Setelah melewati pernikahan selama empat tahun, semia kebahagiaan seakan sirna hanya karena belum bisa menghadirkan buah hati yang diidamkan oleh keluarga besar mereka. Terutama keluarga besar suaminya Jayandru Kertanegara
Ditambah lagi kesibukan mereka berdua yang makin menggila, pernikahan yang dulunya penuh cinta bisa terasa hampa.
Belum lagi keinginan Mama Jayandru yang menginginkan mantan kekasih Jayandru yang dulu menjadi istri putranya.
"Dia bisa memberikan Dru, anak, Nara. Keluarga Dru butuh pewaris."
**semoga suka, ya**
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rahma AR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Satu persatu rencama Andy
"Kedudukanmu di dewan akan dipertimbangkan lagi," ucap Gloria-maminya Monica. Dia masih menemani putrinya yang berada di rumah sakit. Keadaan putrinya sudah membaik.
Monica masih diam. Dia tau siapa yang sudah menyebarkan gosip ini.
"Andy sudah membawa Marlo," ucap mamanya lagi memberitau.
Monica ngga mempermasalahkan Marlo. Lagipula anaknya itu sudah tidak berguna untuknya. Jayandru juga sudah tidak terlalu tertarik dengan putranya lagi.
Setelah semua ini terbongkar, sekarang tergantung Nara. Mau kembali dengan suami yang sudah mengkhianatinya atau malah meninggalkannya.
Opsi kedua yang dia tunggu. Monica tersenyum miring.
"Pasti Andy juga yang sudah menggulirkan gosip panas itu. Dasar mantu kurang ajar," kecam Gloria kesal.
"Malah bagus, mam. Dia malah memudahkan jalanku."
Gloria menatap putrinya kesal.
"Namamu jadi buruk, Monica. Keanggotaanmu sekarang sedang diperbincangkan. Kamu dianggap ngga layak menjadi anggota dewan," ucap maminya panik melihat ketakpedulian Monica.
"Aku akan tetap berada di dewan, ma."
"Kamu bicara apa?" kesal maminya semakin bertambah.
Monica tersenyum manis.
"Sebagai istrinya Jayandru, mam. Istri anggota dewan. Dia pasti ngga akan tergeser."
Gloria terdiam memikirkan perkataan putrinya.
"Maksud kamu?"
"Nara pasti minta cerai. Ya, minta cerai atau enggak, ngga masalah. Mami Adel, setelah sadar nanti pasti akan tetap meminta aku jadi istri Jayandru."
Dulu aja hubungan Nara dan Jayandru sempat putus karena campur tangan Mami Adel juga. Sekarang Mami Adel akan melakukannya lagi demi dirinya. Monika sangat yakin.
"Oh iya." Maminya baru bisa mengembangkan senyumnya. Mulai memahami perkataan putrinya.
"Walaupun sudah mundur dari anggota dewan, kamu tetap bisa jadi istri anggota dewan." Gloria tertawa. Begitu juga Renata.
"Setelah nikah, kamu pasti bisa kasih banyak anak buat Jayandru. Eh, satu juga cukup. Kalo itu terjadi, Nara pasti akan dicerai juga," sambung maminya lagi dengan hati sangat girang.
Sudah pasti, mam, batin Monica dengan senyum jahatnya.
*
*
*
"Perempuan ini siapa, Nara?" tanya Nisya kepo setelah melihat Nara tetap tenang walaupun sudah melihat gosip yang menghebohkan. Yuri dan Warda juga sudah mendekat. Rekan rekan yang lain-yang pura pura sibuk bekerja tetap berusaha nguping.
"Ulat bulu," geram Warda. Dia tentu masih ingat, ulat bulu itu teman mereka waktu SMA.
"Ulat bulu?" Yuri menatap Warna dengan penuh tanya dan menuntut jawaban segera.
"Mantan pacar suami Nara waktu SMA," jelas Warda malas. Heran karena Monica masih mengincar Jayandru. Karir modelnya gemilang, suami tampan dan tajir, juga sudah memiliki putra yang lucu dan menggemaskan.
"Oooh...." Senyum Yuri mengerti.
Hening. Nara juga ngga bermaksud menjelaskan. Dia juga ngga marah dengan cuitan Warda.
Biarlah semua orang tau, batinnya sakit.
"Kalian pacaran sejak kapan?" tanya Nisha pelan.
Kalo suami Nara pacarannya sama ulat bulu waktu SMA, jadi Nara sama suaminya dulu pacaran waktu kuliah, ya? Tapi kata Warda, waktu SMA juga. Nisya berdebat dalam hati. Dia semakin bingung untuk menarik kesimpulan. Situasi ini terasa aneh baginya.
"Kepo," ejek Warda dalam tawa pelan.
"Si-alan," maki Nisya kesal, tapi hanya sesaat, kemudian dia tertawa pelan.
"Dasar." Yuri juga ikut memaki kemudian tergelak pelan
Nara hanya tersenyum hambar. Hatinya resah, ngga tenang. Apalagi setelah membaca berita itu secara keseluruhan.
Maminya Jayandru mungkin sudah tau pengkhianatan Jayandru, batinnya nyeri.
Dan membiarkannya. Bahkan mendukungnya.
Selalu nyeri kalo menyangkut Jayandru dan maminya.
"Ini, kan, cuma gosip. Belum tentu benar, Nara," ucap Warda berusaha menenangkannya dari semua pikiran buruknya.
Tapi tetap saja Nara ngga bisa mengenyahkannya dari dalam kepala dan hatinya.
"Masa, sih, ada mertua yang menginginkan anaknya nikah lagi. Kayak di sinetron azab aja," komen Nisya ngga percaya.
Nara mebanggapi dengan senyum tipis walau dalam hati terasa miris.
Mereka ngga tau aja, batinnya.
"Azab melulu," cibir Yuri. Nisya ngga peduli, dia masih melayang pertanyaan pada Nara.
"Memangnya suaminya si ulat bulu ini ngga tau kalo istrinya selingkuh? Masa istrinya ngga diawasi, sih?" Sebal juga Nisya jadinya. Kok ada suami kayak gini? Bodoh amat banget sama kelakuan istrinya.
"Dia udah kecintaan sama suami Nara, biar pun udah nikah sama suaminya, tetap aja ngincar suami orang," decak Warda mengeluarkan unek uneknya.
"Kalo udah obsesi sudah, sih, ya," sungut Nisya.
"Iya. Suaminya juga pasti ngga kalah ganteng, kan, dari suami Nara. Juga pastinya kaya raya juga," tukas Yuri mangkel.
"Sebentar, aku cari profilnya," ucap Nisya sambil mengetikkan dua kata di kolom pencarian.
Suami Monica.
Matanya terbelalak saat tau betapa menterengnya laki laki itu.
Suami seperti ini ditinggalin? Ngga bersyukur banget, sih, umpatnya dalam hati.
Yuri ikut melihat layar ponsel Nisya. Bibirnya juga mengeluarkan sumpah serapah.
"Harusnya suami seperti ini milih kita kita aja, ya, yang udah dijamin kesetiaannya."
Nara tersenyum agak lebar mendengarnya. Sedangkan Warda dan Nisya mencibir.
"Ngga mungkinlah. Kita ini ngga bakal dianggap," sinis Warda.
"Iya, siapa kita sampai dipilih suami Monica," lanjut Nisya ketus.
"Seandainya loh yaa..... Paham, ngga sih." Yuri jadi sewot dengan reaksi meremehkan kedua temannya.
*
*
*
Andy tergelak gelak melihat respon netijen yang meminta Jayandru dan Monica mundur dari keanggotaan mereka sebagai anggota dewan.
Dia sangat suka dengan keberhasilan berita yang jadi viral ini. Sejalan dengan rencananya untuk menjatuhkan keduanya, terutama Jayandru.
Istri bodohnya yang sudah menghabiskan banyak uangnya, juga keanggotaan Jayandru yang terpilih selama dua hari akan lenyap. Mereka berdua akan hancur. Jayandru akan kehilangan simpati dan rasa hormat yang selama ini dia genggam.
"Bagaimana keadaan wanita itu?" tanyanya pada pengawalnya.
"Nyonya sudah mendingan, tuan."
Andy mendengus. Dia mengira istrinya sudah melakukan perbuatan nekat setelah membaca makian pelakor untuknya di kolom komentar.
"Marlo baik baik saja di rumah?" Tetap saja dia mengkhawatirkan putranya. Tiga bulan mereka berpisah. Untung Marlo masih mengingatnya, tidak melupakannya demi Jayandru si-a-lan itu.
"Tuan muda Marlo sedang bermain dengan robotnya, tuan."
"Robot yang aku pesan sudah datang?"
"Sebentar lagi, tuan."
Andy mendengus, kalo saja dia tega, sudah dibuangnya robot robot pemberian Jayandru. Tapi dia akan bersabar menunggu robot pesanannya datang. Setelah itu akan dia hancurkan, apa pun yang sudah Jayandru berikan hingga putranya tidak patuh lqgi padanya.
Kurang ajarnya Jayandru memilih robot yang limited edition. Jadi dia agak kesulitan mencarinya.
"Tuan, para pencari berita sudah siap menunggu kedatangan anda," lapor pengawalnya lagi setelah mendapat notif dari temannya.
"Oke." Andy tersenyum sinis. Senang karena rencananya berjalan sangat lancar.
Serangan kedua Jayandru. Setelah ini istrimu, dia tertawa tergelak gelak.
Laki laki itu harus menerima balasan berlipat lipat setelah berani mendekati istri dan putranya.
Jadi Adel memaksa bahwa Nara harus = posisi dia saat Jayandru poligami atw selingkuh, sakit jiwa akut kau Adel Adel
😛😛
ngomongnya ga pernah enak di depan menantu.
kak Rahma , tolong napa jangan di tekan Mulu hatinya Nara.
sesekali bikin hancur juga hati atau badannya Adel
lah si Monica kabarnya gimana???
keenakan Monica dong lebih gampang lagi buat deketin & menghasut Adel, biar Jayandaru mau nikahin Monica.