NovelToon NovelToon
Kemelut Di Istana Juragan

Kemelut Di Istana Juragan

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Harem / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Roh Supernatural / Horror Thriller-Horror / Identitas Tersembunyi
Popularitas:187.7k
Nilai: 5
Nama Author: aisy hilyah

Wulan Candramaya, seorang gadis belia yang terpaksa turun gunung atas permintaan bapaknya untuk menikah dengan seorang penguasa dari istana Nagari. Juragan Nataprawira, laki-laki dewasa yang berwajah tampan, tapi terkenal dengan kekejamannya.

Laki-laki berusia tiga puluh lima tahun, memiliki tiga orang istri dan satu orang anak. Wulan adalah istri keempatnya, istri tebusan hutang bapaknya.

Wulan dibuang ke gunung Munding sejak kematian sang ibu oleh bapaknya sendiri. Gunung yang tak terjamah oleh manusia dan konon dihuni oleh para demit. Wulan setuju menikah hanya untuk mengungkapkan misteri kematian sang ibunda tercinta.

Bagaimana Wulan menghadapi intrik licik dari para istri juragan di istana itu? Misteri apa saja yang Wulan temukan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aisy hilyah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

"Ini di mana juragan?" tanya Wulan saat sado yang mereka naiki berhenti di sebuah bukit. Baru saja mereka melewati perkebunan teh milik juragan di mana para pekerja sedang beristirahat untuk makan siang.

Juragan melompat turun, dan menjulurkan tangannya membantu Wulan untuk turun pula.

"Ayo, turun! Saya akan mengajak Wulan ke tempat yang indah," ucap juragan dengan nada lembut mendayu.

Bibirnya yang tipis tersenyum manis, membuat Wulan mabuk kepayang. Ia menyambut uluran tangan itu dan beranjak turun dari kereta kuda. Keduanya berjalan di jalan setapak yang kanan dan kirinya dipagari oleh tanaman bunga.

Wulan mengernyit saat melihat sebuah bangunan tak asing di matanya. Bangunan permanen yang dicat warna putih, tinggi menjulang. Begitu mencolok di tengah-tengah hijaunya perkebunan teh.

"I-ini ...." Wulan menghentikan langkah, berbalik menghadap sebuah gunung yang tampak gagah. Mereka bukan di kaki bukit, tapi di puncak bukit lainnya.

"Ada apa?" tegur juragan yang berdiri di belakang Wulan, ikut menatap gunung itu.

"Apakah itu gunung Munding?" tanya Wulan pada juragan.

"Ya, Wulan benar. Itu gunung Munding. Kenapa? Apa Wulan mau pulang ke gunung?" bisik juragan tak rela istri kecilnya kembali ke tempat penuh bahaya itu.

Wulan menggeleng, teringat pesan nyai Darsih Wulan tidak boleh kembali ke gunung kecuali untuk urusan mendesak.

Wulan tersenyum, merindukan tempat tinggi itu. Tempat di mana dia bisa melihat seluruh desa Munding dengan segala kegiatan masyarakatnya.

Ternyata bangunan ini milik juragan. Dulu, saya hanya bisa melihatnya dari gunung. Bermimpi suatu saat akan ke tempat ini meski secara tidak sengaja. Tidak disangka saya benar-benar mendatangi tempat ini.

Perasaan Wulan membuncah, kebahagiaan meluap di dalam hatinya. Bangunan putih yang indah yang selama ini hanya ada dalam mimpinya, bisa ia datangi. Semua itu karena juragan, salah satu mimpinya saat turun gunung telah terwujud.

Wulan berbalik, tapi oleh karena juragan yang berdiri terlalu dekat dengannya. Membuat Wulan tak dapat mempertahankan keseimbangan tubuh. Ia terjengkang ke belakang dan nyaris terjatuh seandainya tangan besar juragan tidak cepat menangkap tubuh itu.

Juragan menariknya ke dalam pelukan, sekali lagi ia merasakan kehangatan dan ketenangan mengalir ke seluruh tubuh.

Kenapa setiap kali memeluk Wulan, tubuh saya terasa ringan tanpa beban.

"Terima kasih, Juragan." Wulan membalas pelukan, meluapkan kebahagiaan karena bisa mengunjungi tempat tersebut.

Juragan tersenyum, mengeratkan pelukannya. Sementara Wulan, mengernyit dalam-dalam. Semakin lama semakin merasakan keanehan yang semakin nyata.

Rasa ini lagi. Ada dengan tubuh juragan? Kenapa terasa aneh seperti ini?

Wulan bergumam di dalam hati, terheran-heran dengan perasaan yang ia rasakan saat bersentuhan dengan juragan. Ia juga bisa merasakan tubuhnya melawan keanehan itu. Wulan berniat melepas pelukan, tapi juragan menahan tubuhnya.

"Jangan dilepas! Biarkan seperti ini dulu beberapa saat saja," pinta juragan berbisik di telinga Wulan.

Ah, tubuh ini ... semoga saja bisa menahan keanehan dari tubuh juragan. Apa yang sebenarnya terjadi pada juragan?

Wulan mengernyit, ia bisa merasakan seluruh organ dalam tubuhnya bergejolak hebat. Hawa dingin di tubuhnya terus melawan hawa panas yang dihantarkan tubuh juragan. Semakin lama semakin menguras energi positif di dalam tubuh Wulan. Sementara juragan, terlihat lebih baik. Terasa seluruh beban yang selama ini mendera tubuhnya rubuh begitu saja. Lalu ...

Ugh!

Wulan terentak, memuntahkan seteguk darah hitam ke tanah. Tubuhnya lunglai, pucat seketika.

"Wulan!"

Juragan panik melihat darah yang disemburkan Wulan juga melihat wajahnya yang seolah-olah tak dialiri darah. Wulan tidak punya persiapan untuk melawan hawa ganas di tubuh juragan.

"Wulan! Wulan!" Juragan memanggilnya, tapi Wulan terus diam. Ia justru tersenyum menampakkan deretan giginya yang diwarnai merah darah.

"Kamu tidak boleh kenapa-kenapa, Wulan!" Juragan mengangkat tubuh Wulan dan membawanya masuk ke dalam villa.

Merebahkan tubuh perempuan itu di atas ranjang besar dengan perasaan yang berkecamuk.

"Juragan!" Panji muncul di hadapan sang majikan.

"Panggil Ki Barjah secepatnya ke sini!" titah juragan tanpa berpaling dari wajah Wulan.

Rumah Ki Barjah lebih dekat dengan perkebunan teh miliknya.

"Baik, Juragan!" sahut Panji seraya hendak pergi.

"Tidak perlu! Ini reaksi biasa. Sebentar istirahat juga akan sembuh," cegah Wulan dengan suara yang parau. Matanya terpejam, terlihat lesu.

"Kamu yakin?" Juragan menggenggam tangan Wulan yang berkeringat.

Wulan menganggukkan kepala pelan, dia tidak ingin kondisi tubuhnya yang istimewa diketahui oleh orang lain. Juragan menghela napas panjang, meminta Panji untuk pergi. Ia sendiri yang akan menjaga Wulan sampai waktu istirahatnya selesai.

Juragan beranjak naik ke ranjang, berbaring di sisi istri kecilnya. Menatap wajah ayu yang tak membosankan itu sambil tersenyum cemas. Perlahan, tangan Juragan terangkat memeluk tubuh Wulan.

Mau apa Juragan? Dalam kondisi lemah seperti ini saya tidak bisa melawan jika dia melakukan sesuatu. Semoga saja tidak! Beruntung kali ini hawa panas di tubuh juragan berhasil ditekan. Seharusnya tidak akan berpengaruh, bukan?

Hati Wulan bergumam pelan, berharap dapat memulihkan tenaga secepatnya.

1
Sandisalbiah
hadeh.. yg satu ini terlalu menggebu-gebu... udah bosen hidup dia.. atau mau menjadi teman si Ningsi dan ikut di asingkan.. terlalu keburu nafsu itu gak baik Lastri..
Sandisalbiah
satu persatu para ular berbisa di sekitar juragan sudah mulai menggeliat menebarkan bisanya tp tetap akan ada dua kemungkinan yg terjadi... bisanya menyebar dan memangsa org yg jd targetnya atau justru memangsa diri mereka sendiri.. semangkin seru..
Sandisalbiah
memang ya.. dari dulu maling suka teriak maling...
Sandisalbiah
hem.. untung ada ki Jagat... tp sebenarnya pengen lihat Wulan yg beraksi...
Sandisalbiah
satu org bengkerok alias biang kerok udah di amankan... mungkin nanti ya yg tersulit si Ratih kali ya..? 🤔🤔
Sandisalbiah
gagal fokus.. malah kebaca " biang kerok" 🤦‍♀️🤭
Sandisalbiah
oh.. jd kepergian Ratih kemarin buat memasang atau tepatnya menambah susuk pemikat jd auranya dia terlihat bertambah cantik.. semoga juragan selamat kali ini
Sandisalbiah
hem.. emang udah mengalir di darah Wulan.. gadis dgn keistimewaan tersendiri..kali ini Ratih dan Lastri salah cari lawan.. krn Wulan adalah rival yg tangguh, bukan kaleng-kaleng
Sandisalbiah
biasanya suka parno kalau baca cerita horor krn jadi kebayang bayang.. tp ini bikin penasaran.. 🤦‍♀️
Siti Sarifah
seru
Sandisalbiah
keistimewaan apa yg ada di tubuh Wulan...? semakin menarik.. 🤔🤔
Sandisalbiah
apa tubuh juragan Nata juga dlm pengaruh teluh si Ratih..? 🤔🤔🤔
Sandisalbiah
Ratih pergi menemui dukun santet tuh buat menyantet Wulan dan Lastri lagi suru pelayannya buat pasang guna² utk menyakiti Wulan.. hadeh... semoga Wulan selalu waspada dan hati²
Sandisalbiah
mungkin Ratih yg menyebarkan rumor buruk tentang sang juragan agar tdk ada org, terutama para gadis yg menggodany... di tambah sikap juragan yg memang sangat tegas dan tak pandang bulu
Sandisalbiah
Wulan memang tega krn itu gen turunan dr kamu Asep.. kalau kamu lupa itu... krn kamu sendiri si raja tega... 😏
Sandisalbiah
jadi jika ibu Wulan adalah wanita yg sangat cantik dan lemah lembut itu dibuang, emang secantik apa si Patma itu..? apa mata si Asep yg kataraknya tingkat mampus sampe gak bisa bedakan mana kain sutra dan yg mana kain lap..?
Sandisalbiah
heleh.. kebiasaan para maling, para perampok, para begal plus para pelakor... kalau udah kepergok, udah ketauan, udah ketangkep baru deh.. memelas minta ampun, minta maaf dgn wajah sedi, sendu.. tp kalau gak ketauan.. wah.. songongnya.. ngerasa paling hebat dan selebrasi krn ngerasa sukses... herannya jd penjahat, jd perampas hak org lain kok bangga, jumawa... lupa kalau di dunia itu ada hukum tabur tuai...
Sandisalbiah
keren banget aksi Wulan dan bi Sumi... menjatuhkan mental lawan ke dasar lumpur hina.. krn itu harga yg pantas utk manusia berhati iblis seperti Asep, Patma dan Sari..
Sandisalbiah
bener-bener maling yg angkuh.. hadeh... kelakuan Sari dan Parma ini menggambarkan para koruptor jaman sekarang.. jd maling tp sombongnya gak ketulungan.. amit dah
Sandisalbiah
ayok Wulan.. kita grebek para maling yg berstatus keluarga itu.. rampas balik hasil curian mereka...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!