Kayla lahir dari pernikahan tanpa cinta, hanya karena permintaan sahabat ibunya. Sejak kecil, ia diperlakukan seperti beban oleh sang ayah yang membenci ibunya. Setelah ibunya meninggal karena sakit tanpa bantuan, Kayla diusir dan hidup sebatang kara. Meski hidupnya penuh luka, Kayla tumbuh menjadi gadis kuat, pintar, dan sopan. Berkat beasiswa, ia menjadi dokter anak. Dalam pekerjaannya, takdir mempertemukannya kembali dengan sang ayah yang kini menjadi pasien kritis. Kayla menolongnya… tanpa mengungkap siapa dirinya. Seiring waktu, ia terlibat lebih jauh dalam dunia kekuasaan setelah diminta menjadi dokter pribadi seorang pria misterius, Liam pengusaha dingin yang pernah ia selamatkan. Di tengah dunia yang baru, Kayla terus menjaga prinsip dan ketulusan, ditemani tiga sahabatnya yang setia. Namun masa lalu mulai mengintai kembali, dan cinta tumbuh dari tempat yang tak terduga…
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon inda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28 Rumah yang Tak Pernah Kupunya
Sabtu pagi – Aula SMA Negeri 5
Hari itu sekolah Aldi mengadakan acara “Pentas Ungkapan Hati”, ajang di mana setiap siswa bisa membacakan puisi, menampilkan lagu, atau karya pribadi lain yang bermakna.
Aldi berdiri di balik tirai panggung. Seragam SMA putih abu-abu rapi, kertas puisi sedikit bergetar di tangannya. Ia menatap kosong ke depan, napasnya dalam-dalam.
“Aku bisa gak ya?” batik Aldi yang gugup
“Kalau gagal... Kak Kayla kecewa gak ya?” tanya batin Aldi
Tapi suara lembut dalam benaknya kembali terngiang:
“Kamu gak harus sempurna, Aldi. Kamu hanya harus jujur dari hatimu. Orang akan mendengar.”
---
Duduk di deretan kursi depan, Kayla bersama Lala, Rina, dan Cika.
“Deg-degan banget, ya?” bisik Lala.
“Kalau Aldi sampai nangis di atas panggung, aku duluan yang mewek,” gumam Rina.
Cika tersenyum pelan. “Lihat deh, dia pasti bisa.”
Beberapa bangku di belakang, seorang pria berjas hitam duduk sendiri. Liam.
Tak ada yang tahu siapa dia. Bahkan guru yang membagikan undangan tidak menyadari pria itu hadir.
Ia hanya duduk diam. Menatap. Menilai.
---
MC naik ke panggung.
“Selanjutnya, dari kelas 10 IPA 2, Aldi Fajar akan membacakan puisinya berjudul Rumah yang Tak Pernah Ku punya.”
Lampu sorot mengarah ke Aldi.
Ia berjalan perlahan. Tegap, walau kakinya gemetar.
Suaranya terdengar... tenang. Tapi matanya menyimpan seribu kisah.
---
Puisi – Dibacakan Aldi
“Dulu aku tidak tahu
bagaimana rasanya pulang
karena setiap pintu yang kubuka
hanya menyisakan dingin,
bukan pelukan
Aku tumbuh seperti rumput di aspal
diinjak, dicaci,
tapi tetap hidup
Hingga suatu hari
ada tangan yang menggenggam ku,
bukan karena kasihan
tapi karena percaya
Dia bilang,
‘Kamu bukan luka, Aldi. Kamu keajaiban kecil.’
Dan aku percaya...
karena dia adalah rumah
yang dulu tak pernah aku punya.”
---
Hening menyelimuti aula.
Lalu, tepuk tangan meledak. Beberapa guru dan siswa terisak.
Kayla menutup mulut dengan tangan. Matanya basah.
Lala langsung mengusap air mata dengan tisu yang disiapkan sejak awal.
Rina memeluk bahu Kayla.
“Lo berhasil jadi rumah buat anak itu,” bisiknya.
Cika hanya tersenyum sambil menatap Aldi dari jauh. “Lo gak sekadar nyelamatin dia. Lo hidupkan lagi jiwanya.”
---
Sementara itu – Di pojok aula, Liam bangkit pelan.
Ia tidak menunggu acara selesai. Tidak menyapa siapa pun. Tidak ingin dikenali.
Bayangan tubuhnya perlahan menjauh dari cahaya.
Satu guru yang tak sengaja melihatnya bahkan hanya membatin,“Siapa orang itu? Entah kenapa... bikin bulu kuduk berdiri.”
Liam tidak peduli.
Ia hanya menatap panggung terakhir kalinya. “Anak itu sudah menemukan jalannya. Bukan karena aku... tapi karena dia.”
Dan pria itu menghilang dalam diam.
Dingin. Penuh wibawa. Misterius.
---
Malam hari – Rumah Kayla
Perayaan kecil digelar. Lala memasak spaghetti, Rina menyiapkan kue coklat, Cika datang dengan buket kecil bunga matahari.
Aldi mendekatkan bingkai kayu ke Kayla. Di dalamnya, puisinya yang sudah diketik rapi.
“Untuk Kakak. Supaya Kakak tahu… aku gak akan pernah lupa siapa yang menolongku pertama kali.”
Kayla memeluk Aldi.
“Dan kamu tahu? Aku juga gak akan pernah lupa... kamu mau hidup lagi.”
---
Keesokan harinya di rumah sakit – pantry staf
Lala menatap Kayla dengan wajah emosi. “Kay, lo tahu nggak? Nadira nyebar fitnah kalau lo adopsi Aldi demi pencitraan!”
Cika duduk di meja, kaki disilangkan. “Gue pengen banget sumpel mulutnya pakai sarung tangan operasi.”
Rina mengangguk pelan. “Barusan dia ngobrol sama jurnalis gosip. Mukanya nyebelin banget.”
Kayla tetap tenang. “Biarin aja. Orang yang ngomongin aku gak lebih penting dari orang yang aku bantu.”
Lala menggertakkan gigi. “Tapi bukan berarti kamu harus diem, Kay. Kita bisa laporin ke bagian etika rumah sakit.”
“Enggak. aku cuma mau fokus ke Aldi dan pasien-pasien kecilku.”
Cika menoleh ke Lala. “Ngomong-ngomong soal fokus... gimana Leon? Masih pura-pura cool di depan lo?”
Lala tersipu. “Dia nyebelin banget tau nggak! Tapi... nyenengin juga. Kayak, kalau dia diem, gue malah nungguin dia ngomong.”
Rina ikut senyum. “Renzo juga. Sok-sokan serius banget di lab forensik, tapi selalu sempet tanya, ‘Udah makan belum?’.”
Cika nyengir. “Kalau Demon sih... yah, mukanya serem, galak, tapi tiap pulang malam selalu nawarin nganter. Mungkin dia... punya sisi manis yang terpendam.”
Kayla menatap mereka satu-satu. “Kalian kayak ngebaca novel remaja versi dewasa deh.”
“Ya karena hidup kita emang mulai warna-warni, Kay,” kata Lala sambil merangkul bahu Kayla.
“Termasuk lo,” tambah Cika. “Liam tuh... jelas beda. Tapi jelas juga dia cuma bisa lunak di depan lo.”
---
Sementara itu –orang suruhan Leon menyusup ke ruang media rumah sakit dan ia berhasil merekam pembicaraan Nadira dengan wartawan gosip.
Ia keluar ruangan dengan ekspresi datar, lalu mengirim pesan ke Leon, Renzo dan Demon:
"tuan dapat bukti. Nadira gak main-main. Bukti sudah saya kirimkan ke pada anda." ujar orang itu
Sedangkan di sisi lain Leon langsung mengajak mereka bertemu," Kita kumpul di ruang kerja Liam, jam 7 malam"
Renzo menjawab cepat: “aku bawa rekaman cadangan. Kayla gak boleh diserang begini.”
Demon hanya kirim satu kalimat pendek: “Gue yang urus dia kalau sampai nyenggol Cika.”
---
Malam hari – Balkon rumah Kayla
Liam mendatangi Kayla tanpa banyak bicara. Hanya berdiri dan mengangguk kecil, lalu duduk bersamanya.
“Ada yang ingin kamu ceritakan?” tanya Kayla lembut.
“Bukan cerita. Mungkin... sedikit luka lama,” jawab Liam lirih.
Setelah percakapan mereka yang hangat tapi tetap penuh jarak, Liam menerima pesan dari Leon, “Kita harus bicara. Ini tentang Kayla.”
Bersambung
dia emng hbat,tgar...tp d dlm htinya psti skit...antara mmaafkn,tp tak bs mlupakan....tp skrng,ayhnya jg udh prgi...
btw istri dan anak2 nya bpk nya kayla kemana??
mkin hri mkin rme aja.....mkin pntr pula,bikn ortunya puyeng... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
good thor ❤👍
keren thor❤❤❤❤👍👍👍
good thor👍
trmksh 🙏