Bangun dari tidur Yola begitu terkejut saat melihat pria yang terlelap di sebelahnya.
Yola tidak tahu apa yang terjadi padanya setelah pesta kampus yang ia datangi semalam.
Dan kini ia harus berakhir dengan pria yang sangat berpengaruh di kampus.
Yola memilih pergi sebelum pria yang masih terlelap itu bangun, ia tidak ingin menimbulkan masalah apalagi pendidikannya terkendala.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Al-Humaira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HAPD_BAB 28
Pagi hari suasana mansion seperti biasa, tidak ada aktifitas berlebihan di mansion besar itu. Megi pun setia menyiapkan makanan dipagi hari berharap majikanya bisa makan seperti biasanya, namun pagi ini seperti pagi-pagi sebelumnya. Calvin sama sekali tak pernah menyentuh makanan yang sudah tersedia, sejak kepergian Fayola pria itu tidak pernah berinteraksi dengan orang-orang di mansion, pergi pagi pulang larut malam bahkan menjelang pagi, bersama Megi pun hanya bicara jika Megi yang bertanya itupun hanya satu kata yang Calvin ucapkan.
Melihat majikanya seperti itu sudah berbulan-bulan membuat Megi tak tahu harus melakukan apa, diapun belum tahu keberadaan Fayola untuk saat ini.
Tidak pernah datang ke kampus lagi setelah wanitanya pergi, Calvin memilih sibuk mengurus perusahaannya yang memang sedang naik. Perusahan kelurga Gilbert, yang didirikan oleh kakek Calvin. Sedangkan Hansel sendiri sudah pensiun dalam dunia bisnis, dan kini ia menekuni bisnisnya sendiri sejak beberapa tahun lalu.
Bar dan pup adalah bisnis Hansel, kehidupannya tak lagi berada di perusahaan setelah Calvin di nobatkan sebagai direktur dan ahli waris dari kelurga Gilbert.
Melihat majikanya yang seperti mayat hidup membuat para penghuni mansion merasa sedih, mereka bisa melihat betapa berartinya kehadiran seorang Fayola.
*
*
Italia...
Sejak kejadian yang tak mengenakkan itu, bahkan Fayola sendiri tidak tahu sebab terjadinya akibat Veloz yang memukuli salah satu pekerja.
Hari ini akan ada pengiriman anggur setelah beberapa bulan.
"Angelin, besok lusa ada pesta rakyat. Jangan lupa kau datang lagi," Ucap Toby sambil mengangkat keranjang bambu berisikan anggur.
"Um, untuk lusa aku tidak tahu Toby. Akhir-akhir ini aku sering mengalami pusing dan mual." Jawab Fayola.
Toby melirik kebagian perut Fayola, ia tahu gadis itu sedang hamil.
Toby memang duda tanpa anak, pria itu datang ke desa anggur seorang diri setelah meninggalkan istri dan anaknya yang ternyata hasil perselingkuhan, Toby tak menyangka jika anak yang dia besarkan selama ini adalah anak hasil kerja keras istrinya dan orang lain, dan setelah mengetahui semuanya Toby memilih pergi.
"Angeline, sebenarnya kau datang dari negara mana?"
Pertanyaan Toby membuat tangan Fayola berhenti menulis, gadis itu menatap pria yang pantas disebut ayah itu dengan kening berkerut.
"Maksudku, kenapa kamu bisa sampai didesa ini. Apalagi dengan keadaan mu yang -" Toby tak melanjutkan ucapnya, namun gerakan tangannya yang mengisyaratkan membuat Fayola mengerti.
Fayola tersenyum miris, "Semua orang punya masalah dan masa lalu Toby, aku juga tidak menyangka akan berakhir di desa ini. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa keluar dari sini, setidaknya aku bisa kembali ke negara ku," Balas Fayola dengan tatapan sendu.
Karena mereka hanya berdua, dan beberapa pekerja sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing jadi Toby mendapat kesempatan untuk bertanya tentang rasa penasarannya selama ini.
"Kamu tahu tidak jika pemilik kebun anggur ini tinggal di negara Fransisco,"
Deg
"F-fransisco," Cicit Fayola dengan wajah kaku.
"Ya, di pemilik kebun anggur terbesar diitalia, meskipun sudah tak lagi muda tapi melihat wajahnya saja sudah membuat orang-orang merinding," Tutur Toby.
Tubuh Fayola yang tadinya kaku kini melemas, mana mungkin seorang dosen mempunyai kebun anggur sebesar ini, meskipun Fayola tahu jika Calvin bukan hanya sekedar dosen melainkan punya pekerjaan lain. Apalagi yang dikatakan Toby pemiliknya adalah pria tua.
"Aku tinggal di sana, tapi aku tidak pernah mendengar nama pemilik anggur terbesar disini," Ucap Fayola dengan senyum masamnya.
Entahlah perasaanya sedang tak menentu, sejak pagi dirinya merasakan tidak nyaman dalam dadanya.
"Jadi kau datang dari sana!"
Fayola mengangguk, "Perjalanan yang cukup jauh bukan?"
Toby mengangguk setuju, Tak lama terdengar suara mesin mobil yang berisik, siapa lagi jika bukan Veloz.
"Ngomong-ngomong, aku lihat Veloz perhatian padamu, selama aku disini aku tidak pernah melihat Veloz perhatian pada wanita kecuali Marina yang selalu mengejarnya dan hanya di manfaatkan Veloz saja," Bisik Toby sambil bekerja, meksipun begitu matanya awas melihat Veloz yang berjalan mendekati mereka.
"Ini sudah jam berapa? Kenapa makanan mu belum dimakan!" Veloz berkacak pinggang di depan Fayola yang masih sibuk, lebih tepatnya baru sibuk setelah Toby berhenti bicara.
"Nanti aku makan, kamu tidak perlu khawatir," Balas Fayola.
Veloz berdecak, "Kamu tidak ingat kejadian beberapa hari lalu, kamu pingsan dan menyusahkan ku, kamu tidak Ingat itu!" Cecar Veloz dengan suara tak suka.
Fayola terdiam sambil menatap Veloz yang menatapnya tajam.
"Setidaknya bisa menjaga diri sendiri dan tidak membahayakan orang lain," ucap Veloz lagi, sambil berlalu pergi.
Fayola masih mematung, dia tahu arti ucapan Veloz tadi. Seketika matanya berkaca-kaca, mendadak wajahnya muram.
"Aku tidak tahu bagaimana nasibku setelahnya pak," Batin Fayola.
*
*
CK Corp, Calvin duduk di kursi kebesarannya dengan tatapan lurus kedepan, menatap layar laptopnya yang hanya menampilkan sebuah Vidio.
Pintu ruangan sudah ia kunci, tanpa ijin tidak ada yang bisa masuk.
"Shh, baby," erang Calvin dengan suara yang begitu serak.
Tangannya tak berhenti bergerak mengurut kejantanannya yang sudah menegang sempurna. Sedangkan di depannya menunjukan rekaman video didalam kamar pribadinya bersama Fayola. Di mana gadis itu pernah memuaskan miliknya dengan kedua tangan dan mulutnya.
"Ahh, yeah hisap baby..ahh mulut mu enak sekali enghh..." Calvin memejamkan matanya, bayangan percintaan itupun berputar sangat baik dikepalanya.
Vidio didepanya hanya sebuah pancingan hingga beyagan Fayola megambil alih pikiran dan hasratnya.
Selama ini tak ada yang bisa membangunkan kejantanannya, Calvin seperti mati rasa meksipun melihat wanita telan*jang didepanya, namun berbeda saat hanya melihat vidio Fayola, yang ada justru otaknya sedang berfantasi liar.
Didalam ruangan itu Calvin hanya duduk sendiri, tangannya bergerak aktif mengurut kejantanannya sendiri, sedangkan otaknya sedang bekerja mengingat bagaimana setiap jengkal Fayola memuaskannya dengan nikmat.
Ahh
Rasanya begitu nikmat...
Tok...
Tok...
Tok...
Mendengar ketukan pintu Calvin mengumpat kesal, bayangan bercinta langsung lenyap begitu saja berganti dengan rasa kesal yang ada.
Calvin merapikan kejantanannya kembali, memasukkan kekandangnya kembali meskipun dengan terpaksa karena dalam keadaan turn on. Sungguh ini tidak enak.
Klik
Calvin membuka kunci dengan alat pengendali, wajah sayunya yang tadi penuh hasrat kini terlihat dingin dan datar.
"Laporan untuk perkebunan Sir," Ucap asisten Calvin yang datang di saat tidak tepat.
Calvin menerima tanpa bicara, dia tidak melihat wajah asistennya itu.
"Sudah balik nama, sudah kamu pastikan pak tua itu meyerahkan semua?" tanyanya sambil melirik aisistennya dengan ekor matanya.
"Sudah tuan, meskipun sedikit sulit karena pemiliknya tidak berniat untuk menjualnya tapi degan sedikit tekanan pria itu menyerah," Tutur Wesley.
Calvin mengangguk saja, perkebunan yang dia maksud adalah perkebunan yang sudah tanpa sengaja Hansel jual, perkebunannya itu adalah perkebunan satu-satunya milik neneknya yang tersisa, dan Calvin tidak ingin perkebunan itu jatuh ketangan orang lain, membuatnya harus berusaha untuk mengambil alih meskipun harus mengeluarkan uang yang tidak sedikit.
"Pastikan semua berjalan dengan lancar, Hansel tidak perlu tahu soal ini."
Wesley mengangguk setuju, pria itu punya l pergi setelah pamit.
Calvin kembali membuka laptopnya saat Wesley sudah pergi, pria itu kembali melanjutkan kegiatan tertundanya tadi.
"Ck, kau memang susah dijinakkan tanpa wanita itu," Gumam Calvin saat melihat miliknya yang masih on saja.