kelanjutan dari Novel "Menjadi Yang Terkuat Dengan Sistem Terkuat"perjalan ini akan di mulai dengan perjalanan ke alam dewa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon FAUZAL LAZI, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 26
Semua orang di kota Tianjing akhirnya merasa lega. Suara sorak bahagia terdengar di seluruh penjuru kota, bercampur dengan tangis haru dan isak sedih. Banyak warga yang bersyukur karena peperangan telah berakhir, namun juga menangis karena kehilangan keluarga dan kerabat yang dimangsa oleh binatang iblis. Kini, kota Tianjing sudah kembali aman. Semua manusia setengah iblis dan binatang iblis telah mati, meninggalkan suasana damai setelah kehancuran besar.
Jian Yu, yang sebelumnya masih dalam wujud manusia setengah naga, perlahan kembali ke bentuk normalnya. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri setelah pertempuran panjang yang melelahkan.
“Hehh… akhirnya selesai juga,” gumamnya pelan sambil menatap langit yang mulai cerah.
Tiba-tiba, suara sistem terdengar jelas di dalam benaknya.
[Sistem: Misi selesai. Menyiapkan hadiah...]
[Hadiah telah diterima: Teknik Pukulan Alam naik ke tingkat dua, dua kunci ke Alam Atas, dan peta tata letak portal menuju Alam Atas. Semua item telah disimpan dalam inventory sistem.]
Jian Yu tertegun sesaat. “Bukankah misi ini seharusnya hanya memberi satu kunci ke Alam Atas? Kenapa aku dapat dua?” pikirnya dalam hati.
[Sistem: Itu karena tuan menyelesaikan misi tersembunyi yang muncul setelah mengalahkan Serigala Darah. Hadiah tambahannya adalah satu kunci ke Alam Atas.]
Mendengar penjelasan itu, Jian Yu mengangguk kecil dan tersenyum tipis. Tak lama kemudian, suara langkah kaki terdengar dari belakangnya. Zhao Feng datang dengan wajah khawatir.
“Jian Yu! Kau baik-baik saja, kan? Tidak terluka?” tanyanya sambil memeriksa tubuh Jian Yu.
“Sudahlah, tenang saja. Aku baik-baik saja. Bahkan kalau ada yang ingin mengganggu lagi, aku masih sanggup bertarung,” jawab Jian Yu dengan nada percaya diri.
Zhao Feng tertawa kecil sambil menepuk pundaknya. “Kau benar-benar gila,” ucapnya sambil tersenyum lega.
Sementara itu, para bawahan Jian Yu dan pasukan kesatria naga mulai membantu membersihkan puing-puing kota. Beberapa murid sekte sibuk menolong warga yang terluka, sementara kesatria lainnya berjaga di gerbang barat untuk memastikan tidak ada ancaman baru. Suasana kota perlahan kembali tenang.
Zhao Feng kemudian duduk di samping Jian Yu, menatap matahari yang mulai terbit di ufuk timur.
“Tak kusangka, ya… kita bisa bertemu lagi. Dan sekarang aku melihatmu jauh lebih kuat dariku,” ucapnya sambil menyandarkan tubuhnya ke dinding reruntuhan.
Jian Yu hanya terkekeh kecil. “Kau terlalu memuji, Zhao Feng. Aku masih jauh dari kata cukup kuat.”
Keduanya tertawa kecil, menikmati momen tenang setelah pertarungan brutal. Mereka berbincang ringan tentang perjalanan, sekte, dan hal-hal kecil dan keadaan desa tempat pertama Jian yu tinggal.
Namun keheningan itu tiba-tiba pecah oleh suara langkah kaki yang cepat dari belakang. Jian Yu menoleh dan matanya langsung melebar sedikit saat melihat siapa yang datang.
“Sayang, kamu baik-baik saja, kan?” suara lembut Xiao Ying terdengar saat ia langsung memeluk Jian Yu dengan erat.
Jian Yu membalas pelukan itu dengan lembut. “Aku baik-baik saja. Tenanglah.”
Tak lama, Meiyan datang dengan wajah sedikit malu. “Ehm… kamu tidak terluka, kan?” tanyanya pelan.
Gu Yue, yang berdiri tidak jauh dari mereka, juga menatap ke arah Zhao Feng. “Tuan, siapa pemuda di samping Anda ini?” tanyanya sopan.
Zhao Feng tersenyum ramah sambil berdiri. Jian Yu menatap mereka semua dengan tenang dan memperkenalkan satu per satu.
“Ini teman lamaku, Zhao Feng. Kami sudah kenal sejak lama, dan kebetulan bertemu lagi di sini. Dan Zhao Feng, biar kukenalkan… yang di sebelah kananku ini istriku, Xiao Ying. Yang memakai pakaian hitam itu Meiyan, juga istriku. Sedangkan yang berbaju putih ini, Gu Yue, pelayanku.”
Zhao Feng sempat terdiam, lalu wajahnya perlahan berubah kaget. “Tu-tunggu dulu… jadi mereka berdua… istrimu?” tanyanya dengan mata membulat.
Jian Yu hanya tersenyum kecil sambil mengangguk. “Ya, kau tidak salah dengar.”
Zhao Feng memegangi kepalanya, wajahnya penuh ekspresi tidak percaya. “Hahhh… keberuntungan macam apa yang kau miliki, hah? Dua istri seindah ini?!” ucapnya sambil mundur beberapa langkah, pura-pura kesal.
Jian Yu hanya tertawa kecil melihat tingkahnya. “Sudahlah, kau seharusnya tahu, hidup ini penuh kejutan.”
Zhao Feng menghela napas panjang sambil tersenyum getir. “Baiklah, aku menyerah. Aku akan bantu yang lain saja sebelum iri makin parah,” ucapnya sambil mengambil pedang guntur miliknya dan berjalan pergi membantu para warga.
Sementara itu, matahari mulai naik tinggi. Kota Tianjing yang semalam porak-poranda kini dipenuhi suara kehidupan kembali. Para warga bekerja sama membersihkan puing-puing bangunan, menata kembali rumah mereka, dan memakamkan orang-orang yang gugur.
Di atas reruntuhan yang diterpa cahaya pagi, Jian Yu menatap langit biru yang cerah. Dalam hatinya, ia tahu… ini bukanlah akhir dari perjalanan. Tapi setidaknya, untuk kali ini ia dan semua orang yang dicintainya bisa beristirahat dengan damai.
Jian Yu perlahan mengeluarkan salah satu kunci menuju Alam Atas dari cincin penyimpanannya. Cahaya redup berwarna emas pucat langsung memancar dari benda itu, memperlihatkan bentuknya yang sangat aneh dan rumit penuh ukiran simbol kuno yang tampak hidup, berputar halus seolah memiliki kesadaran sendiri.
Ia menatapnya dalam diam, lalu tersenyum kecil. “Tidak kusangka… setelah berpindah dunia, kini aku akan berpindah lagi ke dunia lain,” ucapnya pelan.
Namun, senyum itu perlahan memudar. Tatapannya berubah sendu, dan suara napasnya terdengar berat. “Aku sudah lama kehilangan orang tuaku di Bumi… apakah mereka ada di tempat lain sekarang? Atau… mereka benar-benar sudah tiada?” batin Jian Yu sambil menatap langit yang cerah dan suara sistem terdengar dalam benak nya.
Sistem "kemungkinan empat puluh persen orang tua tuan masih hidup di salah satu tempat di alam semesta ini tuan"ucap sistem dalam kepalanya Jian yu yang membuat nya membelakkan matanya dan bersemangat "kalau begitu masih ada kemungkinan walaupun empat puluh persen "gumam Jian yu yang kembali bersemangat.