Sarah merupakan seorang gadis yang cantik, Sarah merasa kehidupannya sangatlah tidak adil, selain bibi yang sangat baik dan sangat menyayangi nya, Sarah tak memiliki siapa siapa lagi. Bahkan suami sang bibi dan keluarganya sangat membenci Sarah, dan selalu saja memperlakukan Sarah secara tidak adil. Sedari kecil dia di rawat oleh wanita yang kini menjadi bibinya, meskipun tak ada hubungan darah namun sang bibi sangat menyayangi nya. Tanpa mereka ketahui bahwa Sarah adalah anak pewaris yang telah lama di cari oleh pamannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aliyah Ramahdani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
28
Dengan wajah yang kesal Vika pun mengantar sang mertua ke rumah Adel
" Assalamualaikum " ucap omah di depan pintu rumah Adel
" Wa'alaikum salam " jawab Adel dari dalam
" Langsung masuk aja mah, lagian ini kan rumah nya adik aku bukan rumah nya sih Adel itu" ucap Vika mendobrak pintu masuk rumah Adel
" Astaghfirullah aladzim, mbak Vika " ucap Adel yang terkejut dan hampir saja daun pintu itu mengenai wajahnya yang baru saja ingin membuka pintu
" Makanya kalo buka pintu itu yang cepat, kamu pikir gak capek apa nunggu di luar?"
" Vika kamu kenapa sih, kita kan baru juga datang nunggu aja belum kamu malah Mendobrak pintu rumah nya orang" ucap sang mertua
" Udah deh mah kalo ada perlu sama Adel selesaikan aja secepatnya, aku gak suka di rumah ini, aku mau pulang"
" Ckckck... Maaf ya Adel menantu ibu memang seperti itu orangnya, Oiya gimana kabar kamu?"
" Alhamdulillah Bu baik, ibu sendiri gimana? "
" Alhamdulillah juga, Oya ini ibu ada sedikit ole oleh buat kamu sama Sarah, mungkin kamu sudah tau dari sarah kalo ibu datang "
" Hehehe iya Bu, Sarah udah ngomong tadi malam "
" Udah berapa bulan perut kamu Adel?" Tanya omah
" Alhamdulillah udah sembilan bulan Bu, sedikit lagi aku mau lahiran Bu, minta doanya Bu "
" Ibu pasti akan mendoakan keselamatan mu dan anak mu"
" Terima kasih ya Bu"
" Terus Adam dimana? Dari kemarin ibu gak lihat dia ?"
" Mas Adam lagi keluar kota Bu "
" Pasti Adam senang banget ya tau kamu sedang hamil"
" Iya Bu, Alhamdulillah "
" Permisi omah, silahkan di minum tehnya, maaf kami hanya bisa menyediakan seadanya, Tante Vika silahkan di minum tehnya" tawar Sarah menyediakan teh panas tanpa di minta oleh sang bibi
" Aduh kenapa mesti repot repot sih nak Sarah, omah cuma bentar doang kok " jawab omah
" Gak apa apa omah "
" Biasalah kan lagi cari muka tuh sama mamah " jawab Vika
" Maaf Tante, kalo begitu saya kembali ke kamar ya omah " ucap Sarah pamit
" Terima kasih yah Sarah tehnya" jawab omah tersenyum menatap kepergian sarah
Setelah beberapa lama akhirnya omah pun pamit pulang, dan memberikan sedikit uang jajan buat Sarah, namun wajah Vika terlihat begitu kesal ketika Sarah menerima uang tersebut meskipun dia sudah mencoba untuk menolak namun omah tetap memaksa dan menyimpan uang itu di saku baju Sarah
******
" Shel, kamu mau uang jajan gak?" Tanya Vika begitu masuk ke kamar Shella
" Mau lah mah " jawabnya
" Kalo gitu kamu ke rumah Sarah sekarang, minta kembali uang yang di berikan omah ke Sarah tadi "
" Maksud mamah omah ngasih uang jajan ke Sarah?"
" Iya, tadi kalo gak salah lumayan banyak loh Shell"
" Kurang ajar banget tuh Sarah, udah ngambil kak Erik sekarang mau ngambil hati dan perhatian omah juga, baiklah mah aku akan ke sana sekarang, greget banget aku sama tuh anak " jawab Shella kesal
" Ya udah kamu jalan sekarang gih, pake mobil biar kamu gak kepanasan, di luar panas banget ntar kulit kamu hitam "
" Oke mah "
Shella segera mengemudikan mobilnya ke rumah Sarah dengan rasa kesal yang sudah memuncak..
" Sarah...!!! " Teriak Shella kesal
" Nak Sarah, di depan ada Shella nyariin kamu" ucap sang bibi
" Paling minta duit omah kembali bi, biarin aja nanti juga dia masuk sendiri " jawabnya udah tau kelakuan Shella
" Sarah keluar gak lo sialan " ucap Shella masuk ke rumah Adel dengan menggunakan sepatu
" Ada apa lagi si Shella? Kamu mau minta kembali uang yang di berikan omah padaku?"
" Iya, mana sini uang nya..!! Enak aja lo kalo mau uang tuh kerja "
" Nih aku kembalikan, udah ya aku gak ada urusan lagi sama kamu" jawab Sarah
" Apa Lo bilang? Gak ada urusan lagi sama gua? Gua masih ada urusan sama Lo "
" Urusan apa lagi sih ?"
" Berani sekali Lo jalan sama Erik, Lo tau kan kalo Erik itu gebetan gua, mestinya Lo sadar diri dong kalo Lo tuh gak cocok sama Erik "
" Shella....!!!! " Teriak Rian yang baru saja tiba di rumah Sarah dengan motornya
" Ngapain Lo di sini? Mau belain anak sialan ini ?" Tanya Shella tak sopan pada sang kakak
" Kamu kok gak sopan banget sih sama abang ? Trus mau kemana kamu dengan pakaian minim begini? Apa kamu gak punya celana panjang?" Tanya Rian
" Kenapa emangnya? Lagian Lo kan bukan kakak kandung gua jadi terserah gua dong mau sopan atau gak sama Lo. Dan gua mau kemana pakaian gua kayak gimana tuh bukan urusan Lo, nyokap gua aja gak protes " jawabnya santai
" Shella...!!! " Teriak Rian kembali
" Apa Lo? Mau gua laporin ke mamah? Lagian Napa sih Lo ikut ke sini gak ikut sama mamah Lo aja di neraka sana "
" Kurang ajar kamu Shella "
" Bodoh amat " jawab Shella masuk kembali ke dalam mobilnya
" Minta di hajar tuh anak" ucap Rian bergerak ingin menghampiri mobil Shella
" Jangan bang, ntar Abang di marahin sama Tante Vika " cegat Sarah
" Tapi Sarah dia tuh kurang ajar banget sama aku"
" Aku tau bang, tapi abang kan tau sendiri watak Shella gak mau di atur bang"
" Emang dia ada urusan apa sama kamu?"
" Gak ada apa apa bang "
" Beneran?"
" Iya bang, tenang aja " jawab Sarah berbohong
******
Dua hari kemudian omah, opah dan Rian sedang pamit kepada Adel dan Sarah, sebab mereka kan kembali ke ibukota tempat mereka tinggal selama ini, namun sampai saat itu juga mereka belum bertemu dengan Adam
Sementara Sarah dan sang bibi sedang sibuk mengatur kue pesanan orang, Adam pun pulang dengan wajahnya yang semakin segar dan tampan
" Mas Adam kamu sudah pulang? Darimana saja kamu mas?" Tanya Adel namun tak di hiraukan oleh Adam dan memilih masuk ke dalam kamar
" Bi, aku anterin kue nya sekarang ya" ucap Sarah yang lebih memilih mengantarkan pesanan kue daripada mendengar perdebatan antara paman dan bibinya yang mungkin sebentar lagi akan terjadi
" Ya sudah hati hati ya nak " ucap sang bibi
Adel menyusul sang suami masuk ke dalam kamar, dengan harapan sang suami mau menemani nya ke rumah sakit sebab dia merasa dari kemarin perutnya terasa mules
" Mas, aku bisa minta tolong gak?"
" Apa lagi ?"
" Bisa temenin aku ke rumah sakit gak? Perutku dari kemarin rasa mules "
" Aku capek aku mau istirahat, kamu pergi aja sendiri "
" Tapi mas ?"
" Tapi apa? Kamu butuh duit? Nih ambil semua " ucap Adam membuang beberapa lembar uang merah dengan kasar di wajah adel
" Aku bukan butuh uang mu mas, aku butuh kamu menemaniku ke dokter "
" Kamu tau gak kalo aku lagi capek? Pergi aja sendiri " ucap Adam mendorong tubuh Adel dan menutup pintu kamar dengan keras
" Astaghfirullah aladzim" nyebut Adel memegang dadanya..
Dengan terpaksa Adel ke rumah sakit seorang diri dan di beritahu oleh dokter jika seminggu lagi anak nya akan lahir. Senyum Adel mengembang begitu mendengar kabar tersebut dan tak henti hentinya dia mengajak sang jabang bayi mengobrol
Adel sedang menunggu ojek di depan rumah sakit, namun matanya tertuju pada sebuah mobil yang sangat mirip dengan milik sang suami, dia pun bergerak kembali masuk ke dalam rumah sakit untuk melihat pemilik mobil tersebut, dan benar saja itu adalah mobil sang suami yang bersama dengan seorang wanita yang tak lain adalah citra..
" Mas Adam? Ngapain dia bersama dengan wanita itu di rumah sakit? Bukan kah tadi dia bilang jika dia sedang capek dan ingin istirahat? Jadi mas Adam lebih memilih menemani wanita itu dari pada menemani ku?" Gumam Adel yang tak sadar airmatanya kini telah jatuh
Adel segera pulang dengan menumpang sebuah ojek dengan perasaan yang sangat sakit..
smg Shella tdk tahu
lnjt Thor semangat 💪
thor buat yg suka membully kena karmanya kasihan tuh anak yg di bully
semangat Thor 💪 lanjut
trimakasih Thor semangat up lagi 💪👍❤️🙂🙏