NovelToon NovelToon
Gara-gara Buket Bunga

Gara-gara Buket Bunga

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.7k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Disarankan membaca Harumi dan After office terlebih dahulu, agar paham alur dan tokoh cerita.


Buket bunga yang tak sengaja Ari tangkap di pernikahan Mia, dia berikan begitu saja pada perempuan ber-dress batik tak jauh darinya. Hal kecil itu tak menyangka akan berpengaruh pada hidupnya tiga tahun kemudian.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Belum Malam Pertama

Rasanya tubuhnya lelah sekali, ingin rasanya merebahkan diri di kasur yang empuk. Sepanjang akhir pekan kemarin, Sandi belum benar-benar istirahat.

Tiga malam berturut-turut, dia selalu berada dalam perjalanan. Entah pesawat atau kereta api. Jadi tidurnya belum-belum nyenyak layaknya tidur di kasur.

"Perasaan Jumat kemarin, Lo bilang mau ke Malang. Kenapa oleh-olehnya jadi getuk goreng? Ini bukannya dari Sokaraja, ya? Kampung mertua Lo, kan Ndah?" Tanya Haris sambil memakan makanan yang terbuat dari olahan singkong.

Indah berdehem, "diajak keliling Jawa dia."

"Gratisan pasti," Willy ikut berkomentar.

Pagi ini, mereka datang awal dari jam kerja karena Sandi menjanjikan membawa banyak oleh-oleh yang akan dibagikan pada rekan satu divisinya.

"Tau aja, bang! aku kan baru di sini. Uangku belum cukup kalau buat jalan-jalan." Sandi nyengir.

Semua rekan satu divisinya berkumpul mengelilingi meja serba guna di salah satu sudut ruangan. Mereka biasa menaruh barang-barang random di sana.

"Minggu depan mau kemana lagi, San? Biar Senin gue bawa nasi lebih banyak." Tutur Arka. Lelaki yang belum lama menikah itu, sedang menikmati sarapan dengan udang dan cumi crispy yang dibawa Sandi.

"Mau tidur aja, bang! Kayaknya aku butuh tidur lebih lama." Jawabnya. "Bang Ringgo mau kripik pisang juga nggak?" Tanyanya pada sang manajer.

"Mau dong, ya kali nolak. Kesukaannya bini gue tuh!" Ringgo sedang sarapan dan duduk bersebelahan dengan Arka.

Sandi kembali memasukan masing-masing satu keripik pisang buatan mertuanya, ke dalam kantong kertas. Keluarga Ari memiliki usaha pembuatan makanan berbahan dasar pisang.

"Ikan teri sama terasi, mau juga nggak?" Tanya Sandi lagi.

"Mauuu ..." Sahut mereka kompak. Sandi kembali memasukannya ke dalam kantung kertas.

"Dulu, Gita, terus Mia, sekarang Sandi. Ya ampun ... Divisi kita benar-benar diberkahi." Ujar Haris.

"Setuju gue sih!" Indah setuju dengan pendapat salah satu rekan kerjanya.

Kegiatan Sandi terhenti karena layar ponselnya berkedip, terlihat suaminya mengiriminya pesan. "Kayaknya rencana aku buat tidur seharian weekend besok gagal total." Dia tersenyum kecut.

"Kenapa emang?" Tanya Arka.

"Diajak kemana lagi sama mas Jawa, neng Sandi? Hobi banget jalan-jalan ya!" kata Indah.

"Kalian sibuk nggak Sabtu besok?" Tanya Sandi.

"Ada apa emang?" Tanya Ringgo balik."

"Jalan-jalan yuk! Ditraktir sama mas ku."

"Wah ... Gue jadi penasaran sama sosok 'mas ku' versi si bungsu." Tutur Haris, mulutnya masih sibuk mengunyah makanan berwarna cokelat yang memiliki rasa manis.

"Gue rasa Lo kenal sih!" Indah menyela.

"Gue kenal nggak mbak?" Tanya Arka.

"Lo sama Willy nggak." Indah menunjuk dua juniornya dengan keripik pisang yang hendak dimakannya.

"Gue sama Haris kenal?" Ringgo menghentikan kunyahannya. "Jadi penasaran gue."

"Kemarin Jumat dia beliin Irene sama Nino kue di bawah, ya kan San?" Indah tersenyum.

"Wah ... Curang, gue nggak dibeliin juga." Willy tak mau kalah.

"Kemarin Jumat cuma gue berdua Sandi yang turun, Lo semua kan lembur." Sahut Indah.

"Dasar Lo pencinta gratisan." Cibir Haris pada salah satu juniornya.

"Siapa sih Ndah? Serius gue penasaran banget." Tutur manajer.

"Penasaran apaan, Nggo?" Sosok laki-laki Cindo memasuki work station divisi keuangan. "Wey, bagi-bagi oleh-oleh nih. Tetangga nggak dibagi ya!" Leon mencomot getuk goreng yang ada di hadapan Haris.

"Gue sama Ringgo penasaran sama cowoknya Sandi, Pak! Indah bilang masa kita kenal." Haris menyahut.

"Duduk pak!" Arka memberikan bangku plastik untuk manajer sebelah.

Leon bergumam terima kasih. "Gue kenal juga, nggak Ndah?"

Indah mengangguk. "Cobain pak, keripik pisangnya selera bapak banget nih!" dia menyodorkan pada Leon.

Leon mengambil lalu mengunyahnya, mereka yang di sana seolah menunggu komentar dari manajer pemasaran itu. "Gurih, asin. Gue suka nih!" masih ada nggak San? Mau dong!" Sandi mengangguk. "Rasanya sama kayak yang biasa dibawa Unge, iya nggak?" Leon bertanya pada Ringgo dan Haris.

"Iya bener, pak! Baru inget gue." Haris sependapat.

Sandi dan Indah saling lirik, keduanya seolah berkomunikasi lewat tatapan mata. Indah memutusnya terlebih dahulu, "Pak Leon ada apaan pagi-pagi ketempat kita? Tumben." Dia sengaja mengalihkan pembicaraan, agar sosok cowok juniornya tak lagi dibahas. Belum saatnya.

Pembicaraan mereka teralihkan oleh pembahasan pekerjaan, empat orang fokus mendengarkan perkataan Leon. Sementara Sandi tersenyum dan mengucapkan 'terima kasih' pada Indah tanpa suara. Hanya gerak mulut saja.

***

Seperti janji Sandi Jumat kemarin, Senin sore dia lembur hingga tiga jam dari waktu pulang kerja. Dia lembur bersama Willy dan Haris. Sementara Ringgo dan Arka, pergi bersama Leon dan salah satu staf pemasaran pergi keluar kota sedari siang.

Willy meregangkan tangannya, pekerjaan tak kunjung selesai. Tapi waktu lemburnya dibatasi, supaya tak sampai larut malam. "Nebeng nggak Lo? Gue mau ke arah kosan Lo!" tawar Willy pada juniornya.

Sandi sedang membereskan kubikelnya. "Aku dijemput, Bang!"

"Sama cowok Lo?" Tanya Haris.

"Iya, mas! Udah Dateng dia." Jawab Sandi.

"Kenalin gue dong! Penasaran gue, masa gue kenal.” Haris masih penasaran.

"Sabtu besok aja, Mas! Kan bakal ketemu juga." Usul Sandi.

Ari berencana mengajak rekan satu divisi Sandi untuk mengunjungi rumah bambu yang pernah mereka datangi beberapa Minggu lalu. Tidak menginap hanya sekedar berkumpul makan bersama dan memanen beberapa hasil kebun, yang ditanam di sekitar rumah.

"Ya udah deh, mudah-mudahan gue nggak kelewat penasaran."

Mereka bertiga turun bersama, Sandi turun di lobi. Sementara Haris dan Willy turun di parkiran bawah.

Suasana Lobi sudah sepi, mengingat ini sudah pukul delapan malam. Hanya ada beberapa sekuriti dan staf yang baru pulang lembur.

Ari melambaikan tangannya, lelaki itu baru saja keluar dari kedai kopi. Sandi mempercepat langkahnya dan menyalami suaminya begitu jarak mereka cukup dekat.

"Motor kamu diparkir di mana?" Tanya Sandi.

Ari merangkul istrinya dan melangkah keluar dari lobi. "Di parkiran samping, tadi aku pesenin kwetiau buat kita makan malam. Jadi sekalian numpang parkir."

Tadi sore Ari menawarinya menu makan malam, "oleh-oleh buat Mbak Mia udah kamu kasih?" Tanya Sandi.

"Udah aku titipin suaminya." Sahut Ari.

"Kok bisa? Bukannya Pak Jaka sentimen sama kamu."

"Aku Wa Mia tadi pagi, tapi suaminya yang bales pakai nomor lain dan minta supaya aku antar ke kantor aja. Ya udah aku anter ke sini." Ari bercerita. "Masih posesif aja, padahal dari dulu aku nggak ada niatan buat jadian sama Mia. Aku anggap Mia kayak adik perempuan aja, sama kayak Gita dan Dita." Dia tak habis pikir.

"Kalau kata Mbak Mia, kamu itu suami idaman. Apalagi waktu kamu masih jadi ASN." Sandi ingat cerita Mia tentang sosok Ari.

"Sayangnya aku udah bukan ASN lagi, tapi sekarang aku punya kamu. Semoga aja aku ini suami idaman kamu." Ari mencuri kecupan di pipi istrinya.

Sandi mendelik, "Mas ... Ini tempat umum." Dia memperingatkan, apalagi mereka sudah tiba di jalan samping gedung.

"Biarin aja, toh kita udah sah jadi suami-istri." Ujar Ari santai. "Oh ya, ngomong-ngomong soal suami-istri. Kita belum malam pertama, nggak sih?"

Sandi mendelik, tak menyangka suaminya membahas hal tersebut. "Malam ini bisa nggak kira-kira?" Tanya Ari.

"Besok aku masuk jam tujuh." Sandi beralasan.

Ari melihat ke arah pergelangan tangannya, dia bahkan menghentikan langkahnya. "Masih ada waktu sebelas jam, sementara kita gituan paling cuma satu jam." Katanya. "Tapi kalau aku nggak minta nambah, ya!"

Sandi mencubit perut istrinya, sialnya susah sekali. Karena terlalu keras. "Sayang ... Kamu mancing duluan, tunggu di rumah dong! Atau mau ke hotel aja?"

"Mas ..."

1
bunny kookie
Rumi 🖕
Ninid Ninid
sepertinya si rumi ini perlu dikasi pelajaran berharga ya dari dimas... biar gak terus2an seperti itu... kasihan ari loooo.....
bunny kookie
baguss sandi teruskan 👏🏻👏🏻
hajar 2 kadal tak tau malu itu 😂😂
Dhia Tazkhia
jgn manut² ajalah san toh skrng ada yg bs d andalkan dan sll mndukung kpitusanmu
bunny kookie: iya ,aku greget banget sama sandi 😂
total 1 replies
Dhia Tazkhia
kaya nya bakal banyak drama deh,trutama dr 2manusia sampah yg d bwa ortunya sandi.masa mau honey moon nginepnya numpang wkwkw/Facepalm/
bunny kookie
ayo dong san sekali2 tegas dong sama orang tua mu biar mereka gk semena2 sama kamu,,sekali2 pamer loh sama mereka apalagi sama 2 samaph itu 😂,terlalu banyak diam gk baik jga loh san ,
Dhia Tazkhia
s rumi lg kah?? ganggu mulu sih,,,pengantin baru nih msh panas²nya malah d gangguin mulu
Mareeta: bukan, ini hama yang lain.
total 1 replies
bunny kookie
yahh 😂 di gantung sama kak othornya 😭😭
Dhia Tazkhia
kamu baru ilfil ri?? aku mah udah dr lama/Facepalm/
udah biarin aja tuh s rumi ngejar² suami org kaya orang stres dasar gatau malu.ntar nular ke suaminya yg pst bakal ngamuk² kaya org ksurupan klo tau istrinya berulah.dan yg psti ngamuknya ke org lain,bisa aja ari yg jd sasaran.pdhlkan yg gapunya adab bininya sndiri. pantes jodoh,pda gapunya otak mrk/Grin/
bunny kookie
AWAS ya rum jgan jadi anomali,
kasian bojo mu 😒
Dhia Tazkhia
ooo jd begitu,,,,
memang pantaslah jodohnya s harumi itu s dimas,dia jg yg bawa pengaruh gabener utk ari.untung sja mahkotanya ari yg dapt,lumayan ri garugi² amat d jagain brthn² jg udah dapat yg prtama wkkwkwk
bunny kookie
si rumi ini pasti ..
Dhia Tazkhia
loh,,,ko msh berasa kentang ya hahahaaa/Facepalm//Facepalm/
Dhia Tazkhia
jd sering nakal ya mas ari skrng,,,,,/Facepalm/
tp ya emng cinta dan nafsu penghalangnya hanya setipis tisu (katanyaaaa wkwkw)
aplg pacaran sma yg udah matang,suka cepet tegang hahahaaa/Grin/
Dhia Tazkhia
gakasian sma skli dr dulu jg klo liat rumi kaya gini,justru pengen nampol pala nya sumpah!!!!
lagian sampe nangis darah sklipun kaga bakal ngerubah apapun rumiii lu udah bahagia kan dapt suami kaya plus bucin tolol sampe² bakal ngamuk kesiapa aja yg buat kamu nangis(inget mia yg prnah jd sasaran dimas waktu itu/Smug/) rasa bersalah lo tanggung aja seumur idup lo!!!
Dhia Tazkhia
kata²nya mengingatkan sma gita,dita dan mia,,,walau mia kebobolan sblm akad wkwkwk
nabila anjani
Kak baca belum ada semenit ini mah udah selesai aja 😭😭
bunny kookie
udah tho ?
gitu aja ?
😭😭
bunny kookie: gpp kak thor ..
klo di sebelah kan emang rada2 😂
semangat ya nulisnya 💪🏻
Mareeta: nulisnya deg-degan kak, takut nggak lolos riview editor. makanya aku tulis singkat aja🤭
agak trauma gara-gara yang di sebelah.
total 2 replies
Dhia Tazkhia
ini yg bikin aku penasaran,,,
ari yg d hianati,dimas yg ngerebut,tp knp smua teman² dimas kaya benci bgt ke ari???
apa ari jg punya sisi gelap d balik sikap ramah dan baiknya ya thor?? (trbiasa dgn dua wajah fero dan kawan²nya jd ke arah sana kan pikiranku wkkwkw) atau hanya ketakutan mrka aja yg takut istri² mrka kecantol mas² jawa?/Grin/
Dhia Tazkhia: jd fiks itu krn rasa takut mrka aja ya thor,,,
secara galangsung mrk jg mengakui klo mas ari suami idaman cewek² dan takut para pasangan mrka kecantol?? mrka benci krn mrka mrsa klo mas ari lbh baik dr mrka kan??
Mareeta: Karena saat itu Ari idaman para wanita, selain karena ASN. Ari adalah cowok yang lembut, perhatian, act service nya oke banget, royal, dan dia setia banget sama satu cewek. Pacar masa lalunya cuma Rumi doang. buka kayak yang lain yang pada suka gonta-ganti. atau dingin kayak kulkas, kayak Denis dan Jaka
total 2 replies
Dhia Tazkhia
umur mas ari udah brpa ya thor??
Mareeta: 31 jalan 32
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!