"Aku hanya jadi seorang pemeran pembantu! tidak... aku maunya jadi pemeran utama yang cantik bukan wanita dengan muka yang mengerikan ini. "
Mei Yi yang seorang dokter jenius tiba-tiba mendapati dirinya berada di dalam cerita Wattpad yang sedang di bacanya. Ia menjadi Luo Yi Seorang anak jendral yang tak di anggap dan di kucilkan karena penampilannya.
Karena kebiasaannya, yang tak pernah membaca dengan teliti dan suka men skip bagian adegan pentingnya Mei Yi kebingungan dengan jalan cerita Wattpad itu. Ia harus bisa menentukan nasipnya sendiri , dan tak ia sadari bahwa dalam cerita Wattpad itu banyak adegan berbahaya yang bisa mengancam nyawanya.
Akankah Mei Yi bisa melewati adegan berbahaya itu dan berakhir bahagia?
Mau tau kelanjutan ceritanya? jangan lupa baca sampai akhir ya...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Uswatun Kh@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 28-Dalam Bahaya
"Akkhh... Nona! Anda harus hati-hati... " Teriak Hui.
Hui berdiri di depan Luo Yi berusaha melindunginya.
"Ada apa ini Hui, siapa yang berani melakukan ini."
"Entahlah Nona, pasti ada yang berniat mencelakai Anda. "
Luo Yi menghampiri kusir yang tergeletak lemah, ia memeriksanya dengan teliti.
Wajanya sedikit lega. "Syukurlah, dia belum mati."
Beberapa orang keluar dari dalam kegelapan. Mereka mengenakan pakaian hitam dan penutup wajah, pedang tajam di tangan.
Bayangan di mana mereka akan terbunuh menghantui, Luo Yi dan Hui terlihat pucat. Mereka berpegangan erat, tubuhnya bergetar hebat.
"Nona, dalam hitungan ke tiga kita harus lari. "
"Apa! " Luo Yi melotot.
"Satu... dua... tiga... lari! "
Mereka lari secepat kilat, gelapnya malam membuat mereka susah bergerak bebas.
"Kejar mereka, habisi di tempat. " Suaranya menggema di kegelapan.
Luo Yi dan Hui terus berlari, mereka masuk jauh ke dalam hutan. Beberapa anak panah melesat ke arah mereka, membuat genggaman tangan mereka terlepas.
Hui mendorong Luo Yi menjauh. "Nona cepat lari... "
Luo Yi berlari, air mata menggenang di matanya. Ia menoleh, melihat Hui yang terluka. "Hui…" suaranya terisak.
Hui melambaikan tangan meminta Luo Yi untuk segera pergi. Dengan terpaksa Luo Yi pergi meninggalkan Hui.
"Hui...aku harap kamu baik-baik saja. "
Dengan tertatih Luo Yi terus berlari, masuk lebih jauh ke dalam hutan bambu yang gelap.
"Cepat! jangan sampai wanita itu lolos. " Teriak pembunuh itu.
Kegelapan hutan bambu menelan mereka. Napas Luo Yi memburu, kakinya tersandung akar pohon, tubuhnya jatuh tersungkur. Para pembunuh mengepungnya, tatapan mata mereka tajam dan bengis.
Para pembunuh itu sampai ke tempat Luo Yi, tatapan mereka sangat ganas dan tajam seakan siap untuk menghunuskan pedang mereka.
Luo Yi terpojok, ia menarik tubuhnya kebelakang.
"Apa...yang kalian inginkan! jika uang...aku ...bisa memberikannya. " Suaranya terputus-putus.
Mereka bahkan tak bergeming, langkah makin mendekat.
Pedang di hunus dan di ayunkan ke arah Luo Yi.
"Aku seakan muak! kenapa aku selalu dalam bahaya, apa tidak ada yang akan menolongku... " Batinnya terisak.
Luo Yi menutup mata, seakan pasrah dengan nasipnya. Entah dari mana datangnya, beberapa anak panah melesat ke arah pembunuh itu. Beberapa anak panah mengenai para pembunuh hingga membuat mereka tak berdaya.
Tiga orang pembunuh yang masih selamat merasa cemas, mereka waspada mengamati sekeliling. Dari kegelapan seorang lelaki muncul, ia menggunakan penutup wajah namun pakaiannya berbeda dari pembunuh itu.
Mereka menghunuskan pedang, bersikap waspada, di julurkannya pedang ke arah lelaki itu.
"Si... siapa kamu? "
Langkah kaki mendekat, sayup-sayup terdengar desisan baja membelah keheningan malam, menggores tanah kering.
"Serang! "
Pembunuh itu menerjang ke depan melawan lelaki itu, namun secepat kilat ia bisa menghindari pedang mereka.
"Srak... "
Pedang lelaki itu mengenai salah satu dari mereka. Permainan pedangnya sangat ahli, gerakannya sangat terampil membuat para pembunuh itu kualahan.
Tendangan demi tendangan ia lancarkan, beberapa kali pedang mengenai pembunuh.
Semua sudah tewas tinggalah seorang lagi, ia terduduk tak berdaya. Matanya memerah, tubuhnya bergetar, darah segar bercucuran dari lengannya.
"Ampun... ampuni saya, saya hanya di suruh seseorang. "
"Katakan siapa yang menyuruhmu. " Ucap lelaki itu.
"Saya juga tidak tau... dia seorang lelaki menggunakan penutup wajah. Hanya itu yang saya tau... jadi tolong ampuni saya... "
"Sraaak."
Darah muncrat dari lehernya, lelaki itu menebasnya.
Luo Yi tak percaya apa yang di lihatnya, ini kali pertamanya melihat seseorang terbunuh di depannya. Walaupun dia seorang dokter bedah namun ia belum pernah melihat pemandangan mengerikan seperti ini sebelumnya.
Lelaki itu mendekati Luo Yi, Luo Yi jalan mundur dengan kaki yang terluka.
"Mau apa kamu... jangan mendekat. " Katanya ketakutan.
Sosok misterius itu mendekat perlahan membuka penutup wajahnya. Luo Yi terhuyung, dunia menjadi gelap gulita.
.
.
Kegelapan malam menelan bumi, membungkus Luo Yi dalam dekapannya yang dingin. Ia membuka mata perlahan, cahaya remang-remang menerobos celah-celah gubuk tua yang asing. Dinding kayu lapuk, atap bocor, dan kasur keras menyambutnya.
"Di mana aku?" gumamnya, rasa takut mulai merayap.
Sebuah derit pintu memecah kesunyian.
Hui terlihat khawatir, ia segera berlari menghampiri Luo Yi. "Nona... Anda sudah bangun, syukurlah... "
"Hui... apa yang terjadi padamu? bagaimana kamu bisa ada di sini. "
Mata Luo Yi menangkap siluet pangeran Xiao Ming, ia tengah berdiri di tengah pintu.
"Pangeran juga disini. Lalu di mana lelaki, itu? "
Hui mengusap lembut tangan Luo Yi. "Tenanglah Nona, pangeran lah yang sudah menyelamatkan kita. Saat kita terpisah Jin Ling lah yang membantu saya, dan pangeran Xiao Ming bergegas menyelamatkan Anda. "
"Lalu, bagaimana lukamu? "
"Tenang Nona, aku hanya tergores. " Hui memperlihatkan luka di lengannya. "Aku sudah mengobatinya.
Air mata Luo Yi menggenang, ia tak sanggup menahan air matanya lagi hingga membanjiri pipinya.
Hui melihatnya panik. "Nona... kenapa Anda menangis. "
"Aku fikir... aku akan mati mengenaskan.. hiks... hiks.. " Isaknya. "Aku belum menemukan cinta sejatiku, masak ia aku akan mati konyol. "
Hui membuang nafas panjang. "Sudahlah Nona, Anda tidak perlu menangis, sekarang kita sudah aman. "
Xiao Ming mendekat, melihat itu Hui segera meninggalkan mereka.
"Apa kamu begitu takut... " Xiao Ming duduk di sampingnya.
"Tentu saja, sebelumnya aku tidak pernah mengalami hal yang mengerikan seperti ini. "
"Tenanglah, lagi pula... aku sudah janji, asal kau menyembuhkan aku, aku akan selalu menjadi pelindungmu. Apa kau lupa? "
Luo Yi mengangguk, air mata kembali menggenang. "Iya aku ingat, hanya saja aku masih takut. "
Xiao Ming membuka mantelnya, membungkus Luo Yi dengan lembut.
"Jangan takut, aku ada di sini."
Luo Yi menatap Xiao Ming, air mata menggenang. "Terima kasih... " Ucapnya lirih.
Tiba-tiba ia mengingat sesuatu."Tunggu... lelaki yang menyelamatkan aku itu kamu kan, tapi bagaimana kau bisa bertarung. Bukannya sebelumnya kau tidak pernah belajar pedang. "
Xiao Ming tersenyum tipis. "Aku memang tidak pernah belajar pedang secara langsung, tapi aku mempelajari teorinya, saat aku kembali pulih, ternyata aku cepat mempelajarinya. "
"Wah... itu berarti kau orang yang jenius, kedepannya aku harap kau bisa terus melindungiku. " Ucap Luo Yi lirih, ia tertunduk.
Xiao Ming tersenyum, ia meraih dagu Luo Yi mata mereka saling bertemu.
"Tentu saja, aku pasti akan melindungimu. Karena kau juga penyelamatan ku. "
"Apa yang aku harapkan, tentu saja seperti itu. Mana mungkin dia menyukaiku, dia melakukannya karena janji kami waktu itu. Lagi pula akhirnya aku akan berpisah dengannya. " Ia ngedumel dalam hati.
Xiao Ming berdiri, mengulurkan tangannya. "Ayo pulang. Festival lentera masih menunggu."
Luo Yi meraih tangannya, namun kakinya terasa sakit. "Kakiku…"
Xiao Ming memeriksa pergelangan kaki Luo Yi yang bengkak dan membiru. "Sepertinya kakimu terkilir. " Ia berjongkok, "Naiklah."
Luo Yi ragu sejenak, lalu dengan hati-hati naik ke punggung Xiao Ming. Aroma tubuh Xiao Ming yang menenangkan membuai Luo Yi, membuatnya nyaman.
tidak berbelit dan tertata rapih
bab 1 dst makin penasaran dan makin menarik ceritanya