NovelToon NovelToon
DENDAM GUNDIK

DENDAM GUNDIK

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Horror Thriller-Horror / Kumpulan Cerita Horror / Dendam Kesumat / Balas dendam pengganti
Popularitas:60.7k
Nilai: 5
Nama Author: Dae_Hwa

“ARRRGGGHHH! PANAAS! SAAKIIITT!”

Sekar Arum tak pernah membayangkan, setelah dipaksa menjadi gundik demi melunasi hutang orang tuanya, ia justru mengalami siksaan mengerikan dari para perempuan yang iri dan haus kuasa.

Namun, di saat dirinya berada di ambang hidup dan mati, sosok gaib mendekatinya. Roh sinden dari masa lalu yang menyimpan dendam serupa.

Arum akhirnya kembali dan menggemparkan semua orang-orang yang pernah menyakitinya. Ia kembali dengan membawa semua dendam untuk dibalas hingga tuntas.

Namun, mampukah Sekar Arum menumbangkan musuhnya yang memiliki kuasa?

Atau justru ia akan kembali terjerat dalam luka dan nestapa yang lebih dalam dari sebelumnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dae_Hwa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

DG 27

“Arum ... izinkan aku memberi pelajaran untuk Bapakmu.”

Suara Larasmi menggema lembut di dalam kepala Arum—namun terdengar menyesakkan.

Arum berdiri terpaku di depan jendela, menatap langit yang perlahan berawan. Jemarinya menyeka pipi yang masih perih, napasnya pelan namun berat. Tubuhnya bergetar tipis, ada satu emosi yang perlahan menyelinap ke dalam dada. Untuk sesaat, ia terdiam—lalu mengangguk.

Gerakan kecil, nyaris tak kentara. Namun cukup bagi dunia yang tak kasat mata untuk mengartikan itu sebagai persetujuan.

Sekonyong-konyong, cermin tua yang tergantung di dinding memutih, diselimuti embun dari arah dalam—seolah ada sesuatu yang bernapas dari sisi seberang.

CRACK!

Satu retakan menjalar perlahan dari sisi bingkai kanan, menjurus ke tengah—membelah bayangan di dalamnya menjadi pecahan samar yang tampak bergerak.

“Lakukan sesukamu, Laras!” suara Arum terdengar lirih dan juga—murka.

Suasana pagi itu mendadak berubah muram. Awan hitam menggulung tanpa aba-aba. Cahaya matahari menghilang, digantikan kilatan petir yang bersambung-sambung di atas langit. Angin bertiup pelan—membawa aroma tanah basah dan bunga kenanga yang menyengat.

“BALASKAN RASA SAKITKU, LARASMI ...!”

Petir menyambar di kejauhan.

KWAAAK! KWAAAK! KWAAAK!

Tiga ekor burung gagak melintas rendah di atas rumah besar. Sayap mereka menebar bulu-bulu hitam yang luruh ke tanah, melambai seperti firasat buruk.

Dan pada saat yang sama, mulut Arum mengeluarkan kepulan asap hitam. Menggumpal dan berputar—lalu melesat keluar menembus dinding dan hutan di belakang Paviliun.

Asap itu meluncur cepat, seperti panah gaib yang mencari mangsanya.

Menyusuri jalan setapak yang baru saja dilewati oleh dua manusia—Pawiro dan Sarinem—yang kini tengah berjalan menyusuri jalur sempit hutan bambu. Tak tahu, bahwa sesuatu sedang mengincar mereka.

KWAAAK! KWAAAK! KWAAAK!

Suara gagak yang terbang rendah melintasi kepala keduanya pun menggema. Sarinem spontan merunduk, sementara Pawiro mendongak, memaki pelan.

“Dasar burung sialan ...!” desisnya kesal.

Namun ia tak sadar, bayangan hitam penuh dendam, berdiri diam di batas pandang—mengawasi mereka, menanti izin untuk bergerak.

Bayangan hitam itu melesat menembus pepohonan, meliuk seperti ular bersisik bayangan. Ia bergerak cepat, menyalip langkah Pawiro dan Sarinem yang tengah melintasi jalur hutan kecil di belakang rumah besar.

Langkah Pawiro melambat. Ia mengusap tengkuknya yang mendadak dingin seperti es.

“Nem ... kau dengar sesuatu nggak?” tanyanya curiga.

Sarinem menggigit bibir, tak menjawab. Tapi tubuhnya sudah gemetar, matanya tak lepas dari jalan tanah yang entah kenapa tampak lebih gelap dari sebelumnya. Kabut turun perlahan, mengikis jarak pandang.

“Wiro ...!” jerit Sarinem parau.

Pawiro lekas membalikkan badan. Namun, sang istri tak ada di belakangnya. Kening pria itu sontak berkerut dalam.

“Nem? Inem? Sarinem? Di mana kau?!” jeritnya panik.

Langkah Pawiro mulai goyah. Ia mencoba maju—Namun, saat Pawiro kembali melangkah—

KRAAAK!

Kakinya menapak di sebuah lingkaran tanah lunak ... dan tepat saat itu—

CTAK!

“ARRRGGGHHH!” Pawiro meraung keras.

Dari balik tanah, sebuah jebakan logam tua—besar dan bergerigi—mengatup ke betis Pawiro. Darah segar mengucur deras, tubuh pria berkaos longgar itu langsung ambruk di tanah.

“NEM!” jerit Pawiro sekuat tenaga. “KAKIKU SAKIT, NEM!”

Namun, tak ada siapapun di hutan yang amat berisik dengan suara gagak.

KWAAAK! KWAAAK! KWAAAK!

Angin tiba-tiba menggila. Dari balik kabut, terdengar derap langkah kaki yang bukan milik manusia. Sosok hitam samar berdiri di antara pepohonan—rambutnya panjang menjuntai, kebaya hijaunya tampak kelam, dan matanya bersinar merah redup.

Larasmi telah menjelma. Dengan kuku-kuku panjangnya, sosok seram itu merangkak naik memanjati pohon.

Suara tawa Larasmi melengking nyaring. Sontak membuat Pawiro yang tengah kesakitan langsung menoleh dan seketika merinding.

“S-s-s-siapa kau?!” teriak Pawiro takut.

Larasmi tak mendekat, ia hanya bertengger di dahan pohon, dengan bibir tersenyum lebar—sangat lebar.

“AKU ADALAH WUJUD DARI DERITA PUTRIMU, PAK TUA!” Suara Larasmi melengking lirih, lidahnya tiba-tiba menjulur panjang. Semakin panjang, hingga berhasil menyentuh dan melilit leher Pawiro.

Pawiro tergagap. Tangannya mencengkeram lidah basah dan dingin itu, mencoba melepaskan lilitannya dari leher. Tapi, semakin ia meronta, lidah itu justru semakin mencekik dengan kuat dan kencang.

“Lepas! Lepas!”

*

*

*

Maaf baru sempat up ya, Readers. Dua hari lalu, saya mengantar mertua pulang ke kampung halaman. Operasi berjalan dengan lancar (Alhamdulillah).

Semalam Author baru sampai kembali di rumah, mau up tapi bener² kelelahan 😢

Semoga masih ada yang menanti karya ini ya 💜

1
❤️⃟Wᵃf ༄SN⍟𝒚𝒂𝒚𝒖𝒌🦈
wehhh kok ya si nyai blm sadar diri masih aja merasa sok berkuasa sekrang si sosro modyar terus areo golek dukun kyo po dikun cabul tahh
hahahaaa ben kapok kw
Siti Yatmi
hua...ha......makan tuh otong. ...madun udh game over. .alias tamat riwayat nya...
isnaini naini
ini mak kndung apa mak pungut sih
Sayur segar
dirimu juga lucu tor kalimatnya. aku blm mov on dr suara madun yg serak2 berserakan 😆
Sayur segar
nur kita bestie jg mulai skrg
Sayur segar
bestie awak ini
Sayur segar
dasar tak tau diri. ih padahal aju lagi heppy2nya otong madun putus. malah kesel liat si inemsarinem kupret
Sayur segar
aku gk dkung mu jd anak durhaka rum. tapi bagus lawan aja itu ibu kandung lembik
Sayur segar
akhir hayat ayah yg dzolim pada anak
Sayur segar
Alhamdulillah 😣
Sayur segar
ke alam baka hus hus hus
Sayur segar
tadi kau nyariin madun. simpan lah itu ikat kepala btaek lalat 🤣 kenang2an dari madun gondrong
Sayur segar
Yuyuuuun, syukurlah, ini kayaknya ada pengganti madun yun 🤣
Sayur segar
lagi di nina bobok sama buaya rawa etdahhh
Sayur segar
ya kalau gk prcaya pergi aja sono ke bukit
EkaYulianti
kenang-kenangan bt yuyun/Grin/
isnaini naini
lah disumpit pake jarii...😀buat sovenir nya yuyun dan Lastri...
Wisell Rahayu
udh goreng aja yun,otong ny simadun kan lumayan buat makn siang..wong kamu juga udh menikmatinya...😀😀😀
💕Bunda Iin💕
burung sama buah jakar nya madun itu🤣😂
💕Bunda Iin💕
ga pake sambar gledek lgi disambar buaya peliharaan mbah darsih noh laki pujaan kau yg buruk rupa🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!