NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikahi Calon Anak Tiri

Terpaksa Menikahi Calon Anak Tiri

Status: tamat
Genre:Dosen / Konflik Rumah Tangga-Konflik Etika / Konflik etika / Cinta Seiring Waktu / Paksaan Terbalik / Tamat
Popularitas:14.8M
Nilai: 4.9
Nama Author: ntaamelia

SQUEL "GAIRAH SANG CASANOVA"

SERI KELIMA.


Hari pernikahan sudah ada di depan mata. Namun, pada kenyataannya pria bernama Chow Branson King Tan tidak bisa menikahi wanita pujaannya. Karena pada saat pemberkatan dia malah menyebut nama wanita lain, sebuah nama yang jelas berbeda dari surat undangan yang tersebar.


Sebuah tragedi yang terjadi beberapa jam sebelum acara sakral dimulai, membuat pria yang kerap disapa Choco terpaksa menikahi calon anak tirinya—Prilly Hadwin.

Dan karena alasan itulah, Choco mulai membenci Prilly.

Lalu bagaimana mereka akan menjalani kehidupan biduk rumah tangga? Sedangkan dalam hati Choco masih tersemat satu nama, yaitu Melinda—ibu tiri Prilly sendiri.

Akankah Prilly mampu meluluhkan hati Choco? Mari ikuti kisah mereka.

Ig@nitamelia05.

Salam anu 👑

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27. Tidur Bersama

Anak buah Aneeq telah memeriksa CCTV yang ada di rumah Pram. Akan tetapi sepertinya penyerangan itu sudah direncanakan, sehingga semua bukti tidak terekam.

Tidak ada benda yang bisa mereka bawa. Karena ponsel Pram sepertinya sudah dihancurkan. Namun, akal mereka tidak akan habis begitu saja.

Mereka langsung menghubungi Aneeq untuk memberikan informasi, pada pukul berapa Pram menghilang. Karena mereka akan melacak melalui CCTV jalanan.

Mereka harus memiliki akses untuk meretas rekaman tersebut. Agar tidak perlu melibatkan kepolisian.

"Aku sudah mengirim semua data Pram ke email. Cek dan lacak dengan sebaik mungkin. Hidup atau mati, kalian harus segera menemukan pria itu. Jika tidak, maka reputasi kalian taruhannya," ucap Aneeq tanpa segan.

Siapa yang berani membantah ucapannya? Karena perusahaan gelap pun mengenal Aneeq yang dikenal begitu tangguh dalam menghabisi lawan-lawannya.

"Baik, Tuan. Sebentar lagi kami akan memberikan kabar baik pada anda," jawab anak buah Aneeq. Membuat pria tampan itu langsung menyunggingkan senyum.

"Aku tunggu secepatnya!"

Setelah panggilan itu terputus. Mereka segera bergegas untuk melanjutkan misi selanjutnya. Mereka tidak boleh gagal, atau mereka akan kehilangan pekerjaan.

Dengan beberapa tipuan, mereka berhasil mengakses rekaman CCTV sepanjang jalan raya di sekitar tempat tinggal Pram. Hingga mereka menemukan mobil pria itu, yang tengah melaju ke arah yang berlawanan dari perusahaan Guero Grup.

"Itu dia!" ucap salah satu anak buah Aneeq. Mereka mencoba menelisik terlebih dahulu, mencoba untuk menebak, ke mana arah yang mereka tuju.

"Aku harus melapor lagi, karena ini semua membutuhkan waktu yang tidak sedikit," timpal satu orang lagi, yang merupakan pimpinan dari mereka semua.

***

Sore hari.

Pulang dari perusahaan Aneeq tak langsung pergi ke kamarnya. Dia lebih dulu mencari keberadaan Choco, untuk menasehati sang adik.

Dia tidak mau Choco terus-menerus bersikap semena-mena. Apalagi kini Prilly tengah membutuhkan dukungan dari orang-orang terdekatnya.

Aneeq terus berbicara panjang lebar, karena dia ingin Choco membuka hati dan pikirannya. Dia tidak mau Prilly dijadikan tameng oleh Melinda, hingga gadis itu selalu salah di mata adiknya.

"Jangan hanya memandang satu sisi, Cho. Karena masih ada banyak sisi yang mesti kamu pahami. Bukalah matamu, karena kamu tidak bisa menilai Prilly dengan mata terpejam. Lihat perjuangannya untuk mempertahankan pernikahan kalian, tatap dia dari segala sisi yang tidak pernah kamu lihat. Jangan sampai kamu menyesal, baru kamu menyadari semuanya," kata Aneeq dengan gamblang.

Dia menatap Choco yang bungkam, karena sepertinya pria itu tidak sanggup untuk berkata-kata.

"Jangan karena tidak ada Mommy dan Daddy, kamu juga jadi seenaknya. Di sini ada aku sebagai pengganti mereka. Aku yang bertanggung jawab penuh atas kalian!" sambungnya lagi, sementara Choco merasakan bahwa lidahnya telah kelu.

Mereka saling terdiam, hingga kesunyian yang menjadi teman. Hingga akhirnya Aneeq menghela nafas kasar. "Kamu sudah besar, Cho! Aku yakin kamu bisa memilih mana yang terbaik untukmu, tapi saranku, berubahlah sebelum semuanya terlambat."

Sebelum melangkah keluar dari ruang kerjanya, Aneeq lebih dulu menepuk-nepuk bahu sang adik. Tubuh Choco terasa kaku, hingga tak mampu untuk digerakkan. Sementara otak pria itu terus-menerus berputar. Seolah mencari jalan keluar.

***

Malam sudah kian larut, Choco dan Prilly sudah di tempat pembaringan masing-masing. Choco di sofa, dan Prilly di atas ranjang.

Namun, sampai saat ini keduanya masih sama-sama terjaga. Otak dan hati mereka seperti menjadi satu, hingga tak kenal lelah untuk berpikir bagaimana ke depannya.

Hingga lamunan mereka sama-sama buyar oleh sebuah ketukan pintu. Disusul suara gadis kecil, yang memanggil Choco dengan sebutan Kakak.

"Kak Choco, ini Yoy, Kak Choco udah tidur belum?"

Mendengar itu, tentu saja Choco langsung terbangun. Memastikan bahwa di luar sana benar-benar suara adiknya.

"Kak Choco!" panggil Gloria lebih keras. Membuat kedua orang yang ada di dalam sana langsung terduduk di tempat masing-masing.

Mereka saling tatap sekilas, lalu Choco memutusnya lebih dulu. "Iya, ada apa, Yoy?"

"Kak, Adek boleh masuk nggak?"

Choco langsung melangkah ke arah pintu, lalu membuka benda persegi panjang itu. Tanpa dipinta, Gloria langsung masuk ke dalam kamarnya.

"Kak, Adek tidur sama Kak Choco dan Kak Prilly yah?" rengek Gloria tiba-tiba.

"Lho memangnya ada apa dengan kamarmu? Kan di sana juga ada Fierce."

"Yoy nggak bisa tidur, nggak ada yang peluk Yoy kayak Daddy."

"Ya sudah biar Kakak yang tidur di kamarmu."

"Ah, nggak mau. Yoy mau tidur bertiga!"

"Tapi—"

"Kalau begitu biar Yoy telepon Daddy!" ancam gadis cilik itu.

Choco langsung menghela nafas panjang, dengan adanya Gloria, tentu dia tidak bisa tidur di sofa. Namun, menolak pun rasanya percuma. Karena dia tahu adik bungsunya begitu manja.

"Ya sudah, tapi janji langsung tidur?"

Gloria langsung tersenyum sumringah. Dia mengangguk lalu berlari ke arah ranjang, sementara Prilly hanya bisa melongo.

"Kamu tidur di sini?" tanya Prilly dengan tatapan polos.

"Iya, Kak. Kita tidur bertiga."

Mendengar itu, Prilly hanya mampu mengedipkan kelopak matanya. Sementara Choco terlihat acuh tak acuh. Mau tidak mau Choco pun ikut berbaring di samping Gloria, tetapi sebelum ia memejamkan mata, sang adik kembali merengek.

"Kak, cium kening dulu. Baru setelah itu ucapkan selamat tidur."

Tanpa protes Choco langsung melakukannya. Karena meladeni Gloria hanya buang-buang tenaga.

Cup!

"Good night, My Girl," ucap Choco.

"Good night, My Old Brother."

Akhirnya Choco bisa bernafas dengan lega. Akan tetapi sepertinya nafas itu hanya sampai di pangkal hidungnya, sebab Gloria kembali buka suara.

"Kok Kak Prillynya nggak dicium, Kak?"

"Hah?" kompak kedua orang dewasa yang ada di samping Gloria.

Choco langsung terlihat gelagapan. Tak berbeda jauh dengan Prilly. "Ah, tadi Kak Prilly udah duluan, Yoy." Jawab gadis itu dengan tergagap.

"Tapi Yoy mau lihat, kan seperti Mommy dan Daddy."

Choco menelan ludahnya kasar, Gloria benar-benar ancaman. Sedangkan di tempatnya Prilly tampak sangat kikuk.

Untuk beberapa saat ke depan tidak ada yang bergerak, juga tidak ada yang bersuara. Hingga akhirnya Gloria kembali dengan aksinya. "Ayo dong, Kak. Yoy udah ngantuk banget."

Astaga, bocah kecil ini ada-ada saja! Rutuk Choco di dalam hati.

Dengan terpaksa Choco pun akhirnya mengikuti kemauan Gloria. Dia menatap Prilly, lalu meminta gadis itu sedikit mendekat. "Sini!"

Sumpah demi apapun, jantung Prilly langsung berdebar dengan kencang. Padahal mereka sudah pernah melakukan sesuatu lebih dari itu. Dengan perlahan dia pun mendekat ke arah Choco. Hingga kecupan lembut mendarat di keningnya.

"Nah, begitu dong. Sekarang kita tidur," teriak Gloria kegirangan. Dia tidak sadar telah sukses membuat kedua orang itu dilanda kecanggungan.

Bahkan jantung Prilly nyaris tak bisa diselamatkan, saat Gloria menyatukan tangan mereka berdua. "Kita tidur sambil berpelukan."

***

Pelukan ga tuh😝😝😝

Gue udah up tiga bab nih, mana janjiiii kalean🤸🤸

1
there
baca sinopsis nya agak bingung
trua liat respon pembaca dari komen nya kok kayak seru baca nya
penasaran baca 1 bab dulu
eh malah tertarik
Siti solikah
rasain
Wayan apriani
keren ceritanya
Wayan apriani
Buruk
uhuuyyyyyy
sdh baca aq thoorr kocak seru sedih
uhuuyyyyyy
lanjutkan Prillyyyyyy
uhuuyyyyyy
wakakakakkakak...akuu syuka aku syuka ....jaili teruuusss yaa Prilly yaaaa....goodjob ...teruuusss smpek tanduknya tumbuh 100😂😂😂😂
uhuuyyyyyy
hiliihhh marah marah aja...tp kamyu suka kaaan ular mu di lihat prillyyy😂😂😂
Ina Risna
huaa ga kuat😢😭
Ina Risna
Haha ampun da,, btw ceritanya seru kak author.. terimakasih❤️
aryuu
selalu bagusssss ceritanya... 🥰😘❤️🌹
CTzue Bai'Hamsya II
Luar biasa
juwita
mampir
Siti solikah
mampus kau chocho
Sri Lie
Luar biasa
Siti solikah
duh manisnya chocho
Siti solikah
lezatnya
Siti solikah
chocho ada2 aja
Aster
.
Koni Saputri
seharus Prilly biasa aja,,, biarkan si choco itu penasaran dengan sikap mu Prilly bila perlu cuekin dia🤗🤗🤗
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!