NovelToon NovelToon
Malam Yang Mengubah Takdir

Malam Yang Mengubah Takdir

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / CEO / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Kehidupan di Kantor / Kaya Raya
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Ahmad Tyger

Anya bermimpi untuk memiliki kehidupan yang sederhana dan damai. Namun, yang ada hanyalah kesengsaraan dalam hidupnya. Gadis cantik ini harus bekerja keras setiap hari untuk menghidupi ibu dan dirinya sendiri. Hingga suatu malam, Anya secara tidak sengaja menghabiskan malam di kamar hotel mewah, dengan seorang pria tampan yang tidak dikenalnya! Malam itu mengubah seluruh hidupnya... Aiden menawarkan Anya sebuah pernikahan, untuk alasan yang tidak diketahui oleh gadis itu. Namun Aiden juga berjanji untuk mewujudkan impian Anya: kekayaan dan kehidupan yang damai. Akankah Anya hidup tenang dan bahagia seperti mimpinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ahmad Tyger, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 04 - Dendam Yang Tersembunyi

Anya melangkah menuju rumah masa kecilnya. Begitu melihat wajah yang dikenalnya, penjaga rumah langsung membukakan gerbang untuknya. Salim sudah puluhan tahun bekerja di rumah itu. Ia mengenal Anya sejak gadis itu masih kecil.

“Wah, Nona Anya. Jarang-jarang kamu datang ke rumah sekarang. Mau ketemu siapa, Non?” tanya Salim sambil tersenyum. Wajahnya yang sudah menua tampak hangat saat melihat Anya.

Anya membalas senyum itu singkat. “Aku mau ketemu Natali, Pak.”

Anya tak punya waktu untuk berbasa-basi. Pikirannya kacau, dan hatinya dipenuhi pertanyaan. Ia langsung melangkah ke arah pintu rumah. Namun, sebelum sampai ke sana, seorang wanita paruh baya buru-buru menghampirinya dan menghalangi jalannya. “Jangan masuk dulu, Non. Besok saja balik lagi. Nyonya lagi marah besar,” ucapnya cemas. Wanita itu adalah Bi Ida, pembantu rumah tangga yang sudah merawat Anya sejak kecil. Ia menyayangi Anya seperti anaknya sendiri.

“Ada apa, Bi Ida?” tanya Anya bingung.

“Itu, Non... Nyonya.”

Bi Ida belum sempat menjelaskan saat tiba-tiba Mona, ibu tiri Natali, muncul dan langsung menghampiri Anya. Tanpa berkata banyak, tangannya langsung menarik rambut panjang Anya, dan tangan lainnya menampar pipinya dengan keras.

“Perempuan murahan!” teriaknya, sambil terus menarik rambut Anya dengan kasar.

Anya syok. Ia bahkan belum mengerti apa yang terjadi, tapi Mona langsung menyerangnya seperti orang kerasukan.

Anya berusaha melawan. Ia menepis, mencakar, dan melakukan apa pun agar bisa melepaskan diri. “Sakit, Bu Mona! Lepaskan! Saya salah apa?!”

Kepalanya nyeri karena rambutnya ditarik, sementara pipinya terasa panas dan perih. Bekas cakaran Mona tampak jelas di wajahnya yang putih.

Salim dan Bi Ida terkejut melihat kejadian itu. Semua terjadi begitu cepat, mereka tak sempat bereaksi. Setelah tersadar, mereka bergegas hendak menolong Anya. Namun Mona menatap mereka tajam dan membentak, “Mau dipecat?!”

Wajah Mona yang biasanya terlihat anggun kini berubah menakutkan, matanya merah penuh amarah. Salim dan Ida terdiam, terjebak dilema. Mereka ingin menolong Anya, tapi mereka juga tak bisa kehilangan pekerjaan. Di usia mereka sekarang, ke mana lagi mereka bisa bekerja?

Ancaman Mona membuat mereka mundur, meski kegelisahan jelas terlihat di wajah mereka. Mereka saling pandang, mencoba mencari cara untuk tetap membantu Anya.

“Perempuan jalang! Berani-beraninya ganggu tunangan Natali! Kurang ajar kamu!” Mona terus menghujani Anya dengan makian sambil memukuli dan menendang tubuhnya.

Tunangan? Apa maksudnya Mona?

“Saya nggak pernah ganggu tunangan Natali. Saya bahkan nggak tahu maksud Bu Mona apa!” Anya menangis.

“Masih bisa ngeles? Dasar perempuan nggak tahu diri!” Mona mendorong Anya hingga jatuh berlutut ke tanah. Tumit sepatu hak tingginya menghantam tubuh Anya tanpa ampun.

Anya hanya bisa meringkuk, mencoba melindungi dirinya dari tendangan dan pukulan Mona. “Saya benar-benar nggak tahu. Saya ke sini cuma mau ketemu Natali…”

“Ketemu Natali buat apa?! Sekarang anakku menangis karena ulahmu. Kamu hancurin hubungan mereka! Kamu hancurkan keluarga ini!” bentak Mona lagi.

Anya benar-benar tak mengerti kenapa ia diperlakukan seperti ini. Ia datang untuk meminta penjelasan, tapi justru dihajar tanpa diberi kesempatan bicara.

“Saya benar-benar nggak tahu apa-apa…” ucapnya sambil terisak.

Mona lalu melemparkan ponselnya ke arah kepala Anya hingga mengenai pelipisnya. “Lihat sendiri! Masih mau pura-pura?!”

Anya meringis, memegangi kepalanya yang sakit. Dengan tangan gemetar, ia mengambil ponsel itu dan menatap layar. Matanya langsung membelalak saat melihat fotonya sendiri keluar dari hotel, berdampingan dengan foto seorang pria. Pria itu…

Aiden Atmajaya!

Pria yang bersamanya semalam adalah Aiden Atmajaya! Putra konglomerat Atmajaya Group sekaligus CEO... dan tunangan Natali!

Anya terdiam. Ia tak percaya dengan apa yang dilihatnya. Ia bahkan tidak tahu siapa Aiden Atmajaya itu. Semua ini… jelas ulah Natali.

Tapi kenapa? Kenapa Natali menjebaknya dan malah mengirimnya ke kamar hotel tunangannya sendiri? Apa sebenarnya yang sedang direncanakan?

“Pergi dari rumah ini, dasar jalang! Jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di sini!” bentak Mona sambil membanting pintu rumah keras-keras.

Salim dan Ida buru-buru menghampiri Anya dan membantunya berdiri. Ida menangis melihat tubuh Anya yang penuh memar. “Non, Bi obatin lukanya, ya…”

Anya menahan tangan Ida. “Nggak usah, Bi. Aku nggak mau Bibi dipecat.” Ia menyerahkan kembali ponsel Mona kepada Ida dan bangkit dengan susah payah.

“Maaf ya, Non. Kami nggak bisa berbuat apa-apa,” kata Salim dengan suara berat. Ia dan Ida merasa sangat bersalah, tapi mereka benar-benar tak punya kuasa.

Salim dan Ida hanya bisa memandangi kepergian Anya dengan hati yang berat. Mereka tak mengerti kenapa keluarga Tedjasukmana yang dulu penuh kebahagiaan, kini berubah seperti ini...

Dari jendela kamarnya, Natali menyaksikan semua kejadian itu sambil tertawa puas. Ia menikmati setiap detik penderitaan Anya.

Selama ini, ia selalu membenci Anya. Baginya, Anya punya segalanya cantik, pintar, populer… Apa yang tidak dimiliki Anya?

Natali pun tidak jelek dan tidak bodoh. Tapi mengapa ia tak pernah bisa menjadi seperti Anya? Anya dikenal sebagai gadis tercantik di kampus. Para dosen menyayanginya karena kepintarannya, dan banyak pria yang jatuh cinta padanya. Sementara dirinya? Tak pernah mendapat semua itu. Dan sekarang, ia bahkan dijodohkan dengan pria buta!

Seiring waktu, rasa iri berubah menjadi kebencian. Anya yang tetap baik dan ramah justru semakin membuatnya muak. Ia tahu, Anya tulus menganggapnya sebagai saudara. Tapi itulah yang paling membuatnya muak. Ia tak pernah mau jadi saudara Anya.

Hari ini, ia merasa menang. Ia melihat dengan matanya sendiri bagaimana Anya dihajar dan diusir dari rumah itu. Nama baik Anya pun hancur. Sekarang, Anya bukan lagi gadis kampus idola. Ia bukan lagi mahasiswa teladan. Sekarang, dunia mengenalnya sebagai wanita murahan, yang mengincar pria demi harta.

Perempuan murahan yang merebut tunangan orang lain...

Aiden duduk di kursi kantor mewahnya, memimpin rapat yang tengah berlangsung. Layar besar di depannya menampilkan presentasi strategi pemasaran yang akan diluncurkan bulan depan. Meski berada di dalam ruangan, kacamata hitam tak pernah lepas dari wajahnya.

Rapat telah berlangsung selama tiga jam, dan tak ada tanda-tanda Aiden akan mengakhirinya. Semua yang hadir sudah kelelahan, tapi tak satu pun berani mengeluh di hadapan bos mereka.

Mereka semua tahu, hari ini Aiden sedang tidak dalam suasana hati yang baik. Sebagai atasan, Aiden dikenal tegas, bahkan kejam. Ia menuntut kinerja terbaik dari semua karyawannya. Jika mereka mampu, Aiden tak segan memberi hadiah dan promosi. Tapi jika gagal memenuhi ekspektasinya, pemecatan tidak terhormat pun bisa terjadi kapan saja.

Meski Aiden kini tak bisa melihat, tak ada satu pun yang berani meremehkannya. Dengan atau tanpa penglihatan, Aiden tetaplah Aiden.

Tangannya mulai mengetuk meja besar di depannya tanda ia tidak puas dengan hasil kerja anak buahnya. Keringat dingin mulai mengucur di dahi semua peserta rapat.

Harris berdiri di belakang Aiden bersama beberapa bodyguard lainnya. Ia merasakan getaran di sakunya sebuah pesan masuk. Setelah membacanya sekilas, ia segera melangkah ke sisi Aiden dan berbisik pelan ke telinganya.

1
Syifa Aini
kalo bisa updetnya 3 atau 4 x dalam sehari. 🥰
Syifa Aini
alur ceritanya menarik, lanjut thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!