kehidupan pernikahan karena perjodohan dan keuntungan bisnis semata, membuat seorang putri satu-satunya keluarga konglomerat negeri harus merasakan hidup didalam sangkar emas yang penuh dengan dusta dan nestapa.
hingga sang cinta pertama datang dengan membawa kembali cinta dan kenangan yang pernah ada.
bukan cinta mereka yang salah, tapi keadaan yang membuat cinta itu kembali ada.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanswii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28
Malam ini, keluarga Aluna akan makan bersama dengan Doni, keluarga Aluna sudah sampai bandung sore tadi, dan mereka akan berangkat dari hotel yang sama dengan Abimanyu.
sedangkan Aluna, akan berangkat keruang mertuanya bersama dengan Doni, ya meskipun aluna sangat muak dengan lelaki itu, tapi untuk saat ini dia harus berakting dulu di depan keluarga suaminya, meyakinkan kalau mereka baik baik saja, sebelum dia membongkar semuanya.
Dengan percaya diri Doni menyodorkan lengannya agar aluna menggandengnya, tapi Aluna malah melengos meninggalkan Doni begitu saja, hingga Doni mempercepat langkahnya menyusul Aluna, tidak lucu kalau keluarganya curiga pada hubungan mereka.
"nak, kamu sudah datang", sapa ayah Aldo,
"iya ayah, bagaimana kabar ayah?", tanya aluna setelah menyalami tangan sang mertua,
"ayah baik nak, ayo masuk, bunda dan eyang sudah menunggu di dalam", ajak ayah Aldo tanpa menyapa putranya Doni yang berada di belakang Aluna.
Doni hanya bisa pasrah dan mengikuti langkah dua orang itu, untuk sebrang cukup semua percaya kalau hubungan Doni dan Aluna baik baik saja.
"Aluna, mantu bunda yang paling cantik, apa kabar nak, makin cantik saja kamu", ucap bunda Elsa memeluk Aluna erat,
"Luna baik bunda, bunda juga apa kabar?",
"bunda baik sayang",
"kamu gak mau peluk eyang juga lun?", ucap eyang putri seolah merajuk, Aluna terkekeh dan berganti memeluk eyang putri,
"eyang yang paling cantik, tentu Luna akan memeluk eyang", ucap Aluna membuat eyang putri tersenyum, Aluna memang selalu bisa membuatnya senang.
Ada satu manusia yang menatap tidak suka pada pemandangan itu, dia menatap Aluna penuh permusuhan, entah apa masalahnya dengan Aluna, hingga dia begitu tidak suka pada Aluna.
"kak Luna apa kabar?", tanya Yolanda basa basi,
"baik", jawab Aluna, dia bukan tidak tahu kalau adik Doni itu sejak awal tidak menyukainya, tapi yang membuat Aluna semakin kecewa adalah Yolanda tahu hubungan sang kakak dengan Mona, bahkan Yolanda beberapa kali mengantar Mona kerumah sakit untuk periksa kandungan.
"sambil menunggu keluarga kamu, kita duduk dulu di ruang tengah", ajak ayah Aldo dan disetujui yang lain.
Aluna duduk di samping bunda Elsa dan eyang putri, seolah kedua perempuan itu tak ingin jauh dari Aluna.
"bagaimana perusahaan kamu nak?", tanya ayah Aldo,
"baik yah, bahkan kemarin kami mendapat klien dari Amerika", jawab Aluna,
"wah, hebat kamu nak", puji bunda Elsa,
"bukan apa apa bunda, Luna masih harus banyak belajar", ucap Aluna,
"kakak makin sukses ya", ucap Yolanda menatap sinis Aluna,
"butuh kerja keras dan banyak pengorbanan agar bisa sukses, gak bisa langsung instan, apalagi memanfaatkan orang lain", jawab Aluna tenang,
"tapi kalau cuma sukses di karir aja gak etis donk kak, kak Luna Sampai sekarang aja belum hamil, apa karena kakak terlalu sibuk sama pekerjaan jadi mengabaikan kewajiban kakak sebagai istri?", ucapan Yolanda semakin menohok, sepertinya dia sengaja memancing Aluna.
Doni memelototi Yolanda, kenapa dia harus berbicara seperti itu, tapi Yolanda hanya cuek, sepertinya adiknya itu Memang sengaja,
Aluna menghembuskan nafas kasar, dia harus tenang dan mungkin sekarang lah saatnya, dia juga sangat muak dengan Yolanda yang pasti akan menyudutkannya terus.
"yola, jaga bicara mu", tegur ayah Aldo,
"Yola kan cuma bertanya yah, apa ada yang salah", tanya Yolanda,
"tidak apa yah, biar Aluna jelaskan sekalian disini", ucap Aluna tetap tenang, Aluna menatap Yolanda yang juga menatapnya penuh permusuhan,
"Yolanda, kamu pintar kan, kamu cerdas kan, sekarang coba jawab pertanyaan saya, apakah menurut kamu saya bisa hamil dengan melalui semua prosesnya sendirian, apakah menurut kamu saya bisa hamil kalau ternyata selama ini saya dan kakak kamu, bahkan tidak pernah sama sekali tidur bersama, apakah menurut kamu saya masih bisa hamil kalau bahkan sampai sekarang saya saja makan virgin, belum tersentuh sama sekali?", tanya Aluna, dia sudah muak dengan Yolanda.
bagaimana disambar petir, semua yang ada disana membelalak tak percaya dengan apa yang baru saja Aluna katakan, termasuk Doni dan Yolanda sendiri.
"maaf yah, Bun, eyang kalau pada akhirnya Luan harus mengatakan semuanya disini tapi Luna sudah benar benar lelah dan muak, sejak awal menikah Doni sudah berkata pada Luna kalau Luna tidak boleh terlalu berharap dengan pernikahan ini, karena dia menikahi Luna hanya demi perusahaan yang ayah kelola agar bisa menjadi milik dia, selama menikah dia selalu memperlakukan Luna semena mena, Tidak pernah menghargai dan menganggap Luna ada", nafas Aluna tercekat, ternyata berat juga mengatakan semuanya,
"selama ini dia sering pergi dari rumah dengan alasan pekerjaan kantor, lembur, ketemu klien diluar kota, awalnya Luna berusaha menjadi istri yang baik, tapi yang Luna dapat hanya hinaan dari Doni, jadi setelahnya Luna juga tidak mau peduli dan menganggap kamu bukan apa apa dan bukan siapa siapa", jelas Aluna lagi,
"nak...", panggil bunda Elsa lirih, air matanya sudah mengalir mendengar semua pengakuan Aluna.
"selama ini Doni selalu menganggap kalau Luna tidak akan beeani bercerai dengan dia karena memang selama ini Luna mempertimbangkan nama baik keluarga Luna kalau sampai Luna bercerai darinya tapi Luna muak, Luna tidak betah, dan Luna putuskan Luna akan menggugat cerai Doni",
Duaaar...
semua yang ada disana jantungnya hampir saja meloncat keluar mendengar ucapan Aluna,
"nak,,, apa tidak bisa diperbaiki lagi?", tanya eyang putri,
"maaf eyang, keputusan Luna sudah bulat, Luna mau menikah sama Doni karena Luna menghormati persahabatan ayah dan papa, tapi apa yang Luna dapatkan, hanya hinaan dan tindakan semena mena dari anak kalian", ucap tugas Aluna,
Bunda Elsa dan ayah Aldo tidak bisa berkata apa apa, bahkan Doni sekalipun, karena kalau dia bicara pun pasti Aluna akan semakin menyudutkannya, tapi dia juga Tidak rela diceraikan Aluna tanpa mendapat apapun.
"dan kamu Yolanda, kamu tenang saja, meskipun saya tidak pernah hamil anak kakak kamu, tapi kamu juga sebenarnya lagi akan segara mendapat keponakan kan dari istri kakak kamu yang lain, dan kamu tahu semuanya", ucap Aluna tersenyum miring,
Mata Doni dan yolanda sudah hampir loncat, Aluna mengetahui semuanya...
"lun, apa maksud kamu, jangan berkata yang Tidak tidak", ucap Doni Dengan suara meninggi,
"iya, kak Luna jangan ngawur", sahut Yolanda, dia juga ketar ketir, pasti ayahnya akan menghukum berat dirinya setelah ini,
Aluna melempar beberapa lembaran kertas yang sudah tercetak foto copy an surat nikah Doni dan Mona yang sudah dikirim Mona beberapa hari lalu.
mereka mengambil masing masing satu, dan tentu saja semua semakin membuat keluarga itu semakin kaget dan shock, dada ayah Aldo bahkan sudah sakit melihat apa yang ada di tangannya saat ini.
"Doni sudah menikah jauh sebelum menikah dengan Luna, dan saat ini istri pertamanya sedang hamil".