NovelToon NovelToon
Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Kutu Buku Mendapatkan Sistem

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / CEO / Sistem
Popularitas:37.3k
Nilai: 5
Nama Author: jenos

Kehidupan Jansen, seorang pemuda biasa, berubah secara drastis ketika ia secara tak terduga mendapatkan sesuatu yang misterius bernama "System". Sistem ini memberinya kekuatan untuk mengubah takdir hidupnya dan membawanya ke jalan kesuksesan dan kebahagiaan.

Dengan bantuan sistem ini, Jansen berusaha untuk meraih impian dan cinta sejatinya, sambil menghadapi berbagai rintangan yang menguji keteguhan hatinya.

Akankah Jansen mampu mengatasi tantangan-tantangan ini dan mencapai kehidupan yang ia inginkan, ataukah ia akan terjebak dalam keputusasaan karena kekuatan baru yang ia miliki?

Jansen mendapatkan beberapa kemampuan dari sistem tersebut, seperti kemampuan bertarung, peningkatan kecepatan dan kekuatan, serta kemampuan untuk mempelajari teknik baru lebih cepat. Sistem tersebut juga memberikan Hansen akses ke pengetahuan yang luas tentang dunia, sejarah, dan berbagai aspek kehidupan, yang membantu Jansen dalam menghadapi berbagai tantangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon jenos, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 28

Pada malam harinya, sekitar pukul

20.00, Mahendra akhirnya

menghubungi Jansen.

"Aku akan membagikan lokasinya

temui aku di sana," ucap Jansen tegas.

Sebagai respons, Mahendra

bergegas menuju tempat pertemuan. Namun, lalu lintas malam itu cakup padat, memakan waktu sekitar lima belas menit agar ia akhirnya tiba di tujuan. Dengan langkah tergesa-gesa, Mahendra turun dari mobil mewah

yang ia gunakan.

"Mobil ini sungguh memukau,

apakah milikmu?" tanya Jansen heran.

Pada dasarnya, Mahendra adalah

seorang anak orang kaya yang memiliki

segalanya. Akan tetapi, ia adalah sosok yang rendah hati dan tidak sombong. serta rela bekerja keras sebagai sales. Padahal, dengan kemampuan dan latar

belakangnya, ia bisa saja bekerja di perusahaan ayahnya jika ia mau. Mendengar pujian dari Jansen,

Mahendra tersenyum tipis.

"Orang kaya yang rendah hati pada

akhirnya menunjukkan juga

kekayaannya," komentar Jansen. menyadari bahwa Mahendra tidak suka menunjukkan kekayaannya. Meskipun tidak begitu dekat saat masih SMP, Jansen tahu siapa Mahendra

sebenarnya.

"Itu adalah milik Ayahku. Aku hanya meminjamnya saja. Aku masih belum mampu membelinya," ujar Mahendra dengan nada rendah.

Kemudian, mereka berbicara lebih

dalam tentang kehidupan mereka saat

ini. "Em, pernahkah kamu berpikir untuk membangun usaha sendiri?" tanya Jansen serius sambil mempersilahkan Mahendra untuk

masuk ke dalam kontrakan yang

sederhana.

"Sebenarnya aku suka dengan.

usaha warnet, namun Ayahku

mengatakan bahwa usaha itu akan

tenggelam tidak lama lagi. Di era

sekarang, zaman semuanya canggih.

Internet digunakan oleh setiap orang di

rumah dalam bermain game," terang

Mahendra dengan pandangan jauh ke

masa depan.

"Aku juga suka, dan ada banyak

kenangan di dalamnya. Bagaimana

kalau kita membangun usaha bersama,

mendirikan warnet besar?" usul

Jansen, bersemangat dan antusias

"Seperti yang aku katakan, ini

memang sudah ketinggalan. Tidak ada

untung besar di dalamnya!" Mahendra

bergeming, menampik ide Jansen

dengan tegas.

Jansen tidak menyerah,

Bagaimana kalau kita

memperkenalkan game yang luar biasa

atau bahkan kita membuat game itu

sendiri? Dimana hanya eksklusif di

warnet yang kita bangun katanya,

dengan percaya diri.

Sebelumnya, Jansen telah

mendapatkan sebuah hadiah misterius

dari misi yang tuntas. Saat itu ia juga

tak menduga bahwa misi mencium

Larissa ternyata selesai. ia jelas

bingung, namun sistem tidak

menjelaskan detailnya, sehingga ia

tidak paham. Namun, itu Harga sebuah

kartu tentang permainan. Awalnya dia

skeptis, namun setelah bertemu

dengan Mahendra dan berbincang.

muncul ide di kepalanya untuk

menggunakan kartu Permainan

tesebut.

"Memang merekrut seorang

programmer ahli bukanlah pekerjaan

yang mudah, terlebih lagi karena harus

menghadapi banyak persoalan, tidak

hanya soal biaya, tetapi juga hal-hal

lain.

Mahendra menghela nafas

panjang, merasakan beban yang mulai

menumpuk di pikirannya.

"Sudahlah, ayo kita berangkat

sebelum terlambat."

Dia berusaha keras untuk tidak

terlalu meratapi keadaannya.

Terbersit dalam benaknya bahwa

dia punya ide bagaimana mencari

programmer handal, tapi semua

terhalang oleh biaya dan ketiadaan ahli

yang tepat.

Inilah salah satu alasan mengapa

dia memutuskan untuk menjadi sales

terlebih dulu, menjalani hidup mandiri

sambil membiayai pendidikannya

sendiri dan tak lagi bergantung kepada

orangtuanya.

Jansen hanya mengangguk,

merasakan kekecewaan Mahendra

dalam suaranya

"Baiklah," katanya sambil menelan

keinginannya untuk mengatakan

bahwa dia memiliki potensi besar di

balik hasratnya yang terpendam untuk

membangun sebuah permainan di

warnet.

Setelah Jansen duduk di dalam.

mobil, mereka melaju dengan nyaman.

"Di mana kamu tinggal sekarang,

Mahendra?" tanya Jansen.

"Aku sedang menyewa rumah

kontrak, jawab Mahendra. "Kamu tau

kan aku adalah anak laki-laki satu-

satunya. Namun aku ingin

membuktikan pada Orang Tuaku,

bahwa aku juga mampu."

Tak lama kemudian, mereka tiba di

sebuah klub mewah. Mahendra

memarkir mobilnya dengan anggun.

Melirik sekeliling. Jansen

menyadari bahwa tempat ini bukanlah

untuk orang kebanyakan, melainkan

bagi mereka yang berkecukupan

Namun, kini ia pun menjadi bagian dari

golongan tersebut, walaupun

menyesuaikan diri tentu tak mudah.

"Ada lima orang teman sekelas kita

di dalam yang sudah menunggu. Aku

sudah beri tahu mereka kalau kamu

ada di sini," kata Mahendra sambil

tersenyum

Mahendra mengetuk pintu ruang

VIP yang telah dipesan. Setelah

memastikan nomor ruangannya benar.

is pun mendorong pintu perlahan. Di

dalam ruangan itu, tak hanya ada lima

orang seperti yang diharapkan,

melainkan sebelas orang, empat pria

dan tujuh wanita, semua tampak

bergembira.

"Hei, apakah aku terlambat?" tanya

Mahendra dengan nada ramah.

"Enggak kok," sahut seorang wanita

cantik yang tiba-tiba berdiri dan

mendekati mereka berdua sambil

membawa gelas berisi alkohol

berkekuatan tinggi di tangan, seraya

Tersenyum manis.

Dia adalah Anggun, sesuai dengan

namanya, keanggunan itu tampak jelas

dari setiap langkahnya. Senyum

mempesona merekah di wajahnya,

serasa menyihir setiap mata yang

melihat. Anggun mengenakan gaun.

pendek berwarna merah yang

menyoroti keindahan kaki jenjang dan

bentuk tubuh proporsionalnya,

membuat para lelaki tak bisa berhenti

memandang

"Kamu selalu tampil cantik, puji

Mahendra kepada Anggun, matanya

tak bisa berpaling.

Anggun hanya mengangguk seraya

tersenyum, kemudian memandang

Jansen dengan tajam. "Sudah lama

sekali ya, kita tidak berjumpa. Aku

bahkan sempat pangling dan tak

percaya bahwa itu kamu, Jansen!"

ungkap Anggun seraya menyodorkan

gelas di tangannya

Jelas bau menyengat alkohol tidak

terbiasa tercium di hidung Jansen. Dia

menolak dengan melambaikan tangan

seraya menjawab, "Aku juga begitu. Tak

menduga.

Anggun tertawa kecil, suaranya

berderih dengan tajam, "Namun, Jansen,

kegantengan saja tak cukup hidup di

kota Jakarta. Kecuali kamu jadi

Seorang Sugar Mommy," ujarnya seraya

terkekeh sinis.

Orang-orang di dalam ruangan itu

tertawa terbahak-bahak, tawa yang

mewakili kemunafikan. Mereka

menertawakan candaan Anggun yang

seolah melukai harga diri Jansen.

Dalam ingatan mereka, Jansen

hanyalah seorang miskin yang tak

berarti, meskipun ia berhasil masuk

sekolah bergengsi berkat beasiswa. Bagi

mereka, status sosial miskin tak lebih

dari sekedar lelucon belaka.

Jansen merasakan pedihnya

makna tersembunyi di balik kata-kata

Anggun. Setetes air mata hampir saja

jatuh, namun dengan beraninya ia

menelan kesedihan itu. Haha kamu

memang pandai bercanda, Anggun,"

ujar Jansen, berusaha menahan marah

dan pahitnya perasaan yang

menggumpal di dadanya.

Mahendra, teman yang paling

dekat dengan Jansen, mencoba

meredam ketegangan dengan bijak.

"Anggun, sudahlah. Kita kan teman

sekelas, tidak perlu mengejek satu

sama lain. Kita harus saling

mendukung

Senyum kecil terukir di wajah

Jansen, senyum yang mengungkapkan

terima kasih. Ia memandang

Mahendra, Jansen lega bahwa

setidaknya ada satu orang yang

berpihak padanya.

Anggun merasa tak enak, ia

menyibakkan rambutnya lalu berbalik

badan dengan gaya anggunnya.

Tubuhnya gemulai bagai ranting yang

diterpa angin sepoi.

"Hallo Jansen, jangan terlalu

peduli dengan Anggun. Memang dia

begitu, tapi dia sebenarnya gadis baik."

Sahut Evandro hangat. "Hallo juga, aku

ingat kama itu Evandro kan? Ketua

kelas dulu, Wah, sekarang tampaknya

waktu telah membuatmu berubah

banyak, ya Ujar Jansen dengan tulus.

Jansen masih ingat, Evandro

adalah seorang ketua geng di sekolah

dulu. Saat itu, dia tak pernah berani

bicara lebih banyak dan cenderung

menghindar dari tatapan Evandro.

Kini, pemuda tersebut tumbuh

menjadi sosok tampan dengan darah

ningrat yang terlihat dari pakaian dan

aksesoris yang selalu ia kenakan.

"Haha. Kamu juga telah berubah

banyak, Jansen. Aku ingat dulu kamu

sampai terkencing-kencing

ketakutan

saat melihatku. Tapi sekarang.

tampaknya kama sudah lebih berani

untuk menatap mataku dan bicara

langsung, goda Evandro

"Dunia yang kejam telah melahirkan keberanian itu," jawab Jansen santai.

Ia mengambil sebuah kursi, namun ketika hendak duduk, seseorang tiba-tiba mengaitkan kakinya pada kursi tersebut sehingga kursi menjauh.

1
Samadi Kelana
Lanjutkan. Gas pol.
Didi Mahardeka
/Frown/
Didi Mahardeka
bagus
Ali Nur
sangat menarik... dan tolong lanjutkan
Ali Nur
kenapa berhenti lanjutkan tore
Aang Alik
tolong perhatikan caranya menulis jangan seperti anak SD dong gak jelas, gak enak membacanya kalo seperti itu
slametskc: berul bang amburadul semua gantung semua gak ada ending nya..
total 1 replies
Agang Junior
like tetap d bantu dan d beri hadian gratis kalau ada poin...intinya jgn memaksa cerita..karena dari translet sedikit kacau dan nana berubah² serta alur yg membagongkan...tpi thanks sudah memberi cerita untuk saya baca.../Grin/
DigiDaw: Hay, salam kenal /Tongue/
pejuang: siap terima kasih saya akn coba koreksi lagi sebelum upload...soalnya ini cerita dari bahasa Mandarin /Grin/
total 2 replies
Sules Tiyanto
terlalu banyak tiponya
Sules Tiyanto: siippp ,, 👍👍
pejuang: trimakasih akan masukannya akan saya perhatikan lgi
total 2 replies
adi ambara
cerita yg tak jelas..bnyak yg slot yg dipotong..
Oktaviadi Ayu
cerita nya keren, tapi sayang msh ad typo
Oktaviadi Ayu
thor, tolng diperbaiki byk typo
R Ahmad
kapan kaya nya kalo gitu
Rizky Fadillah
bah Banjarmasin kh sekali nya,kd jauh jua🤣🤣🤣
Didi Mahardeka: iya ne kalsel/Grin/
total 1 replies
Cha Sumuk
knp sih mc cowok nya di buat jd playboy gt ihhh
Cha Sumuk
knp murahan sekali sih sifat mc cowok nya,,yg dingin,kaku,cuek badas ap ga bisa
Pakde
lanjut thor
Pakde
up
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!