Lola Anggraini siswi SMA Kumbang cewek paling terkenal karena sifat bar-bar dan cuek nya. pertemuan dengan Angga cinta pertama Lola dari sejak masih kelas 6 SD membuat hati nya berbunga dan menganggap Angga masih pacar nya.
Tapi Angga yang dulu bukan lah yang sekarang, Di cuekin digalakin dijutekin ditolak oleh Angga adalah hal yang sudah biasa dengan mental pedenya seperti Om Tukul Arwana Lola mengacuhkan semua hal itu.
Sampai suatu malam Angga dengan kata-kata kasar meminta agar Lola menjauh dari hidup nya, sehingga membuat Lola berjanji pada dirinya sendiri untuk off bucin terhadap Angga.
Daren cowok badboy yang selalu mengejar Lola memberikan warna tersendiri mengisi hari-hari Lola dengan perhatian dan tulus nya cinta dan persahabatan.
Bagaimana kisah selanjutnya Apakah Lola benar-benar bisa off jadi seorang bucin baca ya guys biar gak kepo
jadiin favorit ya kalau udah baca.
Happy reading
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bu Ajeng
Seluruh isi kelas bergantian menatap kearah Lola yang duduk dengan muka datar super cuek dengan kacamata hitam nan lebar berbentuk cat eye yang menutupi mata dan sebagian pipinya.
"Halo Lola cantik, lu pakai kacamata gitu gue tambah naksir berat Beb," sapa Sony yang tiba-tiba datang dan duduk di atas meja depan Lola dengan songongnya.
Dibalik kacamata hitamnya tampak sekali Lola menatap sangat kesal cowok di depannya, Lola mengangkat jari telunjuknya ke atas sambil memukul jari itu ke kepala nya. Juwi melihat kode dari Lola langsung menahan tawa dan membuka WAG kelas 12 MIPA 2.
"Gays, sebentar lagi siap-siap bakal ada korban Lobar "
Tulis Juwi di grup WA yang membuat semua murid langsung tertuju ke arah Lola dan Sony lalu mulai membuka HP masing-masing.
"Lu tu beb, selalu yang terdepan dalam inovasi kenorakan di kumbang. Hidup Papua! Ups, sorry bar. Hidup Lobar!" ledek Sony sambil mengangkat tangan.
Lola membuka jari tengahnya berdampingan dengan telunjuknya sebagai tanda kedua, semua siswa dalam kelas mulai serius dan juga tegang ingin tahu video apa yang akan dishare oleh Lola di grup WA.
"Sayang yang gue taksir bukan lo Bar tapi-," ucapan Sony sengaja dia gantung dan dengan senyum menyeringai tangannya memegang kacamata Lola.
Refleks Lola menangis kasar tangan Sony hingga tubuhnya hampir sedikit berputar.
"Jangan sekali-kali lo berani menyentuh apa yang jadi milik GUE!" dengus Lola sambil mengangkat salah satu sudut bibirnya.
"Wow! Keluar macannya, Hahaha! Pok pok pok" ejek Sony sambil bertepuk tangan
"Go Beb Juwi, Jedag Jedug🎶🎶," perintah Lola pada Juwi untuk memutar musik DJ Bear funky Jedag Jedug.
Juwi memutar musik dari channel tik tok lagu yang di maksud Lola. Lola mulai mengangkat jari telunjuknya ke atas sambil digoyangkan mengikuti aluran musik remix, Untung saja guru belum datang. Suasana jadi riuh di kelas tak sedikit yang tertawa dan tersenyum melihat tingkah Lola terhadap Sony.
"Gila tuh cendol gak ada matinya ngadepin siapapun," batin Angga menatap kepala Lola yang cuek geleng-geleng mengikuti irama musik.
POSISI AMPHIBI SIAP UNTUK PRAKTIKUM PEMBEDAHAN ANATOMI 💪
JANGAN KAN ORANG LALAT AJA BISA PINGSAN KLO KENA MAGMA ILER DARI MULUT BUAYA YANG GAK MAU GOSOK KAKI 🤧
"HAHAHA ANJIT GILA HAHAHA!"
"Persis kek aslinya!"
"GOKIL BADAI HAHAHA!"
Tawa riuh seluruh kelas begitu membahana di seluruh ruang kelas melihat kiriman Video dan gambar Sony yang Lola share di grup WA kelas mereka.
Sony sempat bingung kenapa hampir seisi kelas tertawa sambil melihat HP lalu melihat ke arahnya.
"Anjrit!" teriak Sony langsung tersadar bahwa pasti Lola telah mengirim sesuatu di WA grup.
Sony pun langsung membuka hp-nya dan begitu dia melihat gambar dirinya di WA grup, wajahnya langsung memerah seperti kepiting rebus.
"BANGSAT LO! DASAR CEWEK GILA!" bentak Sony dengan posisi tangan siap meninju tepat di wajah Lola.
"HAPUS GAK LO! KALAU NGGAK GUE-" tangan Sony mulai gemetar dengan gigi gemeretak.
"Apa mau pukul gue? Coba aja kalau Lo berani!" tantang Lola menengadahkan wajahnya kearah Sony dengan mata mendelik.
BRETTT.
Sony menarik hijab putih Lola dengan kasar hingga rambut depannya terlihat sebagian, tangan Angga langsung mencekal lengan Sony dengan kuat hingga membuat Sony meringis kesakitan karena kuku Angga yang sengaja di tancapkan di kulit lengan Sony.
"LEPASSS!" teriak Angga dengan mata melotot tajam, hidung mendengus serta mulut mengerucut.
"Wah perang makin rame nih," gumam Robi tersenyum semangat.
"Hajar aja Cok!" mulut ember Robi mulai mengompori.
Sony melepaskan kan tangannya dari hijab Lola, Lola buru-buru merapikan hijabnya sementara tangan Angga menepis kasar lengan Sony hingga tubuh Sony terhuyung.
"Belagu Lo ya anak baru? A*n***g! Berani Lo nantangin gue?!" hardik Sony sambil mengayunkan tinjunya ke arah Angga.
"BERHENTI! KALAU KALIAN MAU JADI PREMAN DI LUAR SANA BUKAN DI SEKOLAHAN!" teriak Bu Ajeng yang sudah berdiri tepat di tengah pintu masuk kelas sehingga membuat suasana seketika diam membisu.
"Kembali ke bangku kalian masing-masing," perintah Bu Ajeng mulai dengan nada tenang.
Sony mendengus sambil membuang ingus yang tak ada dan mencolek salah satu sisi hidungnya, dia lalu kembali duduk di bangkunya dengan pandangan tajam penuh kemarahan ke arah Angga dan Lola.
Bu Ajeng adalah guru kimia yang cantik dan anggun yang berstatus jomblo, dia juga sangat ramah dan perhatian pada setiap siswa, hampir semua siswa menyukai beliau apalagi siswa cowok.
Bu Ajeng menatap Sony dan Angga bergantian, saat pandangannya jatuh pada Angga kebetulan Angga juga sedang menatapnya untuk beberapa saat mereka saling bertatapan sebelum keduanya mengalihkan pandangannya masing-masing.
"Astaga! Kenapa jantung gue berdebar," batin Angga menjadi grogi.
"Lain kali kalau kalian punya masalah tolong selesaikan dulu secara baik-baik jangan di dalam kelas apa di lingkungan sekolah, mengerti kalian." pesan Bu Ajeng dengan suara lembut keibuan.
"Ucup masih peduli sama gue, berarti hati dia masih ada gue walaupun nyempil juga kagak napa yang penting masih di anggap xixixi," batin Lola nyengir sendiri.
Juwi yang ada di sampingnya heran melihat sikap sahabatnya yang tiba-tiba mood-nya berubah.
"Hussstt!" panggil Juwi dengan bahasa isyarat.
Lola melirik ke arah Juwi sambil mengangkat kedua alisnya ke atas.
"Apaan," bisik Juwi penasaran sambil menutupi wajahnya dengan buku paket kimia.
"Kepo memperpendek umur," jawab Lola datar tanpa menoleh ke arah Juwi.
Melihat sikap sahabatnya yang menjengkelkan membuat Juwi menjadi gemas, jari-jari tangan Juwi merayap di bawah meja, dalam sekali cubit semut Lola tersentak kaget dan sakit hingga latahnya keluar
"CUMI ASEEEM PARE PAIT!" teriak Lola membuat seisi kelas kaget sambil tertawa dan menoleh ke arahnya tak terkecuali Bu Ajeng.
"Kenapa La?" tanya Bu Ajeng dengan senyum di bibirnya.
"Nggak Bu Ajeng, itu Cumi cubit semut paha Lola," kata Lola mengadu mengapa dirinya berteriak.
"La lepas kacamata hitam nya," perintah Bu Ajeng.
"Maaf Bu, Mata saya lagi sakit takut nular yang lain," jawab Lola berbohong.
"Oh ya udah kalo begitu," saut Bu Ajeng memaklumi.
"Juwi jangan bercanda kita mulai pelajaran kita, kalian buka halaman 58 nyambung pelajaran Minggu kemarin,"
Angga mencuri pandang ke arah Bu Ajeng dan saat netra nya melihat senyum manis Bu Ajeng mata Angga membulat sempurna.
"Cantik banget," gumam Angga lirih.
Deg
Jantung Lola serasa berhenti saat mendengar pujian dari suara yang sangat akrab di telinga nya.
"Gak mungkin, ini pasti bukan si Ucup yang bilang," batin Lola masih tak percaya kalau Angga naksir Bu Ajeng.
"Dia bidadari sekolah kita Cok," gumam Robi yang juga sedang terpesona dengan kecantikan Bu Ajeng.
Mendengar sautan Robi membuat
Angga seperti tersadar dengan spontanitas nya yang tak pantas.
"Gue nggak lagi muji dia, tapi lukisan di atas papan tulis," elak Angga bohong tapi berusaha tenang.
"Hah? Maksudnya lukisan itu cantik bro, mata Lo baik-baik aja kan nggak lagi burem kan," bisik Robi menelisik mata Angga membuat Angga risih dan sedikit gugup.
"Lah, emang salah kalau gue bilang lukisan itu cantik?" tanya Angga kesal tapi harus meladeni debat Robi.
"Rob, ada apa? Kok malah serius ngobrol sama sebelahnya?" tanya Bu Ajeng yang sedari tadi memperhatikan mereka berdua.
"Itu Bu cantik kata Angga lukisan itu cant-" kalimat Robi terpotong saat mulutnya di bekap sama Angga.
"Lukisan pak presiden dan wakilnya can cantik?" tanya Bu Ajeng sedikit heran dan menahan geli.
Bu Ajeng mengerutkan dahi lalu dia berdiri bersandar di meja guru sambil melipat tangan di dada.
"Kamu maju ke depan," perintah Bu Ajeng kepada Angga dengan isyarat matanya.
"Sa sa-ya Bu?" tanya Angga dengan suara gagap.
"Iya kamu," jawab Bu Ajeng sambil mengangguk.
Angga berjalan menuju depan kelas. Saat melewati Lola, Lola sempat melirik ke arah Angga.
"Nyerah gue," batin Lola lemas langsung tau kalau Angga naksir Bu Ajeng.
"Kamu anak baru ya?" tanya Bu Ajeng.
"Iya Bu," jawab Angga berusaha tenang.
"Siapa nama kamu?" tanya Bu Ajeng dengan wajah tak lepas dari senyum.
Deg deg deg
"Aroma Rose," batin Angga mencium wangi parfum dari tubuh Bu Ajeng.
"Kenapa jadi nervous gini," batin Angga mulai terlihat grogi.
"ANGGAAA BU!" saut para siswi serentak.
"Oh Angga, salam kenal Angga saya Bu Ajeng guru kimia kalian," kata Bu Ajeng.
"Ya udah boleh kembali ke bangku mu," perintah Bu Ajeng.
Pelajaran kimia pun di mulai