Kehidupan Fania yang awalnya penuh dengan warna. Dan kebahagian, tiba-tiba saja kebahagiaan itu pergi menghilang bersama orang yang ia sayangi.
FANIA: mengapa kamu akan meninggalkanku untuk selamanya, Basjara? katanya kamu mencintaiku dan berjanji tidak akan meninggalkanku, lalu dimana janjimu itu?
BASKARA: maafkan aku, Fania! ini sudah menjadi takdir kita. tolong berbahagia! kamu masih bisa mendapatkan laki-laki yang lebih baik dariku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon butterfly56, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
Kini Baskara mengajak Fania untuk pulang. Disanalah mereka berpisah dengan Andira. Andira sudah tak mengikuti Fania dan Baskara lagi.
Baskara dan Fania kini sudah berada didalam mobil. Disana Baskara menyalakan mesin mobilnya. Didalam mobil hanya terdengar suara mesin mobil dan nafas mereka.
Didalam sana mereka sama sekali tak berbicara apapun. Baskara segera menancapkan gas dan pergi menjauh dari toko mas.
Saat diperjalanan, Baskara mendengar bunyi yang aneh.
kriukk...
Baskara mencari sumber bunyi itu, dan ternyata asalnya dari dalam perut Fania. Baskara pun tahu jika Fania lapar. Baskara segera membawa mobilnya dengan sedikit laju.
Dia akan pergi ke tempat makan lagi. Baskara membawa Fania ke restoran. Sesampainya di restoran. Restoran itu sangat megah, dihiasi lampu-lampu berwarna-warni. Lampu-lampu itu sangat lucu.
Ada juga pepohonan di samping restoran itu. Pepohonan yang dihiasi dengan lampu-lampu yang indah. Pohon itu terlihat sangat bagus. Fania langsung mengambil ponselnya didalam tas yang ia bawa.
Kini hari sudah malam dan restoran itu sangat terlihat bagus ketika malam tiba. Fania memotret pepohonan itu dengan ponselnya.
Fania sangat suka dengan pemandangan pohon itu. Udara malam ini pun sangat sejuk dan segar. Membuat hati Fania terasa sangat tenang dan nyaman. Sesekali Fania menggigil karena merasakan rasanya dingin udara malam ini.
"Sayang! Dingin hmm" ucap Fania yang terus menggigil.
Baskara langsung memeluk Fania didalam dekapannya. Baskara pun merasa dingin juga. Baskara segera membawa masuk Fania kedalam restoran itu.
Restoran itu sudah mulai sepi dikarenakan sudah malam. Disana hanya ada beberapa karyawan saja. Baskara segera memesan makanan yang ingin ia makan bersama istrinya.
Baskara memesan ayam beserta nasinya dan minuman teh hangat. Cuaca dingin malam hari ini sangat cocok jika meminum teh hangat.
Baskara dan Fania kini menunggu pesanan mereka datang. Tak lama kemudian, karyawan disana datang menghampiri mereka dengan membawa makanan yang Baskara pesan.
Karyawan itu meletakkan makanannya di meja dan pergi kembali ke dapur. Baskara kini melihat Fania yang sangat kedinginan.
Baskara pun memindahkan kursinya disamping Fania. Disana Baskara memeluk tubuh istrinya dengan hangat. Setelah Fania merasa hangat, dia segera memakan makanan yang Baskara pesan.
Fania melahap makanan itu sesuap demi sesuap. Dan pada akhirnya Fania telah menghabiskannya. Kini perut Fania kembali kenyang. Begitupun Baskara, Baskara sangat merasa kekenyangan.
Disisi lain...
Andira saat ini sedang berada didalam rumahnya. Disana hanya ada Andira sendiri. Orang tua Sndiri sedang bepergian sehingga dia hanya seorang diri.
Andira mengambil selimut dikamarnya dan membawa keruang tamu. Andira merasa kedinginan makanya dia mengambil selimut.
Diruang tamu Andira menyalakan TV nya. Disana dia menonton film romantis. Film itu mengambarkan seperti kehidupan Fania dan Baskara.
Tiba-tiba saja Andira mengepalkan tangannya dan memuluk kepalanya. Andira benar-benar sangat ingin mempunyai pasangan seperti Baskara.
Andira terus terbayang-bayang akan keromantisan Fania dan Baskara tadi siang. Dia benar-benar iri melihatnya.
"Aku harus bisa merebut Baskara" gumamnya.
Tiba-tiba saja terdengar suara deru ponselnya.
drrtttt... drtttt
Ada satu panggilan masuk disana. Andira segera mengambil ponsel yang disampingnya.
Frans!
panggilan dalam telepon..
"Ada apa?" tanya Andira ditelepon.
"Kamu sibuk ga Sayang? Kita ketemu ya. Nanti aku belikan perhiasan untukmu" ucap Frans dari seberang sana.
"Tidak usah. Lagi pula nantinya kamu meminta perhiasan itu kembali" jawab Andira ditelepon.
"Ya iya dong. Aku hanya menyimpan sebagian uangku dengan cara memberikan sesuatu kepadamu. Dan nantinya jika aku butuh pasti akan ku ambil kembali apa pun pemberianku" jelas Frans didalam telepon.
"Tidak usah Frans. Jangan ganggu dulu, aku butuh ketenangan"
panggilan berakhir...
Andira mematikan telepon itu. Andira sudah lelah dengan semua sikap Frans kepadanya. Andira tidak mau dititipkan barang apapun itu. Karena nantinya jika orang tuanya melihat pasti mereka menyuruh untuk menjualnya.
Padahal itu bukan miliknya. Benda itu hanya titipan.
Andira menghela nafas kasar. Dia benar-benar lelah. Andira sangat bosan dirumah. Kini Andira menuju ke kamarnya.
Disana dia mengganti pakaian yang tadi ia beli di Mall. Setelah selesai, Andira berdandan yang cantik. Dan tidak lupa, ia memakai semua perhiasan yang ia punya.
Andira kini keluar dari kamarnya. Dia akan pergi berjalan-jalan menikmati indahnya suasana malam ini.
Sekarang Andira sudah berada diluar rumahnya. Disana Andira menunggu taxy yang sudah ia pesan sampai.
Tak lama kemudian, taxy itupun sampai. Andira segera masuk kedalam taxy itu. Kini taxy itu sudah bergerak menjauh dari tempat rumah Andira.
Andira menyuruh taxy itu untuk terus berjalan. Untuk tujuan yang ingin Andira datangi belum tahu. Andira hanya ingin berputar-putar mengelilingi saja.
Andira kini melewati depan restoran. Dengan pepohonan yang dipenuhi lampu-lampu indah. Disana Andira terus memandanginya.
Dan pada akhirnya dia melihat Baskara dan Fania yang sedang makan disana. Mereka sangat romantis dan membuat Andira terbakar cemburu.
"Berhenti disini saja Pak" ucap Andira secara tiba-tiba.
Sopir itu langsung menghentikan mobilnya. Disana Andira turun dari taxy. Tak lupa Andira membayar taxy itu. Dan taxy itu pun pergi.
Andira langsung bergegas masuk kedalam restoran itu. Disana dia melihat Baskara yang masih bermesra-mesraan bersama istrinya.
"Hey! Kenapa kalian sangat mesra seperti ini? Dan itu tidak sopan! Apalagi dihadapanku langsung" teriak Andira membuat semua karyawan disana menoleh.
Baskara dan Fania menoleh kearah dimana Andira berdiri. Baskara melihat Andira berdiri di hadapannya dengan penuh emosi. Tangan Andira kini dikepalkan olehnya.
Andira langsung mendekat kearah Fania dan menjambak rambut Fania.
"Pergi dari hadapan Baskara, Fania! Kamu tidak pantas disini. Seharusnya aku yang berada disini" teriak Andira.
Baskara yang melihat tingkah Andira pun langsung berdiri dan memisahkan Andira agar tak mencambak istrinya.
"Pergi kamu Andira! Kamu yang tidak berhak disini! Siapa kamu? Kamu bukan siapa-siapa saya. Jika tidak pergi dari sini aku akan menelepon Frans" ancam Baskara.
"Terserah! Aku tidak peduli. Telpon saja Frans" jawab Andira dengan emosi yang sudah memuncak.
Karyawan disana pada mendekat dan mengusir Andira. Karena kedatangan Andira suana restoran itu menjadi sangat kacau dan ricuh.
Andira terus saja membuat masalah yang tak masuk akal.
Kini Andira pun sudah pergi keluar dari restoran. Karyawan disana mengancamnya akan melaporkan polisi jika ia tak mau pergi.
"Ih sialan tuh perempuan. Liat aja nanti aku pasti bisa dapatin Baskara" ucapnya.
Andira membuka ponselnya, ia kembali memesan taxy online lagi. Tak lama kemudian, taxy itu pun sampai. Andira langsung bergegas masuk kedalam taxy itu untuk pulang ke rumahnya.
Kini uang Andira sudah sangat sedikit. Hanya cukup untuk membayar taxy yang ia tumpangi. Andira tertunduk lesu, ia sangat tak berdaya.
'Aku harus bisa mendapatkan hati Baskara'