Farid tidak menyangka jika ia akan bertemu dengan jodohnya yang tidak pernah ia sangka. 32 tahun membujang bukan tanpa alasan. Ia pernah sangat mencintai seseorang namun ia ia dikhianati hingga dirinya terluka dan sulit untuk percaya lagi kepada seorang perempuan. Namun pada suatu saat ada seseorang yang dapat mengetuk hatinya. Siapakah dia? Tentu saja dia yang akan menjadi jodohnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunda RH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Double date
Gigitan mereka itu tentu saja membuat hidung mereka bersentuhan. Hingga Farid memiringkan kepalanya, dan bertemulah bibir mereka.
Tingkah laku Farid membuat jantung Siena semakin berdebar kencang. Ia sangat tidak menyangka jika suaminya bisa seromantis ini. Bayangannya terhadap drakor selama ini rasanya menjadi nyata.
Setelah pulang dari hotel, Farid mengajak istrinya ke sebuah restoran untuk makan siang. Ia akan bertemu dengan Romi dan istrinya di sana. Mereka berniat untuk double date. Farid sudah mengabarkan Ummi kalau siang ini akan makan di luar agar Ummi dan yang lain tidak menunggunya.
Setelah menempuh perjalanan selama 10 menit, mereka pun sampai di restoran.Ternyata Romi dan Dwi istrinya sampai terlebih dahulu. Mereka sudah duduk di salah satu meja yang terletak dekat dengan pintu masuk.
"Siang bro."
"Ah kamu sudah minum saja."
"Istriku haus, bro."
Farid memperkenalkan Siena kepada Dwi. Tujuan Farid memperkenalkan mereka berdua kepada istrinya selain agar lebih akrab, Farid ingin istrinya semakin yakin bahwa tidak ada apa-apa antara dirinya dan Romi.
"Oh iya, Dwi selamat ya atas kehamilannya."
"Terima kasih, Pak. "
"Lha kok masih panggil Pak, kamu itu sudah bukan karyawan ku lagi." Sarkas Farid.
Dwi adalah mantan pegawai Farid di restoran. Romi jatuh cinta kepadanya saat pandangan pertama.
"Baik kalau begitu boleh saya panggil Kakak saja? "
"Hem ide bagus."
Farid memanggil pelayan untuk memesan makanan dan minuman. Mereka pun makan siang setelah menu mereka datang. Selesai makan, mereka lanjut ngobrol.
"Bro, sepertinya malam pertamamu sukses. Apa yang aku beri sudah kamu pakai?" Bisik Romi.
Farid menghempas wajah Farid dengan tangannya.
"Jangan tanya yang macam-macam, itu rahasia."
"Haha.. okey, tapi aku ucapkan selamat ya. Semoga Farid junior segera launching."
"Aamiin... "
Siena yang pada dasarnya memang gampang akrab dengan orang lain, ia bisa menghidupkan suasana. Dwi yang pemalu menjadi nyaman ngobrol berempat dengan mereka.
Di pertengahan obrolan mereka, Farid pamit ke kamar mandi. Ia ingin membuang air kecil. Saat keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju mejanya, ada seorang anak kecil yang kira-kira berusia lima tahun menabrak tubuh Farid hingga anak tersebut terjatuh.
"Au.... "
"Astaghfirullah... maaf, saya tidak sengaja. Ayo Om bantu!"
Anak tersebut mengulurkan tangannya.
"Vino... kamu... " Ucapan ibu anak kecil itu terhenti saat melihat wajah Farid.
"Kak Farid.... "
Sudah lebih dari 10 tahun Farid tidak pernah bertemu dengannya. Namun saat ini, di waktu yang tidak disangka mereka bertemu.
"Ibu kenal Om ini? Vino yang salah tadi bu. Om maafkan Vino ya." Cerocos anak tersebut.
Farid mengalihkan pandangannya kepada Vino.
"Kamu anak baik, tidak apa-apa kok. Lain kali hati-hati ya. Maaf, permisi." Ujar Farid sambil mengusap kepala anak itu, kemudian ia berlalu dari hadapan mereka. Ia tidak ingin lebih istrinya menunggu lama. Lagipula ia tidak pernah berharap bertemu dengan masa lalunya itu.Ia juga tidak ingin merusak suasana hatinya jangan dapat ini sangat bahagia. Bukan berarti Farid masih menyimpan rasa kepada masa lalunya itu, namun readers pasti tahu kan maksudnya.
Ibu Vino hanya bisa diam tak berkata.
Farid pun kembali ke mejanya. Di sana nampak Siena sedang tertawa lepas bersama Dwi dan Romi.
"Sudah mau sore, ayo kita pulang." Ujar Farid.
"Ah mentang-mentang pengantin baru, keburu pulang saja. Masih sore bos!"
"Justru karena masih sore, mumpung belum terlalu macet. Kapan-kapan kita atur jadwal double date lagi."
"Siap bosku."
Mereka pun keluar dari restoran. Tentu saja Farid tidak perlu membayar makanan dan minuman yang dipesannya. Karena restoran tersebut adalah salah satu restoran milik sang ummi.
Dan mungkin sudah rencana Tuhan, saat di parkiran Farid bertemu lagi dengan Vino dan Ibunya.
"Om om.... " Panggil Vino.
Farid pun menoleh.
"Ini tadi punya Om kayaknya jatuh." Ujar Vino sambil memberikan klip dasi kepada Farid.
"Oh iya, terima kasih."
"Siapa, hubby? Lucu sekali." Ucap Siena.
Belum sempat Farid menjawab, Romi sudah heboh sendiri.
"Zania.. kamu Zania kan?" Ujar Romi.
"Eh Kak Romi. Iya kak. Kakak masih ingat dengan saya?"
Romi melirik Farid dan Siena.
"Ah iya, tentu saja. Wah lama tidak bertemu. Mana suamimu?"
"Itu ada, sedang rapat di dalam."
"Sayang, ayo masuk." Farid membukakan pintu untuk istrinya. Lalu berpamitan kepada Romi dan istrinya. Siena pun melambaikan tangan untuk mereka.
Siena dapat melihat wajah suaminya yang berubah salat melihat ibu dari anak tadi. Namun Siena tudak mau merusak suasana.
Setelah kepergian mereka, dengan rasa penasaran Zania bertanya kepada Romi soal Farid. Romi pun menjawab dengan seadanya. Setelah itu, Romi dan istrinya juga berpamitan kepada Zania.
"Ternyata kamu baru menikah kak. Apa sesakit itu akibat perbuatanku padamu? Kamu laki-laki baik, semoga kamu mendapatkan kebahagiaan." Batin Zania.
Vino mengajak Zania kembali ke dalam restoran. Mereka je mobil hanya untuk mengambil mainan Vino yang ketinggalan.
Farid dan Siena sudah hampir sampai di rumah. Selama dalam perjalanan, mereka berdua tak banyak bicara.
Akhirnya mereka pun sampai di rumah. Nampak Abi sedang duduk membaca kitab di kursi taman. Sedangkan ummi, menyiram tanaman di taman. Sungguh pemandangan yang sangat indah. Siena mengidolakan kehidupan mertuanya itu. Ia mengulum senyum melihat keduanya.
"Kenapa kamu senyum-senyum sendiri, sayang?"
"Huh, tidak apa-apa. Aku hanya senang melihat ummi dan Abi. Sepertinya kehidupan rumah tangga mereka adem ayem."
"InsyaAllah kita pun nanti begitu. " Ujar Farid sambil menarik pinggang Siena.
"By... lepaskan! Ini masih di luar. Malu kalau ada yang lihat."
"Berarti kalau sudah di dalam nggak malu?"
"Dih dasar mesum."
Siena berlari kecil menghindari suaminya.
"Eh tunggu! "
Farid mengejarnya.
Abi mengalihkan pandangannya kepada anak dan menantunya.
"MasyaAllah... dasar anak muda."
Farid dan Siena pun masuk ke dalam kamar.
Malam harinya.
Siena sedang asik bertukar pesan dengan para sahabatnya di Singapore. Mereka menanyakan perihal kehidupan Siena setelah menjadi seorang istri. Siena sampai tertawa sendiri membaca balasan dari sahabatnya itu. Farid yang penasaran melihat keseruan istrinya pun mendekatinya.
"Ehem... asik benar! Lagi bahas apa sih?"
"Bukan apa-apa, biasa anak muda!"
"Oh anak muda ya?"
"Ups, maaf hubby. Maksudku biasa kita, suka bercanda."
"Tidak dimaafkan." Ujar Farid, Pura-pura ngambek.
"Ish, gitu aja marah by. Kan, tadi cuma salah ngomong. "
Farid bersedekap dan memasang wajah dinginnya. Hal tersebut membuat Siena sedikit khawatir. Ia berpikir bagaimana caranya membujuk suaminya itu.
"Hubby jangan marah dong." Bujuk Siena sambil menggoyang yang Farid. Namun Farid tetap tak berkutik.
Bersambung....
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Hayo kenapa Siena mual terus saat naik pesawat apa sudah ada tanda2 Hamidun? ataukah memang beneran sakit lambung? 🤔🤔😇😇😇🤫