NovelToon NovelToon
Agen Cantik Dan Rahasianya

Agen Cantik Dan Rahasianya

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Dikelilingi wanita cantik / One Night Stand / Cinta Terlarang / Gadis nakal
Popularitas:4.1k
Nilai: 5
Nama Author: Danira16

Mengisahkan persahabatan ketiga nya dikampus dengan pekerjaaan sambilan mereka yang akhirnya mengantarkan mereka pada jodoh masing-masing.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Danira16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Sedangkan kini Ayu telah ada dirumah klien nya, hari itu tidak ada yang menyapa dirinya karena orang rumah terlalu sibuk Dengan urusan masing-masing

Di dalam kamar bayi yang bernama Viola, kini Ayu sedang memberikan asupan sumber makanan lewat gentongnya.

Dan dengan lahapnya bayi cantik nan innocent itu menyesap sumber makanannya itu, bahkan sampai menatap Ayu dengan tatapan yang sulit di artikan.

"Cantik, minum asi yang banyak ya, supaya kamu sehat." Ucap Ayu yang tangannya kemudian mengusap lembut rambut tipis baby Viola.

Baby Viola mulai meringik saat satu gentong yang diberikan Ayu telah habis, lalu Ayu memberikan gentong satunya lagi dan ia arahkan pada baby itu.

Dengan cepat mulut mungil baby Viola meresponnya, dan mengambil alih puncak Ayu dan kembali tersenyum ketika keinginannya terpenuhi.

Bocah itu seakan mengucapkan rasa terima kasihnya dengan senyuman cantiknya, dan Ayu pun membalas senyuman malaikat kecil itu.

"Nah sekarang baby Viola habiskan lagi yang satu ini, jangan cemas besok tante ke sini lagi dan kasih lagi." Ucap Ayu yang makin mengeratkan dirinya pada bocah tanpa dosa itu.

Baby Viola lalu tersenyum dengan tangan satu memegang gentong Ayu yang masih tertutupi kain br4.

Dan saat bayi itu melepaskan put*Ng Ayu, inisiatif ia pun menaruh baby Viola ke pelukannya dengan posisi berdiri.

Tak lama setelahnya baby itu bersendawa, seolah ia begitu kekenyangan. Ayu pun kembali mengendong bayi itu seperti biasa sembari menimangnya.

Tatapan polos itu kian lama kian redup, dan akhirnya baby Viola tertidur karena ayunan lembut yang dilakukan oleh Ayu.

Ayu tersenyum saat bisa membuat baby itu tertidur di pangkuannya, hingga ia berulang kali membelai kulit lembut nan merah itu.

Tak lama baby itu tertidur lelap, barulah Ayu akan membaringkannya di kasur kecil milik baby Viola, namun baru saja akan di tidurkan, baby Viola terbangun dan terkaget karena mendengar suara deru motor dengan bunyi knalpot yang cukup memusingkan telinga Ayu.

Karena Viola terbangun lagi, padahal tadi bayi itu sudah tidur beberapa menit yang lalu. Kini Ayu membawa bayi itu keluar dari kamar.

Seorang cowok tampan masih mengenakan seragam putih abu-abu nya kini sudah masuk ke dalam rumah, tatapan cowok itu merotasi penampilan Ayu yang saat itu memakai kemeja panjang dan celana jeans panjang.

Pemuda itu menarik sudut bibirnya, lalu langkahnya mendekat kepada ayu yang sedang membawa bayi mungil berusia 4 bulan itu.

Belum juga pemuda itu bertanya atau angkat suaranya, Ayu kini sudah memotongnya.

"Maaf mas bisa jangan parkir motornya di dekat kamar baby Viola?" Tanya lembut Ayu yang selalu berharap dengan penuh kelembutan.

Satu alis pemuda itu terangkat, lalu ia tersenyum miring pada Ayu.

"Memangnya kenapa? Ada masalah?" Balas pemuda itu dengan tipikal cuek dan slengean nya.

"Maaf tapi baby Viola terbangun lagi, padahal tadi dia sudah tidur. Jadi mohon jika  sampai depan rumah untuk matikan dulu motornya." Ucap Ayu yang masih saja sopan nada bicaranya.

Lalu seketika mata pemuda itu tertuju pada bayi yang kini malah sudah membuka matanya dan tersenyum menggemaskan pada Ayu.

"itu bukan urusan saya, dan harusnya menjadi tanggung jawab kamu." Jawab pemuda itu lagi.

"Hey saya itu bukan baby sister Viola saya hanya bertugas untuk memberikan asi saja." jawab Ayu yang kini mulai meradang karna pemuda itu tak sopan padanya.

"Kalo begitu bisa dong gue juga nen3n sama kamu."

Mata Ayu seketika itu langsung mendelik pada Sosok Pemuda tengil tadi, rasanya ayu ingin menyobek mulutnya.

"Jangan kurang ajar kamu, aku ini lebih tua dari kamu." Seru Ayu mulai kesal dan kesabarannya telah habis sudah menghadapi pemuda itu.

"Rimba........" Seru suara seseorang yang melengking.

Rimba menatap pada sosok wanita yang baru saja masuk ke dalam rumah, ya wanita itu adalah Vivian. Ibu kandung dari baby Viola yang beberapa hari ini ia berikan asinya.

"Tumben pulang jam segini? Biasanya kamu pulang malam." Ejek Rimba kesal pada Vivian.

"Rimba jaga bicara kamu, bersikap sopan lah. Vivian itu mama tiri kamu." Ucap seorang pria tua berkisaran 45 tahun.

Bisa dItebak bahwa pria yang baru saja masuk ke dalam rumah itu adalah papa kandung dari Rimba.

"Dia bukan mama aku, dan dia juga bukan adik aku." Seru rimba dan menunjuk satu persatu pada Vivian lalu pada baby tak bersalah itu.

"Kamu itu makin lama makin tak terarah ya rimba, seharusnya kamu sudah lulus tahun lalu, tapi lihat kamu.....masih duduk di bangku SMA, apakah tidak malu?"

"Kenapa papa yang bingung dan malu? Aku saja tidak malu." Jawab Rimba masih dalam mode santai.

Ayu hanya bisa diam dengan memusatkan pandangannya pada sosok Rimba yang terlihat nakal itu,banyak tindikan di area telinganya. Kemungkinan Rimba menjadi seperti ini karena pernikahan papanya dengan wanita lain yang usianya Jauh lebih muda dari ibunya.

Sontak saja iris mata pria tua itu terbelalak hebat, begitu entengnya puteranya itu berbicara seakan ia masih tak butuh dirinya sebagai papa kandungnya.

"Kamu jangan asal bicara, kamu ini masih butuh papa Rimba, kamu belum bisa berpijak sendiri. Lihat saja kamu saja belum lulus, sombong sekali." Sindir papanya.

"Aku benci kalian semua, terutama papa!!" Teriak Rimba yang kemudian meninggalkan rumahnya lagi dan memilih pergidengan memakai motor bising nya itu.

Padahal pemuda itu baru saja pulang dari sekolah, dan akan beristirahat, namun ia malah sudah pergi lagi karna suasana rumah yang selalu membuatnya tidak nyaman.

Setelah kepergian Rimba barulah pria yang berusia setengah baya itu memperkenalkan dirinya pada Ayu yang masih setia menggendong baby Viola.

"Maafkan atas ketidak sopanan anak saya, saya Andhika papa nya rimba, sekaligus papa nya baby Viola." Ucap Andhika ramah dan mengulurkan tangannya pada Ayu.

Ayu tersenyum sembari menjabat tangan Andhika suami dari Vivian klien nya.

"Saya Ayu tuan, yang bertugas memberikan as1 buat baby Viola." Jawab Ayu ramah.

"Kamu tidak terluka oleh Rimba kan?" Tanya Andhika sembari melihat penampilan Ayu yang sangat sederhana namun cantik.

"Tidak apa-apa tuan, memangnya kenapa? Apa biasanya mas Rimba selalu kasar pada setiap orang? Ehmm maaf jika saya terlalu bertanya." Tanya Ayu dengan rasa penasarannya.

"Iya dia akhir-akhir ini selalu kasar pada siapa pun yang  tidak ia sukai dan kehendaki." Jawab papa kandung Rimba.

"Ooh begitu ya tuan. Memangnya sekarang rimba kelas berapa?" Tanya Ayu kembali.

"Kelas 12 dan hampir lulus. Seharusnya dia sudah kuliah, tapi karena setiap hari bolos sekolah dan terlibat tawuran jadi terpaksa sekolah tidak meluluskan nya."

"Mungkin rimba seperti itu karena ingin Mencari perhatian ke tuan saja, cobalah untuk lebih meluangkan waktu pada anak anda. Perbanyaklah komunikasi tuan, bagaimana pun dia anak sulung tuan yang nantinya akan meneruskan hidup tuan."

Entah mengapa ucapan bahkan saran seorang gadis yang baru ia kenal, membuat Andhika tertampar.  Sungguh ia akui kalau ini ia terlalu sibuk mengurusi keluarga barunya yaitu istri mudanya beserta anak mereka, namun ia melupakan tanggung jawabnya kepada Rimba yang masih butuh bantuan dan bimbingan dari papanya.

Vivian hanya menepuk pundak suaminya, lalu Andhika menatap istri nya yang usianya di bawah 15 tahun darinya.

"Mungkin Rimba seperti ini karena papanya menikahi saya mbak?" Ucap Vivian.

"Mengapa bisa begitu? Tapi seharusnya Rimba tak perlu bersikap seperti itu." Kini Ayu mulai tertarik dan ingin banyak tahu mengenai seluk beluk keluarga klien nya.

Terdengar helaian nafas berat yang dihempaskan oleh Ardhana , lalu ia mulai buka suaranya.

"Mungkin karena isteri saya baru meninggal 5 bulan yang lalu saya sudah menikahi Vivian saat itu, sehingga Rimba marah dan menuduh saya tidak mencintai mendiang ibunya."

Cukup dipahami dan dimengerti oleh ayu bahwa wajar Rimba meluapkan kemarahannya pada siapapun yang berkaitan dengan Andhika maupun Vivian.

Mungkin jika ayu dalam posisi itu, ia akan juga seperti itu, namun tidak se-nakal Rimba yang malah membuatnya harus rugi sendiri dari sikap dan perbuatannya itu.

"Tapi ucapan Ayu ada benarnya juga mas,kamu setidaknya meluangkan waktu kamu dengan Rimba." Timpal Vivian.

"Tapi anak itu saja pulangnya selalu petang, belum lagi jika aku menelepon dia gak pernah angkat atau membalas pesan ku." Jawab Andhika pada isterinya.

"Maaf tuan nyonya , ini sudah petang saya harus pulang." Pamit Ayu pada pasangan suami istri yang sempat serius membicarakan Rimba.

"Silahkan, terima kasih ya ayu kamu sudah datang ke sini." Ucap Vivian ramah.

"Apakah perlu diantar oleh supir saya?" Tawar suami dari nyonya Vivian.

"Tidak perlu tuan, saya naik bus saja." Tolak halus Ayu.

"Baiklah hati-hati kamu dijalan ya? Sekali lagi terima kasih."

"Iya tuan." Jawab Ayu ramah.

Lalu Vivian mengantar Ayu hingga ke depan rumah, wanita itu terlihat ramah walaupun ia adalah seorang model.

"Dia itu Rimba, anak tiri saya." Ucap Vivian yang tiba-tiba mengatakannya.

"Iya saya tahu, tadi saya gak sengaja mendengarnya." Jawab Ayu menunduk.

"Tadi kamu pasti terkejut ya? Maaf buat kamu melihat semuanya. Memang kami tidak baik hubungannya, itu semua karena Rimba selalu menolak papanya menikahi saya." Terang Vivian yang mulai bercerita tentang masalah keluarganya.

"Begitu ya, saya tadi cukup terkejut saja. Tapi tidak apa, namanya juga rumah tangga pasti banyak kendalanya." Jawab Ayu sok bijak.

"Iya kamu benar."

"Maaf jika saya boleh bertanya, mengapa anda tidak mau menyu$u1 anak anda sendiri nyonya? Apakah anda tidak ingin baby Viola tumbuh sehat dan kuat, atau memang anda tidak ingin membuat badan anda tidak bagus?" Terka Ayu.

"Awalnya as1 aku keluar tapi gak banyak, tapi semakin hari aku frustasi banyak pikiran, sehingga air itu tidak keluar lagi." Jawab Vivian di iringi senyumannya.

"Anda yang sabar, siapa tahu Rimba akan berubah dan mau menerima anda menjadi ibunya."

"Semoga saja." Jawab wanita berusia 25 tahunan itu.

Ayu pun pamit pulang, dan saat dijalan pikirannya tertuju pada kemarahan Rimba yang tadi meluap.

Dan ayu berpikir apa yang membuat papanya Rimba memutuskan langsung menikahi Vivian yang usianya dibawah 10 tahun lebih.

"Mungkin saja karena kecantikannya." Batin Ayu bermonolog sendiri.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!