NovelToon NovelToon
SUSAN

SUSAN

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Mafia / CEO / Obsesi / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: SabdaAhessa

Susan tak pernah menyangka dirinya di timpa begitu banyak masalah.

Kematian, menghianatan, dan perselingkuhan. Bagaiamana kah dia menghadapi ini semua?
Dua orang pria yang menemaninya bahkan menyulitkan hidupnya dengan kesepakatan-kesepatan yang gila!

Akan kah Susan dapat melewati masalah hidupnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SabdaAhessa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

15. Siksaan untuk Anna

PLAKK!!

Suara tamparan keras terdengar.

Wanita itu menangis tak berdaya. Memegang pipinya yang sakit dan terasa panas. Air matanya mengalir dengan deras.

"Anna.. Kau tau,kau itu wanita jalang! Beruntung aku tidak mengirim mu ke rumah bordil agar kau di gilir oleh mereka!" Kata Edward.

"Aku bukan pelacur!!" Teriak Anna dengan sisa tenaga.

Edward yang terbakar amarah kembali menampar Anna dengan keras.

Plakkk!!

Sedikit darah segar mengalir dari hidup Anna. Kali ini bukan hanya pipinya yang terasa panas, tapi juga matanya juga memerah.

"Kau harusnya tau konsekuensinya!" Kata Edward.

"Aku tidak tau.. Sumpah aku tidak tau, Edward!" Kata Anna dengan menangis.

Edward mendorong kepala Anna. "Panggil aku Tuan, dasar wanita jalang!"

"Kau berani-beraninya menyentuh Susan! Bahkan kau rela menjadi simpanan Peter sampai memiliki seorang anak! Kau pikir Peter akan menepati janjinya, huh?" Edward menjambak rambut Anna.

Anna menangis kesakitan. Rintihannya memenuhi seisi penjara bawah tanah milik Edward.

Edward berhasil menemukan Anna lebih dulu daripada Peter. Membawanya ke penjara bawah tanah miliknya dan menyiksa Anna sejak tiba disana.

Anna tak menjawab perkataan Edward. Dia masih memikirkan perkataan Edward barusan. Karena dia juga mulai menyadari bahwa Peter tidak mungkin akan menepati janjinya.

Di saat Susan mengalami depresi, Peter sama sekali tak menjenguknya kecuali hari dimana dia tau perbuatan Anna pada Susan. Mengirimnya ke biara terpencil yang amat jauh di pegunungan. Semua akses sangat terbatas disana. Membuat Anna tidak betah dan melarikan diri bersama anaknya.

Anna juga menyadari bahwa Peter jatuh cinta pada Susan. Bagaimana tidak, wajah cantik Susan yang sendu dan teduh akan menaklukkan siapapun. Badannya seksi dan padat. Pasti setiap malam Peter menyantapnya.

"Dari awal, harusnya kau sadar! Kau hanya menjadi pemuas nafsunya saat Susan tidak bisa melayaninya, bodoh!" Kata Edward lagi.

"Bukankah Susan yang menjadi orang ketiga di hubungan ku dan Peter? Aku lebih dulu menjalani hubungan dengannya, jauh sebelum Peter menikahinya!" Kata Anna dengan lemah.

Edward tersenyum kecut. "Kau dan Peter sepertinya berjodoh, kalian sama sama bodoh dan idiot!"

Edward melirik ke arah James yang sedari tadi menemaninya. Memikirkan sesuatu hukuman yang pantas untuk Anna.

"Aku sebenarnya ingin sekali memenggal kepala mu dan memberikannya kepada Susan sebagai hadiah. Karena aku sudah berjanji akan membuktikan sesuatu padanya. Sayangnya... Aku masih memikirkan bagaimana terpuruknya dia jika tau suaminya berselingkuh."

"Aku lebih penasaran hukuman apa yang akan Susan berikan pada mu." Sambung Edward.

Anna termenung. Menelan ludah. Tatapannya kosong. Menerka-nerka apa yang akan terjadi padanya setelah ini.

"Aku mohon.. Aku mohon lepaskan aku.. Aku memiliki seorang anak, dia membutuhkan ku, Tuan." Kata Anna memelas. Mengharap Edward mengasihinya walaupun sedikit.

Edward berjalan mendekati Anna yang terduduk di lantai sambil memohon padanya. Tongkat kayu di tangan kanannya di geret menimbulkan suara yang menyeramkan bagi Anna. Takut tongkat kayu itu akan mengenai tubuhnya lagi.

Edward mengangkat dagu Anna dengan tongkat kayu itu agar menatap dirinya.

"Apa kau memberikan kesempatan pada Susan?" Tanya Edward.

"Aku.. Aku.. Tidak membunuhnya kan?" Jawab Anna dengan gemetaran.

"Tapi kau membunuh anaknya!"

Seketika Anna merasakan tidak ada oksigen di sekitarnya. Dia tak sanggup melihat mata elang Edward yang seakan siap menerjangnya kapanpun.

Edward menendang kepala Anna hingga terpental ke belakang.

"James, suntikan obat anti nyeri padanya. Pastikan dia tidak mati sebelum bertemu dengan Susan." Kata Edward sambil keluar dari penjara yang di tempati Anna.

"Baik, Tuan." Jawab James.

Edward segera keluar dari penjara bawah tanahnya. Tak ingin berlama-lama disana.

**********

Sudah 2 bulan kesehatan Tuan Sanders terus menurun. Kadang juga drop dan tak sadarkan diri.

Selama 2 bulan ini pula Susan benar-benar sibuk mengurus ayahnya. Sampai dia juga lupa tidak mengecek laporan keuangan yang dia minta ke Margaret.

Hari ini, Tuan Sanders kembali tak sadarkan diri. Membuat Susan panik tak karuan. Saat itu, Olive asisten Dr. Joshua kebetulan pulang dan sedangkan Dr. Joshua sendiri sedang ada jadwal operasi sehingga tidak dapat segera datang ke mension.

Susan yang di temani Alice dan Alma akhirnya memutuskan membawa ayahnya ke rumah sakit. Karena Peter masih dalam perjalanan pulang dari perusahaan.

Selama perjalanan ke rumah sakit, Susan sangat cemas dan hampir menangis. Dia takut akan kehilangan sosok ayah lagi.

Sesampainya di rumah sakit, dokter langsung menangani Tuan Sanders yang masih tak sadarkan diri. Susan berjalan kesana kemari menunggu kabar dari dokter.

Tak lama Dr. Joshua datang. Masih menggunakan baju operasi, dia terlihat panik dan segera menghampiri Susan.

"Tenang dulu.." Kata Joshua berusaha menenangkan Susan.

Namun, Susan masih saja mondar-mandir dengan perasaan tak karuan.

"Susan!" Sapa Peter.

Peter yang baru datang langsung berlari menuju istrinya itu dan memeluknya erat. Mengelus punggung Susan untuk memberikan ketenangan.

Beruntung Tuan Sanders baik-baik saja. Namun dokter menyarankan untuk rawat inap. Peter setuju. Peter memerintahkan Alice untuk mengurus administrasi ayahnya agar segera di pindahkan ke ruangan rawat inap VVIP.

"Traver kemana? Kenapa aku jarang melihatnya." Kata Susan.

"Dia sedang mengurus pekerjaan di luar kota." Jawab Peter.

Peter terlihat memikirkan sesuatu. Jelas itu soal Anna. Dia sudah memerintahkan Traver untuk mencari wanita itu kemana-mana namun tak ketemu juga.

Sudah 2 bulan Traver tak dapat menemukannya, atau sekedar jejak dari Anna. Selain Peter memikirkan kesehatan ayahnya, dia juga di buat pusing dengan hilangnya Annabeth.

Dia berhasil menyembunyikan Vannes dan mengganti seluruh identitasnya. Namun tidak dengan Anna, wanita itu seakan di telan bumi, hilang tanpa jejak.

Peter takut jika suatu saat nanti Anna kembali, dia akan membongkar semuanya kepada Susan.

Setelah Tuan Sanders di pindahkan ke ruang rawat inap VVIP, barulah Susan bisa merasa sedikit lega. Ruangan besar, tepatnya seperti mini apartement. Ada ruang khusus untuk pasien dan sofa panjang, kamar mandi khusus pasien, kamar mandi khusus tamu dan satu ruangan untuk keluarga yang berjaga selama di rumah sakit. Lengkap dengan ranjang dan lemari yang besar.

Serta satu ruangan khusus tamu yang menjenguk. Satu set sofa berwarna abu-abu yang mewah tertata rapi disana.

Susan memutuskan untuk beristirahat di ruangan khusus keluarga bersama Peter. Wajahnya terlihat lelah karena terus menjaga dan merawat ayahnya.

"Kau istirahatlah sayang, aku tidak mau kau juga ikut sakit." Kata Peter membelai rambut panjang Susan.

"Iya.. Kau juga istirahat ya. Apa masih ada pekerjaan di perusahaan?" Tanya Susan.

"Tidak ada. Aku akan disini menemani mu dan ayah. Sementara biarkan Alma dan Alice yang berjaga disana." Kata Peter.

Peter dan Susan tidur disana. Saat sore hari, Susan terbangun dan melihat Peter sedang bicara di telpon dengan suara sangat pelan. Sayup-sayup Susan mendengar Peter memanggil nama Traver.

"Mungkin masalah pekerjaan." Batin Susan.

Saat Peter menyadari Susan sudah terbangun, dia segera menutup telponnya dan menghampiri Susan.

"Kau terlihat pucat." Peter memegang pipi Susan.

"Benarkah?" Susan ikut memegang pipinya sendiri.

Peter mengangguk.

"Aku sedikit pusing, mungkin karena kurang istirahat." Kata Susan.

"Apa ayah sudah siuman?"

"Sudah, tapi sepertinya dia sudah tidur lagi. Kau mandilah, aku sudah meminta Alice untuk membelikan baju ganti untuk mu." Kata Peter.

Peter mengecup dahi Susan, lalu mencium bibir Susan sebentar.

"Aku ada sedikit pekerjaan."

"Sore-sore begini? Apa tidak bisa besok?" Tanya Susan.

"Hanya sebentar, nanti malam aku pasti pulang. Aku akan pergi setelah kau mandi." Jawab Peter.

Susan mengangguk setuju. Dia bangkit dari ranjang dan segera menuju kamar mandi. Sebelum masuk ke dalam kamar mandi, Susan melihat Peter kembali berbicara di telpon. Entah itu Traver atau yang lainnya.

Di kamar mandi, Susan melihat wajahnya yang sedikit pucat. Dia merasa kepala pening. Memijat kepalanya sebentar lalu memutuskan segera mandi.

Setelah membersihkan diri, Susan mencari handuk. Tapi tidak ada di tempatnya.

"Pasti tadi di pakai Peter." Kata Susan.

Akhirnya dia berjalan ke arah pintu dengan hati-hati karena badannya yang masih basah kuyup. Susan membuka sedikit pintu kamar mandi.

"Peter, dimana handuknya?" Tanya Susan.

Tanpa menjawab, sebuah tangan mengulurkan handuk ke Susan. Susan segera mengambilnya dan membungkus dirinya dengan handuk itu.

"Sayang, apa pakaian ku sudah datang?" Tanya Susan lagi.

Tapi hening. Tak ada jawaban. Susan heran mengapa Peter tidak menjawab pertanyaannya.

"Peter?" Panggil Susan.

Namun masih tidak ada jawaban. Akhirnya Susan memutuskan untuk keluar dari kamar mandi menggunakan handuk itu di badannya.

Seketika dia terkejut begitu keluar dari kamar mandi. Tubuhnya sampai hampir roboh sangking terkejutnya.

"Ed!" Ucap Susan sambil memegang handuknya.

Matanya membulat penuh saat melihat Edward berada di hadapannya. Bagaimana bisa pria itu masuk ke dalam kamar ini. Kemana Peter? Kemana Alice? Siapa yang mengijinkannya masuk?

Susan langsung bergegas masuk kembali ke dalam kamar mandi. Hendak menutup pintu, namun tangan Edward begitu cepat menahannya. Susan berusaha mendorong agar pintu tertutup. Namun tenaganya kalah jauh di bandingkan Edward.

Edward berhasil membuka pintu kamar mandi dengan lebar. Masuk ke dalamnya dan menutup pintu kamar mandi dengan keras. Membuat Susan tersentak dan ketakutan.

"Keluar!!" Kata Susan dengan memegang handuknya yang hampir jatuh.

Edward tersenyum kemenangan. Dia melihat tubuh Susan dari atas sampai bawah. Betapa cantiknya mantan kekasihnya ini. Matanya seperti singa yang melihat hidangan daging segar.

Bersambung..

1
Adi Putra
ku tunggu janda mu🤣
Adi Putra
dalam batin Edward, akhirnyaaaa🤣
Adi Putra
menggatal🤣
Riska Rosiana
🥲🥲🥲
Riska Rosiana
auto trauma🤣
Andreee
kesempatan🤣
Andreee
mampus kouu ana
Andreee
pokol teros peterr, jan kasih amponn
Andreee
🤣🤣🤣🤣
Andreee
amunisi gk tuu
Adi Putra
kasi napas eddd🤣
Riska Rosiana
🤣🤣🤣🤣
Olivia
susan bakal plh pa y
Adi Putra
Edward ini katanya cinta, tp nyusain susan mulu y
Olivia
Peter bangs*t bgt ya, benci bgt gue
Olivia
Peter ma Anna jodoh keknya, sama2 gk ada otak
Riska Rosiana
Wait waittt Peter bisa menggila jg ye
Riska Rosiana
Oh jadi si Peter yg selingkuh..aku kira susan yg bakalan selingkuh ama edward
Riska Rosiana
kayaknya Susan ini masih ada perasaan ya sm si edward
Adi Putra
si Edward bener bener lu ye
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!