NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah sekolah

Toko bangunan mili Alex berada di pinggir jalan. Kejadian itu membuat kemacetan parah karena terhalang oleh mobil pemadam. Selain itu pengendara lain pun takut jika mereka melintas akan terjadi sesuatu. Polisi pun menghadang agar tidak ada kendaraan yang melintas.

Setelah tiga jam kemudian, api sudah bisa dipadamkan. Petugas sudah mulai bisa masuk untuk memeriksa keadaan apakah ada korban di dalam atau tidak. Kendaraan pun sudah boleh melintas meski hanya memakai satu jalur dengan metode buka tutup.

Amelia sudah tidak punya tenaga untuk berdiri. Dia duduk di atas tanah masih dalam dekapan Gunawan. Sementara Ira sudah tidak sadarkan diri sejak tadi.

“Jangan! Di dalam masih berbahaya. Hawa panas dan asap bisa membuat siapa saja pingsan.”

Petugas damkar dan polisi dibuat sibuk melarang Rehan yang memaksa untuk ikut ke dalam mencari keberadaan Alex.

Drrrrtttttt

Ponsel Amelia bergetar. Dia sadar, hanya saja dia tidak ingin melakukan apapun saat ini.

Ponsel terus bergetar. Gunawan pun merasakannya karena Amelia menyimpan ponsel itu di saku bajunya. Gunawan mengambil benda pipih itu dengan sangat hati-hati. Dia takut tangannya menyentuh bagian tubuh Amelia yang terlarang.

Saat melihat siapa yang menelpon, Gunawan terkejut bukan kepalang.

“Amel, sayang.” Ucapnya spontan.

“Oh, maaf. Amel, ini ada telpon.”

Amelia masih terdiam dengan tatapan kosong ke toko bangunan Alex yang sudah tidak berbentuk.

“Om Alex telpon, Mel.”

“Apa?”

“Om Alex telpon.” Gunawan menyerahkan ponsel itu pada Amelia. Mata cantik Amelia yang sembab membulat lebar. Buru-buru dia mengangkat ponselnya.

“Halo.”

“Halo, sayang. Maaf ya papa gak sempet jemput. Kamu masih di sekolah? Papa minta tolong Rehan tapi dia gak angkat telpon papa. Maaf ya, Nak.”

Mendengar suara Alex yang masih lantang dan terdengar baik-baik saja. Amelia merasa sangat lega dan bersyukur. Dia melihat sekeliling dan benar saja, mobil Alex tidak terparkir di manapun. Itu artinya Alex tidak ada di tempat.

“Papa ….” Amelia menangis histeris karena merasa sangat bahagia. Mendengar suara adiknya, Rehan menoleh. Dia segera menghampiri.

“Adek, ada apa? Kamu kenapa? Siapa yang telpon.”

“Om Alex,” jawab Gunawan.

“Apa?”

“Om Alex tidak ada di tempat, Bang.”

Rehan menangis. Dia segera sujud syukur saat itu juga. Dia menarik tubuh adiknya lalu mendekapnya erat.

Kebakaran itu menewaskan tiga karyawan toko Alex. Meski bukan kesalahannya, tapi Alex tetap harus bertanggung jawab. Setidaknya untuk santunan yang memang tidak akan mengembalikan keluarga mereka. Satu korban mendapatkan 100 juta dari Alex.

Bagi Ira dan anak-anaknya seratus juta bukanlah apa-apa. Yang terpenting mereka bisa melihat keadaan Alex yang segar bugar.

Sejak kejadian itu, Alex tidak banyak bicara. Jika setiap pagi dia akan pergi bekerja, maka beberapa hari ini dia hanya diam di rumah sambil menunggu hasil pemeriksaan polisi.

Suasana rumah pun ikut menjadi dingin.

Jika bagi istri dan anaknya yang terpenting dia sehat dan selamat, tapi tidak bagi Alex. Dia merasa sedih karena kehilangan usahanya untuk menghidupi anak dan istrinya. Dia masih punya Amelia yang ingin kuliah di kedokteran.

“Mel, gimana keadaan papa kamu? Pasti masih syok ya gara-gara kejadian waktu itu?” Tanya Silvi.

Amelia mengangguk. Dia tampak sedih karena kondisi keluarganya memang sedang tidak baik. Papa yang murung, mama yang kesal karena melihat papa yang tidak memiliki semangat lagi.

“Ayo kita ke kantin.” Tiba-tiba Gunawan menarik tangan Amelia. Anak itu tidak menolak, dia hanya bisa pasrah menuruti kemauan tubuhnya untuk ikut bersama Gunawan.

Amelia hanya mengaduk mie ayam yang ada di hadapannya.

“Makan dong, sayang. Kasian mie nya takut vertigo.”

Amelia tertawa kecil.

“Kamu mulai lagi isengin aku, gun.”

“Padahal baru beberapa hari kita diem-diem, jujur aku gak tahan.”

“Sama.”

“Aku tahu.”

“Emang eaaa.”

“Kamu sering diam-diam mencuri pandang. Terus suka natap aku kayak bilang aku kangen sama kamu, gun.” Gunawan menirukan suara perempuan.

“Ihhhh, pede banget!” Amelia memukul tangan Gunawan. Mereka tertawa.

Gunawan senang akhirnya tawa Amelia kembali. Dia juga senang karena mereka bisa kembali dekat.

Pokoknya, mulai sekarang aku gak mau menjauh lagi meski kamu paksa!

Sejak hari itu Amelia dan Gunawan kembali dekat, dengan syarat dia boleh bermain bersama Silvi, Dewi dan Alin. Tidak melulu setiap detik harus bersama dia.

Tidak ada larangan dari keluarga jika Amelia pulang pergi ke sekolah diantar Gunawan. Bahkan Rehan menitipkan adiknya itu pada Gunawan.

Alex masih murung, Ira sibuk mengurus suaminya dan Rehan sibuk mengurus toko Papa yang terbakar.

Amelia lepas dari pengawasan. Usia Amelia memang sedang dalam masa peralihan dari anak-anak menuju remaja. Hormon nya memang sedang bergejolak untuk melakukan sesuatu dan mencoba hal yang baru.

Awalnya hanya mencoba, merasa nyaman maka akan keterusan.

Menggunakan alasan belajar kelompok hanya untuk pergi bermain bersama temannya. Entah itu sekedar jajan seblak atau memang hanya sekedar main di Taman Kota.

Sudah sering Gunawan mengingatkan bahwa apa yang dia lakukan akan membuat orang tuanya kecewa. Namun, Amelia tidak peduli dan berdebat dengan Gunawan.

“Yang salah apa? Aku tetap solat kok meski sedang main. Kita juga gak ngelakuin apa-apa. Cuma main atau jajan.”

“Tapi kamu berbohong. Itu yang salah.”

“Gun, aku berbohong pun bukan untuk melakukan kejahatan.”

“Berbohong tetaplah berbohong, mel!”

“Kamu bentak aku?”

Gunawan hanya menarik nafas dalam-dalam menghadapi kerasnya Amelia.

“Oke, mulai sekarang aku akan menemani kamu ke mana pun.”

“Ih, jangan. Kan aku sama cewek-cewek. Masa kamu cowoknya sendirian.”

“Aku ikut atau aku laporin ke Bang Rehan kalau kamu bohong.”

Tidak ada pilihan bagi Amelia selain mengiyakan tawaran Gunawan.

Sering bermain dengan alasan akan mengerjakan tugas kelompok, Amelia pergi bersama temannya hingga hampir menjelang magrib. Empat hari dalam seminggu. Hal itu membuat Gunawan pun terbawa. Dia pulang sampe sore.

“Dari mana kamu?” Suara berat seperti komandan upacara itu hampir membuat jantung Gunawan lepas dari tempatnya.

“Ada tugas, Yah.”

“Mustahil ada tugas hampir setiap hari dan sampai sore hari seperti ini. Jujur sama ayah!”

Gunawan tidak bisa berkutik. Dia hanya bisa diam karena menjawab pun ayahnya sudah pasti tau apa yang sebenarnya terjadi.

“Anak Alex benar-benar membuat kamu berubah. Mending kalau perubahan itu membawa kebaikan. Lihat? Kamu bahkan berbohong pada ayah.”

“Bukan salah Amelia, yah. Ini murni keinginan aku.”

“Hm! Bahkan kamu berani membela dia dan menyanggah ucapan ayah.”

“Aku gak bohong. Bukan Amelia yang meminta tapi aku yang mau.”

“Mulai besok, kamu pindah sekolah. Ayah sudah mengurus semuanya. Kamu akan tinggal bersama nenek dan bibi kamu di Bandung.”

Gunawan hanya bisa diam terpaku mendengar apa yang baru saja diucapkan ayahnya. Dia tahu ini bukan sebuah pilihan tapi pemberitahuan.

Mau tidak mau, Gunawan harus mematuhi apa yang sudah diucapkan oleh ayahnya.

Gunawan pindah sekolah.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!