Mati-matian berusaha dan berakhir gagal membuat Deeva enggan membuka hati, tapi sang ibu malah menjodohkannya tepat dimana perasaannya sedang hancur. Diantara kemalangannya Deeva merasa sedikit beruntung karena ternyata calon suaminya menawarkan kerjasama yang saling menguntungkan.
"Anggap gue kakak dan lo bebas ngelakuin apa pun, sekalipun punya pacar, asal nggak ketahuan keluarga aja. Sebaliknya hal itu juga berlaku buat gue. Gimana adil kan?" Arshaka Rahardian.
"Adil, Kak. Aku setuju, setuju, setuju banget." Deeva Thalita Nabilah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Net Profit, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kantor
“Tunggu di sini, kalo butuh apa-apa telpon aja. Gue ada urusan bentar di ruang sebelah.” Ucap Shaka sebelum meninggalkan ruangannya. Deeva tak menjawab, ia hanya mengangguk seraya duduk di sofa. Dia sudah lumayan lelah mendengar omelan Shaka selama perjalanan ke kantor tentang insiden hari ini. Namun anehnya Shaka bukannya memfokuskan perkara terkurung di kamar mandi sekolah, lelaki itu malah menggaris bawahi soal dirinya dan Dewa yang berjalan berduaan tadi.
Berada di ruangan sendiri, Deeva yang merasa lelah merebahkan diri seraya memainkan ponselnya. Hari pertama sekolahnya tak menyenangkan karena insiden terkunci di toilet sekolah. Bolak balik memikirkan apakah mungkin jika insiden tadi disengaja? Rasanya tak mungkin, masa baru masuk satu hari sudah langsung punya musuh. Tapi di sisi lain melihat kondisi toilet yang masih bagus rasanya tak mungkin jika kuncinya rusak begitu saja.
Deeva mulai mengamati ruangan tempatnya berada. Nuansa putih mendominasi ruangan itu dengan ketarangan branch manager tercacat pada name desk yang berada di atas meja. Di sana juga ada cake cokelat yang sangat menggugah selera. Deeva mau, tapi berhubung masih terbungkus rapi ia jadi enggan membukanya, terlebih yang punya tak ada di tempat.
"Branch manager apaan sih? baru kali ini nemu. biasanya di bank paling ada teller, customer service. ini apaan yah kerjaannya?" gumam Deeva seraya mencari di internet. Jika soal teller dan Customer service sudah tak aneh lagi baginya.
Matanya berbinar kagum saat membaca hasil mesin pencarian yang tak sampai seputuh detik sudah menampilkan informasi terkait kata kunci yang ia tulis tadi.
"Wow... beneran kepala cabang Kak Shaka." tak puas sampai sana Deeva mulai mencari informasi mengenai Bank tempat Shaka bekerja.
"Amazing... keren banget Kak Shaka. Gue kira yang mama omongin waktu itu tuh omong kosong, ternyata beneran Kak Shaka kepala cabang." lanjutnya.
Mulai bosan mengamati sekitar, Deeva kembali memikirkan kejadian di sekolah tadi,"kok bisa yah? Apa mungkin yang diomongin Dewa ada benernya? ada yang sengaja ngunci gue di kamar mandi?"
Hm... Deeva mulai berpikir berbagai kemungkinan tapi rasa-rasanya ia tak membuat masalah apa pun hari ini.
“Bodo amat lah gue nggak peduli.” Tak mau berpusing-pusing Deeva memilih lanjut memainkan ponsel meski tetap saja rasanya membosankan. Scroll media social sudah tak semenyenangkan dulu. Semenjak kehilangan Dirga segala sesuatu rasanya tak menyenangkan. Apalagi melihat postingan cowok idaman yang terus menerus memosting foto kebersamaannya dengan Lengkara.
“Huh! Paling juga HP Dirga diambil Kara jadi dia posting sesuka hati.” Ucapnya dengan sedikit kesal dan meletakan ponselnya ke meja.
“Bosen banget ampun dah. Kak Shaka mana sih? katanya cuma sebentar tapi kok lama.” Ucapnya setengah menguap kemudian tak lama pergi ke alam mimpi.
Deeva mengerjapkan mata dan berteriak saat merasa tubuhnya diangkat hingga Shaka yang mengangkatnya kaget dan reflek menjatuhkan Deeva.
“Aduh! Sakit tau Kak!” keluhnya seraya berusaha bangun.
Shaka mengulurkan tangan membantu Deeva bangun, “sorry, sorry abis lo teriak gue jadi kaget.”
Deeva cemberut. “Lagian ngapain Kak Shaka pake ngangkat aku segala. Cari-cari kesempatan yah?” tapi ia tetap menerima uluran tangan Shaka.
“Kesempatan apaan? Apa yang diharepin dari lo yang pendek kecil ini.” Shaka menggusak gemas kepala Deeva yang hanya berdiri di depannya saja hanya sebahu, tapi tak dipungkiri meski pendek Deeva tetap imut dan manis. Padahal jika berdasarkan standar tinggi badan rata-rata orang Indonesia Deeva tidak termasuk gadis pendek karena tingginya 162 Cm, hanya saja Shaka termasuk cowok spek gapura kabupaten sehingga Deeva hanya sebahunya.
.
.
.
Like komen dulu sebelum lanjut guys
kalo bingung mau komen apa tinggal komen "next" aja aku udah happy wkwkwkkw
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
Aku ya gitu seperti Deeva, malah tahan diem berhari-hari. mending diam, g nguras emosi.