NovelToon NovelToon
Terjebak Di Pernikahan Kakakku

Terjebak Di Pernikahan Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:39.7k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Air Chery

Bayangkan! Kamu datang ke pernikahan kakakmu, cuma niat jadi tamu biasa. Duduk manis, pakai kebaya cantik, siap jadi saksi bahagia.

Tapi hidup memang suka bercanda. Dalam hitungan menit, semuanya berantakan. Mempelai wanita kabur, dan entah bagaimana, kamu malah berdiri di pelaminan dengan gaun pengantin yang bahkan bukan punyamu. Dan suaminya? Pria yang tadinya kamu kira bakal jadi kakak ipar.

Katanya ini demi menyelamatkan nama baik keluarga. Katanya ini hanya sementara.
Nyatanya? Kamu harus tinggal satu atap dengan pria yang wajahnya terlalu serius, terlalu menuntut, dan terlalu sulit ditebak.

Setiap hari jadi ujian kesabaran. Dari makan bersama yang canggung dan selera yang berbeda, perkerjaan yang jadi saling berhubungan, dan semua keabsurd- an hubungan yang tak pernah mereka bayangkan sekalipun.

Awalnya kamu yakin pernikahan ini bencana. Tapi seiring waktu, satu hal jadi semakin sulit disangkal. Ah, rumit. Tapi…

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Menegangkan

Bening menuruni anak tangga sendirian. Orang tuanya sudah menunggu di meja makan, menyayangkan Segara yang lebih dulu pulang. Segara jadi tidak bisa merasakan masakan Bunda yang memang khusus untuknya: “Kepiting Saos Padang.” Bunda pagi-pagi memasaknya hari ini tanpa bantuan siapapun. Bi Aminah sedang cuti karena ada pernikahan anaknya di kampung.

Bening membuat alasan sebisa mungkin agar orang tuanya cukup tahu mereka baik-baik saja. Tentu saja dengan mengatakan Segara pasti sibuk dengan urusan perusahaan.

“Nak, kamu benar-benar nggak apa-apa? Segara benar-benar baik sama kamu, kan?” tanya Bunda yang terlihat begitu khawatir.

“Sudahlah, Bun. Jangan mengompor-ngompori anakmu. Kita sudah melihat Segara yang terlihat baik-baik saja terhadap putri kita,” kata Ayah menenangkan kegundahan Bunda.

“Ya gimana, Yah. Bening menikah karena terpaksa. Dia juga belum pernah mengenal Segara sebelumnya, lalu tiba-tiba hidup dengannya. Bunda khawatir,” kata Bunda.

“Bun, walau masih belum terbiasa dengan kehidupan pernikahan ini, Bening baik-baik saja, kok. Kapan-kapan Bunda dan Ayah ke mansion Mas Segara, ya.”

Jawaban itu sebenarnya tidak sepenuhnya jujur. Padahal ia tidak merasa benar-benar baik. Walau Segara cukup perhatian dengan menyiapkan bekal dan sarapan, sikapnya tetap dingin, tidak seperti seorang suami sungguhan.

Bening kembali mengingat kejadian tadi malam. Bagaimana Segara begitu beringas ketika hasratnya tak terkendali.

“Baiklah, nanti Ayah dan Bunda akan mengatur waktu ke sana,” kata Ayah.

“Ddddrrrrrt” ponsel Bening bergetar. Ia melihat nama Kencana tertulis di layar telepon. Bening membulatkan matanya.

“Bunda, Ayah, Kak Kencana telepon,” kata Bening sebelum mengangkat panggilan. Ayah dan Bunda ikut terbelalak.

Setelah satu bulan berlalu sejak kepergiannya di hari pernikahan, Kencana menghubungi mereka lagi.

“Halo, Kak Kencana?”

“Bening, Kakak kangen kalian, hiks… hiks…” isak tangis terdengar di seberang telepon. Ayah dan Bunda saling bertukar tatap mendengar suara anak mereka yang terdengar pilu.

“Ada apa, Kak? Kenapa menangis?” tanya Bening tidak sabar.

“Ken…,” Bunda menghentikan kata itu, karena Kencana sudah memotongnya.

“Tolong, jangan beritahu Bunda dan Ayah dulu. Gue nggak mau mereka tambah sedih,” kata Kencana.

Bening meletakkan jari telunjuk di depan wajahnya, memberi isyarat kepada Ayah dan Bunda untuk tidak bersuara.

“Biarkan dulu dia menenangkan diri,” bisik Bening sambil menjauhkan ponselnya. Kedua orang tua itu akhirnya mengurungkan niat untuk berbicara. Mereka tidak ingin membuat Kencana semakin terpuruk. Walau sangat khawatir, orang tua itu tetap memberikan ruang bagi anaknya, menahan rasa cemas dan rindu.

“Kakak sekarang di bandara luar negeri.”

“Baiklah, Bening akan menjemput Kakak di sana. Tunggulah,” kata Bening, lalu bergegas bersiap.

“Bening?” panggil Bunda yang mulai menangis.

“Bunda dan Ayah sebaiknya tetap di sini. Bening akan menenangkan Kakak dulu, lalu membawanya ke sini.”

“Tapi, Ben…”

“Bunda, sudah. Anak kita pasti baik-baik saja. Kita cukup mendoakan mereka dan menunggu mereka kembali,” kata Ayah menenangkan istrinya.

Bening yang sudah selesai bersiap berpamitan dengan Ayah dan Bunda. Ia melambaikan tangan ketika duduk di mobil bersama supir pribadinya, yang baru saja datang atas perintah Segara.

...🐔🐔🐔...

Bening sampai di bandara. Ia setengah berlari karena terburu-buru. Kakaknya pasti sudah menunggu cukup lama.

Karena tidak terlalu fokus pada jalan, ia tak sengaja menabrak seorang wanita yang sedang membawa minuman. Minuman itu tumpah dan mengenai baju putih perempuan itu.

“Awwwww!” pekiknya.

“Kamu tidak apa-apa?” tanya lelaki di sebelahnya sambil membantu membersihkan baju wanita itu.

“I’m so sorry, it was an accident,” Bening mengulurkan tangan ingin ikut membersihkan tumpahan itu. Namun perempuan itu cepat mendorong tangannya.

“Jangan sentuh baju saya! Lagipula, kalau berjalan, gunakan mata! Tak tahukah kamu harga baju saya?!” bentak wanita itu.

Bening terkesiap. Ia menengadahkan kepala dan melihat wajah cantik perempuan yang memarahinya. Bening juga menggerakkan bola mata ke arah laki-laki di sebelah wanita itu. Segara, ya, Segara di sana.

Bening melihat tangan Grace merangkul lengan Segara. Segara, sama terkejutnya dengan kehadiran Bening, hanya bisa diam terpaku. Mata mereka saling bertemu sesaat.

“Awak kena ganti rugi!” bentak Grace lagi. Bentakan itu membuat Segara dan Bening melepaskan pandangan.

“Ya, saya akan ganti rugi,” kata Bening sembari mengeluarkan ponsel untuk membayar kerugian yang ditagih Grace.

“Grace, aku akan membelikan yang baru. Tidak usah meminta ganti rugi,” kata Segara, lalu mengajak Grace pergi.

Dengan wajah kesal, Grace menuruti perkataan Segara. Segara melihat Bening dari sudut mata. Gadis itu nampak muram.

Bening berdiri diam. Hatinya terasa nyeri. Baru tadi malam laki-laki itu menyentuh tubuhnya, dan siang ini ia melihatnya dengan perempuan lain.

Bening melanjutkan perjalanan. Ia mempercepat langkah, memasang wajah ceria. Ia tidak ingin menambah suasana buruk bagi Kencana.

“Kak Kencana?” panggil Bening dari kejauhan. Mendengar suara yang dikenalnya, Kencana memutar tubuh, berlari, dan memeluk adiknya erat.

“Bening, maafin Kakak sudah merepotkan,” kata Kencana dengan wajah sedih.

Bening melihat Kencana kusut. Wajah yang selalu cantik dan ceria kini tampak berbeda. Pipinya yang putih mulus juga sedikit berubah. Bening belum begitu memahami penyebabnya.

“Ayo, kita ke mobil dulu,” ajak Bening.

🐁🐁🐁

“Kakak mau kita cari hotel dulu. Kakak belum siap bertemu Ayah dan Bunda. Mereka pasti akan tambah sedih,” kata Kencana, menundukkan wajah.

“Baiklah. Pak, kita cari hotel, ya,” kata Bening kepada supir.

“Baik.”

“Di hari pernikahan itu, Kakak dan Reo memutuskan pergi ke Korea lagi. Lalu beberapa hari terakhir, Kakak memergokinya sedang melakukan hubungan intim dengan perempuan lain,” kata Kencana sambil mengusap air mata.

“Apa! Dasar laki-laki br*ngsek!” hardik Bening. Ia mengepalkan tangan, rasanya ingin menonjok Reo.

“Kakak memintanya menjelaskan mengapa ia melakukan itu. Kali pertama, Kakak mendapat tamparan dari Reo. Lihat lebam yang mulai membaik ini, sisa kekerasannya,” kata Kencana sambil menunjuk pipi kiri yang mulai memudar lebamnya.

Kini Bening menyadari wajah kusut kakaknya juga dilengkapi lebam bekas perbuatan Reo. Bening mengepalkan tangan. Emosinya memuncak.

“Apa-apaan! Kita harus memberinya pelajaran! Laki-laki gila!” maki Bening. Dadanya bergejolak berapi-api. Kekesalan bertambah.

“Bening, Kakak rasa kita nggak boleh impulsif. Harus balas dia dengan cara yang tak ia sangka,” kata Kencana.

Bening menganggukkan kepala. Ia teramat emosi. Memikirkan semua pria sama br*ngseknya. Hanya suka memakai perempuan sesuka hati, lalu bebas mencari yang lain. Sedikit, pikirannya kembali ke kejadian tadi malam, membuatnya muak.

“Kak, satu kilometer lagi ada hotel mewah. Bening rasa Kakak harus menenangkan diri di sana,” kata Bening menyarankan.

“Baiklah, Kakak rasa begitu.”

“Pak, ke hotel Nihi Villaz, ya,” kata Bening.

“Baik,” balas supir.

...🦚🦚🦚...

...Bukan Hasil AI...

1
🩷nining
kelakuan bening ada2 aja😄
Devi Novita
😂😂😂😂
🩷nining
bening 😍😍😍 pinter wawancaranya...
🩷nining
cie yg kerja sambil honeymoon....ehem2 deh😄
🩷nining
ahaaaa.....bersambung kaya sinetron🤭
🩷nining
bening....segara....enak kan klo pacaran sudah halal🤭
Mundri Astuti
yg satu polos, satu lagi lempeng 🤣
🩷nining: bening...malu2 mau🤣🤣
total 1 replies
Ibuk Oppo
makasih kakak uda dikasih double up. /Smile/
🩷nining
wuih...segara bisa romantis juga....lanjut ka putri
Ibuk Oppo
segara makan bakso sambil terinspirasi dari drakor bon appetit your majesty
🩷nining
ini suami istri msh aja pada malu2...hem
🩷nining
shaka haluuuuu🤣
🩷nining
cie yg di panggil istri...seneng banget akhirnya mulai go publik.....peped terus bening nya pa segara.....jangan sampe lepas🤣
Ibuk Oppo
lanjut kakak
Ibuk Oppo
ceritanya menarik simpel gk ribet
🩷nining
suka banget sama karakter bening..

lanjut kak putri
Ibuk Oppo
kak jangan sampe ada ulat bulu yg ganggu keduanya. kak. di tunggu lanjutannya
Ibuk Oppo
gk sbr liat reaksi segara pas tau bening yg wawancara
🩷nining
lanjut kak putri
Ibuk Oppo
wkwkwkwk. apa yg dilakuin segara y kok bisa tahan sama obat kakek
🩷nining: obat nya,cuma jamu pegel linu🤣
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!