NovelToon NovelToon
Cubic Plot Hole

Cubic Plot Hole

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Spiritual / Romansa Fantasi / Iblis / Kutukan / Agen Wanita
Popularitas:532
Nilai: 5
Nama Author: Keypi

Peradaban modern dengan peradaban kuno seperti berdampingan satu sama lain. April memakai kalung berbentuk kubus yang sudah dipakainya sejak masih bayi. April sering terjebak di dalam roh lubang hitam kubus yang tak dikenal asal-usulnya. Gejolak-gejolak yang dialami April saat umurnya masih sangat muda, membuatnya kehilangan arah. Jalan apa yang akan April ambil saat dirinya diambang dilema panjang?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keypi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab XVI : Sedalam apa lukanya?

Kejadian ini terjadi 2 hari yang lalu

A Chengyou kembali ke ruang tunggu medis bersama Aoren yang digendong. Petugas medis itu melihat A Chengyou dan menghampirinya. 

“Nak,”

A Chengyou menoleh.

“Saya ingin menyampaikan perintah dari Pak Kasim. Kamu disuruh menemui Pak Kasim di kantor pribadinya sekarang juga. Pak Kasim sedang menunggu.”

A Chengyou terkejut. 

“Terimakasih banyak atas infonya, pak petugas.”

Petugas medis itu tersenyum dan meninggalkan A Chengyou. A Chengyou melihat sebentar ke arah ruang rawat April dan segera menuju kantor pribadi Kasim. 

Kantor pribadi Kasim 

A Chengyou bersama Aoren sudah berada di depan pintu kantor pribadi Kasim. A Chengyou ingin mengentuk pintu namun pintu kantor pribadi Kasim sudah terbuka, seolah-olah Kasim sudah tahu bahwa itu A Chengyou. A Chengyou melangkahkan kakinya dan memasuki kantor pribadi Kasim. 

“Salam, pak Kasim,”

A Chengyou membungkukkan setengah tubuhnya dengan memberikan hormat salam pada Kasim. Salah satu ajaran salam atau memberikan hormat kepada yang lebih tua dan yang dihormati dari keluarga Dewi Pedang. Kasim menutup pintu kantornya hanya menjentikkan jari telunjuknya. 

“Mendekatlah,”

A Chengyou mendekati Kasim.

“Nama anda, A Chengyou, dari kelas pedang. Saya ingin bertanya pada anda secara terang-terangan,”

Keringat A Chengyou menetes di dahinya. Aura yang dirasakan A Chengyou membuat dirinya susah untuk bersikap tenang. 

“Sangat boleh, pak.”

“Saat April sedang berlatih di ruang latihan Agen Angkasa, sebelumnya menandakan hal-hal aneh pada dirinya?”

“Tidak ada pak. Dirinya hampir terluka gara-gara benangnya yang tiba-tiba menjadi amburadul, saya menolongnya dan bercanda sebentar,”

“Lalu, mendadak April merasakan kesakitan, tangannya memegangi dadanya. Saya pun segera mencari bantuan ke ruang medis, setelah sudah mendapatkan bantuan, April tidak sadarkan diri dan kami pun menuju ke ruang medis. Sampai sekarang April tidak menunjukkan kesadarannya. Saya.. dengan kucingnya menemaninya, saya harus bertanggungjawab dan menjaganya.”

Dugaan Kasim ternyata benar. Rasa sakit itu bertepatan dengan penyerangan Rawa di hutan belantara.

'Sesuai dugaan. Ikatan yang singkat ini antara April dengan Rawa ternyata membuat dampak bagi batinnya April. Sebelumnya, April pernah tidak sadarkan diri tapi dengan kasus yang berbeda.'

“Chengyou, saya mohon jaga April dan saya ingin memberitahu pada anda, tapi saya meminta pada anda untuk berjanji pada saya,”

Aoren menatap tajam ke arah Kasim.

“Saya berjanji, pak.”

Kasim pun berbalik. 

“Berjanji untuk tidak membuka mulut ataupun menggunakan isyarat pada April tentang kematian Rawa,”

A Chengyou dan Aoren terkejut.

'Apa?'

'Senior Rawa.. mati!?'

“Kami semua para petinggi dan master berusaha untuk menyelesaikan dan menstabilkan setiap masalah-masalah dan kondisi Agen Angkasa yang terjadi belakangan ini. Saya percaya pada anda, Chengyou, oleh karena itu saya memberitahu rahasia ini pada anda saja.”

“Saya juga ingin menitipkan amanah Rawa pada saya kepada, anda, Chengyou.”

Mata A Chengyou terbuka lebar dan menatap ke arah Kasim. Kasim berbalik ke arah A Chengyou, mengambil surat dan sebuah koper. 

“Surat Rawa yang diperuntukkan April dan koper yang berisi pakaiannya untuk April ketika April sudah menginjak remaja/dewasa. Rawa yang menitipkan pada saya sebelum pergi menjalankan misinya. Namun, saya memberikan tugas ini pada anda yang sudah membantu dan menjaga April. Saya bukannya tidak ingin memberikannya secara langsung, selama beberapa hari kedepan saya tidak ada waktu sedikitpun untuk jalan-jalan di taman maupun menemui kalian semua, termasuk April,”

“Saya harap, anda mengerti kondisi saya dan Agen Angkasa saat ini.”

A Chengyou menatap ke arah mata Kasim dengan penuh keyakinan.

“Saya, sangat mengerti pak dan saya dengan senang hati diberikan tugas langsung oleh pak Kasim sendiri. Saya tidak akan memberitahu tentang kematian Rawa padanya. Saya akan selalu menjaga April, sekalipun nyawa saya dipertaruhkan.”

Kasim tersenyum kecil. Kasim memberikan surat dan koper pada A Chengyou. Aoren berada di pundak A Chengyou. 

“Tolong sampaikan pada April tentang surat dan koper ini ketika ujian arena ini selesai. Anda simpan di kamar anda dan jangan sampai orang lain mengetahuinya.”

“Saya mengerti dan saya akan menjalankan sesuai perintah.”

“Baiklah, kembali lah dan jangan lupa untuk makan ataupun minum. 2 hari anda belum makan apapun dan kucingnya. Boleh bertanggungjawab, tapi tolong perhatikan kondisi diri anda sendiri, jika anda lemah, maka tidak akan bisa menjaganya.”

A Chengyou tersentuh.

“Terimakasih banyak pak atas nasihatnya, saya akan makan dan memberikan makan pada kucing ini. Saya pergi dahulu.”

A Chengyou memberikan salam penghormatan pada Kasim. Kasim membuka pintu kantor pribadi dengan jarinya dan A Chengyou keluar dengan membawa surat, koper ke kamar pribadinya terlebih dahulu. 

Kasim menutup pintu kantornya. Suara hela nafasnya terdengar. 

'Saya harap Halim memaafkan saya.'

A Chengyou berjalan membawa surat, koper di tangannya. Aoren benar-benar merasa kasihan pada April. 

'Malangnya, anak perempuan itu..'

                                    ***

Kamar pribadi A Chengyou 

A Chengyou sudah berada di dalam kamarnya. A Chengyou memasukkan koper itu ke dalam lemari pakaiannya, lalu suratnya A Chengyou simpan di laci lemari pakaiannya. Aoren melihat saja. A Chengyou menarik nafas dan membuangnya. 

“Yang gua inginkan saat ini, April tersadar,”

“Sedalam apa lukanya?”

Aoren merenung. A Chengyou menutup pintu lemari dan membawa Aoren ke kantin untuk membeli beberapa makanan dan langsung ke ruang medis, demi menjaga April.

                                      ***

A Chengyou bersama Aoren melewati ruang latihan sniper. Melihat ada anak perempuan kepang satu berwarna blonde sedang mengalami kesulitan. Aoren memberikan isyarat pada A Chengyou untuk membantu anak perempuan itu. 

A Chengyou pun tidak menolak dan segera membantu anak perempuan itu yang ternyata Bubble. Bubble mengalami kesulitan dengan mengurus papan tembak yang begitu besar. 

“Ekh”

Papan tembak besar itu jatuh ke arahnya yang kehilangan keseimbangannya. Bubble menutup matanya. A Chengyou berlari dan menarik pinggang Bubble ke arah yang lebih aman. Bubble berada di dekapannya A Chengyou. Untungnya Bubble selamat dan tidak terluka. 

Bubble membuka matanya dan melihat dirinya di selamatkan oleh A Chengyou. Mata Bubble berbinar. 

'Dia..'

A Chengyou melirik ke arahnya dan membantu bangun Bubble. 

“Lu gapapa?”

Bubble masih menatapnya dan sekilas mengingat masa kecilnya yang dimana ketika Bubble dalam kesulitan dan barang-barang yang menimpanya tidak ada yang menyelamatkannya seperti yang dilakukan oleh A Chengyou. Ini pertama kalinya di hidupnya diselamatkan oleh seseorang. 

A Chengyou pun bangun dan memberikan tangannya. Bubble terkejut, jantungnya berdetak kencang. Tangannya ingin menggapai. Mengenggam tangan A Chengyou dengan erat. Bubble membersihkan pakaiannya yang kotor. 

“Lain kali, hati-hati. Jika tidak bisa sendirian, lu bisa minta tolong ke orang dewasa. Kita boleh mencobanya sendiri tapi jika tidak bisa, jangan dipaksa.”

Hati Bubble tergugah dan mencairkan hatinya yang selama ini begitu dingin dan tertutup. Bubble masih memandangnya. A Chengyou tersenyum dan memperkenalkan dirinya.

“Gua, A Chengyou, dari kelas pedang. Senang mengenal, lu.”

Pipinya memerah secara alami. A Chengyou bingung, mengapa pipinya menjadi warna merah. Bubble membalikkan badannya karena malu tersipu pada A Chengyou. 

“Namaku, Bubble. Senang mengenalmu, juga.”

A Chengyou tersenyum dan pergi keluar ruang latihan sniper, menuju kantin. Aoren menunggu dari tadi di depan pintu ruang latihan sniper. Keduanya pun pergi. 

Bubble membalikkan badannya ke arah A Chengyou dan melihat ke arah A Chengyou pergi. 

“A Chengyou, kah?”

“Akan aku ingat dan terimakasih sudah menyelamatkanku, A Chengyou.”

Bibirnya tersenyum lebar, matanya berbinar. Bubble melihat A Chengyou sebagai matahari yang menyinari hati dan dirinya yang benar-benar dingin nan tertutup. Momen yang terjadi tidak akan pernah dilupakan oleh Bubble.

TO BE CONTINUED...

1
Keypidream
mohon supportnya ya!
Kei Kurono
Bikin penasaran!
Keypidream: terimakasih Kei Kurono sudah mau membaca novel aku. dengan dukungan ini, aku jadi semakin semangat! ditunggu chapter-chapter selanjutnya ya🤗❤️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!