Aletta seorang gadis cantik primadona SMANSA dan periang yang berusia 18 tahun masih duduk di sekolah SMA kelas 3 terpaksa menikah paksa karena wasiat dari almarhum sang ayah.
ia menikah dengan pria tampan nan dingin bernama Lucien Bryan yang berusia 25 tahun. seorang kapten pilot yang ber kharisma dan sudah memiliki kekasih.
bagaimana kisah kehidupan rumah tangga aletta. yuk simak ceritanya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mom beauty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kayak anak bebek.
sinar matahari pagi menelusup hangat kedalam ruangan apart itu melalui celah-celah jendela.
Aletta yang merasakan hangat di wajahnya perlahan-lahan membuka kelopak mata. ia mengedarkan pandangan keruangan bernuansa monokrom itu dengan bingung.
"ini dimana? seingatku semalam aku tidur di bathup, " gumamnya lirih.
ya... dan Bryan yang tengah malam terbangun dari tidurnya mengecek kamar mandi. melihat Aletta yang terbaring disana membuatnya merasa iba. ia pun menggendong Aletta dengan gaya bridal style dan meletakkan di kasur.
karena tak bisa tidur. Bryan keluar dari kamar setelah menyelimuti istri kecilnya yang terlelap damai.
ia membuat secangkir kopi dan duduk diruang TV hingga akhirnya Bryan ketiduran disana sampai pagi.
Aletta bangkit. berjalan menuju kamar mandi. ia pun bersiap-siap hendak pergi sekolah.
setelah setengah jam dikamar mandi, Aletta keluar dengan sudah mengenakan seragam abu-abu. ia berjalan ke arah meja rias. memoles wajah dan bibirnya dengan tampilan natural. rambutnya juga sudah diikat dengan gaya ponytail.
"selesai, " gumamnya seraya tersenyum tipis memandangi pantulan dirinya.
ia mengambil tas dan mencangklongkan di pundak. berjalan keluar dengan anggun.
sesampainya di dapur. ia melihat meja masih kosong.
"kemana si serigala dingin itu, " letta berbisik seraya menyapu sekitar. tapi tak terlihat oleh pandangan mata nya.
"sudahlah... aku buat sandwich saja, " letta pun mulai beraksi. dan tak sampai sepuluh menit, hasilnya sudah tersedia di meja.
Aletta memakan makanannya dengan cepat kemudian ia menenggak segelas air putih dan bergegas keluar dari apart.
setelah kepergian letta lima belas menit lalu, Bryan pun terusik dengan ponsel yang meraung kencang.
"hmm...., " gumamnya seraya mengecek mata. ia pun perlahan bangkit. mendudukkan tubuhnya dengan malas.
matanya menyapu ke pintu kamar yang terbuka lebar. "bocah tantrum itu sudah bangunkah?! " gumamnya. Bryan berjalan menuju kamarnya. mencari keberadaan letta yang ternyata sudah tidak ada.
kasur sudah rapi. bantal dan guling sudah ditata teratur oleh letta.
Bryan berjalan ke arah lemari letta dan membuka nya, "hum... sudah rapi. ternyata cepat juga ia bekerja. " Bryan menutup kembali pintu lemari.
ia memutar langkah keluar, berjalan menuju dapur.
pandangannya tertuju pada sepiring sandwich diatas meja juga segelas kopi hitam yang masih terlihat panas. di meja itu terdapat sticky note berisi 'suamiku sayang... sarapannya sudah tersedia. silahkan dinikmati. tertanda: istri yang akan kau cintai bulan depan' dilengkapi dengan emoticon orang tertawa dan love.
Bryan tersenyum samar seraya menggelengkan kepalanya,"ada-ada saja. walaupun menjengkelkan tapi cukup perhatian juga ternyata," bisik Bryan yang sudah duduk di kursi dan mencomot sepotong sandwich. dan pagi ini ia merasa harinya sedikit menyenangkan.
"ternyata dia bisa menjalankan tugasnya, " Bryan menyeruput kopi yang masih mengepulkan uap itu perlahan. dan tanpa sadar ujung bibirnya tertarik ke atas, melengkung sempurna.
ting tong....
Bell apartemen berbunyi nyaring.
"pasti mama!? "
Bryan berjalan menuju pintu dan membukanya,
cek lek...
"hai... sayang mama, " sapa mama sonya diambang pintu seraya menenteng beberapa plastik belanjaan di kedua tangannya.
"masuk ma, " Bryan mengajak sang mama kedalam kemudian menutup pintu kembali.
mama sonya berjalan dengan anggun ke arah ruang tamu. meletakkan plastik belanjaan diatas meja kemudian duduk cantik di sofa kulit itu.
"kenapa pagi-pagi sih, ma. emang papa gak nyariin mama kalau mama nginap disini? " tanya Lucien pada sang mama seraya bersedekap dada.
"mama kesini juga ijin papimu lho, lucy..., " jawab mama sonya.
"Bryan mama... jangan lucy. emangnya aku ini wanita apa? " wajahnya kesal.
"hahaha..... ya ampun.. anak mama yang kaku plus dingin ternyata bisa berekspresi lain juga, " gelak mama sonya dengan heboh seraya menepuk tangannya. pasalnya selama dirumah, Lucien selalu menunjukkan wajah datar, kaku, plus dingin. tak pernah sekalipun memperlihatkan wajahnya yang memberengut lucu.
"ah.. sudahlah. jangan menggodaku ma. " Bryan langsung bangkit. memungut plastik-plastik yang dibawa oleh sang mama kedapur dan menyusunnya sesuai tempatnya.
sambil menyimpan sayuran dan buah-buahan di freezer Lucien berkata, "mama kalau mau istirahat bisa dikamar sebelah. habis ini aku mau siap-siap tugas, "ujarnya dengan kencang dari dapur.
" mama sudah tahu. "
****
~SMANSA~
"hai bestie...., " sapa Amoy yang baru tiba di kelas pada letta yang lagi duduk melamun di bangku nya. ia duduk disebelah letta.
"he'um." jawab letta singkat. padahal ia lagi memikirkan gimana respon sang suami dengan langkah awal yang ia ambil. menggoda suaminya dengan catatan receh.
Amoy melihat wajah kusut letta, "ada apa? cerita dong! aku siap kok jadi temen curhat kamu atau jadi pendengar yang baik, boleh banget say. " hibur Amoy seraya mengelus pundak letta.
Aletta berdecak, "aku lagi bete. "
'plus malu sama suamiku karena catatan kecil yang seakan menurunkan harga dirinya' sambungnya dalam hati.
"why?! suami kamu? " bisik Amoy di telinga letta.
letta mengangguk, "he'um. aku gak tau harus gimana moy? bantu aku. huhuhu..... " letta berpura-pura menangis di pelukan Amoy.
Amoy menepuk-nepuk pundak letta, "cup.. cup... sayang... anak mama yang baik. jangan sedih ya. gimana kalau pulang sekolah nanti kita jalan ke mall. kamu bisa cerita di sana sama aku tanpa takut ada yang mendengar. aku siap jadi pendengar yang baik. "
Aletta merasa sedikit lega, " makasih ya moy sudah jadi bestiee terbaik aku. " letta tersenyum kecil.
"nah... gitu dong. kalau lagi senyum kamu cantik banget tau. " goda Amoy.
"ck.. ck... gak punya uang receh moy. " beo letta yang merogoh saku seragamnya mencari uang kecil.
"hahahaha" Amoy tertawa renyah.
tak lama, masuklah mona ke dalam kelas dengan gaya santainya. ia berjalan ke arah letta dan Amoy.
"hai... bestiee.. bestie.. nya akoh.., " sapanya pada kedua temannya. kemudian ia duduk didepan meja letta dan Amoy.
"hai juga mon, " sapa keduanya.
"tumben.. ceria bener pagi ini? " tanya Amoy.
"iya dong. baru dapet hadiah dari bokap soalnya, " mona menunjukkan kunci mobil yang sangat diimpikannya beberapa bulan lalu.
"wah... bisa dong ntar pulang kita nebeng. Japan yuk ke mall, " ajak Amoy.
"oke... siapa takut, " balas mona dengan mengangkat kepalanya.
karena Amoy, mona, letta yang keasikan mengobrol. mereka tidak tahu bahwa kelas sudah ramai dan baru saja bel masuk berbunyi.
****
"baik... anak-anak. sebentar lagi kita akan menghadapi ujian kelulusan yang hanya tinggal menghitung bulan. bapak harap kalian belajar di rumah. jaga kesehatannya, " nasehat pak guru di akhir jam pelajarannya. sambil membereskan buku-buku diatas meja.
"baik pak, " jawab anak-anak serentak dan pak guru pun berlalu dari ruang kelas XII ipa1.
"hai letta, " sapa regan yang mendekati meja letta. ia meletakkan sebuah coklat di meja. " nih... untuk kamu biar goodmood. "
"nanti gue gemuk, regan" jawab letta menolak secara halus pemberian regan. ia tak mau saja berurusan dengan fansnya regan yang terkesan gila kalau cemburu melihat kedekatan mereka.
regan memaksa. ia meraih lengan letta dan meletakkannya di tangan wanita itu, "cuma sebiji doang. lagian kalau gemuk aku tetep suka kok. kalau calonmu mencampakkan kamu, aku siap menerima kamu, " celetuk regan dengan menampilkan senyum tipisnya seraya menaik-turunkan alisnya, menggoda.
letta yang masih badmood semakin kesal dengan tingkah regan. "apaan sih. minggir.... aku mau lewat! " letta mendorong tubuh regan yang menghalanginya. diikuti oleh Amoy dan mona yang ikut berjalan disamping letta.
"eits... kasar banget sih, " regan membuntuti mereka.
"woy... regan! " panggil teman-teman regan. menatap regan tak percaya.
"paan... gue sibuk! " jawabnya dengan nada naik satu oktaf seraya berjalan cepat mengikuti geng nya letta. keluar kelas.
teman-teman regan melongo, "regan dulu gak gitu deh."
"ho oh....dulu dingin banget. jarang bicara, " sahut satunya lagi.
"selama dekat sama letta dia jadi jarang kumpul sama kita, " ucap teman regan dan diangguki oleh teman-temannya yang lain.
***
setibanya di kantin.
"letta, biar aku yang pesen, " ucap regan.
"gak turun derajat lo pesenin makan buat kita-kita, " ucap letta yang sudah duduk diapit oleh mona dan Amoy.
"demi lo, " jawab regan cuek. ia berdiri santai dengan gaya urakannya tapi terlihat macho.
"udah gue pesen sendiri," letta bangkit. ia melihat ke teman temannya, " kalian pesen apa?"
"mi ayam komplete sama juice jeruk, " ucap mona.
"aku mau nasi soto sama air mineral aja, " sahut Amoy.
"ya udah gue pesenin dulu, " letta pun berjalan menuju stand makanan diikuti regan dari belakang.
letta yang risih pada regan yang selalu mengintilinya, tiba-tiba memukul lengan kekar itu dengan keras,
PLAKK
"sakit letta. lo itu cewek tenaganya kayak samson, " regan mengelus lenganya yang ditabok.
"siapa suruh ngintili mulu, kayak anak bebek tau! "
tiba-tiba...
byur,
"ARGHH..... "