NovelToon NovelToon
Pernikahan Palsu Dadakan

Pernikahan Palsu Dadakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / CEO / Cinta setelah menikah / Nikah Kontrak / Pernikahan Kilat / Identitas Tersembunyi
Popularitas:5.1k
Nilai: 5
Nama Author: Volis

Adriella menjalani hidup penuh luka dalam balutan kemewahan yang semu. Di rumah milik mendiang ibunya, ia hanya dianggap pembantu oleh ayah tiri dan ibu tirinya. Sementara itu, adik kandungnya yang sakit menjadi satu-satunya alasan ia bertahan.

Demi menyelamatkan adiknya, Adriella butuh satu hal, warisan yang hanya bisa dicairkan jika ia menikah.

Putus asa, ia menikahi pria asing yang baru saja ia temui: Zehan, seorang pekerja konstruksi yang ternyata menyimpan rahasia besar.

"Ini pasti pernikahan paling sepi di dunia,” gumam Zehan.

Adriella menoleh pelan. “Dan paling sunyi.”


Pernikahan mereka hanyalah sandiwara. Namun waktu, luka, dan kebersamaan menumbuhkan benih cinta yang tak pernah mereka rencanakan.

Saat kebenaran terungkap dan cinta diuji, masihkah hati memilih untuk bertahan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Volis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28. Peragaan Busana

Ruang rapat dipenuhi oleh para staf inti PT. Bintang Serasi Textile pagi itu. Rapat mingguan berlangsung seperti biasa dari laporan produksi, evaluasi kualitas, dan progres kerja sama dengan Velveta.

Adriella duduk di kursinya sambil mencatat poin-poin penting. Meskipun pikirannya masih sering melayang, ia tetap berusaha fokus dan menjalankan tugasnya dengan profesional.

Begitu rapat selesai dan para staf mulai meninggalkan ruangan, Bastian menahan Adriella dengan isyarat tangan.

“Adriella, tunggu sebentar,” ucapnya.

Adriella yang baru saja berdiri dan hendak berjalan keluar berhenti, lalu berbalik menatap Bastian. Dia melihat Bastian menatapnya dengan serius namun tenang.

“Apakah kamu ingat peragaan busana Velveta diadakan hari ini. Apakah kamu sudah siap?" tanya Bastian langsung.

Adriella mengangguk, meski raut wajahnya masih menyimpan letih. “Saya ingat, Pak. Saya akan datang nanti.”

“Bukan sekadar datang,” lanjut Bastian. “Kamu akan mewakili perusahaan secara langsung. Saya sudah memesankan gaun khusus dari butik langganan dan membuatkan janji di salon. Kamu bisa pergi bersiap sekarang juga.”

Adriella terkejut. “Sekarang?”

“Ya. Saya ingin kamu tampil maksimal. Ini bukan hanya soal produk, tapi juga reputasi kita di mata para investor dan media. Saya dengar pemimpin dari pusat juga akan hadir di acara yang diadakan cabang mereka itu, dan ini kesempatan bagus untuk memperluas koneksi dan membawa investasi bagi perusahaan.”

Adriella menunduk pelan. “Baik, Pak.”

“Saya akan menjemputmu sore nanti setelah kamu selesai bersiap di salon. Sopir sudah siap mengantar kamu sekarang. Semua biaya sudah diatur, kamu tinggal duduk dan fokus pada acara.”

Adriella mengangguk, sedikit gugup namun juga tersentuh atas kepercayaan yang diberikan Bastian. Ini mungkin salah satu momen paling penting dalam kariernya. Ini memang kesempatan besar bagi perusahaan kecil seperti mereka. Wajar jika Bastian ingin menggunakan momen ini untuk melakukan sesuatu. Hanya saja dia harap Bastian tidak akan memanfaatkannya untuk kepentingan bisnis.

“Terima kasih, Pak. Saya akan berusaha semaksimal mungkin.”

“Anggap ini kesempatan untuk menunjukkan siapa kamu sebenarnya,” ujar Bastian sambil tersenyum tipis.

Dengan langkah mantap, Adriella meninggalkan ruang rapat. Untuk pertama kalinya dalam beberapa hari terakhir, ia merasa memiliki tujuan yang lebih besar dari rasa kehilangan yang terus membayanginya.

Meski tujuan ini belum pasti arahnya. Karena dia tahu dia tidak bisa lepas dari cengkraman Bastian selama dia masih bekerja di perusahaan dan tinggal di rumah itu.

Sekarang sandarannya sudah tidak ada, kemana sebenarnya Zehan pergi. Apakah dia akan menjalani semuanya sendiri lagi....

🍁🍁🍁

Mobil hitam berhenti perlahan di depan pintu masuk ballroom hotel bintang lima tempat peragaan busana Velveta digelar. Lampu-lampu sorot dan kamera media memenuhi sisi karpet merah yang membentang dari jalan masuk ke aula utama.

Pintu mobil dibuka oleh seorang petugas, dan sepasang kaki berbalut heels perak elegan perlahan melangkah keluar. Gaun satin berwarna biru safir yang membalut tubuh Adriella jatuh sempurna di tubuh rampingnya. Potongan leher berbentuk V dan detail renda lembut di bagian lengan memberi kesan mewah sekaligus anggun. Rambutnya ditata dengan sanggul simpel elegan, menyisakan beberapa helai yang dibiarkan terurai lembut membingkai wajahnya.

Adriella sempat ragu saat hendak berdiri penuh. Bastian yang turun dari pintu mobil lainnya datang ke sisinya menyemangatinya.

“Tenang saja. Kamu terlihat sempurna.”

Ia mengangguk pelan, lalu merapikan gaunnya dan berjalan berdampingan dengan Bastian menyusuri karpet merah. Mata para tamu undangan yang sudah lebih dulu hadir menoleh ke arah mereka. Beberapa fotografer sempat mengarahkan kamera, meski Adriella hanya tersenyum tipis dan tak menatap langsung ke lensa.

Venue berada di ballroom utama, dengan langit-langit tinggi bertabur lampu gantung kristal yang memantulkan cahaya lembut ke seluruh ruangan. Sebuah runway panjang terbentang di tengah ruangan, dikelilingi kursi tamu di sisi kiri dan kanan. Musik instrumental lembut mengalun, menciptakan suasana eksklusif dan tenang.

Di barisan depan kursi-kursi elegan telah diberi label nama para tamu penting. Petugas menyambut mereka dengan senyum profesional.

“Selamat malam, Pak Bastian. Selamat datang, Nona Adriella. Tempat Anda di baris depan sebelah kanan runway.”

Bastian mengangguk dan mengarahkan Adriella ke tempat duduk mereka. Ia menarik kursi untuk Adriella sebelum duduk di sampingnya.

“Jangan tegang. Nikmati saja acaranya. Jangan bikin malu,” ucap Bastian pelan.

Adriella duduk perlahan, matanya menyapu seluruh ruangan. Di seberang sana tampak para perancang busana, tamu media, influencer, dan beberapa wajah yang ia kenali dari majalah bisnis dan mode.

Beberapa saat kemudian riuh kecil mulai terdengar dari pintu utama ballroom. Para tamu yang tadinya sibuk berbincang mendadak menoleh ke arah pintu masuk. Suara langkah rapi dan tegas menggema pelan di antara alunan musik instrumental.

Clara muncul lebih dulu, berjalan dengan langkah mantap namun sopan, mengenakan gaun malam hitam dengan detail bordir emas. Di belakangnya, seorang pria paruh baya dengan postur tegap dan aura yang tak terbantahkan menyusul dengan tenang. Jas abu-abu arang yang dikenakannya membentuk siluet yang rapi dan berwibawa. Di sampingnya, seorang asisten muda berjalan setengah langkah di belakang sambil membawa tas kerja dan sebuah tablet.

Seluruh ballroom seketika menjadi lebih tenang. Mereka tahu siapa pria itu.

Pak Andreas Winata, CEO dan pemilik Winata Group, konglomerasi besar yang menaungi berbagai perusahaan, termasuk Velveta.

Clara segera memutar tubuhnya dan membungkuk sopan ke arah pria itu. “Pak Andreas, silakan masuk. Tempat duduk Anda sudah disiapkan.”

Andreas Winata hanya mengangguk singkat sebagai balasan. Wajahnya tenang dan nyaris tak berekspresi, namun tatapannya tajam dan menyapu ruangan seolah menilai segalanya dalam sekejap.

Namun, ketika matanya tiba di barisan kursi sisi kiri, pandangan itu berhenti pada Adriella.

Hanya beberapa detik, tapi cukup untuk membuat Adriella tersentak dalam hati. Tatapan itu tajam, dalam, dan seolah mengandung pertanyaan yang tak terucap. Ia tidak tahu mengapa pria sebesar Andreas Winata menatapnya seperti itu. Tanpa sadar, ia menundukkan pandangannya, berusaha menyembunyikan keterkejutannya.

Petugas menyambut mereka dengan formalitas penuh, dan Clara sendiri yang memandu Andreas Winata ke tempat duduk paling penting di barisan depan. Kursi di tengah runway, dengan dua kursi di samping kiri dan kanan disediakan bagi Clara dan tamu utama, yaitu Pak Andreas Winata.

Saat Clara berhenti di barisan depan, ia mempersilakan pria itu duduk terlebih dahulu.

“Silakan di sini, Pak Andreas,” ucapnya lembut namun penuh rasa hormat.

Pak Andreas mengangguk dan duduk dengan tenang di kursi utama yang disediakan tepat di tengah area runway. Clara lalu duduk di kursi sebelah kanannya.

Sementara itu, beberapa kursi di sisi kiri dan kanan yang sedikit terpisah, ditempati oleh para mitra kerja penting, termasuk Bastian dan Adriella. Posisi mereka tidak sejajar sepenuhnya, tetapi cukup dekat untuk tetap dalam lingkaran eksklusif tamu utama.

Setelah duduk, Clara melirik ke arah kiri dan menyapa mereka dengan senyum hangat.

“Selamat malam, Pak Bastian, Nona Adriella. Senang sekali akhirnya kita bisa bertemu lagi di acara ini.”

“Senang juga bisa hadir malam ini. Acaranya terlihat sangat megah, Bu Clara,” jawab Bastian ramah.

Adriella mengangguk sopan. “Terima kasih sudah mengundang kami, Bu Clara.”

Clara tersenyum, lalu melirik ke sampingnya sebelum memperkenalkan pria di sebelahnya.

“Oh, saya hampir lupa. Ini Pak Andreas Winata, CEO sekaligus pemilik Winata Group, induk dari Velveta. Beliau ingin menyaksikan langsung hasil kerja sama kita. Pak Andreas, mereka adalah pemasok utama kain untuk koleksi terbaru kami.”

Pak Andreas menoleh dan mengangguk singkat. Tatapannya kembali singgah sesaat pada Adriella, namun kali ini lebih tenang dan terkendali.

“Terima kasih atas kontribusinya,” ucapnya singkat namun tegas.

“Merupakan kehormatan bagi kami bisa bekerja sama, Pak Andreas,” sahut Bastian.

Adriella hanya membalas dengan senyum kecil, masih merasakan sedikit getaran aneh dari tatapan pria itu.

Lampu ballroom mulai meredup perlahan. Musik berubah, tanda bahwa pertunjukan akan segera dimulai.

1
Mar lina
siapa kah
pak Andreas...?
lanjut thor ceritanya
mpusspita
kak mampir juga ya ke karya ku
Mar lina
up lagi thor
biar tahu kelanjutannya
Mar lina
coba orang tua Zehan
menyelidiki tentang menantunya
yg blm mendapat restu...
pasti bakal kaget...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
emak sama anak
sama" gak tahu malu...
padahal mereka cuma numpang hidup...
yg punya kendali & peran penting adalah pemilik sah nya...
lanjut thor ceritanya
Mar lina
ya ampun bara...
semoga Pak Bastian
menendang kamu...
setelah melihat bukti...
Mar lina
semoga Bastian
murka terhadap Bara
setelah menerima buktinya...
lanjut thor ceritanya di tunggu up nya
aku sudah mampir...
dan baca sampai part ini...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!