Bijaklah dalam membaca!!
Firo, seorang pria malang yang dianggap gila. Salah satu keluarganya sengaja mengasingkan Firo dan mencampurkan ganja di makanannya sejak kecil. Dia sanggup bertahan hingga dewasa demi mengungkap siapa pelaku pembunuh ibunya.
Medina, gadis cantik yang mau menikah dengannya, menemani Firo mengungkap misteri yang tersimpan rapat di keluarganya.
Balas dendam, pembunuhan dan keikhlasan mengiringi perjalanan pernikahan mereka yang penuh dengan cinta dan tangisan.
Akankah mereka berakhir bahagia? Atau akan berakhir menyedihkan?
Simak kisahnya disini.
follow Ig author: @afsheen_yanyan
Cerita ini di bumbui adegan romantis, balas dendam dan juga pembunuhan.
Terimakasih sudah membaca novelku
jangan lupa tinggalkan like dan komentarnya.
Salam hangat_Afsheen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Afsheen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sakit
Dokter memanggil mereka berdua,
"Bi, seharusnya Firo di rawat di rumah sakit"
Mendengar itu Bi Inah terdiam.
"Bisakah Firo hanya di rawat di rumah?" tanya Bi inah kepada Dokter itu.
"Baiklah, Firo akan aku infus, Tetapi Bibi harus sering pantau keadaan Firo. Obatnya juga harus rutin di minum kalau ada apa-apa cepat cepat hubungin aku lagi," ucap Dokter itu sambil memasang infus di sebelah tempat tidur Firo.
Setelah selesai dokter itu pamit pulang. Dokter itu percaya kalau Bi inah bisa mengurus pasiennya. Karena dulu Bi inah adalah mantan perawat, dia mengerti bagaimana menangani pasien yang sedang sakit.
"Baiklah dok, Terima kasih!" sahut mereka berdua.
Setelah selesai Bi inah mengantar kembali dokter itu keluar rumah.
Medina menemani Firo di kamarnya.
"Bi kenapa Firo tidak di bawah ke rumah sakit saja, Bi?" tanya Medina kepada Bi inah yang baru datang.
"Maaf non, Untuk kebaikan Firo. Tuan muda harus tetap berada di rumah"
"Tapi Bi, Aku takut keadaan Firo semakin memburuk"
Medina merasa kasihan dengan keadaan Firo.
"Bi! Kenapa Firo harus menutupi kalau sebenarnya dia sudah tidak gila?"
Pertanyaan Medina membuat Bi inah terkaget, wanita tua itu bingung harus menjawab dari mana.
"Katakan kepadaku Bi yang sejujurnya!"
Medina menggenggam tangan Bi inah yang sudah keriput.
"Non, tidak seharusnya aku menceritakan semua tentang Firo kepada Nona" ucapan Bi inah membuat Medina tersinggung.
"Lalu buat apa aku disini, lagi pula aku sudah mengetahui kalau Firo hanya berpura-pura gila" Nada bicara Medina mulai mengeras.
Bi inah melihat ketulusan hati Medina, dia yakin Medina anak yang baik yang bisa menyimpan rahasia suaminya.
"Baiklah Non, kalau nona ingin mengetahuinya, Berjanjilah pada bibi kalau Nona bisa menyimpan rahasia ini"
Medina mengangguk.
"Aku berjanji bi, Aku akan menyimpan rahasia ini"
Bi inah mulai bercerita.
Firo yang waktu itu tidak mempercayai ibunya meninggal begitu saja, apalagi melihat perlakuan Nyonya Stella yang semena-mena membuat Firo mencurigai Nyonya Stella yang telah membunuh ibunya.
Firo sering melihat ibunya menangis di kamar, Bahkan anak kecil itu sering melihat ibunya di perlakukan semena-mena oleh ibu tirinya.
Firo beranggapan ibu tirinya yang meracuni ibunya.
Firo sempat bilang ke ayahnya kalau ibunya mati di bunuh tetapi Tuan Bram malah meyakinkan Firo bahwa ibunya meninggal karena penyakit jantung.
Semenjak kematian ibunya, Firo sering menyendiri dan melamun. Hal itu membuat Tuan Bram sangat spesial memperlakukan Firo. Tetapi tidak dengan Nyonya Stella, dia sangat iri melihatnya.
Setiap Tuan Bram tidak ada Nyonya Stella sering memukuli Firo dengan alasan karena Firo tidak bisa di atur. Firo bahkan pernah di tenggelamkan di kolam dan membiarkannya begitu saja. Beruntung saat itu ada salah satu asisten rumah tangga yang menolongnya.
Suatu ketika Firo yang menyadari ada kejanggalan atas kematian ibunya, memiliki keberanian datang ke kamar ibu tirinya saat tertidur.
Entah bisikan setan dari mana,
Firo datang membawa pisau di tangannya.
Firo saat itu seperti orang kesetanan menghunuskan pisau ke arah ibu tirinya yang sedang tidur. Namun belum sempat pisau itu mengenainya, Nyonya Stella tiba-tiba terbangun.
Sontak Nyonya Stella ketakutan dan meminta tolong.
"Apa yang kamu lakukan?" Nyonya Stella bertanya sambil gemetar takut Firo menghunuskan pisau ke arahnya.
"Kenapa kamu membunuh ibuku?"
Tatapan anak berusia belasan itu tampak marah.
"Mak- maksud kamu apa Firo?" tanya Nyonya Stella terbata.
"Jangan pura-pura tidak berdosa kamu wanita sialan!" tangan Firo mencekik leher Nyonya Stella.
"To...long... Tolong....lepaskan aku!" Dengan nafas tersedak Nyonya Stella berusaha teriak.
Tiba-tiba saja Kepala Firo mendadak pusing. dia melemparkan pisau di tangannya ke sembarang arah. Dipeganginya kepalanya yang semakin berat.
Mendengar teriakan Nyonya Stella Pelayan di rumah itu langsung berhamburan ke kamarnya.
Dengan cepat seorang pelayan lelaki mengamankan Firo dan satu pelayan lagi menolong Nyonya Stella.
"Anak ini sudah gila! dia hampir saja membunuhku," teriak Nyonya Stella.
Semenjak saat itu Nyonya Stella sangat ketakutan ketika melihat Firo. Tuan Bram tidak mau Firo di bawa ke rumah sakit jiwa. Akhirnya Tuan Bram menyetujui ide Nyonya Stella agar mengungsikan Firo jauh dari rumah utama.
Semenjak Firo di nyatakan gila, Nyonya Stella berhenti mengusik Firo.
Bertahun-tahun Tuan muda Firo hidup sendiri di ruangan ini.
Makan minum dan sebagainya Firo melakukannya di kamar ini.
Tidak hanya itu ada orang di rumah ini yang licik sering mencampur makanan Firo dengan serbuk haram yang membuat kepalanya terasa pusing dan sering berhalusinasi.
Firo sekarang yang sudah membaik mengetahui perbuatan licik keluarganya. Demi keamanannya Firo terpaksa harus berpura-pura gila sampai sekarang. Sampai semua bukti pembunuhan ibunya terungkap.
udh doong..kesian medinaa