“Mama, dadan Luci atit, nda bita tatan ladi. Luci nda tuat..."
"Luci alus tatan, nda ucah bitala dulu. Abang Lui nda tuat liat Luci nanis,” mohon Rhui berusaha menenangkan adik kembarnya yang tengah melawan penyakit mematikan.
_____
Terasingkan dari keluarganya, Azayrea Jane terpaksa menghadapi takdir yang pahit. Ia harus menikah dengan Azelio Sayersz, pimpinan Liu Tech, untuk menggantikan posisi sepupunya, Emira, yang sedang koma. Meski telah mencintai Azelio selama 15 tahun, Rea sadar bahwa hati pria itu sepenuhnya milik Emira.
Setelah menanggung penderitaan batin selama bertahun-tahun, Rea memutuskan untuk pergi. Ia menata kembali hidupnya dan menemukan kebahagiaan dalam kehadiran dua anaknya, Ruchia dan Rhui. Sayangnya, kebahagiaan itu runtuh saat Ruchia didiagnosis leukemia akut. Keterbatasan fisik Rhui membuatnya tidak bisa menjadi pendonor bagi adiknya. Dalam upaya terakhirnya, Rea kembali menemui pria yang pernah mencampakkannya lima tahun lalu, Azelio Sayersz. Namun, Azelio kini lebih dingin dari sebelumnya.
"Aku akan melakukan apa pun agar putriku selamat," pinta Rea, dengan hati yang hancur.
"Berikan jantungmu, dan aku akan menyelamatkannya.”
Dalam dilema yang mengiris jiwa, Azayrea harus membuat pilihan terberat: mengorbankan hidupnya untuk putrinya, atau kehilangan satu-satunya alasan untuknya hidup.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Ilaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 15. RELA TERLUKA
“Hahhhh…. capek banget, Ma! Kita pulang saja, yuk!”
Keringat sudah membasahi wajahnya, sampai make up Selina luntur. Wanita itu mendesis sesal sebab mereka belum melakukan apa-apa dan hanya terus mengikuti Rea yang masuk ke satu tempat ke tempat lain. Selina mulai lelah menjadi mata-mata.
“Sabar dulu, kita ikuti mereka!” sentak Tante Luna juga tampak sudah dibanjiri peluh hingga wajahnya yang tadi kinclong seperti batu es yang meleleh.
“Tau ahh, Selina mau pulang sekarang. Di sini panas banget!” Selina berbalik, tak tahan lagi dan tak mau mati terpanggang oleh panas terik matahari.
Tapi, belum ada lima langkah ia meninggalkan tempat persembunyiannya, lengan kiri Selina langsung ditarik. Dua wanita itu mengejar mereka yang memasuki mobil Arzan.
Dalam mobil, tampak Ruchia senang membeli boneka angry bird kesukaannya. Keceriaannya membuat Rea dan Arzan merasa lega, berbeda dengan Rexan masih terlihat murung meskipun sudah diajak jalan-jalan ke berbagai tempat mainan.
“Rhui, kenapa sedih begitu? Tidak suka mobilannya?” tanya Arzan menyetir mobil.
Rexan menggeleng sambil memandang mobil remot di tangannya. Mobil remot yang sudah banyak jenisnya di lemari koleksi dalam kamar tidurnya.
“Rhui, tidak senang jalan-jalan sama Mama?” tanya Rea membuat Rexan tersentak.
“Butan, Lui cenang bica dalan-dalan tama Mama.”
“Talo cenang, napa muta Abang cedih?” tanya Ruchia menatapnya heran.
“Lui cedih talena Papa nda tuka Lui,” lirih Rexan ingin rasanya jalan-jalan bersama Ibu dan Ayahnya. Azelio selalu sibuk dan tak punya waktu untuknya.
Tiga orang itu semakin dibuat heran karena perkataan Rexan yang terdengar aneh. Tapi Rea merasa bersalah sudah menyembunyikan identitas Ayah anak-anaknya.
“Abang Lui, nda ucah cedih, Papa patti tayang tama tita. Papa olang na patti bait!” seru Ruchia menghibur Rexan sambil mengusap-usap ubun-ubun anak itu.
“Rea…” ucap Arzan berbisik membuat perhatian Rea beralih padanya.
“Ya?”
“Kalau boleh tahu, kemana Ayah mereka?” tanya Arzan ingin mengetahui wanita di sebelahnya masih punya suami atau sudah resmi menjanda.
Rea menundukkan kepala. Bimbang menjelaskannya. Ia kemudian melirik sekilas anaknya di belakangnya yang mulai mengantuk dan perlahan dua anak itu terlelap.
Rea menarik napas dalam-dalam sebelum menjelaskan bahwa ia sudah berpisah dengan suaminya. Statusnya sekarang sudah menjadi Ibu Tunggal yang menghidupi kedua anaknya tanpa sepeserpun uang dari Ayah anak kembarnya.
“Jika begitu, mengapa kalian berpisah?” tanya Arzan semakin ingin menggali masa lalu Rea.
“Dia mencintai wanita lain, Mas. Karena itu, daripada makan hati tiap hari, lebih baik pergi dari kehidupan mereka. Mungkin pilihanku terdengar egois bagi kedua anakku, tapi ini demi kewarasanku.”
Rea kembali menundukkan kepala. Jemarinya saling meremas, menyembunyikan kegelisahan yang tak terucapnya. Lalu, Rea membeku, tertegun saat tangan Arzan menyentuh tangannya.
“Keputusanmu sudah tepat, Rea,” ucap pria itu sambil tersenyum. Berniat menghibur Rea agar tak lagi sedih.
“Ehm... tapi, kalau kamu perlu bantuan nyari suami baru, jangan ragu bilang padaku, Rea," lanjutnya sedikit malu-malu.
Siapa tahu aku bisa daftar yang pertama!
Rasanya ingin mengatakan itu, tapi Arzan takut Rea langsung menolaknya. Ia kini tampak senyum-senyum sendiri di samping Rea yang merasa bingung dengan perubahan suasana hati Arzan. Tapi suasana hati Arzan berubah begitu mobilnya dihadang oleh dua orang tak dikenal dengan helm yang menutupi wajah mereka. Mereka berdiri di tengah jalan, memegang pemukul baseball.
“Siapa mereka?” gumam Rea. Firasat buruk merayap di hatinya. “Mas Arz, sebaiknya putar arah saja,” saran Rea memilih jalan lain.
“Rea, jalan yang lebih cepat sampai ke rumahmu cuma jalan ini. Kalau kita putar arah, akan memakan waktu lama. Anak-anakmu sekarang butuh tempat tidur yang nyaman.” Arzan menolak mundur.
“Jadi apa yang akan kamu lakukan?” tanya Rea.
Arzan mengukir senyum tipis. “Jelas akan aku terjang mereka berdua!”
Terjang? Maksudnya tabrak mereka?
Rea panik, perkataan Arzan terlalu ekstrem. Tetapi Rea salah menduga sebab Arzan tiba-tiba turun dari mobil.
“Mas Arz, kau mau apa?” tanya Rea melihat Arzan yang meregangkan otot-ototnya.
“Akan kuhajar mereka, Rea!”
Arzan tentu saja tak akan menyia-nyiakan kesempatan untuk menunjukkan kebolehannya di depan Rea. Arzan sengaja berlagak kuat agar Rea terpesona padanya. Tapi melihat dua orang itu mengeluarkan pisau tajam membuat nyali Arzan menciut.
“Hei, Hei! Itu curang! Kalau kalian mau adu jotos ya harus pakai tangan kosong!” protes Arzan.
Dari kejauhan, dua wanita, tak lain Selina dan Tante Luna tampak gembira karena rencana mereka akan segera berhasil. Mereka meninggalkan jalan itu, dan berharap Rea beserta anak-anaknya mati dibunuh oleh dua preman bayaran itu. Tante Luna dan Selina tidak pulang dulu, mereka mampir di suatu cafe untuk merayakan keberhasilan mereka. Dua wanita itu tertawa, mengira Rea sudah disingkirkan.
Namun …
Begitu mereka pulang dan membuka pintu rumah, dua wanita itu melongo dengan raut muka setengah pucat melihat Rea berdiri di hadapannya. Masih hidup, sehat walafiat.
“Selamat datang, Tante,” sapa Rea tersenyum manis.
“Kamu! Kamu bagaimana bisa selamat?” tanya Tante Luna menunjuk Rea dan segera menutup mulutnya itu.
“Oh, apa maksud Tante?” tanya Rea memiringkan kepala, berpura-pura tak paham. Dari reaksi Tantenya, Rea pun yakin dua preman yang berhasil dikalahkan ternyata suruhan Tantenya.
“Ck, kita pergi istirahat saja, Ma,” decak Selina menarik lengan Ibunya lalu meninggalkan Rea yang memasang muka datar. Rea sedikit kesal karena ia tak mendapat bukti untuk melaporkan Tantenya sebab dua preman itu kabur sebelum ditangkap polisi.
Rea pun ke belakang untuk membuang bungkusan mainan anak-anaknya. Sementara Arzan, pria itu lagi di rumah sakit karena terluka akibat serangan dari preman. Rea semakin merasa bersalah pada Arzan yang rela terluka demi melindunginya.
Ketika Rea mau masuk ke ruang tamu untuk mengunci pintu rumah, sontak Rea bersembunyi di balik tembok ruang tengah. Tubuhnya bersandar di tembok sambil menutup mulutnya. Napasnya tertahan melihat pria yang selama ini ia hindari kini berada di hadapannya.
“Kenapa kita harus datang ke sini, sayang?” tanya Azelio, suaranya terdengar lembut, tapi tidak di telinga Rea yang terasa perih. Rea buru-buru naik ke lantai atas sebelum mereka melihatnya.
Ya Tuhan… kenapa mereka ada di sini?
Rea masuk ke kamar si kembar, menguncinya rapat. Sementara ruang tamu, Tante Luna dan Selina terlihat menyambut hangat kedatangan mereka. Kecuali satu orang yang mereka benci yaitu anak di sebelah Azelio. Tak lain Rhui yang sedang menyamar sebagai Rexan.
Ehh… napa meleka tatang ke cini?
Rhui heran orang tua Rexan kenal keluarga Ibunya.
Ini menculigakan!
______
Waktunya jadi detektif Rhui
srmoga saja fia mau, wlu pyn marah dan kesal pada kelakuan papa ny
tapi ingin menyelsmat kan putri ny darimaut
maka ny dia marsh sambil ngebrak meja 😁😁😁
songong juga nech si Ron2.
henti kan kegilaan mu Rhui, utk memberi pelajaran dan menghancue kan perusahaan ayah mu
jika bukan Luna dan Celina...
Emira hafis baik, dia tdk akan mauenikah dengan mu, katena ituenyakiti jati afik ny Rea.
paham kamu..
kokblom keliatan.
jarus kuat. pergi lah sejauh mungkin, dan utup indentitas mu, agar yak afa yg bisa menemu kan mu Rea.
biar kita lihat, sampai do mana sifat angkuh nu ny si Azeluo