Ratih Tidak Percaya Kalau Pernikahannya Dan Akmal Akan Berakhir Hancur, Lima Tahun Bukanlah Waktu Yang Singkat, Namun Saat Ratih Telah Melahirkan Putri Pertama Mereka Yang Sudah Lama Mereka Dambakan, Namun kenyataan Pahit Menimpa Ratih, Akmal Berselingkuh Dengan Teman Dekat Ratih Seorang Janda Beranak Dua.
"Lihat Saja Mas, Akan Ku Balas Pengkhianatanmu." Ratih Gelapa Mata, Ia Bersekutu Dengan Seorang Dukun, Dan Merencanakan Pembalasan...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom young, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SANTET 18
"Akhirnya Masuk Juga Ia Kedalam Perangkap Ku!" Ki Jambu Arsa Tersenyum Samar, Senyuman Liciknya Sama Sekali Tidak Terlihat, Karena Hanya Mengandalkan Lilin Damar Minim.
"Arwah Yang Mati Penasaran Bisa Saja Menuntut Dendam Ratih." Ucap Ki Jambu Arsa, Membuat Ratih Semakin Panik.
"Dendam?...." Ratih Mengerutkan Alisnya, Takut. "Dendam Apa Yang Aki Maksud?... Karena Ia Mati Tidak Wajar?" Nada Suara Ratih Paruh, Dan Gemetar.
"Seperti Itulah Ratih, Arwah Yang Mati Penasaran Akan Menuntut Dendam, Sukmanya Masih Bergentayangan." Ki Jambu Arsa Mulai Mengarang Cerita, Ratih Sampai Ketakutan.
Mendengar Ucapan Ki Jambu Arsa, Deru Nafas Ratih Tak Beraturan, Keringatnya Mulai Menetes, Padahal Suasana Dalam Hutan, Sedang Dingin Karena Hembusan Angin yang Sepoi Sepoi.
"Bagimana Caranya Agar Saya Tidak Di Ganggu Arwah itu Ki?... Kan Ki Jambu Arsa Sendiri Yang Sudah Memberikan Saya Ilmu Untuk Menyantet Mas Akmal."
Suasana Malam di Tengah-Tengah Hutan Tiba-Tiba Saja Hening, Pembicaraan Ki Jambu Arsa, Dan Ratih Mulai Serius.
"Ada Syarat Yang Harus Kau Tempuh, Akan Ada Kembali Jiwa Yang Kau Korbankan."
"Tumbal Lagi?" Ratih Menggigit Bibir Bawahnya Dalam-Dalam, Sejujurnya Ia Juga Masih Bingung, Karena Ilmu Santet Pitung Dino Saja Sudah Memakan Beberapa Korban, Dan Syarat Sekarang Harus Ada Korban Yang Lain.
"Kenapa Kau Ragu?" Ucap Ki'Jambu Arsa, Melihat Wajah Ratih Yang Nampak Ragu.
"Apa Syaratnya Ki?"
Dalam Hati Ki Jambu Arsa Tertawa Puas, Karena Ratih Diam-Diam Menyetujui Persyaratannya. "Selangkah Lagi Orang-Orang Akan Tunduk Padaku." Gumam Ki'Jambu Arsa.
"Kau Harus Memakan Ari-Ari Bayi Setiap Bulan, Pada Tanggal Lima Belas Jawa."
Ratih Gelagapan, Syarat Yang Awalnya Hanya Dilakukan Satu Tahun Sekali, Kini Malah Harus Dilakukan Setiap Bulan.
Ratih Mengecap Ludah, Rasanya Yang Kemarin Masih Bisa Ia Bayangkan. "Apakah Dengan Cara Itu, Arwah Mas Akmal Dan Arimbi Tidak Akan Menggangu Saya Ki?"
"Tidak Akan, Karena Dengan Cara Itu, Tubuhku Akan Kembali Muda, Dan Aku Bisa Melindungi mu." Tutur Ki'Jambu Arsa, Masuk Akal Untuk Ratih Yang Gampang Terkena Tipu Daya Oleh Dirinya.
"Baik Ki semua Akan Saya Lakukan Asalkan Tidak Ada Yang Berani Mengusik Hidup Saya." Ratih Terseyum Lega. Meskipun Ia Tidak Tahu Syaratnya Akan Berhasil Atau Tidak, Karna Entah Harus Kemana Ia Mencari Para Wanita Hamil.
Sebelum ia Pulang, Ratih Menanyakan Soal Kemarin Saat Dirinya Berada Di Sendang Bersama Ki'Jambu Arsa Muda. "Ki' Yang Kita Lakukan Disendang Malam Itu Apakah Benar Semua Itu Terjadi Ki? Atau Hanya Perasaan Saya Saja?" Ragu-ragu Ratih Bertanya.
Deru Nafas Ki'Jambu Arsa Terdengar Panjang, Jika Diperhatikan Kakek Tua Renta Tidak Akan Mungkin Kuat Mengagahi Ratih Yang Muda, Namun Semua itu Bisa Saja Dilakukan Jika Benar Malam Itu Ratih Tidak Salah Lihat Ki'Jambu Arsa Bisa Berubah Muda, Setelah Ia Melakukan Ritual Memakan Ari-Ari Bayi.
"Kelak Kau Akan Tahu Sendiri Ratih..." Ucap Ki Jambu Arsa, Membuat Ratih Bungkam.
Ratih Kembali Dengan Perasaan Campur Aduk Dihatinya. Ingatannya Menerawang Jauh Kemana-Mana, "Jika Saat itu Mas Akmal Tidak Menghajar Ku Dan Membuang Ku Kehutan, Mungkin Aku Tidak Akan Bertemu Dengan Ki'Jambu Arsa."
"Dan Dendam Kesumat Didadaku Tidak Akan Membara, Bukankah Orang Yang Jahat Adalah Orang Yang Terlahir Baik Namun Tersakiti, Kali ini Mas Akmal Dan Arimbi Sudah Mati, Sekarang Tingal Bagimana Caranya Aku Melanjutkan Peran, Entah Nanti Kedepannya Akan Seperti Apa?... Aku Tidak Akan Perduli!... Yang Terpenting Aku Adalah Seorang Janda Terhormat, kaya Banyak Uang, Dan Juga Disegani. Semua Laki-Laki Takluk Dan Tunduk Padaku." Ratih Terseyum Samar, Para Kau Adam Jelas Tergoda Dengan Kecantikan Ratih, Maka Dari Itu, Jika Dirumah Ratih Jarang Sekali Keluar Rumah, Ia Takut Jika Para Suami Ibu-ibu Akan Tergoda Padanya. Dan Jika Dikampungnya Ratih Berurusan Dengan Para Suami Ibu-ibu Akan Panjang.
Sesampainya Dirumah, Ratih Berjalan Menyusuri Ruangan, Suara Rena Mengaji Masih Terdengar Samar, Namun Masih Jelas Ditangkap Telinga, Karena Malam Yang Hening.
Ratih Kembali Acuh Dengan Keaadan Adiknya Saja Ia Engan Bertanya. ia Langsung Masuk Kedalam Kamarnya, Mengecek Kalender Jawa Kapan Tangal Lima Belas Itu Akan Tiba.
"Tanggal Lima Belas Jawa, Tingal Tiga Hari Lagi. Aku Harus Cari Dimana Ibu-ibu yang Sudah Memasuki Bulan Kelahiran Bayi Mereka?" Ratih Duduk Dikasur, Menarik Nafas Dalam. Memikirkan Cara Agar Menemukan ibu-ibu Yang Sedang Hamil Di kampungnya.
Karena Berjalan Terlalau Jauh Kakinya Nyeri, Ia Memijat Kakinya Sambil Selonjoran, diatas Kasur, "Kapan Aku Bisa Pindah Kerumah Baru Ku, Dan Menyewa Pembantu, Agar Aku Bisa Melancarkan Aksiku Disini Tampa Orang-Orang Kampung ini Curiga Padaku."
.
.
Rena Sedang Menyapu Halaman Rumahnya, Pagi-Pagi Sekitar Jam Tujuh, Tiba-Tiba Saja Ada Sebuah Mobil Terparkir Di halaman Rumah, Di bawah Pohon mangga.
Seseorang Berpakaian Rapih, Memakai Sepatu Dan Juga Berkacamata Polaroid, Rambutnya Berkilau Kecoklatan Saat Terkena Cahaya Matahari Pagi.
Rena Memperhatikan Dan Sesekali Mencuri Pandang Pelan, Meskipun Tidak Asing Dengan Wajah Laki-Laki Yang Berjalan Mulai Mendekatinya.
"Permisi Dek' Ratih Ada?" Logat Bahasa indo Yang Tidak Terlalu Fasih, Namun Masih Bisa Ia Pahami.
Tuan Zacky Mengunjungi Rumah Ratih Kembali, Setelah Beberapa Kali Ia Mendatangi Rumah Bordir Namun Sama Sekali Ratih Tidak Mau Menemuinya.
Rena Faham Sadar Kalau Laki-Laki Itu Juga Adalah Laki-Laki Kesekian Kalinya Yang Diam-Diam Bertanya Padanya Mengenai Kakanya, Namun Tuan Zacky Sangat Berbeda, Ia Datang Langsung, Biasanya Laki-Laki Yang Mencari Kakanya Hanya Sampai Didepan Rumah. Jika Sudah Mendapatkan Jawaban Mereka Tidak Akan Berani Masuk.
"Ada, Mba Ratih Didalam, Ada Perlu Apa Mencari Kaka Saya?" Suara Rena Lirih Namun Tegas, Jelas Saja Sejujurnya Ia Tidak Rela Jika Kaknya Terus Akrab Dan Gampang Berbaur Dengan Laki-Laki.
Tuan Zacky Membuka Kacamatanya, Alisnya Tebal Hampir Menyatu, Hidungnya Mancung, Sama Persis Seperti Artis Hollywood Dalam Seris Tv Kesukaannya.
Manik Mata Hazel Tuan Zacky Menatap Rena, Yang Mengunakan Jilbab Hitam Andalannya. "Tenang Saja, Saya Tahu Kecurigaan Mu, Tapi Tenang Lah, Tujuan Saya Datang Baik-Baik. Saya Datang Ingin Membicarakan Pernikahan."
"Pernikahan?... Mba Ratih Ngak Bilang Dia Bakalan Menikah?" Ucap Rena Spontan Kaget, Rena Mendongak Ia Membalas Menatap Manik Mata Hazel Tuan Zacky yang Terlalu Tinggi.
Tuan Zacky Terseyum,Melepas Kacamatanya Dan Menaruhnya Di Sakunya. "Jadi Bisakan Saya Bertemu Dengan Ratih?" Tuan Zacky Mengedikan Bahunya.
"Rena Kau Sedang Bicara Dengan Siapa?" Ucap Bu Mirah Lantang Keluar Dari Dalam Rumah, Saat Melihat Tuan Zacky, Bu Mirah Langsung Mengecilkan Suaranya. Berlaga Anggun Dan Penuh Wawasan.
"Oh... Tuan Zacky?... Mari Masuk.. Kapan Anda Datang Tuan?." Bu Mirah Menghaluskan Nada Bicaranya, Dan Menyuruh Rena Melanjutkan Pekerjaannya, Dengan Tatapan Isyarat Mata Yang Mengedip.