NovelToon NovelToon
40 Hari Sebelum Aku Mati

40 Hari Sebelum Aku Mati

Status: sedang berlangsung
Genre:Teen / Fantasi / Reinkarnasi / Teen School/College / Mengubah Takdir / Penyelamat
Popularitas:7k
Nilai: 5
Nama Author: Tiga Dara

Bagaimana rasanya jika kita tahu kapan kita akan mati?
inilah yang sedang dirasakan oleh Karina, seorang pelajar SMA yang diberikan kesempatan untuk mengubah keadaan selama 40 hari sebelum kematiannya.
Ia tak mau meninggalkan ibu dan adiknya begitu saja, maka ia bertekad akan memperbaiki hidupnya dan keluarganya. namun disaat usahanya itu, ia justru mendapati fakta-fakta yang selama ini tidak ia dan keluarganya ketahui soal masa lalu ibunya.
apa saja yang tejadi dalam 40 hari itu? yuk...kita berpetualang dalam hidup gadis ini.

hay semua.... ini adalah karya pertamaku disini, mohon dukungan dan masukan baiknya ya.

selamat membaca....

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tiga Dara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27. Pak Bewok

Dimas terengah-engah begitu sampai di depan pintu toko bunga ibunya. Nafasnya naik turun tidak karuan. Jarak antara tempat jualan pak Bewok sampai ke toko bunga tidak terlalu jauh, mungkin hanya sekitar 150 sampai 200 meter saja. Tapi lain ceritanya jika perjalanan itu harus ditempuh dengan berlari, dalam kondisi jalanan yang ramai kendaraan berlalu lalang.

Entah kenapa, kaki Dimas terpacu untuk berlari. Seperti isi kepalanya memerintahkan tanpa sadar. Sementara hati dan pikirannya dibuat kacau oleh asumsi asumsinya sendiri setelah mendengar pertanyaan dari pak Bewok soal ibunya.

Dimas membungkuk, meletakan telapak tangannya menyangga pada lututnya, mengatur nafasnya begitu ia mencapai pintu kaca toko bunga ibunya.

“Kenapa a Dimas? Kok ngos-ngosan gitu?”

Akbar, salah satu pegawai ibunya yang sedang mengerjakan pesanan rangkaian bunga di ruang kerja disisi kanan ruang utama terheran-heran mendapati anak dari bosnya ini membungkuk dengan nafas tersengal sengal.

“Gak…apa…apa…Bang…”

Dimas bahkan kesulitan untuk berbicara, masih berusaha mengatur nafasnya.

“Abis lari-lari a?”

Dimas mengangguk.

“Jam segini?”

Dimas mengangguk lagi.

“Pakek baju seragam sekolah?”

“Sttt…. Berisik lu bang.”

Dimas melirik Akbar yang duduk di kursi plastik kecil memegang bunga dan sterofoam dengan kesal. Sementara nafasnya mulai bisa ia atur.

“Kaya abis liat hantu aja a. Lari begitu.”

“Emang ia. Abis liat hantu. Hantu kaki pincang.”

Dimas melengos, menggeser pintu kaca toko dan masuk kedalam, langsung menuju meja kerja ibunya meninggalkan Akbar yang melongo bingung mendengar jawabannya.

“Hantu pincang??”

Akbar celingukan, melihat ke arah datangnya Dimas dan menjulurkan lehernya seolah mencari sesuatu.

“Jam segini hantu-hantu udah beredar? Ah… ada-ada bae tuh bocah. Ngelindur kayaknya.”

Akbar hanya geleng-geleng kepala dan kembali menekuni pekerjaanya.

Sementara Dimas yang sudah duduk di meja kursinya lantas membuka tas dan mengaduk aduk isinya.

“Mana sih, perasaan gua simpen di tas.”

Ia keluarkan semua buku-buku pelajaran dan ia tumpahkan seluruh isi tasnya di atas meja. Hingga akhirnya.

“Hah ini dia.”

Ia mengambil sebuah foto yang ia dapatkan dari ibunya dulu sebelum ia berangkat ke Bandung untuk yang kedua kalinya. Sebuah foto yang ia selipkan di buku catatan kecil miliknya. Foto ayahnya.

Ia mengamati foto itu dengan seksama. Lalu mengingat dan membayangkan wajah pak Bewok, penjual es buah yang barusan ia temui. Mencari persamaan atau kemungkinan-kemungkinan kemiripannya.

“Tapi wajahnya gak mirip.”

Dimas memincingkan matanya. Bergumam seolah sedang berdiskusi dengan pikirannya sendiri.

“Muka pak Bewok penuh jampang, ada kumis sama jenggot juga. Tapi kayaknya garis wajah sama dagu mereka beda. Gak, gak mungkin itu papa. Mukanya jelas beda.”

Dimas menggaruk rambutnya yang tidak gatal. Berharap dengan begitu ia mendapat sebuah kepastian jawaban atas pertanyaanya sendiri.

“Tapi dari mana dia tau kalau nama mama itu Nurma Sari. Mama gak akan pernah ngenalin diri pakek nama lengkap begitu ke orang-orang. Bahkan karyawan mama aja gak ada yang tau deh kayaknya nama lengkap mama. Arh….”

Dimas mulai frustasi sendiri. Ia menelungkupkan wajahnya diatas meja sembari menggerutu kesal. Ia mulai berfikir, mungkin ia hanya terlalu berlebihan. Membantu kakaknya yang sedang berusaha mencari ayahnya membuatnya menjadi lebih sensitif akhir-akhir ini.

Kriiiiing….

Ponselnya berbunyi. Dengan malas ia mengangkat wajahnya dari atas meja dan merogoh kantung celana sekolahnya untuk meraih ponselnya.

Karina Bawel, begitu nama yang tertera di layar ponselnya.

“Halo kak.”

“Dim, lu kok belum pulang jam segini. Lu dimana?”

“Di florist gantiin mama. Kan mama nganterin lu balik.”

“Dimas, dengerin gue. Ini mama lagi on the way balik ke florist, gue mau minta tolong sama lu. Penting banget ini.”

Suara kakaknya diseberang sana terdengar sangat antusias. Hal ini justru membuat Dimas merasa semakin kesal.

“Apaan sih kak. Gue capek tau, baru juga balik sekolah. Belum juga selesai tugas dari mama. Lu besok lagi aja deh.”

“Dimas ini penting. Gue kan lagi gak boleh kemana-mana. Cuma lu yang bisa bantuin.”

Dimas menarik nafas panjang. Kepalanya kembali ia letakan di atas meja sementara ponsel yang ia pegang masih menempel di telinganya.

“Emang apaan sih kak?”

Suaranya melemah, hari ini entah kenapa rasanya badan Dimas mendadak menjadi sangat tidka bertenaga.

“Abis ini gue kirimin lu alamat. Lu cari alamat itu. Sampe ketemu. Serah deh lu mau alasan apa sama mama. Oke?”

“Alamat siapa sih? Jauh gak?”

“Ya, agak jauh sih. Tapi gak jauh-jauh banget kok. Tenang aja, gue transferin duit transport ama buat lu jajan.”

Dimas bangkit dengan semangat mendengar kata ‘duit’ dan ‘jajan’.

“Beneran ya, ada duitnya. Kalau jauh kan harus naik ojek ini, mana udah sore. Tar lagi malem. Belum lagi harus cari akal buat ijin mama, kan jadi per-“

“Iya iya bewel bener sih. Iya gue kasih duit.”

Karina ngomel memotong bicara adiknya yang akhirnya bangkit dengan semangat dan nyengir girang.

“Ya udah, tar mama dateng langsung berangkat gue. Duitnya transferin sekarang biar gue langsung gas.”

“Hmm…”

Karin menyahut sebelum ia mematikan sambungan telephon. Beberapa detik kemudian masuk pesan whats app dari kakaknya memberikan alamat yang harus ia cari.

“Istana Puding. Jalan Cemara Indah nomer 146, Jakarta Selatan. Okeeee kita cari dulu di internet.”

Dimas membuka peta digital di sebuah aplikasi dan menuliskan alamat tersebut dalam kolom pencarian. Tak lama hasilnya keluar, sebuah rute yang cukup jauh dan lalu lintas yang padat. Ia mengamati dengan seksama. Jarinya lincah memperbesar tampilan layar dan menggeser ke kanan dan ke kiri untuk melihat arah mana yang harus ia tempuh untuk bisa sampai kesana.

“Wah, mayan jauh ini. Mana jam segini jalan lagi macet macetnya ini jam pulang kantor. Harus naik ojek motor biar bisa sat set.”

Ia memperhatikan warna tanda merah dalam jalur peta di layar ponselnya, menandakan area tersebut padat lalu lintas.

“Liatin apa Dimas, asik bener. Sampai salam mama gak dibalas.”

Nurma sudah berada dalam ruang kerja saat Dimas asik memperhatikan ponselnya hingga tak mendengar ibunya masuk dan memberi salam.

“Eh, mama udah dateng. Maaf ma Dimas gak denger. Mah, Dimas minta ijin ya, Dimas ada kegiatan mendadak nih sama temen temen harus nyari bahan praktikum buat besok. Dimas ijin pulang agak malam ya.”

Nurma meletakan tasnya di meja samping nakas, lalu duduk melepaskan sepatunya dan berganti dengan sendal selop yang ia siapkan khusus untuk dirinya saat bekerja di toko.

“Harus banget sekarang ya? Kamu belum makan, belum ganti baju.”

“Dimas bawa baju ganti kok. Di tas Dimas selalu ada kaos yang Dimas siapin buat jaga-jaga. Boleh ya ma?”

“Ya udah, tapi tetep gak boleh lewat dari jam 8 malam harus sampai rumah ya?”

“Siap mama….”

Dimas memberi sikap hormat kepada ibunya. Segera ia berganti baju lalu memesan ojek online dan bergegas meninggalkan toko bunga ibunya.

***

1
Soraya
semangat thor updatenya
Soraya
jgn jgn nek mojang itu putri
Benny Benny saputra
terus
Soraya
apa mungkin Pak bewok penjualan es itu budiman
Soraya
mampir thor
🔥_Akane_Uchiha-_🔥
Sangat kreatif
mamak
keren mb Dy,
Tiga Dara: hey... sapa nih??
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!