

"Belajarlah untuk mendelegasikan pekerjaanmu kepada Samuel dan Burhan. Agar kau punya waktu untuk beristirahat."

"Ya, akan ku usahakan."

Sahut Pramudya masih dengan mata yang terpejam.

"Bagaimana dengan persiapan peresmian perusahaanmu besok, sayang?"

"Semua berjalan lancar. Undangan sudah ku sebar dari beberapa hari yang lalu dan dipastikan kolega-kolega pentingku akan menghadiri peresmian itu."

"Kalau begitu istirahatlah, besok akan jadi hari pentingmu."

"Kamu tidak akan lupa lagi kan? Kamu pasti akan datang mendampingiku kan?"

"Tentu. Jangan khawatir. Aku sudah mengatur jadwalku untuk besok, agar aku bisa menemanimu di peresmian sampai selesai."

"Syukurlah kalau begitu, aku lega mendengarnya."

Pram mencium kening Anita dan menarik selimut untuknya. Anita yang merasa nyaman memejamkan matanya dan tertidur. Sementara pikiran Pram masih belum bisa beralih melupakan kejadian malam itu. Iya berharap besok siang Julia benar-benar kembali ke Singapura atau semuanya akan lebih kacau dari sekarang.

Sementara di apartemen, Julia sedang meraung-raung penuh kesedihan dan amarah. Aroma alkohol menyebar ke seluruh ruang. Ia merasa sangat marah sekaligus kecewa. Bukan karena Pram yang pergi meninggalkannya saat gairahnya yang belum tuntas, akan tetapi rasa kalah yang tidak mampu ia hadapi.

Julia tak pernah menyangka bahwa ia akan menghadapi rasa kalah seperti saat ini. Walaupun ia sadar bahwa mereka berdua punya janji untuk tidak saling mengganggu kehidupan keluarga satu sama lain. Namun ternyata rasa ingin memiliki dari dalam hati Julia tak mampu ia kendalikan. Ia mulai merasa cemburu dan tidak terima jika Pram lebih mengutamakan Anita dibanding dirinya.

"Aku tidak akan menerima kekalahan ini begitu saja!"

Dengan kondisi setengah sadar Julia terus meracau dan berteriak sendirian. Di tangan kanannya terselip gelas berisi air yang memabukkan.

"Aku pasti akan membalasmu Anita! Aku tak akan membiarkanmu memiliki kekasih hatiku begitu saja. Pram adalah milikku sejak awal. Dan ia akan tetap menjadi milikku sampai akhir!"

Gelak tawa Julia memenuhi ruangan. Gelak tawa yang kemudian bersahut-sahutan dengan suara tangis yang meraung.

Julia meraih ponselnya yang menghubungi seseorang yang sudah ia kenal baik selama ini.

"Selamat malam Nyonya Amra. Aku ingin memesan untuk esok pagi. Tolong siapkan yang spesial untuk temanku yang juga sangat spesial."

Julia kembali tertawa sambil terus berbicara di dalam telepon.

***

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!