NovelToon NovelToon
Farland Isekai

Farland Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Romansa Fantasi / Dunia Lain / Fantasi Isekai / Harem / Reinkarnasi / Fantasi Wanita
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: A Giraldin

Seorang pria bernama Boby Goloberg berusia 25 tahun, mati mengenaskan ditabrak oleh Truck-kun.

Bagaimana nasibnya selanjutnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon A Giraldin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 13.11 V2: Newspaper

“Hmphh.” Misaki langsung memalingkan wajahnya ke belakang. “Dasar bodoh.” Wajahnya memerah marah dan sepertinya semakin ke sini dia akan sangat membenci Boby, mungkin.

Boby berdiri perlahan. “Eegg... aaa... sakit sekali. Trash-kun, kalau kau ada di posisiku apakah akan sama denganku keadaannya?” tanyanya.

Boff!

Trash-kun muncul begitu saja. ia pun menjawab, “Harusnya iya. Namun, aku tak terlalu mengerti wanita. Jadi... mungkin lebih parah daripada Boby-sama.”

“Be-begitu ya.” Wajahnya sampai ketakutan. Trauma besar sepertinya menimpanya dengan sangat cepat. Apakah akan ada lagi yang lain atau lebih parah atau biasa saja daripada yang satu ini kah?

Eemm... entahlah. Antara iya dan tidak jawaban singkatnya.

Kurang lebih, setelah itu Boby langsung mendatangi Misaki. Saat bertatapan muka dengannya, Trash-kun refleks berkata: “Aku duluan. Semoga anda masih hidup, Boby-sama.”

Trash-kun menghilang begitu saja. “Eeh!” teriaknya kecil saking terkejutnya. “Gerrrghh! Dasar pengkhianat!” marahnya.

“Hah!” tatapnya. Aura kejam mengelilinginya. Senyum lebar sambil menutup kedua mata dengan suasana mencekam membuat Boby merinding sejadi-jadinya.

Ia menundukkan kepalanya dan sedikit melirik Misaki.

Misaki pun berkata, “Siapa yang pengkhianat, Boby jelek?” tanyanya.

“Tra-trash-kun,” jawabnya gugup saking takutnya.

“Hehh...” merasa agak kaget. “Di mana dia? Aku tak melihatnya, berarti... Boby jelek berbohong kah!”

Kedua mata Misaki terbuka lebar dengan memiringkan kepalanya ke kiri. ekspresi bingung ditunjukkan.

Walaupun terlihat lucu bagi banyak orang, kalau untuk Boby itu adalah malapetaka. Ia pun menelan ludah dan langsung membalas, “Be-bercanda, ahahaha. Eemm...”

Boby membalikkan badannya dan kepalanya di ke atas kan. Dirinya berusaha tersenyum walau keringat dingin keluar dan hilang begitu saja. “A-ayo segera menyelamatkan dewi Hirano, Misaki-san!” ajaknya.

Matanya menjadi kejam. “Misaki-san? Misaki? Kau tak konsisten ternyata. Mungkin mudahnya...”

Wajahnya pun sekarang menunjukkan ekspresi tersenyum. “Panggil saja Misaki. Aku tak mau mendengar kata ‘san’ atau ‘sama’ atau apapun itu dari mulutmu. Panggil saja tanpa tambahan hormatmu padaku.”

Boby melirik ke belakang dan Misaki berjalan tanpa meliriknya dan saat berdiri di samping kanannya, ia berkata: “Ayo.”

Misaki sepertinya sudah tak marah lagi. Boby pun bisa mengembuskan napas pelan.

Misaki jalan duluan dan dari samping kiri belakangnya, Boby menjawab, “Ya.”

Keduanya pun memulai perjalanan menuju tempat di mana dewi Hirano atau si cengeng (menurut Misaki) berada.

Selama perjalanan, mereka berdua berhenti di cukup banyak tempat. Salah satunya untuk istirahat, dan lain sebagainya.

Di mana saja mereka berhenti? Desa Dussuldorf. Gaya setiap bangunan 90 % medieval, dan sisanya bangunan modern.

Saat tiba di situ, Misaki berkata: “Mau berkunjung ke desa ini dulu kah, Boby jelek!” tawarnya.

“Apakah ada sesuatu yang spesial di sini, Misaki?” tanyanya.

Ia menjawab, “Ada game hebat. Kalau kau berhasil mengalahkan para bandit, mereka akan memberi kita uang melimpah. Lalu__”

“WOHOHO!” teriaknya sangat keras. Misaki sampai mengedipkan kedua matanya dan kata-katanya dibuat terhenti olehnya. Ia pun melanjutkan, “UANGGG!!!”

Larinya pun menjadi kencang dan tanpa sadar dirinya sudah sangat jauh dengannya. Misaki yang melihat hal itu langsung menunjukkan senyum kesal. “Lalu__ bandit di sini itu kuat semua. Fufufu.”

Senyum jahat dikeluarkan olehnya. “Sepuluh detik lagi kau akan teriak. Satu, dua, tiga, empat, lima, enam, tujuh, delapan, sembilan, sepuluh.”

“WAAAAAA!!!” teriak Boby keras.

Misaki yang sudah mengetahuinya hanya bisa mengangguk-anggukkan kecil kepalanya. “Rasakan itu, dasar Boby jelek.”

Terlihat sekali, dirinya terpuaskan. Kurang lebih, desa ini tak dikunjungi dan mereka lanjut berjalan lagi.

Saat di hutan dan cukup jauh dari desa, wajah Boby terlihat kesal sekali. Ada banyak kotoran di tubuhnya serta bekas kepala ditonjok. “Kenapa Misaki tak memberi tahuku kalau mereka semua itu kuat?”

“Kau keburu lari cepat sebelum ke beritahu. Lalu...” ia menundukkan kepalanya sambil berhenti sebentar setelah jalan agak cepat dan berada di depannya. Dirinya melanjutkan, “Maafkan aku Boby jelek. Akan ku ulangi terus sampai aku puas.

Bisa-bisanya dia berkata seperti itu dengan wajah penuh rasa salah. Wajahnya pun hanya bisa tersenyum tipis saja. “Kekeke...” tawanya menjengkelkan. “Mana mungkin kau bisa menipuku lagi, Misaki.”

“Fufufu. Kita lihat saja nanti. Siap-siaplah...” kepalanya diangkat. “Akan ku perlihatkan padamu seberapa pintarnya Misaki ini.”

Boby tersenyum lebar. “Coba saja!” tantangnya. Latar belakang berapi-api pun muncul. “Kalau bisa, akan ku beri hadiah kau. Kalau tidak, menunduklah dihadapanku!”

“Oke. Lalu, kalau Boby jelek kalah harus menuruti semua permintaanku seumur hidupmu. Kau menyetujuinya atau tidak?”

Ia tersenyum tipis penuh rasa bangga. “Siapa takut!?”

Saat tiba di sebuah kota bernama Lompry, Boby asal masuk dan tahu-tahu keluar dengan penuh banyak luka.

Ia ditipu Misaki. Katanya bisa mendapatkan banyak uang, yang ada malah dipukuli oleh segerombolan makhluk mirip kudanil. Namanya Tryphon.

“Eemm...” wajah Boby keringat dingin dan hilang lagi. “Bu-bukankah ini terlalu berlebihan? Kau berat sekali soalnya.”

Misaki digendong olehnya. Bukan depan, melainkan belakang. “Ehehe. Aku berhasil mendapatkan budak setia.”

Misaki terlihat senang sekali, sedangkan Boby tersiksa sekali. “Sialan! Cepat turun! Aku sudah menggendong mu sejauh 1 km, jadi turunlah at__”

Aura yang dipancarkannya sangat menakutkan. Boby menelan ludah dan dengan senyum lebarnya, ia berkata: “Atau apa, Boby jelek?”

“A-atau... akan ku turunkan kau.”

Beliau jujur sekali, namun saatnya tidak tepat. “Dasar Boby jelek. Kalau begitu...” ia mencengkram kedua bahunya dengan sangat kuat. “Akan ku siksa kau sampai mampus kalau tak menuruti semua__”

“Hahaha. Tenang saja, tadi semua hanya bercanda kok. Jangan anggap serius oke!” pintanya.

Dirinya pun tersenyum lebar. “Oke. Kalau begitu, cepat antarkan aku ya, Budak jelek!”

Raut wajah Boby agak marah. Dari Boby jelek menjadi Budak jelek. Benar-benar penurunan nama sesungguhnya.

Ternyata lebih buruk daripada sebelumnya.

Setelah menempuh jarak cukup jauh, akhirnya mereka berdua sampai di salah satu dari sepuluh tempat lagi sebelum sebentar lagi sampai di tempat tujuan.

“Kita sampai di sini. Budak jelek, cepat turunkan aku!” pintanya.

Boby menurunkannya perlahan. Langit sudah gelap. Saking lelahnya, tubuhnya sampai sempoyongan dan jatuh tepat di samping kirinya. “Eeee! Bi-biarkan aku ti-tidur.”

Misaki yang menerima Boby wajahnya langsung marah. Ia berjalan agak jauh dan Boby langsung terbaring begitu saja di tanah rerumputan bersih.

“Hahh...” embusan napas pelan. “Kau ini menyusahkan sekali ya, Budak jelek!”

Lalu, dirinya tersenyum tipis dan langsung berkata, “Walaupun begitu, Budak tetaplah Budak. Sebagai pemilik mu yang baik, aku juga harus ikutan tidur di sini.”

Setelah mengatakannya, Misaki melirik sebentar ke arah depan. kalau turun dari bukit rerumputan ini, maka mereka berdua akan sampai di kota gaya cyber dengan isinya super mewah akan menyambut keduanya.

Hanya saja, keinginan Budak adalah nomor satu bagi Misaki. Jadinya, ia memilih ikutan tidur di atas rerumputan.

Setelah keduanya bangun dan sudah berdiri tegak, Boby berkata: “Misaki, mau mengunjungi tempat ini kah!” tawarnya.

“Boleh. Aku punya kenalan, jadi ayo mampir bentar ke dia.”

“O-oke.”

Begitu menuruni bukit, jalanan terlihat sangat megah. Bangunan-bangunan cantik mengelilingi.

“Waww!” pukau nya kagum. “Indah sekali tempat ini. Canggih juga. Siapa pemimpin tempat ini, Misaki?” tanyanya dengan kepalanya melirik ke arah kiri atau arahnya.

Misaki tersenyum tipis sambil mengembuskan napas dan berkata, “Aku tidak tahu. Kalau benar, mungkin... anaknya.”

“Hebat sekali. berarti, kita akan bertemu dengan orang penting kah!” tebaknya.

“Kurang lebih seperti itu dan ayo cepat ke sana! Mungkin sebentar lagi itu akan dimulai.”

Raut wajah Boby bertanya-tanya dan itu membuatnya memiringkan kepalanya ke kiri. “Itu?”

1
woe.park
udah kak👍
Kaginobi: Makasih udah mampir kak 😁
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!