"uuhhh... Ini... Ini, dimana? Bukankah aku telah meninggal karna gugur dalam medan perang, lalu dimana ini? " Ujar seorang wanita bergumam sendiri.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Makmisshalu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28.
"Aaahhhh.. gue gak mimpi, gue gak mimpi.. Valval ngomong sepanjang itu sama gue, eehh.. ekhem.. ekhemm.. karna Valval yang larang jadi aku bakal nurut, " ujar Riska yang heboh dan kemudian bersikap kalem saat berbicara dengan Noval.
Namun kini giliran Noval yang terbengong sendiri, kini dia diam mematung, seakan tak percaya bahwa dirinya telah berbicara dengan kata yang banyak, bahkan dia bicara khusus untuk Riska.
"Sial, mampus.. pasti sekarang Risky bakal tau kalo gue tuh sebenarnya suka juga sama Riska, " ujar Noval merutuki ucapan nya sendiri dalam hati.
"Val.. Val.. woy Noval lo kenapa malah bengong, ?" tanya Reki yang heran dengan kelakuan teman nya itu.
"Eehh sorry, gue mau ke toilet dulu, " jawab Noval sambil berlalu meninggalkan teman-teman nya.
"Kaya nya ke khawatir lo selama ini sia-sia Ky, " ujar Siska yang tau alasan Risky melarang Riska untuk berpacaran, Risky takut sodara kembar nya itu bertepuk sebalah tangan.
"Hem, " jawab Risky dengan deheman saja, sekarang dia tak akan terlalu khawatir akan sodara kembar nya itu, benar kata Siska cinta adik nya kepada Noval tak bertepuk sebelah tangan.
"Kalian bisik-bisik apa sih, ?" tanya Riska.
"Kepo lo Dek, " jawab Risky sambil tersenyum.
"Gak asyik lo jadi abang, " ujar Riska dengan kembali memanyunkan bibir nya.
"Siska, lo di panggil pak kepala sekolah buat ke ruangan nya sekarang juga, " ujar Toby teman sekelas Siska.
"Ada apa ya Tob, ?" tanya Siska.
"Gak tau Sis.. tapi katanya lo harus ke sana sekarang juga, " jawab Toby.
"Oke, thanks Tob," ujar Siska.
"Sama-sama Sis, " ujar Toby.
"Gue tinggal dulu ya, " ujar Siska pada teman-teman nya.
"Lah kenapa tas lo di bawa juga, " tanya Menteri.
"Takutnya langsung balik Tar, kan jamkos ini, " jawab Siska.
"Oohh.. oke, tapi kalo balik kabarin kita ya, " ujar Mentari.
"Oke, " jawab Siska.
Tok.. tok.. tok.. Siska mengetuk pintu ruangan kepala sekolah, karna pintu nya tertutup sangat rapat.
"Masuk, "ujar pak kepala sekolah.
"Maaf pak kepala sekolah, apa ada yang harus saya kerjakan, ?" tanya Siska setelah berada di ruangan kepala sekolah.
"Duduk lah dulu nak Siska, " jawab pak kepada sekolah, Siska pun duduk bersebelahan dengan seorang pria yang dari awal terus melihat ke arah nya.
"Silahkan pak Albian, inilah Siska yang anda cari ujar pak kepala sekolah, kita panggil saja pak Rudi.
"Maaf pak Rudi.. bisakan saya membawa Siska, " ujar Albian minta ijin.
"Oohhh.. tentu boleh pak Albian, " ujar pak Rudi cepat-cepat memberikan ijin.
"Kalau begitu saya bawa Siska nya pergi, permisi pak Rudi, " ujar Albian.
"Baik pak Albian.. sampai berjumpa lagi, " ujar pak Rudi.
"Seperti nya mulai sekarang aku harus bersikap baik kepada Siska, karna ku rasa Siska orang yang penting buat pak Albian, " gumam pak Rudi setelah kepergian Siska dan Albian.
……………
"Anda siapa dan ada keperluan apa kepada saya, " tanya Siska dengan datar, karna begitu lah sikap Siska kepada orang yang tak di kenal nya.
"Jangan terlalu formal.. kamu bisa memanggil ku Albian, " jawab Albian.
"Tapi kita tak sedekat itu, " ujar Siska.
"Maka ijinkan lah aku untuk mendekati mu, " ujar Albian.
"Bisa kah kita bicara langsung pada inti nya saja, " tanya Siska yang masih dengan wajah datar nya itu.
"Astaga.. apakah kamu selalu seserius ini, ?" jawab Albian, bukan menjawab sih lebih tepatnya nya Albian malah bertanya balik kepada Siska.
"Sebenarnya ada perlu apa anda menemui saya, ?" desak Siska yang sudah mulai tak nyaman.
"Apakah kamu tak mengenalku, ?" tanya Albian pada Siska.
"Tidak, " jawab Siska datar.
"Serius, ?" tanya Albian.
"Apakah saya terlihat sedang berbohong, ?" tanya balik Siska.
"Tidak.. tapi apa secepat itu kamu melupakan ku, " ujar Albian.
"Sebenarnya anda ini siapa, dan ada keperluan apa, ?" tanya Siska.
"Astaga.. ternyata kamu benar-benar melupakan ku, sakit sekali hati ku ini, " jawab Albian dramatis.
"Baik lah.. karna kamu tak mengingat ku, maka aku akan mengingat kan mu tentang ku.. Aku Albian Pratama orang yang telah kamu selamatkan 2 minggu yang lalu, kamu mengantarkan ku ke rumah sakit, dan kamu juga adalah orang yang menelpon Daddy ku, " ujar Albian lagi menjelaskan siapa dirinya kepada Siska.
Terlihat Siska memijit pelipis nya, Siska seperti sedang berusaha untuk mengingat Albian.
"Oohh ternyata kamu orang payah itu, " ujar Siska setelah mengingat saat dirinya menolong Albian, dari serangan beberapa orang.
"Apa!!??? payah.. kenapa kamu mengingat ku sebagai orang seperti itu, ?" tanya Albian dengan mimik muka yang tak enak di pandang.
"Ya karna anda memang sangat payah, di serang 5 orang saja sudah kalah, " ledek Siska.
"Aku bukan payah.. hanya saja, aku saat itu sudah di beri obat pelemas, " ujar Albian dengan wajah nya yang berubah mengeras, jika Albian ingat kejadian itu, dia benar-benar merasa marah.
"Jadi mau apa anda bertemu saja, ?" ujar Siska mengalihkan pembicaraan, karna tau akan ke tidak sukaan Albian pada masalah yang menimpa nya itu, Siska orang nya peka, jadi dia dapat mengerti perasaan seseorang lewat raut wajahnya, dan juga pandangan matanya.
"Aahhh.. maaf aku terbawa emosi, aku menemuimu karna ingin mengucapkan terimakasih, " ujar Albian.
"Hanya itu, ?" tanya Siska.
"Tidak.. tidak, tentunya ada hal lain yang ingin ku bahas dengan mu, " jawab Albian.
"Apa, ?" tanya Siska yang masih saja cuek kepada Albian.
"Siska, " ujar Albian yang malah memanggil Siska, karna Albian merasa Siska begitu menjaga jarak, tapi Albian suka hal itu.. karna itu akan menjadi tantangan untuk nya.
"Ya, " jawab Siska.
"Sebelum nya.. bisa kah sikap mu tak sedingin itu terhadap ku, dan ya maaf jika aku telah mengganggu waktu mu, " ujar Albian pada Siska.
Sontak saja ucapan Albian membuat Siska merasa tak enak, karna memang sikap nya begitu dingin dan datar terhadap Albian, bukan apa-apa.. sikap Siska memang seperti itu pada orang yang belum dia kenal, Siska akan bersikap ramah hanya pada orang-orang tertentu, seperti teman-teman nya dan mbok Jumanah, dan juga pak Susilo ayah angkat nya.
"Ekhem.. maaf kalo sikap saya membuat anda tak nyaman, tapi.. sikap saya memang seperti ini," ujar Siska yang tak enak hati atas sikap nya sendiri.
"Tik apa-apa, tapi bisa kah bicaramu jangan terlalu formal, ? kamu bisa memanggil nama ku langsung, atau aku kamu, tak harus anda saya, " ujar Albian.
"Kita tak mempunyai hubungan, " ujar Siska.
"Mulai sekarang kita akan punya hubungan, " ujar Albian sambil tersenyum.
"Gila ini orang, gak tau apa dari tadi aku pengen teriak, malah senyum lagi, kan dia jadi tambah tampan, " ujar Siska dalam hatinya.
Pembicaraan mereka berlanjut, sampai Albian mengajak Siska bekerja sama di perusaahan yang dia miliki, dan Albian pun berkata jujur jika dia sudah mencari tau semua tentang Siska, dan Siska pun tak perduli karna dia memang sengaja membuka identitas nya pada Albian.
BERSAMBUNG.