NovelToon NovelToon
Prahara Rumah Tangga Pelakor

Prahara Rumah Tangga Pelakor

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Single Mom / Selingkuh / Mengubah Takdir / Pelakor jahat
Popularitas:30.5k
Nilai: 5
Nama Author: misshel

Sania pernah dihancurkan sampai titik terendah hidupnya oleh Irfan dan kekasihnya, Nadine. Bahkan ia harus merangkak dari kelamnya perceraian menuju titik cahaya selama 10 tahun lamanya. Sania tidak pernah berniat mengusik kehidupan mantan suaminya tersebut sampai suatu saat dia mendapat surat dari pengadilan yang menyatakan bahwa hak asuh putri semata wayangnya akan dialihkan ke pihak ayah.

Sania yang sudah tenang dengan kehidupannya kini, merasa geram dan berniat mengacaukan kehidupan keluarga mantan suaminya. Selama ini dia sudah cukup sabar dengan beberapa tindakan merugikan yang tidak bisa Sania tuntut karena Sania tidak punya uang. Kini, Sania sudah berbeda, dia sudah memiliki segalanya bahkan membeli hidup mantan suaminya sekalipun ia mampu.
Dibantu oleh kenalan, Sania menyusun rencana untuk mengacaukan balik rumah tangga suaminya, setidaknya Nadine bisa merasakan bagaimana rasanya hidup penuh teror.
Ketika pelaku berlagak jadi korban, cerita kehidupan ini semakin menarik.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon misshel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ah, Sania ....

"Sania ...!"

Robert Denver menyaksikan itu semua. Namun ia memilih tidak ikut campur meski hatinya begitu terbakar. Yah, meski tidak separah saat Sania berdekatan dengan Max sih!

Meski Sania mengatakan hanya teman, tapi siapa yang percaya pada si Max-Max itu? Sania boleh menganggap Max teman, tapi Max pasti tidak.

Bagus sekali pria itu sibuk akhir-akhir ini, apalagi setelah ia beri makan—petunjuk yang berhubungan dengan kasus yang ditangani, banyak sekali. Max pasti tidak akan sempat memikirkan Sania walau sedetik.

Sania menoleh, melepaskan tangan yang digenggam oleh Irfan. Rob? Kapan dia kembali dari luar negeri? Dia tidak mengabari sama sekali. Tapi Sania bersyukur, setidaknya dia bisa melepaskan genggaman Irfan yang rasanya membuat seluruh badannya gatal-gatal.

"Kau lupa hari ini ada syuting dengan Savero?"

Sania berkedip ringan, lalu berekspresi seperti baru ingat soal itu.

"Ah, ya!" Sania tersenyum manis ke arah Rob, "gara-gara seseorang aku lupa mau ngapain."

Sania tidak jadi masuk ke kantor, tidak juga pamit pada Irfan, tapi langsung menyerbu Rob yang wajahnya tampak tegas pagi ini. Sorot mata itu diarahkan pada Irfan lebih banyak.

"Kopimu—" teriak Irfan dari posisinya. Meski ia kesal dan mencurigai bahwa ini hanya akal-akalan Rob, tapi Irfan tidak mau terlihat ambisius dan frontal di depan Sania. Dia harus jadi pria yang baik dan tenang. Jadi dengan langkah yang pelan, ia mendekati Sania.

Sania melenguh pelan ketika Irfan benar-benar mengantarkan kopi untuknya. Sekilas ia menatap Rob dan membuang napas tak berdaya.

"Kupikir ini sedikit membuatmu lebih baik." Irfan menyerahkan kopi tepat di depan muka Rob. "Jangan terlalu lelah, bekerjalah sewajarnya saja."

Irfan belum tahu jenis hubungan apa yang sedang Rob dan Sania jalani, tapi selama Sania tidak menolak, Irfan tidak mau memikirkan apapun tentang mereka.

"Sebenarnya tidak usah repot-repot beli kopi untukku, Irfan!" Sania tidak tahan lagi. Meski niatnya adalah ingin membuat Nadine kesal dan ribut dengan Irfan, tapi dia risih Irfan sok perhatian padanya, jadi ya sudah, Sania lebih baik menyudahi saja. Dia bukan tipe wanita yang suka berpura-pura jika memang tidak cocok.

Irfan membeku di tempat. Ia menatap Sania dengan mata bergoyang.

"Aku tidak minum kopi jenis ini, Irfan! Kurasa kau harus belajar banyak untuk mengenali aku lebih jauh ... karena aku bukan Sania yang minum kopi saset sebungkus diminum dua kali lagi! Aku Sania yang bisa membeli kopi jenis apapun yang aku mau, dari yang murah sampai yang paling mahal dengan uangku sendiri!"

Sania menimang cup kopi di tangannya. "Dari baunya, aku bisa menebak, ini kopi dari kafe tak jauh dari sini."

Sania berjalan ke arah tong sampah, membuang kopi itu ke dalamnya tanpa ampun. "Maaf, Irfan ... aku tau kau sakit hati, tapi aku tidak bisa berpura-pura. Aku benar-benar tidak suka kopi itu! Venezio yang Nadine banggakan itu bahkan belum ada apa-apa dibandingkan keeksklusifan Allura!"

Irfan tertegun. Sania benar-benar begitu luar biasa. Dia wanita yang tegas dan apa adanya. Suka bilang, tidak suka ya dibuang. Astaga, Irfan benar-benar jatuh dan takluk di kaki Sania.

Hati Irfan benar-benar meleleh dibuatnya.

"Aku benar-benar tidak bisa minum bahkan sesesappun selain dari Allura!" Sania menyombong. Tapi benar, ia memang hanya mengonsumsi kopi dari Allura dimana Rob adalah pemiliknya.

"Dan aku rasa, kau harus menikah dengan pemiliknya agar bisa menikmati kopi Allura setiap hari." Rob merangkul bahu Sania, menatap Irfan seakan merendahkan.

"Benar, aku sepertinya harus memikirkan betapa serius urusan kopi jika aku tidak ingin lambungku iritasi." Sania membalas rangkulan Rob begitu hangat. "Apa kita harus segera mengumumkannya?"

Rob mengangguk antusias. "Semakin cepat semakin baik!"

Rob mencium sekilas kening Sania. "Kau pikir aku bisa tahan jika kau terus diganggu oleh pria lain?"

Irfan menelan ludahnya perlahan seolah ia telah menderita kehausan yang cukup lama hingga tenggorokannya terasa kering.

Rob dan Sania masuk ke mobil, namun sebelum pergi, Sania menatap Irfan dengan senyum di sudut bibirnya.

"Sudah ku bilang sejak semalam, Irfan ... aku tidak sama lagi dengan yang dulu, jadi kalau hanya segini saja usahamu, bukan hanya aku, wanita lain pun tidak akan mau denganmu! Bukan soal uang, tapi soal karakter dasar!"

Irfan mendengarkan dengan tekun.

"Kau tidak bisa meninggalkan seseorang begitu saja, apalagi setelah ia melakukan banyak hal untuk bersamamu! Nadine juga, meski dia melakukan hal buruk padaku, tapi semua itu dia lakukan untuk memilikimu! Dia benar-benar mencintai kamu tanpa memandang siapa kamu!"

Sania menutup kaca mobil. Dia tidak bermaksud baik, tapi agar Irfan sadar, Irfan tetap bagian dari kejahatan Nadine. Irfan memang tidak tahu apa-apa soal teror itu, tapi karena begitu besarnya cinta Nadine pada Irfan, dia rela berbuat sejahat itu agar semua halangan menjauh.

"Beruntungnya aku bisa datang tepat waktu dan menyelamatkan kamu dari pria itu ...."

Ucapan Rob membuat Sania tersadar dari lamunannya.

"Rob ... apa kau keberatan jika aku ingin menikah denganmu karena ingin suplai kopi Allura seumur hidup?"

Oh Tuhan!

Citttt!

Rob menginjak rem mobil secara mendadak karena terkejut atas ucapan Sania. Rob menoleh dengan napas besar-besar seolah dia baru selesai sprint.

"A-apa kau bilang?"

"Yah, itu kalau kau tidak keberatan sih ...." Sania menyisipkan rambutnya. "Aku hanya—"

"Bahkan jika alasanmu mau menjadi istriku karena kau terlalu gabut juga aku tidak akan keberatan, Sania!" sahut Rob cepat.

Sania berdebar dibuatnya. "Aku wanita sibuk, jadi aku tidak punya waktu banyak! Kalau kau mau, segera lamar aku dan menikah secara sederhana saja!"

Oh, Tuhan-Oh Tuhan!!! Sania kesambet apa!!!!

Rob benar-benar ingin menjerit dan berjingkrak ditengah jalan seperti orang gila.

Ini benar-benar bagian terbaik dari hidup Rob. Padahal dia sudah ikhlas jika Sania memilih Max-Max itu! Ah, Sania ....

1
Ratu Tety Haryati
Nadine sibuk cara menjatuhkan, Sania, sampai dia gak sadar klo musuh terdekatnya justru, asisten ayahnya sendiri.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
mutiara dewasa sekali pemikirannya. anak baik yaa
🅡🅞🅢🅔
Alex, jan bilang kamu orangnya sania ya😄 kamu yg bikin musuh2 sania jatuh semua loh🤣
🅡🅞🅢🅔
Yg licik kalah sama yg cerdik🤣
☠ᵏᵋᶜᶟ⏳⃟⃝㉉❤️⃟Wᵃfᴹᵉᶦᵈᵃ🌍ɢ⃟꙰Ⓜ️
Miss kamu tuman,bikin aku penasaran ajaa😀🤣mana yg bagian dona kesakitan atau menjelang meninggal,dan di asisten yg cerdik licik jahat bisa menipu bos besar
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
jalan mana yang akan kamu pulih. Nadine?
Ratu Tety Haryati
Kumpulan orang2 licik saling berkhianat
Tiktok: misshel_author: Hehehe

makasih udah mampir ya bun🥰
total 1 replies
Ratu Tety Haryati
Andai SDM dunia peradilan di negeri ini seperti, Takumi dan Hakim yang ada dipersidangan certa ini, kasus2 di negeri kita dapat diselesaikan dengan cepat dan seadil2nya
Ratu Tety Haryati
Sidang semakin panas
Ratu Tety Haryati
Hayo lo, Betty..
Ratu Tety Haryati
Si Donna terlalu besar kepala. Dikira kedekatannya dgn Brooch secara pribadi dia bisa diatas angin. Ternyata kedatangannya di ruang sidang nuat cuci tangan.
Ratu Tety Haryati
Mulai kepepet ya kalian??? sampai manggil, Brooch buat bersaksi. Sayangnya Hakim tak gentar dengan nama besar, Brooch selama bisa menghasilkan kebenaran
Ratu Tety Haryati
Maksud hati ingin menggertak, ternyata angin merubah haluan.
Kita lihat apa Brooch CS akan menang di pengadilan???
Ratu Tety Haryati
Maksudnya apa ini???
Apa Si Tua Brooch dan Donna ... ... ...????
Ratu Tety Haryati
Merasa dapat tameng dari, Si Tua Brooch, songong banget nih, Si Betty La Fea.
Dan tanpa sadar dia juga membuka aib sendiri.
Ratu Tety Haryati
Si Judes kena sindir sedikit langsung masuk jebakan.
Gak sadar klo reaksi yang berlebihan bisa menunjukan kebenaran.
Ratu Tety Haryati
Lahhh??? tertunda ternyata😂
YPermana
mereka hancur oleh orang terdekat
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸
orang licik, pasti dikelilingi orang-orang licik juga.
tapi kasihan dengan anak donna kalau dia mati.
@💤ιиɑ͜͡✦⍣⃝కꫝ🎸🇵🇸: iyas sih. tapi nanti dimanfaatin orang jahat pula? 😢
Tiktok: misshel_author: tenang kak, ada harta banyak😁
total 2 replies
Ratu Tety Haryati
Ya sudah ajak, Sania man*di ba*reng aja😂✌️🙏
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!