NovelToon NovelToon
Daniel & Hana

Daniel & Hana

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Duda / Percintaan Konglomerat
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Arashka

Welcome to the sequel of You're Mine Brianna

Perjalanan seorang Hana Elodie Brown menghindari Ayahnya yang otoriter terhadap dirinya. Berbagai cara ia lakukan agar hidupnya bisa terbebas dari aturan yang menurutnya tak sesuai dengannya. Sampai pada suatu ketika, Hana dipertemukan oleh takdir dengan seorang pria yang tak pernah ia inginkan semasa hidupnya, Daniel Leonardo Smirnov. Seorang mafia yang dunianya penuh dengan kegelapan melebihi tempat tergelap di dunia. Mampukah Hana menjadi penerang bagi Daniel dan akankah Daniel mampu memberikan kehidupan yang diinginkan oleh Hana? Simak terus kisahnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arashka, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

23. Evans

"Dia juga putraku, Hana." ucap Evans dengan sangat yakin. 

"Dia bukan anakmu!" pekik Hana. 

"Sekuat apapun kau menolak, tapi faktanya ia anakku. Kau tahu, ikatan batin antara seorang anak dan ayah kandung selalu kuat dan terkoneksi, sejauh apapun mereka." 

"Tidak! Liam bahkan tidak mengenalmu, Evans. Pergi dan jangan pernah muncul di hadapanku lagi!" 

Evans mendekati Liam dan hendak menyentuh punggungnya, tapi Daniel dengan cepat menjauh dari pria itu. Aiko yang sejak tadi memperhatikan dari luar dan menyadari ada sesuatu yang tidak biasa bergegas mendatangi Daniel. 

"Aiko, bawa Liam bersamamu dan kembali ke mansion secepatnya." titah Daniel dengan tegas. 

"Liam sayang, kau pulang terlebih dahulu bersama Aiko. Daddy dan Mommy sedang menyelesaikan sesuatu dan sepertinya ini akan sedikit lama.  Kau mengerti?" ucap Daniel kepada Liam yang masih melingkarkan kedua tangannya di leher Daniel. 

"Aku mengerti, Dad." jawab Liam dengan patuh. 

Aiko bergegas mengambil alih Liam dari gendongan Daniel dan membawanya keluar dari restauran. Tapi saat Aiko melewati tubuh Evans, pria itu menghadangnya.

"Liam, akulah Daddy mu yang sebenarnya." ucap Evans dengan tangan yang berusaha untuk menjangkau tubuh Liam. 

Daniel yang mulai geram pun tersulut emosinya. Ia menarik tubuh Evans ke belakang lalu meninju wajahnya. Aiko segera berlari membawa Liam karena situasinya sudah tidak kondusif lagi.

BUGH

Pukulan Daniel membuat tubuh Evans terhuyung ke belakang hingga sebuah meja terguling dan menjatuhkan beberapa piring serta gelas. Semua pengunjung di sana tampak panik melihat keributan yang terjadi. Pasalnya baru beberapa saat yang lalu mereka merasakan suasana haru dan penuh cinta dari sepasang kekasih, dan dalam waktu cepat suasana itu berubah menjadi begitu menakutkan. 

"Jangan pernah menyentuh anakku, bajingan!" ujar Daniel. 

"Daniel hentikan, kita pergi saja." Hana memeluk tubuh Daniel dari depan agar ia tidak lagi menyerang Evans. 

Evans terduduk di lantai sembari meringis merasakan sakit di bagian wajahnya. Bahkan sudut bibirnya terlihat mengeluarkan sedikit darah.

"Aku hanya ingin melihat anakku, Hana." ucap Evans sembari berusaha untuk bangkit. 

"Melihat anakmu? Apa aku tidak salah dengar? Saat pertama kali kau mengetahui ia ada dan tumbuh di dalam rahimku, kau tidak pernah peduli padanya. Kau menghilang entah kemana!" teriak Hana yang juga mulai emosi. "Sekarang kau tiba-tiba muncul di sini, bertingkah seolah kau adalah Ayah yang tersiksa karena Ibunya tidak mengizinkannya untuk bertemu. Kau gila, Evans!" 

"Ada apa ini?" Tanya seorang wanita yang baru saja muncul. "Astaga, sayang apa yang terjadi padamu?" pekik wanita itu ketika ia melihat sudut bibir Evans terluka dan pipinya mulai membengkak. 

Evans hanya diam tak bergeming, ia bahkan menghiraukan kedatangan istrinya yang panik setengah mati. 

"Jangan pernah berani untuk menampakkan diri di hadapanku dan Liam, Evans. Liam tidak membutuhkanmu karena yang ia tahu Ayahnya adalah dia." ujar Hana sembari menoleh ke arah Daniel, kekasihnya. 

Evans menyingkirkan cekalan tangan sang istri lalu berjalan mendekat ke arah Hana. Tapi Daniel segera berpindah posisi dan berdiri di depan tubuh Hana untuk melindunginya. "Sekali lagi kau langkahkan kakimu, aku akan membuatmu tak akan bisa berjalan selamanya." Ucap Daniel mengancam. 

"Hei berani-beraninya kau mengancam suamiku!" teriak istri Evans.

"Jadi kau istrinya? Beritahu dia agar jangan pernah datang lagi ke kehidupan calon istriku. Hubungan antara suamimu dan calon istriku sudah lama selesai!" ujar Daniel mengingatkan. 

"Sayang mereka sudah mengancam dan bahkan membuatmu terluka, kita laporkan saja mereka ke polisi." ujar wanita itu.

"Polisi bahkan tak akan berani menangkapku." jawab Daniel. 

"Daniel, lebih baik kita pergi dari sini." Hana menarik tangan Daniel dan segera membawanya keluar. 

Tapi sebelum mereka benar-benar sampai di tempat parkir, Daniel memberikan sejumlah uang yang cukup besar kepada seorang pelayan. "Aku memecahkan beberapa benda di sini. Dan ini gantinya. Maaf sebelumnya." ujar Daniel kemudian ia kembali berjalan karena Hana sudah sangat enggan untuk berada di dalam satu tempat bersama Evans. 

"Brengsek! Dasar bajingan! Aku akan mengambil anakku kembali, sialan!" teriak Evans dan hal itu membuat istrinya tercengang. 

"Apa maksudmu, Evans? Anak? Anak siapa?" 

"Dia anakku, Willa. Akan ku ceritakan nanti setelah kita sampai di hotel." jawab Evans. 

Evans dan Willa pun segera pergi dari restauran tersebut dan kembali menuju hotel. Willa sudah tidak sabar untuk mendengarkan penjelasan dari sang suami. Tidak butuh waktu lama untuk sampai di hotel, karena lokasinya sangat dekat dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki selama lima menit saja.

"Sekarang jelaskan padaku, sekarang!" 

Flashback On

Hamburg, Jerman

"Evans, aku hamil." ucap seorang wanita yang kini sedang berada di rooftop gedung tempat kerjanya.

Evans yang berdiri di samping wanita itu hanya mengerutkan keningnya dan ia tidak berkomentar apapun awalnya. Wajah bingungnya terlihat begitu kentara di sana. 

"Kau tidak senang mendengar kabar ini?" tanya Hana.

"A-aku senang, sayang. Tentu saja aku sangat senang." jawab Evans. 

"Kalau begitu kita harus ke rumah sakit besok untuk melihat berapa usia kandungannya dan juga bagaimana perkembangannya." ujar Hana sangat excited. 

"Ehem yaa tentu. Aku akan mengantarmu besok." sahut Evans. 

Esok harinya, Hana kembali bekerja seperti biasa. Hana dan Evans memang bekerja di tempat yang sama, mereka bekerja di perusahaan milik Axel sepupu dari Hana. Hubungan keduanya juga banyak diketahui oleh para rekan kerjanya. 

"Morning, apa kalian melihat Evans?" tanya Hana ketika ia memasuki ruangan divisi keuangan tempat Evans bekerja. 

"Evans? Apa kau tidak mengetahuinya, Hana?" tanya seseorang di sana.

"Mengetahui apa?"

"Evans mengajukan resign kemarin, dan HRD sudah menyetujuinya."

DEGH

Jantung Hana seperti dipaksa berhenti saat itu juga. Kakinya melemas seolah tak ada tenaga. Tak ingin berlama-lama, Hana langsung pergi dari perusahaan menuju ke apartemen milik Evans. Berkali-kali Hana menekan bel, ia bahkan sampai menggedor pintu unit milik Evans, tapi tetap saja tak ada jawaban dari dalam. Hana sangat ketakutan, otaknya mulai diracuni dengan pikiran-pikiran buruk tentang Evans. 

"EVANS! BUKA PINTUNYA!!" Teriak Hana sembari terus menggedor pintu tersebut hingga membuat unit di sebelahnya merasa terganggu.

"Hei hentikan! Kau sangat mengganggu!" 

"Ah maaf, a-aku sedang mencari kekasihku yang tinggal di unit ini." jawab Hana. 

"Sepertinya ia belum pulang."

"Kau tahu dia pergi kemana?"

"Entahlah, tapi semalam ia membawa koper besar."

Hana semakin tidak bisa berpikir jernih. Ia langsung pergi dari sana tanpa mengucapkan terimakasih kepada seseorang yang memberikannya sedikit informasi. Hana bergegas mengunjungi bagian resepsionis untuk mencari informasi yang lainnya.

"Hai, Nona. Apakah Evans masih menyewa apartemen di unit 313?" tanya Hana kepada resepsionis tersebut.

"Tuan Evans semalam sudah meninggalkan apartemen ini, Nona" Jawabnya. 

Dan ternyata benar, semua pikiran buruk yang berputar di kepala Hana sudah terbukti. Evans meninggalkannya begitu saja dan juga anak yang bahkan masih belum terbentuk dengan sempurna. 

Flashback off

Willa terdiam, ia tidak menyangka bahwa suaminya memiliki masa lalu yang benar-benar brengsek. Evans yang ia anggap sebagai pria bertanggung jawab, ternyata meninggalkan sang kekasih di masa lalunya dan dalam keadaan hamil. 

"Maafkan aku, Willa. A-aku tidak bermaksud untuk membohongimu." ujar Evans memohon pengampunan kepada istrinya. 

*** 

Hana tidak bisa menyembunyikan rasa sedih dan amarahnya. Sejak tadi Hana benar-benar hanya diam di dalam pelukan Daniel. Perasaannya benar-benar kacau, bukan karena ia masih mengharapkan Evans. Tapi perasaan sedih, kacau dan marah itu lebih ke mengingatkan kembali dirinya dengan masa lalu yang membuatnya sangat terpuruk. 

Daniel menggendong tubuh Hana saat mereka sudah sampai di mansion. Pria itu membawa Hana menuju kamarnya. Hana menyembunyikan wajahnya di ceruk leher Daniel dan mempererat pegangannya di leher Daniel. 

"Aku akan melindungimu dan Liam, jangan takut Hana." bisik Daniel di telinga Hana. 

Daniel merebahkan tubuh Hana di atas ranjang, kemudian ia kembali berdiri hendak pergi ke ruang kerjanya untuk meminta bantuan Nikol melakukan sesuatu. 

"Daniel, jangan pergi." ucap Hana sembari menahan tangan Daniel. 

"Aku hanya sebentar." sahut Daniel.

"No, jangan pergi." pinta Hana dengan suara memohonnya.

"Baiklah.." Daniel menaiki ranjang kemudian berbaring di samping tubuh Hana dan memeluknya. 

"Dia ayah kandung Liam, Evans Davies Hall." ujar Hana tiba-tiba menyebutkan nama pria tadi. 

Daniel terdiam, ternyata benar dugaannya. Sebuah keputusan tepat ia menyuruh Aiko agar segera membawa Liam pulang lebih dulu. 

"Mengapa dia datang lagi, Niel?" Hana menengadahkan wajahnya menatap Daniel di kamar yang temaram. "Aku takut dia akan membawa Liamku." sahut Hana dengan air mata yang kini mulai terjun membasahi pipi. 

"Langkahi dulu mayatku. Aku tak akan mengizinkan siapapun membawa Liam dari sisimu, dari kita." ucap Daniel menenangkan. 

"Kau janji akan melindunginya?" 

"Dengan seluruh jiwa dan ragaku, Hana. Aku akan melindungi kalian berdua." 

Hana kembali membenamkan wajahnya di dada bidang milik Daniel. Ketakutan terbesarnya adalah kehadiran Evans yang akan merebut Liam darinya. Tapi sepertinya mimpi buruk serta ketakutannya itu akan terjadi. 

"Tidurlah, kau tak perlu memikirkan apapun." ucap Daniel sembari mengusap kepala Hana hingga wanita itu terlelap di dalam dekapannya. 

Setelah Daniel memastikan Hana yang sudah terlelap, ia segera beranjak menuju ruang kerjanya dan menghubungi Nikolai. 

"Cari semua informasi mengenai Evans Davies Hall." titah Daniel.

TBC

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!