Setelah Di Khianati Sahabat Dan Kekasih

Jemima menunggu kepulangan Dixon dengan gelisah. Dia tidak sabar ingin mendengar penjelasan langsung dari mulut Dixon tentang siapa Diandra sebenernya.

Kali ini Jemima tidak ingin kecolongan lagi, karena sudah pernah merasakan dikhianati membuat nya lebih berhati-hati.

Sementara orang yang ditunggu-tunggu sedang berada di kantor, lebih tepat nya sedang mengintrogasi seseorang.

"Kemarin waktu saya mengenalkan calon istri saya, saya melihat kamu berada di posisi paling depan. Setelah itu orang orang bersalaman sama calon istri saya sebagai salam perkenalan. Nah pada saat itu kamu kemana? Kenapa saya tidak melihat keberadaan mu lagi?" tanya Dixon.

"Ma - maaf, Pak. Saya mendadak kebelet ingin ke toilet, makanya saya meninggalkan Aula dengan segera. Padahal sebenernya saya pengen sekali berkenalan dengan calon istri anda," jawab Rakha beralasan.

"Benar begitu? kamu tidak berbohong?" Dixon menatap Rakha dengan tatapan tajam.

"Benar, Pak. Saya tidak berbohong. Selamat ya, Pak. Akhirnya Pak Dixon akan segera menyusul saya mengarungi bahtera rumah tangga. Semoga semuanya berjalan lancar menuju hari bahagia, saya turut bahagia mendengar kabar baik ini," ucap Rakha dengan begitu lembut dan wajah di buat selugu mungkin. Dia berusaha mengambil hati Dixon agar ia tidak di pecat.

"Iya. Terimakasih untuk doa baiknya. Kalau begitu silahkan kamu keluar,"

"Baik, Pak. Permisi."

Rakha keluar dari ruangan Dixon.

"Tidak ada alasan bagi ku untuk memecat nya. Dia bekerja dengan baik. Sekarang aku akan membiarkan dia tetap bekerja, tapi kalau sampai dia dan istrinya berani menganggu Jemima, maka aku tidak akan segan-segan untuk memberi nya pelajaran!" gumam Dixon.

***

"Sayang, sudah. Tidak usah kamu buka blokir wa Jemima. Kita tidak perlu meminta maaf kepadanya, karena Tuan Dixon tidak jadi memecat ku."

Begitu kembali ke ruangannya, Rakha mengirimkan pesan kepada sang istri.

"Baguslah kalau begitu, karena sebenernya aku memang malas banget harus minta maaf sama dia." Rarasita membalas pesan sang suami.

Saat Rara masih menatap layar ponselnya, tiba-tiba sang atasan memanggil nya, meminta menemani makan siang, karena Rara merupakan sekretaris sang atasan di perusahaan yang berbeda dengan perusahaan Dixon. Bedanya Perusahaan Dixon lebih besar dari pada perusahaan tempat Rara bekerja.

Hubungan Rara dan sang atasan terjalin cukup akrab, saat mengobrol mereka nyambung satu sama lain.

"Rara, entah kenapa saya merasa nyaman saat bersama mu," ucap pria yang bernama Rega.

"Maksudnya gimana ya, Pak?" tanya Rara menatap Rega bingung, ia meminta penjelasan lebih. Setahu nya atasannya itu sudah memiliki istri dan anak.

"Iya, saya merasa nyaman bercerita, mengobrol dan bekerja dengan mu. Kamu cantik dan asyik orangnya," ucap Rega memuji Rarasita, pujiannya itu berhasil membuat wajah Rara merah merona karena tersipu.

"Apa gak bahaya nih? Pak Rega 'kan sudah punya istri, masak Bapak memuji saya, nanti kalo istri Bapak tahu bisa bisa dia marah dan ngambek sama Bapak,"

"Ya gak apa-apa kan kalau saya menyukai mu, lagian tidak ada larangan bagi pria untuk berpoligami," lirih Rega menatap Rara lekat.

"Tapi aku sudah bersuami!" tekan Rara. Lalu pergi meninggalkan Rega sendiri di kantin kantor.

Pak Rega ada ada saja. Dia pikir aku bakalan suka gitu sama dia. Dia memang seorang CEO, tapi tampang nya itu gak banget. Tampang nya biasa saja, mana pendek, perut buncit, sudah beristri lagi. Dih gak ah. Kalo tampang dia kayak Pak Dixon tanpa berpikir pun aku akan langsung menerimanya lalu meninggalkan suamiku.

Ucap Rara di dalam hati sambil terus melangkahkan kaki ke ruangannya. Rara suka sekali berpenampilan seksi yang memamerkan lekuk tubuh nya, ia memakai rok di atas lutut yang ketat serta kemeja formal dengan kancing bagian atas dibiarkan terbuka hingga menampakkan belahan dadanya.

Rega tersenyum penuh arti, dia merasa tertantang setelah mendengar perkataan Rarasita. Entah kenapa Rega tertarik sama Rarasita. Dia terpesona akan kecantikan dan keseksian tubuh Rara. Sebenernya Rara memiliki paras yang cukup cantik tapi jika dibandingkan dengan Jemima, tentu Jemima jauh lebih cantik.

"Setelah melahirkan istri ku berubah gendut dan tak menarik lagi. Jadi aku akan berusaha untuk mendapatkan Rara. Aku punya uang, aku punya kuasa, aku yakin suatu saat nanti Rara akan jatuh ke pelukan ku. Apalagi yang aku tahu suaminya hanya lah seorang wakil manajer di suatu perusahaan, tidak sebanding dengan ku yang seorang CEO," batin Rega bertekad untuk mendapatkan Rarasita.

Bersambung.