NovelToon NovelToon
Mengandung Benih CEO

Mengandung Benih CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda / Saudara palsu
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: I.U Toon

"Rachel dijodohkan demi mahar, lalu dibuang karena dianggap mandul. Tapi pelariannya justru membawanya pada Andrean Alexander—seorang CEO dingin yang tanpa sadar menanam benih cinta… dan anak dalam rahimnya. Saat rahasia masa lalu terbongkar, Rachel menyadari bahwa dirinya bukan anak kandung dari keluarga yang telah membesarkan nya.

Bagaimana kelanjutan kisah nya.
Mari baca!!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon I.U Toon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Hari Pertama di rumah Andrean

BAB. 28

Hari Pertama di Rumah Andrean

Rachel berdiri mematung di ambang pintu rumah megah itu. Tangannya menggenggam tas kecil berisi pakaian dan beberapa barang pribadi yang ia miliki. Matanya menyapu seluruh sudut halaman depan yang luas, dikelilingi taman hijau yang tertata rapi seperti halaman istana.

Bangunan rumah Andrean berdiri kokoh dengan arsitektur modern minimalis bernuansa putih dan abu. Pilar-pilar tinggi menyambutnya dengan angkuh, seolah menyadarkan Rachel bahwa dirinya kini memasuki dunia yang benar-benar asing.

“Selamat datang di rumah barumu,” ucap Andrean dengan nada lembut dari samping, menatap wajah Rachel yang tampak ragu.

Rachel menarik napas dalam-dalam. “Ini terlalu besar… saya takut nyasar di dalamnya.”

Andrean tersenyum kecil, “Tenang, kalau nyasar tinggal telepon aku. Atau teriak saja, nanti aku cari.”

Pintu utama terbuka otomatis ketika Andrean menekan kode keamanan di sampingnya. Begitu mereka melangkah masuk, Rachel seakan menahan napas. Ruang tamu dengan langit-langit tinggi, lampu gantung kristal, sofa krem mahal, lukisan abstrak berbingkai emas—semuanya tampak seperti di drama-drama TV.

“Aku... tinggal di sini?” gumam Rachel, lebih ke dirinya sendiri.

“Mulai hari ini, iya,” jawab Andrean pelan, seolah tahu apa yang ada di benaknya. “Tapi kamu tidak harus merasa terbebani. Anggap saja ini tempat untuk kamu dan anak kita. Kamu bebas beristirahat, jalan-jalan, atau apa pun yang membuatmu nyaman.”

Dari balik pilar muncul seorang wanita paruh baya berpakaian seragam pelayan rapi. “Selamat datang, Nyonya,” sapa wanita itu sambil membungkuk sopan.

Rachel terkejut mendengar sebutan Nyonya. Ia bahkan belum terbiasa menyebut dirinya sebagai istri Andrean, dan kini orang lain sudah memanggilnya seperti wanita kaya sejati.

“Nona Ratmi akan membantumu selama di rumah ini,” kata Andrean. “Kalau butuh apa-apa, tinggal minta saja. Tapi aku tahu kamu mandiri, jadi santai aja.”

Rachel hanya mengangguk.

“Kalau begitu saya bantu antar ke kamar,” ujar Ratmi, tersenyum ramah.

Rachel mengikuti langkah wanita itu menaiki tangga melingkar menuju lantai dua. Andrean menyusul di belakangnya. Mereka berjalan melalui lorong panjang dengan deretan pintu di kanan kiri, hingga akhirnya berhenti di sebuah pintu besar berwarna cokelat tua.

“Ini kamar utama,” kata Andrean. “Kita tidur di sini. Tapi kalau kamu belum nyaman, aku bisa tidur di kamar sebelah.”

Rachel menatap ruangan yang kini terbuka. Di dalamnya terdapat ranjang king size berkelambu putih, balkon dengan pemandangan taman belakang, dan meja rias antik yang tampak seperti warisan kerajaan.

“Aku... boleh pilih sendiri?” tanya Rachel pelan.

“Boleh. Apa pun yang bikin kamu lebih nyaman.”

Rachel melangkah masuk, matanya menjelajahi ruangan, lalu berhenti di ranjang.

“Untuk sementara aku tidur sendiri dulu ya, pak... maksudku... Andrean.”

Andrean mengangguk. “Tentu. Aku paham. Aku akan siapkan kamar tamu untuk malam ini.”

Setelah Ratmi membantu Rachel menaruh barang-barangnya dan menjelaskan bagian-bagian rumah, Rachel akhirnya dibiarkan sendiri. Ia duduk di tepi ranjang, memeluk perutnya yang mulai menunjukkan sedikit benjolan.

“Anakku... kita sekarang tinggal di tempat seperti istana,” bisiknya. “Tapi entah kenapa... Mama masih merasa asing di sini.”

Rachel berjalan ke balkon, memandang ke arah taman di belakang rumah yang begitu damai. Tapi di dalam hatinya, perasaan campur aduk masih bercokol. Ia merasa aman, tapi belum nyaman. Dihormati, tapi masih merasa kecil.

Namun ketika mengingat perlakuan Andrean yang begitu lembut, perhatian yang tak pernah ia dapatkan bahkan dari keluarganya sendiri—Rachel tahu, ia harus mulai membuka hati. Bukan hanya demi anaknya, tapi juga demi dirinya sendiri.

Beberapa Jam Kemudian...

Saat malam tiba, Rachel masih belum tidur. Ia termenung di tempat tidur, lampu tidur menyala temaram.

Tiba-tiba, pintu kamar diketuk pelan. “Rachel, aku masuk ya,” suara Andrean terdengar dari luar.

Rachel duduk tegak. “Iya, masuk.”

Andrean membawa segelas susu hangat. “Katanya baik untuk tidur dan janin juga.”

Rachel menerima gelas itu, tersenyum kecil. “Terima kasih.”

Andrean duduk di kursi dekat ranjang, memandang Rachel beberapa detik sebelum berkata, “Kamu tahu... rumah ini dulu terasa kosong. Tapi sekarang, dengan kamu di sini... rasanya lebih hidup.”

Rachel menatap Andrean, tak mampu berkata apa-apa. Hanya hatinya yang kembali berdetak cepat.

“Selamat tidur ya. Aku di kamar sebelah. Kalau butuh apa-apa tinggal panggil.”

Rachel mengangguk, lalu melihat Andrean berjalan keluar.

Sebelum pintu ditutup, Andrean menoleh dan berkata, “Selamat datang di rumah, Rachel. Dan selamat datang di hidupku.”

Rachel menunduk, pipinya memerah.

Malam itu, untuk pertama kalinya sejak lama, Rachel tidur dengan rasa tenang. Ia tahu jalan ke depan tidak akan mudah, tapi untuk pertama kalinya, ia merasa... tidak sendirian.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!